Home / Urban / Pelatih Renang Idaman Para Sosialita / Bab 86. Godaan Artis Nakal

Share

Bab 86. Godaan Artis Nakal

Author: WAZA PENA
last update Last Updated: 2025-09-18 14:07:28

Aku berdiri terpaku di dalam kamar kos yang tiba-tiba jadi sesak. Putri masih duduk di kursi, tapi tatapannya tajam penuh curiga, seperti detektor kebohongan yang menelanjangiku. Aku sudah menjelaskan kalau aku ada urusan keluarga, tapi dia tetap menatapku dengan senyum yang nggak enak dilihat. Senyum licik bercampur manja.

"Kalau gitu aku ikut," ucapnya tiba-tiba, nada suaranya ringan seolah itu hal sepele.

Aku langsung menelan ludah. "Apa? Ikut? Putri, nggak bisa. Ini urusan keluarga, bukan hal yang bisa kamu campuri."

Dia bangun dari duduknya, berjalan pelan ke arahku dengan langkah-langkah kecil yang terasa menyeramkan sekaligus menggoda.

"Justru karena urusan keluarga aku harus ikut. Aku nggak mau ditinggal. Siapa tahu Kak Dion bohong," ucapnya, senyumnya makin nakal.

"Aku nggak bohong," balasku cepat, suaraku meninggi. Aku mencoba menenangkan diri, menarik napas panjang. "Putri, aku serius. Jangan ikut. Ini nggak ada hubungannya sama kamu."

Dia tidak menjawab. Matanya mengunci
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 113. Menemukan Bunga

    Aku masih tenggelam dalam pikiran sendiri, selang beberapa saat, tiba-tiba suara langkah mendekat membuatku menoleh. Mataku membesar begitu melihat sosok yang tak asing."Anya?" ucapku refleks.Dia tersenyum tipis, lalu melambaikan tangan seolah kedatangannya hal biasa. Aku belum sempat berkata apa-apa ketika Raka dengan santai berdiri. "Gue yang nyuruh dia datang, Dion. Santai aja."Aku mengernyit, bingung dengan maksud Raka. "Lo yang nyuruh? Buat apa?"Anya melangkah mendekat, lalu duduk di kursi kosong di antara kami. Senyumnya ramah, seperti berusaha mencairkan suasana. "Hai, Kak Dion. Hai juga, Kak Raka. Aku kesini memang karena diminta Kak Raka. Katanya ada hal penting yang harus aku jelaskan."Aku langsung menoleh ke Raka, wajahku penuh tanya. Raka hanya mengangguk pelan, ekspresinya serius. "Iya, Dion. Aku pikir udah saatnya kamu tahu. Anya pernah cerita ke gue."Jantungku berdetak cepat, aku tidak mengerti arah pembicaraan ini. "Tahu apa? Jangan bikin aku makin bingung, Ka."

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 112. Bunga Pergi

    Begitu aku melangkah keluar dari café itu, dunia rasanya jadi kabur. Suara orang-orang yang lalu lalang di trotoar terdengar jauh, seperti gema samar yang nggak nyata. Kakiku terasa berat, tapi entah kenapa aku terus melangkah ke arah mobil.Begitu sampai, aku langsung membuka pintu dan menjatuhkan diri ke kursi sopir. Tanganku otomatis menutup pintu dengan keras, bunyinya menggema menusuk telinga.Aku duduk terdiam beberapa detik, menatap kosong ke arah setir. Napasku berat, dada sesak, dan tangan ini masih bergetar hebat. "Bunga... Kamu beneran sama pria lain?"Aku memukul setir mobil dengan keras. Sekali. Dua kali. Hingga rasa sakit menjalar ke tulang. Tapi rasa sakit itu nggak ada apa-apanya dibanding rasa hancur yang merobek hati ini."Kenapa, Bunga?" suaraku serak, nyaris bergetar. "Kenapa kamu ngelakuin ini ?"Air mata akhirnya pecah, menetes tanpa bisa kutahan. Aku buru-buru mengusapnya kasar, menolak terlihat lemah, meski nggak ada siapa-siapa di sini. Tapi perasaan ini... be

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 111. Bunga Bersama Pria Lain

    Sepanjang perjalanan menuju alamat yang Raka kasih, pikiranku benar-benar kacau. Tanganku gemetar saat menggenggam setir, bahkan beberapa kali aku hampir kehilangan fokus. Rasanya sesak di dada, seolah ada batu besar menekan dan bikin sulit bernapas. Kata-kata Raka terus berputar di kepalaku. "Bunga sering bersama pria lain."Aku menggertakkan gigi, mencoba menepis kalimat itu. "Nggak mungkin. Bunga nggak kayak gitu. Dia bukan cewek yang gampang dekat sama cowok lain." Tapi semakin aku menyangkal, semakin kalimat itu menghantam pikiranku. Apa mungkin Raka salah? Apa mungkin orang yang disuruh ngawasin salah lihat?Mataku panas, hampir meneteskan air mata, tapi aku tahan sekuat tenaga. Campur aduk, marah, takut, kecewa, cemburu. Semuanya bikin kepalaku pusing. Bayangan wajah Bunga terus muncul, senyumnya, suara lembutnya, tatapan matanya. Semua kenangan indah itu mendadak terasa asing, seakan bisa hancur kapan saja.Aku menggeleng keras, bahkan sempat menampar pipiku sendiri. "Nggak mu

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 110. Hati Yang Hancur

    Raka menatapku dengan wajah yang sulit kubaca. Nafasnya berat, dan dia sempat memejamkan mata sebelum akhirnya berkata pelan, "Dion… sumpah, orang yang kasih info ke gue bilang gitu… Bunga sering terlihat bersama seorang pria."Kata-kata itu menancap tajam di telingaku. Untuk sesaat, aku terpaku, tak mampu merespons. Suara di sekeliling café mendadak lenyap, hanya gema kalimat itu yang terus berputar di kepalaku."Ap- apa maksud lo, Ka? Lo jangan asal ngomong!" suaraku serak, hampir tak terdengar.Raka menatapku serius, lalu mengangguk sekali. "Ya. Katanya, beberapa kali dia lihat Bunga sama cowok itu. Mereka keliatan deket."Sontak tubuhku terasa lumpuh. Aku terperanjat, dadaku seperti diremas dari dalam. Kata-kata Raka menghantamku lebih keras daripada pukulan apapun.Seolah bayangan mimpi yang pernah menghantuiku, mimpi ketika aku melihat Bunga bersama pria lain, kini menjelma nyata. Aku teringat jelas senyum Bunga dalam mimpi itu, senyum yang bukan ditujukan untukku. Seketika hati

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 109. Informasi Menyakitkan

    Sinar matahari pagi menembus tirai tipis kamar hotel, membuat mataku yang baru saja terpejam kembali terbuka. Tubuhku terasa berat, tapi aku memaksa bangkit. Di sampingku, Putri sudah terjaga. Dia menoleh, lalu tersenyum menggoda."Pagi, Kak Dion…" suaranya serak, tapi ada kepuasan jelas di matanya.Aku tersenyum tipis, mencoba terlihat tenang. "Pagi juga, Putri..."Dia menyentuh lenganku, mengusap pelan seakan enggan melepas. "Semalam… kamu luar biasa, Kak. Aku tidak menyangka kamu bisa sehebat itu. Aku puas banget..."Aku hanya terkekeh kecil, padahal di dalam dadaku jantung masih berdentum. Aku tidak boleh terlihat mencurigakan, tidak boleh memperlihatkan rasa lega karena sudah menyingkirkan semua rekaman busuk itu. Aku harus bermain peran dengan sempurna."Kalau begitu syukurlah," jawabku ringan, seolah-olah semua hanya bagian dari permainan biasa.Putri tersenyum semakin lebar, lalu menarik selimut menutupi tubuhnya. "Aku benar-benar senang kamu datang. Kamu berbeda dari pria lai

  • Pelatih Renang Idaman Para Sosialita   Bab 108. Gairah Dan Misi (21+)

    Tubuh Putri menindihku dengan penuh hasrat, wajahnya memerah, matanya tajam seolah tidak akan pernah melepaskanku malam ini. "Aku mau dipuaskan, Kak Dion… aku gak peduli apa pun. Aku hanya mau kamu," bisiknya nyaris seperti perintah.Aku menghela napas panjang, membiarkan diriku terlihat pasrah, padahal dalam hati aku tersenyum miring. "Baiklah, Putri. Kalau itu yang kamu mau, aku akan kasih lebih dari cukup, sampai kamu tak sanggup membuka mata nanti.""Lakukan, Sayang.... Nikmati tubuhku, Hmmm...."Nafasnya sudah memburu sejak awal, tapi tatapannya tetap liar, menantangku untuk terus meladeni setiap keinginannya. Aku bisa merasakan bagaimana lengannya melingkar kuat di leherku, seolah dia ingin mengikatku malam ini."Aku gak mau cuma setengah, Kak Dion…" bisiknya dengan nada penuh nafsu. "Aku mau semuanya… aku mau kamu bikin aku lupa diri malam ini."Dengan agresif aku menekan balik, membuat Putri sempat terperangah sebelum akhirnya senyum puas terbit di wajahnya. "Nah… gitu… lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status