Share

23. Sandiwara

Davina sama sekali tak berani bersuara sepanjang perjalanan. Tampaknya Dirga pun tak berminat untuk berbasa-basi. Pria itu hanya duduk terdiam, dengan pandangan mengarah ke depan tetapi konsentrasinya jelas bukan pada jalanan. Tenggelam dalam pikirannya. Kerutan yang dalam di kening pria itu menunjukkan seberapa kerasnya pria itu berpikir. Entah apa yang coba direncanakan oleh Dirga, ia hanya berharap itu sama sekali tak ada hubungannya dengan sang paman.

Kecepatan mobil berkurang dan melewati pintu gerbang. Berhenti di teras. Davina melihat dua orang yang berdiri menunggu di teras. Bukan pelayan, tetapi hanya sekilas ia menyadari itu Clay, dan … pandangan Davina membeku mengenali pria lainnya yang berdiri di samping Clay adalah Brian. Sang paman.

Kepucatan seketika memenuhi wajah Davina. Hanya beberapa saat yang lalu Dirga mengetahui tentang pamannya dan sekarang sang paman ada di sana.

“Turun!” perintah Dirga dengan kasar ketika Davina hanya duduk terbengong menatap ke arah teras se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status