Hari kembali pagi, aktifitas Linda sudah di mulai dengan membersihkan bagian rumah Nelvan yang amat besar itu seorang diri sedangkan si pemilik rumah tidak terlihat, kemungkinan belum bangun karena waktu masih cukup pagi.
Sarapan telah di siapkan oleh Linda, ia pun juga sudah sarapan sebelum mulai kembali bekerja. Kondisinya sudah jauh lebih baik setelah tragedi berdarah beberapa hari lalu yang membuatnya sampai harus di rawat di rumah sakit.
Dengan memakai kalung dan juga gelang pemberian Hans, Linda merasa lebih semangat untuk bekerja, ia berusaha melupakan apapun yang bisa membuat pikirannya kelebihan muatan. Dengan mengosongkan pikiran untuk mengisi pikiran yang lain yang lebih berguna, membuat Linda tidak sadar telah menarik perhatian Nelvan dari kejauhan.
Senyum dan semangat Linda seolah-olah gadis itu baru pertama kali bekerja di sana, energinya masih penuh tanpa berkurang sedikitpun. Nelvan bersandar di dinding mengamati Linda yang belum sadar dengan pos
Hari sudah cukup pagi tapi langit masih terlihat gelap belum memunculkan matahari secara penuh, di dalam cahaya lampu yang menyala di meja nakas membuat Linda dapat melihat Nelvan yang masih tertidur.Tubuhnya sakit semua setelah di permainkan semalaman oleh lelaki itu, dengan gerakan sangat pelan Linda turun dari tempat tidur mengambil kembali pakaian yang di lepaskan oleh Nelvan semalam, setelah itu Linda keluar dari kamar tersebut dengan sedikit pincang.Kedua kelopak mata Nelvan menyipit melihat Linda keluar, sudut bibirnya mengukir senyum tipis ketika kepuasannya telah terpenuhi menggunakan tubuh Linda. Sangat menyenangkan ketika bentuk tubuh gadis itu berlekuk dengan tonjolan yang membesar, meski begitu Nelvan masih belum sepenuhnya puas jika tidak lagi menyentuh gadis itu lagi lain kali.Di lihatnya keluar jendela di mana matahari mulai timbul, Linda membersihkan diri lalu memakai pakaian yang bersih,kali ini ia tidak pendarahan seperti kali
Linda berdiri melihat Maggie membawa koper turun dari mobilnya sedangkan Nelvan yang duduk di kursi rodanya hanya mampu menepuk keningnya melihat apa yang akan ibunya itu lakukan.“Tuan Xander, bagaimana ini?” tanya Linda.“Jangan memanggilku Xander jika ada ibuku, dia akan langsung tau siapa kau di rumah ini jika memanggilku seperti itu,” jawab Nelvan.“Apa ku boleh memanggil Anda dengan nama depan? Aku rasa itu tidak sopan,” ucap Linda.Nelvan menoleh menatap tajam ke arah Linda, “Apa kau bisa mendengar apa yang aku katakan? Panggil namaku setidaknya sampai ibuku pulang, jika dia tau kau adalah maid di sini lalu aku pura-pura menjadikanmu wanitaku maka buka hanya aku saja yang ada dalam masalah tapu kau pun akan mendapatkannya”, sahut Nelvan.Linda kembali terdiam lalu ia segera membantu Maggia yang membawa kopernya, “Nyonya, biar saya membantu Anda,” Linda membawakan koper yang cukup be
“Mia, apa kau tau bagaimana caranya menjadi nakal?” tanya Linda melalui sms yang ia kirimkan, pesan yang Linda kirim ke Mia tidak langsung di jawab, butuh sekitar tiga menit sebelum pesan dari Mia masuk.[“Untuk apa kamu bertanya seperti itu, apa ada orang yang membuatmu dalam masalah?”] Mia balik bertanya.Linda bingung harus menjawab apa sehingga ia perlu berpikir sebelum menjawab pesan Mia, “Katakan saja, aku hanya ingin tau bagaimana caranya”[“Apa lelaki itu menarik perhatianmu sampai kau berusaha menjadi nakal untuk menggodanya?”]Linda memutar bola matanya membaca pesan Mia, “C’mon Mia, aku tidak seperti itu aku hanya ingin bertanya padamu” jawab Linda.Tak lama sebuah panggilan masuk di ponsel Linda, “Apa yang membuatmu sangat ingin menjadi nakal? Tapi jika memang kamu tidak ingin menjawabnya lupakan saja, kalau kamu ingin menjadi nakal kamu tinggal lakuka
Sudah cukup pagi saat Linda lagi-lagi bangun lebih dulu ketimbang Nelvan, semalam keduanya berdebat karena Linda menolak untuk tidur satu kasur dengan Nelvan hingga Linda memutuskan untuk tidur di sofa tapi saat Linda bangun dia sudah berbaring di samping Nelvan.Kedua mata Nelvan yang terpajam menghadap Linda terlihat sangat menenangkan, wajah lembutnya saat di terpa sinar matahari sungguh menggemaskan tapi kenapa saat lelaki itu membuka matanya, semua yang Linda lihat saat ini hilang tiba-tiba.Wajah Nelvan saat sadar selalu membuat Linda kesulitan untuk menahan gejolak ketakutan, tatapan yang tajam dan penuh amarah seolah ingin menggigit Linda sampai ke tulang.Nelvan bergerak dari tidurnya, Linda pura-pura kembali tidur sampai tempat tidur serasa bergerak barulah Linda membuka sedikit kelopak matanya, Nelvan sedang menopangkan kepalanya dengan sebelah tangan dengan posisi miring menghadap Linda.“Apakah sebegitu nyaman tidur dengan seorang pange
Malam ini Maggie tidak pulang ke rumah Nelvan karena sebuah urusan mendesak yang harus di lakukan di tempat lain, hal itu membuat Linda merasa lebih lega sehingga ia bisa tidur di kamarnya yang sudah di siapkan di rumah Nelvan tanpa harus satu kamar dengan lelaki itu lagi.Linda tidak bisa terus menerus menjadi boneka yang di mainkan oleh Nelvan setiap malam, dengan lelah Linda membaringkan tubuhnya, matanya baru saja terpejam saat pintu yang tertutup terbuka dengan kasar sampai Linda terlonjak kaget.Terlihat Hans berdiri di depan pintu kamar Linda, tadinya Linda pikir yang membuka kamar itu adalah Nelvan tapi rupanya bukan, Linda langsung berdiri melihat Hans yang berwajah panik.“Ada apa, Hans?” tanya Linda.“Bantu aku” jawab Hans.“Bantu? Apa yang bisa aku lakukan?” tanya Linda.“Nelvan sedang dalam kondisi kritis dan penjaga tidak ada yang bisa membantuku jadi bantu aku merawat Nel
Sudah sangat larut malam ketika Nelvan kembali membuka matanya, sepertinya ia tidak jadi mati karena ulah Bella, Nelvan bersyukur ia menyadari perbuatan Bella sebelum cairan infus yang sudah tercampur sesuatu memasuki tubuhnya.Saat akan bergerak Nelvan di kejutkan dengan posisi Linda yang tidur dengan posisi duduk tepat di sampingnya, pergerakan Nelvan berhenti karena tiba-tiba saja ia tidak tega membangunkan Linda.Gadis itu pasti sangat lelah setiap hari harus mematuhi perintahnya bahkan melakukan pekerjaan di luar pekerjaaan sebagai Maid. Ponsel yang terletak tak jauh dari Nelvan berbaring saat ini di ambil, terlihat sebuah pesan dari Hans.[“Linda Akan menjagamu di saat aku mengurus Romy, selagi Linda menjagamu tolong jangan repotkan dia dengan perintahmu”], tulis Hans pada pesan yang ia kirimkan untuk Nelvan.Di letakkan kembali ponsel itu ke tempat semula, tatapan Nelvan melihat ke arah Linda yang terpejam. Sebenarnya ada perasaan tidak
Maggie datang ke ruang rawat Nelvan yang kala itu kebetulan Linda sedang menyuapi Nelvan sehingga terlihat di mata Maggie jika kedua orang itu adalah pasangan yang sangat penuh cinta, padahal Linda melakukan hal itu karena permintaan Nelvan yang berpura-pura manja karena tau Maggie akan datang. “Sekarang aku sudah tidak perlu menghawatirkanmu,” ucap Maggie sembari berjalan mendekat, “aku baru saja pergi beberapa jam tapi kau sudah seperti ini, kemana penjagaan yang sering mengikutimu sampai mereka membiarkanmu terluka seperti ini?” lanjutnya. Nelvan menghela nafas rendah, Maggie bilang tidak akan khawatir tapi kata-kata yang di ucapkan justru adalah sebaliknya. “Anggap saja aku sedang sial” jawab Nelvan ketus, Linda menatap Nelvan heran, kenapa dengan ibunya sendiri Nelvan berbicara seperti itu?. “Aku permisi, sepertinya kalian butuh berbicara berdua” sela Linda, namun Nelvan mencekal tangan gadis itu agar tidak pergi kemana-mana. “Tetaplah di
Hujan di musim semi adalah hal biasa, mobil BMW hitam melaju membelah jalanan kota di sore hari sebelum akhirnya mobil tersebut berbelok ke dalam sebuah rumah yang memiliki gerbang tinggi dan pekarangan yang sangat luas. Karena kekeras kepalaan Nelvan akhirnya lelaki itu kini memilih di rawat di rumah, Linda dan Hans duduk di kursi depan sebelum mobil benar-benar berhenti. Hans buru-buru turun dari mobil untuk membantu Nelvan tapi lelaki itu menolak, “Apa ibuku ada di rumah?” tanya Nelvan. “Aku sudah memastikan ibumu sedang pergi ke Washington tadi siang ...,” jawab Hans. Nelvan keluar dari mobil tanpa bantuan, Linda tidak berniat membantu karena sebelumnya Nelvan telah menolak bantuan dari Hans, dengan langkah pelan sepasang kaki Nelvan berjalan masuk ke dalam rumah. Dua orang kini juga berjalan di belakang Nelvan, “Apa menurutmu dia kekanakan?” tanya Hans. Linda menoleh, “Sedikit.” Jawabnya, lalu menatap Nelvan yang sekarang sudah du