Share

Bab 10

Author: Daliah
Di area selatan Kota Picma.

Stanley berjalan di jalan beton yang sudah hancur sambil sesekali mendengar suara gonggongan anjing di sekitar.

Tempat ini adalah tempat terbobrok di Kota Picma, yang tidak jauh berbeda dari daerah pedesaan.

Leo, sahabatnya, tinggal di tempat ini.

Ayahnya Leo memiliki cacat fisik, sedangkan ibunya adalah seorang pekerja tekstil.

Beberapa tahun yang lalu, ibunya diberhentikan dari pekerjaannya, jadi ibunya mendirikan kios untuk menjual sayuran dengan ayahnya dan menjalani hidup yang susah.

Kondisi keluarga Stanley sedikit lebih baik daripada Leo, jadi Stanley sering membantu Leo.

Leo sangat pintar dan sangat cocok bersekolah.

Namun, dia masih memiliki seorang adik laki-laki dan seorang adik perempuan. Oleh karena itu, dia hanya bisa putus sekolah lebih awal dan pergi bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Pada saat itu, dia membantu seseorang mengurus sebuah pusat permainan. Bosnya adalah seorang preman, jadi Leo mengikuti preman itu.

Pada hari Stanley menerima surat pernyataan mahasiswa baru, Leo minum-minum hingga mabuk, lalu menangis sambil menyuruh Stanley untuk menyelesaikan kuliah dengan baik.

Tak disangka, sebelum Stanley sempat mulai kuliah, dia malah mengalami kejadian seperti ini.

Sedangkan tangan dan kaki Leo dipatahkan seseorang karena kasusnya Stanley. Hal ini membuat Stanley merasa sangat tersentuh.

Stanley tahu bahwa dia mungkin tidak bisa bertahan hidup untuk sangat lama lagi.

Malam ini, dia datang untuk bertemu dengan temannya.

Besok, setelah mengetahui pelaku sesungguhnya, Stanley akan membalas dendam ini dengan nyawanya sendiri. Pertemuan mereka malam ini mungkin akan menjadi pertemuan terakhir mereka.

Stanley berjalan terus ke rumahnya Leo. Namun, saat dia berjalan melewati sebuah tanah kosong, dia malah melihat nyala api dari kejauhan.

Stanley berjalan ke arah itu dengan terkejut dan melihat seseorang yang sedang duduk di tanah sambil membakar uang kertas. Nyala api itu berasal dari tempat itu.

Setelah dilihat dengan saksama, orang itu ternyata adalah Leo!

Sebelah tangan dan kaki Leo diperban. Dia sama sekali tidak bisa berdiri dan hanya bisa duduk di tanah.

Ada dua kruk di sampingnya, sepertinya dia datang sambil bertumpu pada kruk ini.

Stanley diam-diam berjalan ke belakang sebuah tembok batu di belakang Leo. Dia pun mendengar Leo bergumam, "Temanku, dulu, saat kita masih sekolah, kita kekurangan uang."

"Pada saat itu, kamu selalu bilang, setelah kamu punya uang, kamu akan beli televisi besar, mobil dan vila besar."

"Lihatlah, aku membelikan televisi, mobil kecil dan vila besar untukmu. Nanti, aku juga akan membakarkan beberapa wanita cantik untukmu."

"Biar aku bakarkan lebih banyak uang untukmu. Kamu bisa pakai sesukamu di sana."

"Kamu ... sialan! Kenapa kamu harus mati begitu saja?!"

Seusai berbicara, Leo tiba-tiba menangis keras.

Stanley yang bersembunyi di belakang tembok batu pun berlinang air mata.

Setelah menangis sejenak, Leo menyeka air matanya dan membakar semua uang kertas di atas tanah.

Kemudian, dia berdiri dengan susah payah sambil berkata, "Temanku, uang yang kubakar itu untuk dua orang."

"Tolong simpankan dulu bagianku."

"Setelah lukaku sembuh, aku akan membantumu menyelidiki siapa yang sebenarnya melukaimu! Aku akan membantumu balas dendam!"

"Kalau aku beruntung, aku nggak akan mati. Kalau begitu, bagianku akan jadi milikmu."

"Tapi, kalau aku nggak bisa bertahan hidup, saat aku pergi ke sana, kamu harus memberikan bagianku untukku!"

Sambil mengucapkan kata-kata ini, Leo mengambil botol arak di tanah dan menuangkan setengah botol di tanah, lalu meneguk sisanya.

Kemudian, dia duduk di samping api unggun sambil bernyanyi.

"Lupakan semua kesalahan, kenanglah masa lalu kita, semua kesenangan di hari-hari susah yang sudah kita lalui bersama ...."

Stanley yang bersembunyi di balik tembok juga ikut bernyanyi dengan pelan. Lagu ini adalah lagu pertemanan yang sering mereka nyanyikan bersama!

Setelah sangat lama, Stanley baru membuang napas dengan pelan.

Dia menatap Leo yang sudah terlelap di tanah dengan tatapan penuh tekad.

Dia mengepalkan kedua tangannya, berbalik dan berjalan kembali ke arah kota.

Malam ini, setelah bertemu dengan sahabatnya ini, dia sudah tidak memiliki penyesalan apa pun dalam hatinya. Sudah saatnya dia pergi menyelesaikan masalahnya sendiri!

Stanley pergi ke rumah duka di Kota Picma.

Meskipun hari sudah sangat malam, masih ada banyak toko yang buka.

Bagaimanapun, hidup manusia tidak pernah ditentukan oleh waktu.

Stanley membeli uang kertas dari sebuah toko dan berlutut di jalanan di samping rumah duka untuk membakar uang kertas tersebut.

Orang tuanya sudah dimakamkan, tetapi Stanley bahkan tidak mengetahui di mana mereka dimakamkan.

Dia juga tidak berani bertanya atau mencari. Begitu jejaknya terekspos, dia tidak bisa balas dendam lagi.

Jadi, dia hanya bisa memberikan penghormatan pada orang tuanya dengan cara seperti ini.

Untung saja, hal seperti ini sering terjadi di sekitar rumah duka.

Sering sekali ada orang yang membakar uang kertas di dekat tempat ini untuk memberi penghormatan pada leluhur mereka.

Stanley berlutut di lantai dan membakar uang kertas sambil menangis dalam diam.

Setelah membakar semua uang kertas itu, Stanley tetap berlutut di lantai dan bersujud tiga kali dengan penuh hormat.

"Ayah, Ibu, kalau masih ada kehidupan berikutnya, aku pasti akan membalas budi kalian berkali-kali lipat!"

Stanley bersumpah dengan suara rendah.

Stanley sama sekali belum sempat membalas budi orang tuanya, tetapi dia sudah kehilangan kesempatan ini. Hal ini adalah hal yang paling menyedihkan dan membuat Stanley merasa bersalah!

Setelah memberikan penghormatan pada orang tuanya, Stanley berjalan masuk ke rumah duka.

Masih ada banyak orang di dalam rumah duka, termasuk pekerja dan juga anggota keluarga orang yang sudah meninggal.

Stanley mencari sebuah tempat yang tidak terlalu mencolok, berbaring dan tertidur secara perlahan.

Dia tidak berani kembali ke hotel itu lagi karena dia tidak tahu apakah identitasnya sekarang sudah terekspos atau belum.

Dia hanya bisa memilih untuk beristirahat satu malam di tempat ini untuk memulihkan kondisinya. Dia ingin bersiap-siap untuk balas dendam keesokan harinya.

Di dalam rumah duka, ada banyak anggota keluarga yang berjaga sepanjang malam. Saat mereka sudah lelah, mereka akan mencari tempat untuk beristirahat.

Stanley yang tidur di tempat ini sama seperti anggota keluarga lainnya yang bergadang, jadi tidak ada yang memedulikannya.

Saat dia bangun tidur, langit sudah terang.

Stanley memakai topinya dan sarapan di sebuah warung sarapan.

Saat Stanley melewati sebuah kios daging, dia menghentikan langkahnya.

Dia menyadari bahwa pisau pengikis tulang milik si tukang daging sangat tajam.

Selain itu, pisau tersebut juga lebih keras dan tidak akan rusak meskipun mengenai tulang.

Stanley mengingat belatinya yang semalam sudah patah.

Dia tidak tahu hal-hal seperti apa yang akan dia hadapi lagi ke depannya, jadi dia harus mengganti senjatanya.

Sedangkan pisau pengikis tulang ini adalah alat yang paling cocok untuknya.

Stanley pura-pura membeli daging. Saat pemilik kios ini tidak memperhatikannya, dia menyelipkan pisau itu di antara daging yang dia beli dan membawa pisau itu pergi.

Stanley membawa daging ini ke sebuah tempat yang sepi, lalu mengeluarkan pisau tersebut dan menaruhnya di dalam pakaiannya.

Setelah menyiapkan senjatanya, Stanley baru merasa lebih tenang.

Dia berjalan ke kota dan membeli surat kabar Kota Picma.

Masih ada poster pencarian buronan di koran itu dan orang yang dicari masih tetap David.

Artinya, pihak kepolisian di Kota Picma masih belum menyadari bahwa Stanley masih hidup.

Situasi ini juga membuat Stanley merasa sedikit lebih tenang.

Setidaknya, untuk sekarang, dia masih baik-baik saja.

Kemudian, Stanley pergi ke pusat perbelanjaan teramai di Kota Picma dan bersembunyi sepanjang pagi di tempat ini.

Pusat perbelanjaan ini sangat ramai. Bahkan jika pihak kepolisian ingin mencarinya di tempat ini, dia tidak akan ditemukan dengan mudah.

Stanley terus bersembunyi hingga lewat pukul 12 siang. Setelah memakan semangkuk mi di sekitar, dia baru meninggalkan tempat ini.

Dia akan bertemu dengan Linda dan mencari tahu siapa yang sebenarnya menjebaknya!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 50

    Mendengar teriakan Harry, beberapa bawahannya juga mulai berteriak kesakitan.Penglihatan mereka juga dikaburkan kapur tohor itu, sedangkan kapur tohor yang mengenai air akan menjadi panas dan bersifat sangat korosif.Jika mereka mengucek mata mereka, hal ini akan mempercepat proses korosi, sehingga akibatnya akan menjadi makin parah.Oleh karena itu, untuk sesaat, ruangan ini penuh akan suara teriakan. Semua bawahan yang dibawa Harry pun jatuh dalam kekacauan.Sedangkan Stanley dan yang lainnya sudah melakukan persiapan.Saat Jakob menarik kain terpal itu, semua orang langsung memakai kacamata.Meskipun kacamata ini tidak bisa menghalangi semua kapur tohor, sebagian bisa terhalangi.Selain itu, mereka juga memejamkan mata mereka pada waktunya, sehingga kapur tohor itu sama sekali tidak masuk ke mata mereka.Mereka juga memiliki persiapan lainnya.Stanley sudah terlebih dahulu mempersiapkan dua bungkus minyak.Saat kapur tohor dijatuhkan, mereka langsung membuka sebungkus minyak untuk

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 49

    Siapa di antara mereka yang belum pernah dipenjara?Javier bergegas maju dan bertanya, "Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Bagaimana kalau kita suruh mereka keluar, bawa mereka ke tempat lain, lalu hajar mereka habis-habisan?!"Harry melambaikan tangannya sambil berkata, "Nggak.""Mereka hanya empat orang, sedangkan kita ramai sekali. Kalau kita pergi memanggil mereka keluar, mereka pasti akan ketakutan setengah mati.""Mereka sangat cekatan. Kalau mereka melarikan diri, kita mungkin saja nggak bisa menahan mereka.""Jangan bertindak gegabah. Kita diam-diam ke sana, kepung mereka di dalam rumah, baru tangkap mereka!"Javier langsung tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu memang paling bijak!"Dengan ekspresi bangga, Harry melambaikan tangannya dan berseru, "Ambil senjata kalian, maju!"Sekelompok pemuda pun mengeluarkan senjata mereka dan diam-diam berjalan memasuki gang itu ke rumahnya Stanley.Langit sudah gelap, sedangkan lampu jalan di luar gang tua ini sudah lama rusak.Te

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 48

    Leo benar-benar memanggil dua temannya.Salah satunya bernama Jakob Wester. Orangnya kurus dan kecil, dengan bagian mulutnya meruncing ke depan.Pria lainnya bernama Teddy Orlando, dia adalah sepupunya Leo, dengan perawakan tinggi dan kuat.Hanya saja, Teddy kurang pintar. Selain itu, dia memiliki nafsu makan yang sangat kuat.Pada siang hari, Linda memasak banyak makanan. Teddy melahap makanannya dengan sangat cepat, tetapi dia masih saja tidak kenyang.Linda pun memasakkan dua bungkus mi lagi untuknya, baru setelah itulah dia merasa puas.Leo memperkenalkan dua temannya pada Stanley, lalu berkata, "Stanley, mereka berdua adalah temanku yang sangat setia, kamu bisa memercayai mereka."Stanley menganggukkan kepalanya, dia juga sangat memercayai Leo.Dia pun menceritakan perihal Harry akan datang untuk balas dendam nanti malam.Mendengar hal ini, Teddy hanya duduk diam dengan ekspresi kosong, seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Sedangkan Jakob menggaruk kepalanya sambil bertanya pa

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 47

    Leo berkata dengan cemas, "Sialan! Kondisinya berbeda.""Kamu melawan Jovan mati-matian, tapi apakah kamu akan melawan Harry seperti itu juga?""Kamu sudah susah payah mendapatkan kembali nama baikmu, jangan sampai menyebabkan korban jiwa lagi!"Stanley tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leo. "Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," katanya."Ayo jalan, kita siap-siap dulu di rumah. Selain itu, coba ceritakan siapa Harry sebenarnya."Leo menatap Stanley dengan tatapan kebingungan karena Stanley terlalu tenang.Namun, dia tetap mengejar Stanley dengan tertatih-tatih dan mulai menceritakan tentang Harry pada Stanley.Harry adalah seorang preman di Kota Picma.Seperti Felix, Harry juga bekerja sebagai seorang pengawas.Namun, Harry mengawasi beberapa pusat permainan.Mendengar penjelasan ini, Stanley bertanya dengan heran, "Pusat permainan?""Bukankah kamu bilang Harry lebih hebat daripada Felix?""Kenapa dia hanya mengawasi beberapa pusat permainan?"Leo menjawab, "Kamu nggak tahu, y

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 46

    Pertarungan ini dimulai dan berakhir dengan cepat.Meskipun ada tiga orang di pihak Javier, Javier langsung ditendang Stanley di selangkangannya, sehingga dia tidak bisa bergerak.Salah satu dari dua pemuda yang tersisa dilukai matanya oleh Stanley dan dipukul hingga babak belur oleh Leo dengan kruknya.Saat Stanley menahan pemuda terakhir di lantai, dia masih meronta dan ingin melawan.Namun, Stanley sudah mempelajari banyak hal dari buku "Delapan Jalur Energi Khusus" selama ini.Meskipun pemuda ini meninju Stanley dua kali, perlawanan itu hanya membuat Stanley merasa sedikit kesakitan.Namun, beda halnya dengan serangan Stanley. Setiap serangannya mengenai titik fatal.Dia memang memukul dengan tinjunya, tetapi sudah cukup untuk membuat pemuda ini kehilangan kemampuan untuk melawan.Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari lima menit, Javier dan dua pemuda lainnya sudah dikalahkan dan berjongkok di samping dinding sambil menundukkan kepala mereka.Awalnya, Leo yang tangan dan kakinya

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 45

    Kemudian, Stanley melewati waktu setengah bulan tanpa kejadian khusus apa pun.Selama ini, Leo selalu datang ke rumahnya Stanley. Dia mengembalikan uang 600 juta dan emas batangan sebelumnya pada Stanley.Adapun Linda juga sudah menganggap rumahnya Stanley sebagai tempat tinggalnya.Pada pagi hari, dia datang dan memasak untuk dua pria itu.Pada malam hari, dia pergi bekerja dan pulang kerja pagi-pagi sekali, lalu tidur di rumahnya Stanley.Ketiga orang ini tinggal bersama, layaknya keluarga.Dalam waktu setengah bulan terakhir, selain pergi memberi penghormatan untuk orang tuanya, Stanley menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliaran di jalanan.Dia terutama mengamati situasi bisnis di Kota Picma untuk memilih industri untuk digeluti.Dalam waktu setengah bulan, orangnya Kent juga tidak pernah datang mencari Stanley.Kent pernah mengatakan bahwa dia menginginkan agar Stanley bekerja untuknya.Sedangkan sekarang, Kent seperti sudah melupakannya.Namun, Stanley juga tidak berinisiatif u

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 44

    Pada malam hari, Leo pulang dengan bertumpu pada kruknya.Stanley duduk sendirian di ruangan yang kosong dengan berbagai pikiran dalam benaknya.Setelah duduk diam untuk sangat lama, dia berjalan masuk ke ruang dalam dan mengeluarkan sebuah tas.Ini adalah tas yang dibawa David saat melarikan diri dari penjara.Ada sedikit uang dan beberapa barang di dalamnya.Meskipun Stanley tidak mengetahui identitas David, pria licik seperti itu jelas bukan orang biasa.Oleh karena itu, barang yang dia bawa dalam situasi seperti itu pasti sangat penting.Sebelumnya, Stanley tidak punya waktu untuk mengurus benda-benda ini. Sekarang, segalanya sudah terselesaikan, jadi Stanley juga ingin melihat barang apa saja yang dibawa David dengan mempertaruhkan nyawanya.Di dalam tas tersebut, terdapat beberapa lapisan plastik yang terbungkus dengan rapat.Saat Stanley membuka kantong plastik itu, dia melihat beberapa lapis kertas kraft yang terbungkus lagi di dalamnya. Bisa dilihat betapa pentingnya barang in

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 43

    Stanley tersenyum. Hidupnya sudah lama berubah.Pada saat ini, Linda berjalan keluar setelah bersih-bersih.Dia mengambil kotak rokok dari tangan Leo dan menyalakan sebatang rokok sambil bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Leo tersenyum sambil berkata, "Sudah lihat, belum? Wanita ini bahkan lebih jantan darimu!""Apa salahnya merokok?"Stanley tersenyum sambil menatap Linda dan berkata, "Oh ya, seingatku, kamu sepertinya punya seorang adik laki-laki, deh.""Apa yang dia lakukan sekarang?"Linda terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya menutupi separuh wajahnya.Dia mengisap rokok itu dalam-dalam dan tertawa, lalu menjawab, "Kondisi kesehatannya kurang baik, jadi dia sedang dalam pemulihan."Stanley tahu bahwa Linda sepertinya menyembunyikan sesuatu.Dia juga tidak banyak tanya dan hanya bersandar di kursi dalam diam.Setelah merokok, Linda berdiri dan berkata, "Sudahlah, aku harus pergi kerja.""Makan malam masing-masing, ya!"Seusai berbicara, dia menga

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 42

    Pada siang harinya, Stanley pergi membeli sayur, sedangkan Linda masuk ke dapur dan mempersiapkan banyak makanan.Melihat meja yang penuh akan makanan, Leo yang duduk di meja makan berseru dengan kagum, "Wah, nggak kusangka, Kak Linda pandai masak, ya!"Stanley juga menatap Linda dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang terlihat seperti gadis manja ini ternyata memiliki keterampilan memasak sebagus ini.Makanan yang memenuhi meja itu harum dan lezat, tidak kalah dari masakan ibunya Stanley.Linda tersenyum dengan bangga dan berkata, "Huh, sejak umur delapan tahun, aku sudah bisa memasak.""Pada saat itu, akulah yang memasak untuk keluargaku!"Stanley pun bertanya dengan terkejut, "Delapan tahun?""Orang tuamu benar-benar rela membiarkanmu melakukan pekerjaan rumah, ya!"Mendengar ucapan ini, Linda tampak agak tidak nyaman, matanya juga memerah.Stanley tiba-tiba teringat akan sesuatu.Dulu, saat mereka masih bersekolah, orang tuanya Linda sepertinya tidak pernah pergi ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status