author-banner
WAZA PENA
WAZA PENA
Author

Novels by WAZA PENA

Jatah Malam Untuk Mertua

Jatah Malam Untuk Mertua

(AREA DEWASA 21+) Niat hati ingin menikahi perempuan yang dicintainya, Leo justru mendapat syarat yang berat, yang mana dia diminta oleh calon ibu mertuanya agar membagi malam untuknya juga karena seorang janda kesepian. Bagaimana Leo menghadapi permintaan itu? Baca selengkapnya disini !
Read
Chapter: AIR MATA KEBAHAGIAAN
Pagi itu udara terasa berbeda. Matahari baru saja muncul dari ufuk timur, sinarnya masuk melalui sela-sela tirai kamar. Dinda terbangun dengan napas terengah, tangannya refleks memegang perut yang terasa menegang. "Mas…," suaranya lirih, namun terdengar panik.Leo yang sedang bersiap di meja rias langsung berbalik. "Kenapa, Sayang? Sakit?" tanyanya cemas sambil menghampiri."Kayaknya… ini sudah waktunya," jawab Dinda dengan wajah menahan sakit. Matanya berkaca-kaca.Leo langsung memanggil kedua orang tuanya, Pak Arman dan Bu Ratna, yang langsung sigap membantu. Dalam waktu singkat mereka sudah bersiap menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Leo menggenggam tangan Dinda erat, seakan tidak ingin melepaskannya sedetik pun."Sayang, tarik napas dalam… buang pelan-pelan, ya. Kita sudah dekat," ucap Leo berulang kali, mencoba menenangkan walau hatinya sendiri berdegup tak karuan.Setibanya di rumah sakit, perawat segera membawa Dinda ke ruang bersalin. Leo sempat ingin ikut masuk, tapi do
Last Updated: 2025-08-12
Chapter: Kebahagiaan Baru
Satu bulan kemudian, kehidupan Leo dan Dinda terasa semakin membaik. Hari-hari mereka kini dipenuhi senyum dan ketenangan. Perut Dinda semakin membuncit, menandakan usia kandungannya telah memasuki tahap akhir. Setiap gerakan kecil dari janin di dalam rahimnya membuat Dinda tersenyum bahagia.Suatu sore, Leo duduk di sampingnya sambil menatap penuh sayang. “Aku nggak sabar, Sayang… sebentar lagi kita bisa lihat anak kita lahir,” ucapnya lirih, suaranya dipenuhi harapan dan kegembiraan.Dinda membalas tatapan itu dengan senyum hangat. "Aku juga, Mas. Rasanya campur aduk… senang, deg-degan, takut juga. Tapi aku bersyukur, anak kita lahir di keluarga yang penuh kasih."Kebahagiaan mereka semakin lengkap karena hubungan dengan mertua berjalan harmonis. Ibu Leo selalu memperhatikan Dinda, memastikan ia makan cukup, istirahat, dan tidak terlalu lelah. Setiap pagi, aroma masakan hangat buatan sang mertua menyambut mereka di meja makan, menambah suasana rumah yang begitu nyaman.Di tengah keb
Last Updated: 2025-08-12
Chapter: Pak Bram dijebloskan
Pagi itu, suasana di halaman depan rumah Pak Bram terasa tegang. Udara pagi yang biasanya segar kini terasa berat, seolah ikut merasakan amarah yang membara di dada Leo. Lelaki itu melangkah cepat, langkah kakinya menghentak lantai teras kayu. Wajahnya kaku, rahang mengeras, matanya menyala dengan tatapan penuh kemarahan.Pak Bram, ayah angkatnya, sedang duduk santai di kursi rotan sambil menyeruput kopi hitam. Begitu melihat Leo datang, alisnya terangkat, seolah terkejut namun tetap berusaha mempertahankan ekspresi tenang."Ada apa pagi-pagi begini, Leo?" tanya Pak Bram, nadanya datar, tapi ada sedikit nada waspada di balik suaranya.Leo tidak langsung menjawab. Dia berdiri di hadapan ayah angkatnya itu, menatap tajam seakan ingin menembus lapisan topeng yang selama ini menutupi wajah pria tua tersebut. "Aku mau tanya, kenapa Bapak tega memfitnah Dinda?!"Pak Bram mengerutkan kening, berpura-pura tidak mengerti. "Fitnah apa? Aku nggak ngerti maksud kamu.""Jangan pura-pura nggak tahu
Last Updated: 2025-08-12
Chapter: Tuduhan Palsu
Pagi Hari di Kantor Baru. Matahari baru saja meninggi ketika Leo memarkir mobil di halaman gedung megah bertingkat lima. Di bagian depan, papan nama perusahaan itu terpampang jelas, kini sudah resmi atas nama Dinda Prameswari.Leo membuka pintu mobil dan tersenyum. "Ayo, Sayang. Hari ini kamu yang jadi bosnya."Dinda menatap gedung itu dengan mata berkaca-kaca. Rasanya masih seperti mimpi, bahwa tempat yang dulu menjadi sumber ketidakadilan dan rasa sakit hati, kini sepenuhnya miliknya. "Aku… nggak nyangka, Mas. Semua perjuangan kita akhirnya sampai juga di sini."Leo menggenggam tangannya. "Kita sampai di sini bukan karena kebetulan. Kamu berhak, Din. Ini memang milikmu."Mereka melangkah masuk. Begitu pintu lobi terbuka, seluruh karyawan yang sudah diberi pengarahan oleh Pak Arman berdiri rapi di sisi kanan dan kiri, bertepuk tangan menyambut kedatangan pemilik baru mereka. Beberapa karyawan yang dulu mengenal Dinda waktu kecil bahkan menahan air mata, terharu karena gadis yang dulu
Last Updated: 2025-08-11
Chapter: Mengadili Bu Mela
Ruang sidang penuh sesak. Kursi-kursi di barisan belakang dipenuhi wartawan, beberapa memegang kamera, siap mengabadikan setiap momen. Di kursi pengunjung, Pak Arman dan Bu Ratna duduk tegak, wajah mereka tegas namun tenang. Di depan, Leo menggenggam erat tangan Dinda, memberi kekuatan sebelum sidang dimulai. Dinda terlihat gugup, namun Leo terus memenangkannya. Ketika hakim memasuki ruangan, semua berdiri. "Sidang perkara dugaan pemalsuan dokumen dan perampasan hak ahli waris atas nama terdakwa, Melati Wulandari, dibuka." Bu Mela duduk di kursi terdakwa, mengenakan setelan rapi, tapi wajahnya pucat. Sesekali ia menoleh ke arah Leo dan Dinda dengan tatapan tajam, dia terlihat benar-benar benci. Jaksa penuntut bangkit. "Yang Mulia, kami telah mengumpulkan bukti-bukti bahwa terdakwa, Melati Wulandari, secara sengaja menyembunyikan dan memalsukan dokumen waris yang seharusnya menjadi milik saksi korban, Dinda Prameswari. Tindakan ini dilakukan untuk menguasai aset dan saham perusaha
Last Updated: 2025-08-09
Chapter: Berkas itu Berhasil Kembali
Leo dan Dinda masuk ke kamar dengan langkah yang masih terasa berat, seakan-akan mereka baru saja keluar dari mimpi panjang yang belum benar-benar mereka pahami. Leo duduk di tepi ranjang, matanya masih menerawang, memikirkan percakapan barusan dengan kedua orang tua kandungnya."Aku… nggak nyangka, Sayang," ucap Leo pelan, suaranya bergetar. "Mereka… orang tuaku… ternyata selama ini hidup di dunia yang begitu jauh dari kehidupanku. Kaya raya, berpengaruh… tapi aku bahkan nggak tahu mereka ada."Dinda duduk di sampingnya, menggenggam tangannya erat. Ia bisa merasakan betapa campur aduknya perasaan Leo, antara terkejut, bahagia, dan masih ada sedikit rasa asing yang menyelinap."Tapi satu hal yang bikin aku lega," lanjut Leo sambil menatap mata Dinda."Mereka nggak cuma menerimaku… tapi juga mau membantumu. Kita bisa lawan Bu Mela. Kita bisa ambil kembali hakmu, Sayang."Dinda tersenyum tipis, namun matanya berkaca-kaca. "Aku senang kamu akhirnya ketemu keluargamu, Leo. Dan aku… bersy
Last Updated: 2025-08-09
Terpaksa Menjadi GIGOLO

Terpaksa Menjadi GIGOLO

BERISI ADEGAN 21++ Rendi Satria, pria berusia 28 tahun yang memiliki postur tubuh yang ideal juga wajah yang tampan, hal itu menjadi daya pikatnya sangat kuat dan banyak perempuan yang terpesona akan ketampanannya. Namun Rendi sudah memiliki kekasih, yaitu Lisna. Perempuan yang sangat ia cintai. Akan tetapi kedua orangtua Lisna tidak menyetujui hubungan mereka lantaran saat itu Rendi tidak memiliki pekerjaan tetap. Suatu hari Rendi ditawari pekerjaan untuk menjadi gigolo oleh tantenya sendiri. Maka dari itu Rendi bersedia demi bisa membuktikan kepada kedua orangtua Lisna. Lantas apakah yang akan terjadi dengan Rendi? Apakah dia benar-benar akan menikahi pujaan hatinya? Atau Rendi akan berubah pikiran setelahnya? Simak dan ikuti kisahnya
Read
Chapter: Akhir Yang Indah (END)
Bulan berikutnya, cuaca cerah seakan menyambut hari yang spesial itu. Langit biru tanpa awan dan hembusan angin lembut membuat suasana semakin tenang."Sayang.., ayo siap-siap," seru Rendi dari ruang depan sambil merapikan kerah kemejanya.Lisna keluar dari kamar dengan bayi mereka yang kini mulai bisa duduk di gendongan kain. "Mau ke mana sih, Mas tumben kamu rapi banget?"Rendi tersenyum penuh misteri. "Pokoknya ikut aja."Lisna mengerutkan dahi, tapi senyumnya tak bisa disembunyikan. "Oke, aku ikut, asal jangan kejutan aneh-aneh.""Tenang, kali ini kejutan manis," ujar Rendi sambil membuka pintu.Perjalanan mereka diiringi canda kecil dan gelak tawa bayi mereka yang sesekali menggumam lucu. Di dalam mobil, suasana hati Rendi terlihat begitu ringan. Ia menggenggam tangan Lisna erat sambil menyetir dengan tangan satunya."Kamu tahu, Sayang…” Rendi membuka suara, matanya menatap ke jalan. "Aku jauh lebih bahagia sekarang."Lisna menoleh. "Iya, aku lihat. Kamu kelihatan lebih tenang a
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Harmonis
Satu bulan telah berlalu sejak Rendi kembali bekerja di perusahaan lamanya. Kehidupan rumah tangga mereka perlahan membaik. Setiap pagi Rendi berangkat dengan semangat, dan setiap malam ia pulang dengan senyum di wajahnya. Gaji yang layak, lingkungan kerja yang sehat, dan kepercayaan yang mulai pulih dari Lisna, semuanya membuat hati Rendi lebih tenang.Di rumah, Lisna juga merasa lebih damai. Anak mereka tumbuh sehat, dan kini ia bisa menyaksikan sendiri perubahan besar pada suaminya.Suatu sore, setelah menidurkan anak mereka, Lisna duduk di teras bersama Rendi yang sedang menyeduh kopi."Kamu tahu, Mas?" ucap Lisna sambil menatap langit jingga."Apa, Sayang?" Rendi menyerahkan secangkir kopi padanya."Jujur, aku senang… karena akhirnya aku bisa melihat kamu jadi sosok ayah yang baik buat anak kita."Rendi menoleh, sedikit terkejut. "Maksud kamu?"Lisna tersenyum. "Dulu aku sempat takut. Takut kamu gak bisa berubah. Tapi sekarang… aku lihat sendiri. Kamu rajin, kamu perhatian, kamu
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Teman Lama Untuk Mawar
Namun momen haru itu terpotong oleh tangisan bayi mereka dari kamar sebelah. Rendi dan Lisna saling berpandangan, lalu segera bangkit dan menuju kamar si kecil.Di kamar yang diterangi lampu tidur redup, bayi mereka menangis kencang. Rendi langsung menggendongnya sementara Lisna menyiapkan botol susu."Sini, Mas. Aku kasih susunya," ucap Lisna.Rendi mengangguk dan menyerahkan bayi mereka ke pelukan Lisna. Ia menatap anak mereka dengan tatapan penuh kasih dan rasa bersalah."Maafin Papa ya, Nak… Papa janji bakal jadi ayah yang baik."Bayi itu perlahan tenang setelah menyusu, membuat suasana rumah kembali damai. Rendi duduk di sisi tempat tidur.Beberapa menit kemudian, suara dering ponsel memecah keheningan.Rendi buru-buru mengambil ponselnya dari meja. Di layar tertera nama yang sangat ia kenal: Pak Dimas – CEO perusahaan tempat Rendi dulu bekerja sebelum dipecat.Lisna menoleh sambil mengangkat alis. "Siapa lagi, Mas?" tanyanya menekan."Pak Dimas," jawab Rendi, masih ragu menekan
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Kejujuran Rendi
Setelah melihat anaknya tertidur lelap, Rendi dan Lisna masih berang di tempat tidurnya. Mereka berdua tengah mengobrolkan tentang usaha. Hal itu membuat Lisna merasa heran dan kebingungan dengan perkataan suaminya. "Kenapa kamu pengen buka usahasendiri? Kan kamu udah kerja, Mas," ucap Lisna menatap penuh suaminya. "Setelah aku pikir-pikir, aku memilih untuk berhenti dari kerjaan itu. Aku enggak mau terus-terusan dihantui rasa bersalah," jawab Rendi pelan.Lisna memandang baik-baik suaminya yang berbaring di sebelahnya. Lisna masih kebingungan dengan perkataan Rendi. "Maksudnya gimana sih, Mas? Apa yang membuat kamu ingin berhenti dari kerjaan itu? Bukankah itu cepet dapet hasilnya?" Lisna merasa heran. "Iya, aku tahu kerjaan itu cepet banget dapet uang. Tapi aku enggak mau terus-terusan membohongi kamu, aku enggak mau mengkhianati kamu. Yang aku inginkan saat ini, kita bareng-bareng ngurus anak, aku pengen buka usaha sendiri entah itu buka toko atau usaha apa, yang jelas aku ing
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Pertengkaran
Merasa kakinya ditepuk-tepuk akhirnya Rendi terbangun, ia membuka matanya perlahan dan langsung menatap ke arah istrinya yang duduk di sebelahnya. "Jam berapa sih ini, Sayang?" tanya Rendi dengan nada yang terdengar masih ngantuk. "Udah buruan bangun. Ada yang sudah nungguin kamu tuh," balas Lisna dengan raut wajah yang terlihat marah.Rendi membuka matanya lebar-lebar ketika istrinya menunjukan Handphone-nya dan memperlihatkan isi pesan itu. Sontak Rendi kaget melihat kejadian itu, ia takut kalau istrinya mengetahui profesinya yang seorang gigolo. "Ada bisnis apa kamu sama perempuan itu?" tanya Lisna matanya menatap tajam."Kerja apa kamu sebenarnya? Kamu bilang kalau kamu itu kerja bareng sama paman kamu, terus apa maksudnya dengan perempuan yang nungguin kamu?" Lisna terus mencecar melontarkan pertanyaan yang membuat Rendi tidak bisa berkata banyak. Rendi berusaha untuk membuat istrinya tenang dan tidak memikirkan sesuatu hal yang buruk terhadapnya. "Sayang ... Kamu dengerin d
Last Updated: 2025-08-04
Chapter: Pesan Mencurigakan
Rendi merasa sudah sangat kelelahan, namun biar bagaimanapun ia tidak mau mengecewakan perempuan yang sudah datang jauh-jauh untuk mendapatkan kepuasan darinya. Hingga akhirnya Rendi berusaha untuk melayani tiga perempuan lagi dan berupaya untuk bisa memuaskan mereka bertiga.Rendi meminta untuk istirahat sejenak karena nafasnya terasa berat. Tante Dewi yang melihat itu, ia sebenarnya merasa kasihan terhadap keponakannya itu, namun Rendi yang sudah menyatakan diri untuk menjadi seorang gigolo supaya bisa mengangkat kembali ekonomi keluarganya. Dengan begitu, maka tante Dewi tidak bisa berbuat banyak selain menenangkan Rendi dan terus menyemangatinya."Istirahat dulu aja, Ren," ucap Tante Dewi."Iya, Tante... Ini gila, mereka hyper semua," jawab Rendi."Gak apa-apa, Ren... Yang penting kamu dapat uang banyak hari ini," balas tante Dewi.Setelah merasa cukup beristirahat dan menikmati minuman, Rendi kembali melayani satu-persatu dari ketiga perempuan itu. Hari semakin sore, stamina pun
Last Updated: 2025-08-03
Pelatih Renang Idaman Para Sosialita

Pelatih Renang Idaman Para Sosialita

[ Mature 21+ ] Dion Pratama adalah pelatih renang muda di klub elite tempat para sosialita berkumpul. Dan berbeda dari kelab renang biasanya, tempatnya bekerja mengharuskan para pelatihnya menawarkan jasa penuh sensualitas. Mampukah Dion melawan godaan dari para muridnya? Atau justru sebaliknya. Menjadi pemuas bagi para sosialita?
Read
Chapter: Bab 133. Diterima Atau Tidak
Dalam hati aku berjanji, apa pun yang terjadi, aku akan tetap di sampingnya. Aku akan jadi tempat dia bersandar, bahkan kalau seluruh dunia menentangnya.Dan saat suasana kembali hening, aku bisa mendengar napas Bunga yang berat di sampingku. Ia menggenggam tanganku lebih erat, seolah takut kehilangan pegangan. Aku menatapnya dan tersenyum lembut.Aku tahu, pertemuan ini baru awal dari perjuangan yang panjang.Dan, Ayah Bunga tiba-tiba memecah suasana hening dengan suara tenangnya. "Ya sudah, jangan bahas itu dulu," ucapnya sambil menarik napas panjang. "Kalian belum pada makan, kan? Sebaiknya kita makan bareng saja dulu, yuk?"Nada suaranya tidak lagi setegas sebelumnya. Bahkan ada sedikit kehangatan yang membuat suasana yang sempat menegangkan perlahan mencair. Aku sempat tertegun, menatap wajahnya yang kini lebih lembut, lalu menoleh pada Bunga.Bunga tersenyum, menatapku dengan tatapan lembut yang seolah berkata "semuanya akan baik-baik saja. Ayo, Kak. Kita makan dulu," ucapnya sa
Last Updated: 2025-10-21
Chapter: Bab 132. Tekanan Ortu Bunga
Perjalanan menuju rumah orang tua Bunga terasa lebih lama dari biasanya. Padahal hanya butuh sekitar satu jam dari apartemennya. Tapi di dalam mobil, setiap detik terasa lambat. Aku yang biasanya cerewet, kini lebih banyak diam.Bunga beberapa kali melirik ke arahku. "Kamu kenapa, Kak? Dari tadi diem aja."Aku tersenyum hambar. "Lagi nyiapin mental, hehe."Dia tertawa kecil, menepuk pahaku pelan. "Santai aja, Kak. Kamu kan udah biasa menghadapi hal yang sulit.""Sulit sih iya, tapi beda," ucapku jujur. "Kalau ini salah langkah sedikit aja, bisa berabe."Bunga hanya menggeleng, masih tersenyum. "Ayah memang keras, tapi Ibu lebih lembut. Kamu cukup sopan aja, jangan terlalu banyak basa-basi."Aku mengangguk. "Oke, noted. Jangan basa-basi."Kami saling berpandangan, dan entah kenapa, tiba-tiba suasana berubah hening. Mungkin karena kami sama-sama tahu, ini bukan pertemuan biasa. Ini langkah awal menuju hubungan yang lebih serius.Mobil mulai berbelok ke arah perumahan mewah di kawasan ut
Last Updated: 2025-10-20
Chapter: Bab 131. Menemui Ortu Bunga
Aku menatap wajah Bunga yang tampak lelah setelah seharian penuh menahan emosi. Lampu kamar sengaja kuredupkan agar suasana terasa lebih tenang. Di luar, hujan baru saja reda, menyisakan suara tetesan air yang jatuh perlahan di luar jendela."Udah malam banget," ucapku pelan sambil menyentuh bahunya. "Kamu harus istirahat, ya? Besok harus terlihat segar waktu ketemu orang tua kamu."Bunga mengangguk, tapi masih saja menatapku. "Aku takut kalau kamu ninggalin aku tidur sendirian."Aku tersenyum kecil. "Aku nggak akan ke mana-mana. Aku di sini, kok."Dia masih menggenggam tanganku, seolah belum percaya. "Tidurlah di sebelah aku, Kak... Aku cuma bisa tenang kalau kamu di sini."Suaranya pelan, tapi cukup untuk membuat hatiku bergetar. Aku mematung sejenak sebelum menjawab dengan lembut, "Ya udah... Ayo tidur."Aku berbaring perlahan di sisi ranjang, mencoba menjaga jarak, tapi dia langsung mendekat. Kepala Bunga bersandar di dadaku, napasnya terasa hangat di kulitku. Aku refleks memeluk
Last Updated: 2025-10-19
Chapter: Bab 130. Pembuktian Cinta
Aku tertegun mendengar ucapannya. Malam ini udara di kamar terasa begitu hangat, padahal pendingin ruangan sudah menyala sejak tadi. Aku duduk di sisi ranjang, sementara Bunga bersandar di bahuku. Suara napasnya lembut, tapi aku tahu pikirannya tidak sepenuhnya tenang. Sesekali ia menggenggam tanganku lebih erat, seolah takut kehilangan."Kak Dion," ucapnya pelan, memecah keheningan. "Temani aku malam ini, ya? Aku nggak mau kamu pulang dulu."Aku menatapnya sebentar. Matanya jujur—ada ketakutan di balik tatapan lembut itu. "Kenapa?" tanyaku. "Kamu kelihatan gelisah."Ia menghela napas, lalu menatap ke arah jendela yang gelap. "Aku cuma... butuh kamu di sini. Aku tahu besok akan berat. Aku takut kalau Ayah dan Ibu marah setelah tahu aku bawa kamu ke rumah."Aku mengusap rambutnya pelan. "Kamu nggak perlu takut. Kalau kamu yakin sama aku, aku bakal hadapi itu semua."Bunga menoleh, senyum kecil muncul di bibirnya. "Kamu beneran mau? Kamu nggak akan menolak kalau aku minta kamu ikut beso
Last Updated: 2025-10-19
Chapter: Bab 129. Diminta Bertemu Ortu Bunga
Aku menatap Bunga lama setelah percakapan itu, tapi pikiranku belum tenang. Suara di telepon tadi masih bergema di kepalaku, seolah menolak pergi. Tuan muda… panggilan yang seharusnya sudah lama aku tinggalkan. Aku tidak ingin Bunga tahu siapa aku sebenarnya. Dunia yang dulu kutinggalkan bukan tempat yang bisa dimengerti oleh gadis polos seperti dia. Dunia itu penuh kepalsuan, permainan, dan topeng-topeng dingin yang menyembunyikan keserakahan di balik senyum.Aku berusaha tersenyum, berusaha tampak tenang di hadapannya. "Sudah, Bunga.Nggak ada apa-apa. Orang tadi cuma… salah sambung mungkin."Bunga memelototiku dengan ekspresi tidak percaya. "Salah sambung? Tapi dia manggil kamu ‘Tuan muda’. Siapa yang manggil kayak gitu kalau bukan orang yang kenal dekat?"Aku menggaruk kepala, pura-pura bingung. "Mungkin bercanda. Aku nggak kenal nomornya. Lagian, buat apa aku punya urusan sama orang yang manggil aku kayak gitu?"Bunga menyipitkan mata, masih curiga. "Kamu nggak sedang nyembunyiin
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: Bab 128. Dikejar Masa Lalu
Suasananya menjadi hening. Hanya suara detak jam di dinding yang terdengar. Bunga berdiri di dekat jendela, menatap ke luar seolah sedang memikirkan sesuatu. Aku bisa merasakan ketegangan yang belum benar-benar hilang di antara kami.Aku melangkah perlahan mendekatinya."Bunga…" suaraku pelan, hampir bergetar, "aku beneran gak aneh-aneh sama dia. Aku langsung pulang karena aku takut kamu salah paham lagi."Bunga menoleh, matanya yang bening tampak lembap. Sekilas aku melihat ia menahan emosi. Lalu dia menarik napas panjang dan berkata lirih, "Aku tahu, Kak. Aku cuma… takut. Takut kalau Kak Dion bakal ninggalin aku lagi."Kata-kata itu membuat dadaku terasa sesak. Aku mendekat, lalu dengan hati-hati kugenggam tangannya. "Aku janji enggak akan ninggalin kamu. Aku bahkan udah berusaha buat ngebuktiin itu malam ini. Dan, aku lebih takut kamu marah lagi sama aku."Bunga menunduk, lalu perlahan menatapku lagi. Tatapannya kali ini berbeda, lembut, tapi juga dalam. Aku bisa merasakan sesuatu
Last Updated: 2025-10-17
You may also like
DOWN UNDER DOWN
DOWN UNDER DOWN
Urban · Bias Sastra
5.3K views
MAS FAIMO BAKUL TEMPE
MAS FAIMO BAKUL TEMPE
Urban · Lavender_fla2875
5.2K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status