Share

Bab 531

Penulis: Emilia Sebastian
Cempaka tertegun sejenak, lalu berujar, “Oke. Aku akan bantu Paman sampaikan pesan ini.”

Setelah Damar dan yang lainnya pergi, Cempaka kembali dan mengulangi ucapan Damar kepada Syakia.

Syakia mencibir dan menanggapi, “Dasar pria tua licik! Dia tahu aku nggak akan langsung temui dia kalau dia minta untuk ketemu sama aku. Jadi, dia mengalah dulu dan pakai alasan Abista hampir mati biar aku turun gunung.”

Selain itu, paling lambat malam ini, kabar putra pertama Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan yang hampir mati meminta untuk bertemu dengan adiknya terakhir kali akan tersebar di seluruh ibu kota.

Nantinya, biarpun Keluarga Angkola mempunyai banyak kesalahan, Syakia tetap salah. Sebagai adik kandung, masa Syakia tidak menemui kakak pertamanya untuk yang terakhir kalinya?

Pada saat itu, Syakia yang sudah memegang hak kendali tidak bisa berkutik karena tekanan dari luar. Jadi, Syakia tetap harus pergi.

Cempaka yang tidak paham menimpali, “Luar biasa. Kenapa sekarang Paman Damar masih menj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 532

    Cempaka merasa gugup setelah mendengar perkataan Syakia. Dia menanggapi, “Kejadian itu terlalu berbahaya. Sekarang, statusmu sebagai Putri Suci memang kedengaran bermartabat. Tapi, tempat yang kamu kunjungi setiap kali pasti adalah lokasi bencana atau wabah.”Cempaka menambahkan, “Kalau benar-benar terjadi sesuatu pada rakyat, mungkin tanggung jawabnya akan dilemparkan kepadamu.”Cempaka makin mengkhawatirkan Syakia. Sementara itu, Syakia menepuk punggung tangan Cempaka dan menghibur, “Nggak usah khawatir. Statusku ini memang seperti pedang bermata dua. Dia sudah bantu aku tinggalkan Keluarga Angkola dengan lancar, aku tentu saja harus melakukan sesuatu untuknya.”“Kamu tenang saja. Aku juga tahu bahaya yang akan ditimbulkan status ini sejak awal. Jadi, sekarang aku lagi buat persiapan untuk hal ini. Aku hanya butuh waktu.”Cempaka menimpali, “Baguslah kalau begitu. Kalau kamu butuh bantuan, bilang saja. Kamu juga kenal sama kakekku. Dia dihormati di kalangan pelajar. Jadi, dia tetap

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 531

    Cempaka tertegun sejenak, lalu berujar, “Oke. Aku akan bantu Paman sampaikan pesan ini.”Setelah Damar dan yang lainnya pergi, Cempaka kembali dan mengulangi ucapan Damar kepada Syakia. Syakia mencibir dan menanggapi, “Dasar pria tua licik! Dia tahu aku nggak akan langsung temui dia kalau dia minta untuk ketemu sama aku. Jadi, dia mengalah dulu dan pakai alasan Abista hampir mati biar aku turun gunung.”Selain itu, paling lambat malam ini, kabar putra pertama Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan yang hampir mati meminta untuk bertemu dengan adiknya terakhir kali akan tersebar di seluruh ibu kota.Nantinya, biarpun Keluarga Angkola mempunyai banyak kesalahan, Syakia tetap salah. Sebagai adik kandung, masa Syakia tidak menemui kakak pertamanya untuk yang terakhir kalinya?Pada saat itu, Syakia yang sudah memegang hak kendali tidak bisa berkutik karena tekanan dari luar. Jadi, Syakia tetap harus pergi.Cempaka yang tidak paham menimpali, “Luar biasa. Kenapa sekarang Paman Damar masih menj

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 530

    Ekspresi Kahar seketika menjadi sangat suram.“Aku sudah bilang, Ayu itu benar-benar gadis yang polos dan baik hati. Kalau kamu ketemu sama dia, kamu pasti juga bersedia jadi temannya ....”“Jangan ngomong hal yang begitu menjijikkan,” sela Cempaka dengan ekspresi kesal. “Aku nggak mungkin jadi teman dengan seorang putri haram, apalagi putri haram yang berhati busuk.”Begitu mendengar ucapan itu, jangankan Kahar, bahkan ekspresi Damar juga menjadi agak suram. Namun, Cempaka tidak peduli pada mereka.“Kamu bilang dia polos. Kalau begitu, kenapa Syakia bisa dipaksa jadi biksuni? Kamu bilang dia baik hati. Kalau begitu, kenapa dia bisa meracunimu? Kenapa? Kahar, kamu punya kesenangan yang nggak kuketahui seperti suka diracuni orang?”Selama tinggal bersama Syakia selama 2 hari terakhir, Cempaka sudah mendengar banyak hal yang menarik, termasuk perihal Ayu yang meracuni Kahar.Kahar menekan amarahnya dan menyahut, “Syakia jadi biksuni karena pilihannya sendiri. Dia sendiri yang punya hati

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 529

    “Kamu terluka?”Cempaka tertegun sejenak, lalu melirik ke arah punggung Kahar dan melihat noda darah di pakaiannya. Dia pun membelalak. “Hebat sekali kamu, Kahar! Ternyata kamu sengaja datang kemari untuk menungguku! Aku nggak cambuk punggungmu! Kamu mau limpahkan kesalahannya padaku? Aku nggak bodoh!”“Kamu!”Dasar wanita bodoh! Kahar sangat murka. Dia juga tidak berharap Cempaka akan memapahnya berdiri. Jadi, dia pun bangkit dari lantai dengan tampang menyedihkan, lalu memelototi Cempaka dengan marah dan berseru, “Sialan! Siapa yang bilang mau limpahkan kesalahannya padamu? Setelah lihat punggungku yang penuh luka, memangnya kamu nggak bisa tunjukkan perhatian padaku dulu?”Cempaka langsung menjulingkan matanya. “Perhatian padamu? Cih, memangnya kamu layak? Asal kamu tahu, nggak usah pasang tampang kasihan di depanku! Cara ini nggak akan bisa meluluhkan hatiku!”Daripada memperhatikan bajingan tak berhati nurani ini, lebih baik Cempaka mencurahkan perhatiannya kepada Syakia. Dia su

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 528

    Kahar berdiri di samping dengan ekspresi suram. Sementara itu, Damar menyuruh orang untuk lanjut mengetuk pintu dengan ekspresi datar. Sayangnya, tidak peduli bagaimana mereka mengetuk pintu kali ini, tidak ada orang yang membukakan pintu lagi.Mereka paling-paling hanya mendengar seruan dari dalam, “Putri Suci lagi sibuk. Harap Adipati Damar datang lagi lain hari.”Setelah mendengar jawaban yang sama lagi, Kahar yang berwajah pucat pun melangkah maju. Namun, Damar malah menariknya dan bertanya, “Kamu mau apa?”Kahar menjawab sambil menggertakkan gigi, “Aku mau panggil Cempaka! Bukannya Cempaka ada di sini? Aku mau tahu apa dia juga nggak mau keluar sama seperti Syakia!”Begitu mendengar jawaban itu, Damar pun melepaskan Kahar. Mereka memang tidak boleh masuk secara paksa, tetapi mungkin saja bisa melakukannya melalui Cempaka.Damar berujar dengan tenang, “Kamu suruh saja dia keluar menemuimu untuk bicarakan masalah pembatalan pernikahan.”Kahar menoleh dan bertanya dengan terkejut, “A

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 527

    Namun, sebelum pergi ke Kuil Bulani, Damar malah mendengar sebuah kabar lain.“Cempaka sudah kembali ke ibu kota?” Damar mengerutkan keningnya. Kepala pelayan mengelap keringat di dahinya. Ini adalah kelalaiannya. Berhubung tiba-tiba terjadi sesuatu pada Abista, semua orang di Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan pun panik. Setelahnya, mereka juga sangat sibuk menangani urusan Abista hingga lupa melaporkan perihal Cempaka kepada Damar.Sampai Damar memberi perintah untuk menyiapkan kereta kuda karena ingin pergi ke Kuil Bulani, kepala pelayan baru teringat pada Cempaka yang juga sedang berada di Kuil Bulani.Kepala pelayan buru-buru menjawab, “Benar. Dua hari yang lalu, Nona Cempaka yang baru saja tiba di ibu kota langsung datang mencari Tuan Kahar. Setelah bertengkar dengan Tuan Kahar, Nona Cempaka mengatakan di depan umum bahwa ....”Suara kepala pelayan menjadi makin kecil.Damar langsung meliriknya dan bertanya dengan tatapan tajam, “Bilang apa?”“Dia bilang, dia mau batalkan perni

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status