Share

Bab 378

Author: Emilia Sebastian
Setelah mendengar tidak perlu membuat surat perjanjian, Eira merasa agak sedih. Jika dia bisa membuat surat perjanjian menjual diri kepada Syakia, dia akan benar-benar menjadi orang milik Syakia. Kelak, ke mana pun Syakia pergi, dia juga boleh mengikutinya secara terang-terangan.

Sayangnya, Syakia tidak membuat surat perjanjian. Eira mau tak mau menekan perasaan kecewanya. Namun, meskipun tidak ada surat perjanjian menjual diri, dia juga akan bekerja dengan baik. Suatu hari nanti, dia pasti bisa menjadi orang milik Syakia.

Setelah berpikir begitu, Eira pun menyemangati diri, lalu mulai mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakannya di kamar Syakia. Dia adalah satu-satunya dayang Syakia. Dia yang harus bertanggung jawab atas semua pekerjaan di sekitar Syakia.

Seusai beres-beres, Syakia pun turun dengan diekori seseorang.

Pada saat ini, Adika sedang duduk di aula penginapan. Di meja di hadapannya, terdapat setumpuk laporan keuangan, sedangkan di depan pintu aula, berlutut sekelompok
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dennis Yoseph
seru banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 615

    Setelah itu, situasinya berubah menjadi sangat berat sebelah. Cempaka dengan terkejut menyaksikan belasan pria bertopeng yang mengepungnya tewas di tangan sosok cantik itu hanya dalam sekejap."Nona Cempaka, majikanku memintaku untuk datang menjemputmu."Pada saat ini, Cempaka akhirnya mengenali sosok itu. Matanya pun seketika berbinar. "Hala? Ternyata itu kamu!"Hala yang telah membunuh semua orang melangkah maju untuk memapah Cempaka berdiri. "Nona Cempaka, kamu masih bisa jalan?""Masih bisa kalau dipaksakan." Cempaka tersenyum, lalu tiba-tiba teringat sesuatu .... Oh iya, Laras!Cempaka menoleh dan melihat bahwa tempat Laras berdiri tadi sudah kosong.Hala berkata, "Begitu aku beraksi, orang itu sudah langsung kabur."Ada sedikit keraguan dan kebingungan dalam nada suara Hala. Berhubung tadi Laras mengenakan topi jerami petai, Hala yang tidak mengenalinya merasa agak heran. Dia tidak tahu entah apakah pihak lain mengenalnya atau apa, intinya orang itu langsung lari tanpa ragu."Oh,

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 614

    "Kamu?" Cempaka menatapnya dengan tidak percaya dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Laras tersenyum dan menjawab, "Kamu nggak tahu? Kukira, Nona Cempaka tahu segalanya. Gimanapun, aku yang atur perjalanan Kia ke Kalika untuk berdoa memohon hujan setelah dia menjadi putri suci. Hal itu yang membuatnya terkenal."Cempaka langsung berseru marah, "Ternyata memang kamu dalangnya! Laras, kenapa kamu bisa begitu nggak tahu malu dan bahkan berani ngaku itu ulahmu? Kamu nggak tahu kamu hampir membunuh Kia!"Sebelumnya, Syakia pernah menyinggung tentang insiden percobaan pembunuhan di Kalika kepada Cempaka, tetapi hanya sepintas. Pada saat itu, Cempaka sudah menyadari kejanggalannya. Setelah melakukan penyelidikan, Cempaka mengetahui bahwa Syakia menghadapi beberapa percobaan pembunuhan dalam perjalanan ke Kalika. Jika bukan karena perlindungan Adika di sepanjang perjalanan, Syakia mungkin tidak akan pernah kembali lagi, apalagi terkenal!"Kamu ngerti apa? Untuk dapat kehormatan dan kejayaan

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 613

    Namun, keraguan ini langsung sirna ketika Cempaka melihat Laras.Cempaka bangkit sambil menggertakkan gigi, lalu menatap Laras dengan dingin. "Kenapa? Karena tahu aku sudah kembali ke ibu kota, kamu nggak bisa diam lagi? Tapi, aku nggak nyangka kamu benar-benar mau aku mati. Sepertinya, kamu benar-benar membenciku." Sejak dulu, Cempaka tahu bahwa Laras selalu menyimpan permusuhan dan kebencian yang tak terjelaskan terhadapnya. Dia pikir itu karena dirinya pergi ke kediaman Keluarga Panjalu untuk memaki Laras dengan kasar, juga membuat semua orang di ibu kota tahu bahwa Laras tidak tahu berterima kasih dan mengkhianati temannya sehingga hidup Laras terpuruk lagi. Namun, itu sepertinya juga tidak masuk akal. Sebab, kebencian Laras memang dimulai setelah insiden itu, tetapi permusuhan Laras sudah ada sejak mereka pertama kali bertemu. Sampai sekarang, Cempaka masih belum bisa memahaminya. Namun, dia samar-samar mengerti bahwa itu pasti karena Syakia. "Cempaka, kenapa kamu kembali ke ib

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 612

    Kait besi itu menembus jendela kereta kuda dan mengait erat pada badan kereta. Ketika melihat keadaan ini, Cempaka pun terbelalak. "Gawat!"Pada saat yang bersamaan dengan miringnya kereta kuda, Cempaka melompat keluar."Nona, hati-hati!"Begitu Cempaka mendarat di lantai, dua pria bertopeng langsung menyerbu ke arahnya. Untungnya, Cempaka bereaksi cepat dan segera mengayunkan cambuknya tanpa ampun."Plak!" Suara cambuk yang nyaring ini segera memicu pertarungan.Memang ada 30 pria bertopeng yang mengikuti mereka. Mereka mengepung Cempaka dan para pengawalnya di hutan, lalu langsung mulai membantai orang tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Apalagi terhadap Cempaka, ada beberapa orang yang mengepung dan menyerangnya sekaligus. Jika para pengawal yang dibawanya bukan yang terbaik di antara yang terbaik, dan dia juga bisa melawan 3 orang sekaligus dengan kemampuannya sekarang, takutnya mereka sudah mati begitu pertarungan dimulai.Meskipun begitu, kelompok Cempaka juga tidak dapat bertah

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 611

    Setelah salinan sutra hari ini dibawa pergi, Syakia yang entah kenapa merasa gelisah pun bekerja di ladang obat. Dia mengambil cangkul kecilnya dan menyiangi rumput dengan tenang. Dia mencoba meredam suasana hatinya yang kacau dengan cara ini. Bagaimanapun juga, inilah yang dilakukannya ketika suasana hatinya sedang buruk atau dia sedang gelisah. Setelah menyiangi rumput dan bercocok tanam, dia akan segera membaik.Hari ini, Syakia sudah hampir menyiangi semua rumput di gunung belakang. Namun, entah kenapa kegelisahan di hatinya masih belum bisa ditenangkan."Ada apa denganku?"Syakia berdiri dan menekan dadanya dengan cemas. Dia menatap ke bawah gunung. Setelah beberapa saat, dia baru mengambil tas dan cangkulnya, lalu bergumam. "Lupakan saja, sebaiknya aku pulang dulu hari ini."Setelah Syakia pulang dan menyiapkan makan malam, Cempaka juga pasti akan segera kembali. Dia selalu mengeluh lapar setiap kali pulang. Jika Syakia tidak menyiapkannya lebih awal, dia khawatir Cempaka akan m

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 610

    "Hah? Kak Kahar, siapa yang nakut-nakuti kamu? Apa Ayu terlihat begitu menakutkan?"Ayu tiba-tiba memaksakan diri untuk tertawa dan menekan niat membunuh di matanya. Dia tidak boleh membunuh Kahar. Setidaknya bukan sekarang. Jika dia membunuh Kahar, ayahnya pasti akan mencurigainya.Akhir-akhir ini, ayahnya sudah sangat tidak puas terhadapnya. Jadi, meskipun ingin membunuh, dia juga harus mencari waktu yang tepat. Dia bahkan harus memanfaatkan sedikit nilai Kahar yang masih tersisa sebaik-baiknya. Jika sudah berpura-pura di depan Kahar begitu lama tetapi tidak mendapatkan apa-apa, bukankah dia akan sangat rugi?Setelah menenangkan diri, Ayu mengangkat tangan dan menyentuh wajahnya yang berdarah. Dia menunjukkan ekspresi sedih seperti biasa dan. bertanya, "Apa Kak Kahar merasa Ayu sudah cacat, makanya Kakak nggak suka sama Ayu lagi?"“Mana mungkin! Nggak! Aku tentu saja nggak bermaksud begitu!”Awalnya, Kahar masih merasa takut saat melihat tatapan Ayu. Namun, ketika melihat Ayu menangi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status