Share

Bab 9

Author: Daliah
Kabar ini membuat niat membunuh dalam hati Stanley makin kuat.

Namun, dia tidak menunjukkan hal ini, dia hanya bertanya dengan suara rendah, "Siapa yang melukai Leo Orlando?"

Jayden mengira bahwa Stanley merasa ketakutan, jadi dia menjawab dengan bangga, "Huh, dia dilukai oleh bosnya sendiri!"

Stanley mengernyit sambil bertanya, "Bosnya?"

Dia mengetahui bahwa Leo bergaul di luar dan mengikuti seorang "bos". Biasanya, Leo juga sering membicarakan tentang bosnya ini, bahwa bosnya sangat berani dan sangat menjaga dirinya.

Namun, bagaimana mungkin bosnya ini mematahkan tangan dan kakinya?

Jayden tersenyum dengan sinis sambil bertanya, "Kenapa? Nggak percaya, ya?"

"Huh, kamu nggak tahu sekuat apa orang di balik masalah ini."

"Leo mau menuntut keadilan untuk si Stanley Connor itu dan datang mencari kami para saksi mata. Itu namanya dia cari mati!"

"Hanya dengan sepatah kata dari bos di belakang itu, bosnya Leo langsung mematahkan tangan dan kakinya Leo."

Jayden melirik Stanley sekilas, lalu tersenyum sinis sambil berkata, "Bocah, pikirkanlah sendiri apakah nyawamu masih berharga atau nggak."

"Kalau kamu nggak mau mati, cepat lepaskan aku."

"Kalau nggak, aku jamin nasibmu akan lebih buruk daripada Leo!"

Ekspresi Stanley menjadi dingin. Berdasarkan ucapan Jayden, Stanley merasa yakin bahwa Jayden pasti mengetahui beberapa rahasia.

"Siapa bos di belakang yang kamu maksud?" tanya Stanley dengan suara rendah.

Jayden tercengang sejenak, lalu ekspresinya menjadi dingin. "Jangan tanya aku, aku juga nggak tahu siapa itu."

"Jawabanku tetap sama, kalau kamu masih mau hidup, lepaskan aku. Kalau nggak ...."

Sebelum Jayden bisa menyelesaikan ucapannya, Stanley langsung menusuknya lagi tanpa ragu-ragu.

Jayden berteriak sambil meronta, sehingga belati itu langsung patah.

Stanley memegang belati yang tersisa separuh dan mengernyit.

Belati ini sungguh tidak berguna!

Dia bergegas maju dan menginjak leher Jayden sambil mengarahkan setengah belati itu ke kening Jayden. "Kalau kamu teriak lagi, aku akan langsung menusukmu dari sini!"

Jayden benar-benar ketakutan. Dari dua tusukan sebelumnya, dia sudah yakin bahwa Stanley benar-benar berani melakukan hal itu.

Dia bergegas berhenti berteriak, lalu berkata dengan suara gemetaran, "Kak, aku ... aku benar-benar nggak tahu apa-apa."

Stanley bertanya dengan dingin, "Tadi, kamu baru saja menyebut bos di belakang itu, tapi sekarang kamu bilang kamu nggak tahu. Kamu kira aku akan percaya?"

Jayden berseru dengan ketakutan, "Aku hanya menebaknya!"

"Ada orang yang memberiku 40 juta untuk bersaksi dan menuduh bocah itu."

"Coba pikirkan, orang itu mau memberiku 40 juta, itu uang banyak, jadi dia pasti seorang bos besar!"

"Tapi ... tapi aku benar-benar nggak tahu dia siapa!"

Stanley mengernyit sambil bertanya, "Kalau begitu, siapa yang kasih uangnya?"

Jayden ragu-ragu dan tidak ingin menjawab pertanyaan ini.

Stanley tidak sabar lagi, dia langsung menancapkan belati itu ke bahunya Jayden.

Jayden berteriak kesakitan, lalu bergegas menjawab, "Linda ... Linda Huttons, dialah yang memberiku uang itu agar aku bersaksi ...."

"Linda Huttons?!" Stanley seketika tercengang.

Stanley mengenal Linda Huttons, salah satu teman sekelasnya.

Semasa mereka bersekolah, Linda bukan orang baik-baik, dia selalu berias dengan sangat menggoda dan sering bergaul dengan para preman.

Setelah mereka lulus SMA, Linda tidak kuliah dan malah sering pergi ke bar dan kelab malam.

Kabarnya, dia bekerja di sebuah kelab malam.

Sebelumnya, di acara reuni, Linda juga hadir, dia bahkan pergi dengan Irene.

Pada saat itu, Linda tampak sangat akrab dengan Irene.

Alhasil, Irene meninggal di samping Stanley, sedangkan Linda diam-diam menyuap para saksi mata.

Kalau begitu, Linda seharusnya mengetahui kenyataan di balik kematian Irene!

Stanley bertanya, "Di mana Linda sekarang?"

Jayden menjawab, "Linda adalah seorang pelayan di Kasino Haritto. Sekarang, dia seharusnya lagi kerja."

Stanley mengangguk. Dia menatap Jayden dan tiba-tiba bertanya, "Kamu mau hidup atau mau mati?"

Wajah Jayden seketika memucat. "Saya ... tentu saja ingin hidup."

"Kak, saya sudah memberi tahu Anda semuanya yang saya ketahui. Saya mohon, beri saya satu kesempatan, ampunilah saya ...."

Stanley berkata, "Baiklah!"

"Kalau begitu, hubungi Linda. Katakan padanya, ada yang sedang menyelidiki kesaksian palsumu. Ajak dia untuk bertemu dan membahas solusinya."

"Dengarkan baik-baik. Kalau kamu berani macam-macam hingga ketahuan sama Linda, aku akan langsung membunuhmu!"

Sambil mengucapkan kata-kata ini, Stanley mengarahkan belati yang sudah patah setengah itu ke leher Jayden.

Sekujur tubuh Jayden bergetar. Dia bergegas mengangguk sambil berkata, "Saya ... saya akan telepon ...."

Dia mengeluarkan sebuah ponsel kecil dan hendak menghubungi Linda dengan gemetaran.

Namun, Stanley menahan lengan Jayden sambil berkata dengan suara rendah, "Tenangkan dulu dirimu!"

Sekarang, suara Jayden gemetaran, sekujur tubuhnya juga bergetar. Jika dia menghubungi Linda dalam kondisi seperti ini, dia pasti akan ketahuan.

Setelah sekitar belasan menit, Jayden baru menjadi lumayan tenang. Stanley pun membiarkan Jayden menghubungi Linda.

Sesaat kemudian, Linda menerima panggilan ini. Sesuai perintah Stanley, Jayden berkata, "Kak Linda, ada masalah."

"Ada yang cari aku untuk menyelidiki kasusnya Stanley Connor, dia curiga aku membuat kesaksian palsu. Bagaimana ini?"

"Kamu di mana? Bagaimana kalau kita bertemu dan membahas hal ini?"

Linda terdiam sejenak sebelum menjawab dengan suara rendah, "Besok siang, di tempat yang sama."

Jayden bergegas bertanya, "Nggak bisa sekarang saja?"

"Aku ... aku benar-benar takut!"

Linda berkata dengan marah, "Sialan! Malam ini, aku lagi menemani temannya Kak Hugo, aku nggak punya waktu untuk pergi ke sana!"

"Jangan takut. Aku dapat kabar bahwa dua hari yang lalu, saat Stanley kabur dari penjara, dia dibunuh seseorang."

"Kalaupun ada yang menyelidiki kasus ini, orangnya juga sudah mati, apa lagi yang perlu kamu takutkan?"

"Tetap jawab seperti biasa saja! Tenang saja, bosku bisa membantumu menyelesaikan masalah ini!"

Seusai berbicara, Linda langsung mengakhiri panggilan ini.

Jayden menatap Stanley dan berkata, "Kak, kamu sudah dengar 'kan, dia ... dia nggak mau keluar malam ini."

Stanley mengernyit. Awalnya, dia berencana untuk menyelesaikan semuanya malam ini.

Sekarang, Linda tidak bisa keluar, jadi Stanley tidak bisa melanjutkan penyelidikannya dan hanya bisa menunggu sehari lagi.

Namun, dalam situasi saat ini, jika dia menunggu sehari lagi, dia akan makin dalam bahaya!

Stanley berpikir sejenak, lalu akhirnya menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kalau begitu, besok saja."

"Oh iya, tempat yang sama itu di mana?"

"Bagaimana kalian biasanya bertemu?"

Stanley bertanya dengan saksama dan Jayden menjelaskan semuanya dengan jujur.

Stanley mencatat semuanya, lalu mengeluarkan tali yang sudah dia siapkan dan mengikat Jayden dengan kuat.

Kemudian, dia menambahkan belasan lapisan pita perekat yang transparan di luar tali itu agar Jayden tidak melarikan diri.

Setelah melakukan semua hal ini, Stanley menyeret Jayden ke sebuah ruangan bawah tanah yang telantar.

Ruangan ini seharusnya merupakan gudang ubi milik penduduk yang dulunya tinggal di tempat ini, tetapi sudah tidak ada yang tinggal di sekitar, jadi gudang ubi ini sudah ditelantarkan.

Rumput liar menutupi pintu masuk gudang ubi ini.

Ada juga lempengan batu yang menutupinya untuk mencegah ada yang tidak sengaja terjatuh ke dalamnya.

Stanley menatap Jayden dan berkata, "Sebelum aku menyelesaikan segalanya, kamu harus tinggal di ruangan ini."

"Jujur saja, kalau ada yang terjadi padaku, aku nggak bisa kembali untuk menyelamatkanmu dan kamu harus mati kelaparan di ruang bawah tanah ini."

"Jadi, biar kuberi kamu satu kesempatan lagi. Pikirkan lagi dengan baik, apakah masih ada yang belum kamu beri tahu aku?"

"Kita sudah senasib. Kalau kamu berani mencelakaiku hingga aku terkena masalah, kamu juga nggak usah hidup lagi!"

Jayden merasa ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia pun berkata dengan gemetaran, "Aku ... aku akan bicara!"

Dia bergegas memberi tahu Stanley beberapa detail mengenai pertemuannya dengan Linda.

Ekspresi Stanley menjadi dingin. Seperti dugaannya, Jayden masih menyembunyikan sesuatu darinya.

Untung saja, Stanley akhirnya menjebak Jayden lagi. Kalau tidak, besok, Stanley mungkin tidak akan bertemu dengan Linda!

Setelah Jayden menjelaskan segalanya, Stanley menutupi mulutnya dengan pita perekat dan melemparkannya ke gudang ubi itu, lalu menutupi pintunya dengan lempengan batu, mengurungnya di dalam ruangan tersebut!

Kemudian, Stanley berbalik dan berjalan kembali ke Kota Picma dalam kegelapan malam.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 50

    Mendengar teriakan Harry, beberapa bawahannya juga mulai berteriak kesakitan.Penglihatan mereka juga dikaburkan kapur tohor itu, sedangkan kapur tohor yang mengenai air akan menjadi panas dan bersifat sangat korosif.Jika mereka mengucek mata mereka, hal ini akan mempercepat proses korosi, sehingga akibatnya akan menjadi makin parah.Oleh karena itu, untuk sesaat, ruangan ini penuh akan suara teriakan. Semua bawahan yang dibawa Harry pun jatuh dalam kekacauan.Sedangkan Stanley dan yang lainnya sudah melakukan persiapan.Saat Jakob menarik kain terpal itu, semua orang langsung memakai kacamata.Meskipun kacamata ini tidak bisa menghalangi semua kapur tohor, sebagian bisa terhalangi.Selain itu, mereka juga memejamkan mata mereka pada waktunya, sehingga kapur tohor itu sama sekali tidak masuk ke mata mereka.Mereka juga memiliki persiapan lainnya.Stanley sudah terlebih dahulu mempersiapkan dua bungkus minyak.Saat kapur tohor dijatuhkan, mereka langsung membuka sebungkus minyak untuk

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 49

    Siapa di antara mereka yang belum pernah dipenjara?Javier bergegas maju dan bertanya, "Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Bagaimana kalau kita suruh mereka keluar, bawa mereka ke tempat lain, lalu hajar mereka habis-habisan?!"Harry melambaikan tangannya sambil berkata, "Nggak.""Mereka hanya empat orang, sedangkan kita ramai sekali. Kalau kita pergi memanggil mereka keluar, mereka pasti akan ketakutan setengah mati.""Mereka sangat cekatan. Kalau mereka melarikan diri, kita mungkin saja nggak bisa menahan mereka.""Jangan bertindak gegabah. Kita diam-diam ke sana, kepung mereka di dalam rumah, baru tangkap mereka!"Javier langsung tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu memang paling bijak!"Dengan ekspresi bangga, Harry melambaikan tangannya dan berseru, "Ambil senjata kalian, maju!"Sekelompok pemuda pun mengeluarkan senjata mereka dan diam-diam berjalan memasuki gang itu ke rumahnya Stanley.Langit sudah gelap, sedangkan lampu jalan di luar gang tua ini sudah lama rusak.Te

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 48

    Leo benar-benar memanggil dua temannya.Salah satunya bernama Jakob Wester. Orangnya kurus dan kecil, dengan bagian mulutnya meruncing ke depan.Pria lainnya bernama Teddy Orlando, dia adalah sepupunya Leo, dengan perawakan tinggi dan kuat.Hanya saja, Teddy kurang pintar. Selain itu, dia memiliki nafsu makan yang sangat kuat.Pada siang hari, Linda memasak banyak makanan. Teddy melahap makanannya dengan sangat cepat, tetapi dia masih saja tidak kenyang.Linda pun memasakkan dua bungkus mi lagi untuknya, baru setelah itulah dia merasa puas.Leo memperkenalkan dua temannya pada Stanley, lalu berkata, "Stanley, mereka berdua adalah temanku yang sangat setia, kamu bisa memercayai mereka."Stanley menganggukkan kepalanya, dia juga sangat memercayai Leo.Dia pun menceritakan perihal Harry akan datang untuk balas dendam nanti malam.Mendengar hal ini, Teddy hanya duduk diam dengan ekspresi kosong, seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Sedangkan Jakob menggaruk kepalanya sambil bertanya pa

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 47

    Leo berkata dengan cemas, "Sialan! Kondisinya berbeda.""Kamu melawan Jovan mati-matian, tapi apakah kamu akan melawan Harry seperti itu juga?""Kamu sudah susah payah mendapatkan kembali nama baikmu, jangan sampai menyebabkan korban jiwa lagi!"Stanley tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leo. "Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," katanya."Ayo jalan, kita siap-siap dulu di rumah. Selain itu, coba ceritakan siapa Harry sebenarnya."Leo menatap Stanley dengan tatapan kebingungan karena Stanley terlalu tenang.Namun, dia tetap mengejar Stanley dengan tertatih-tatih dan mulai menceritakan tentang Harry pada Stanley.Harry adalah seorang preman di Kota Picma.Seperti Felix, Harry juga bekerja sebagai seorang pengawas.Namun, Harry mengawasi beberapa pusat permainan.Mendengar penjelasan ini, Stanley bertanya dengan heran, "Pusat permainan?""Bukankah kamu bilang Harry lebih hebat daripada Felix?""Kenapa dia hanya mengawasi beberapa pusat permainan?"Leo menjawab, "Kamu nggak tahu, y

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 46

    Pertarungan ini dimulai dan berakhir dengan cepat.Meskipun ada tiga orang di pihak Javier, Javier langsung ditendang Stanley di selangkangannya, sehingga dia tidak bisa bergerak.Salah satu dari dua pemuda yang tersisa dilukai matanya oleh Stanley dan dipukul hingga babak belur oleh Leo dengan kruknya.Saat Stanley menahan pemuda terakhir di lantai, dia masih meronta dan ingin melawan.Namun, Stanley sudah mempelajari banyak hal dari buku "Delapan Jalur Energi Khusus" selama ini.Meskipun pemuda ini meninju Stanley dua kali, perlawanan itu hanya membuat Stanley merasa sedikit kesakitan.Namun, beda halnya dengan serangan Stanley. Setiap serangannya mengenai titik fatal.Dia memang memukul dengan tinjunya, tetapi sudah cukup untuk membuat pemuda ini kehilangan kemampuan untuk melawan.Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari lima menit, Javier dan dua pemuda lainnya sudah dikalahkan dan berjongkok di samping dinding sambil menundukkan kepala mereka.Awalnya, Leo yang tangan dan kakinya

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 45

    Kemudian, Stanley melewati waktu setengah bulan tanpa kejadian khusus apa pun.Selama ini, Leo selalu datang ke rumahnya Stanley. Dia mengembalikan uang 600 juta dan emas batangan sebelumnya pada Stanley.Adapun Linda juga sudah menganggap rumahnya Stanley sebagai tempat tinggalnya.Pada pagi hari, dia datang dan memasak untuk dua pria itu.Pada malam hari, dia pergi bekerja dan pulang kerja pagi-pagi sekali, lalu tidur di rumahnya Stanley.Ketiga orang ini tinggal bersama, layaknya keluarga.Dalam waktu setengah bulan terakhir, selain pergi memberi penghormatan untuk orang tuanya, Stanley menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliaran di jalanan.Dia terutama mengamati situasi bisnis di Kota Picma untuk memilih industri untuk digeluti.Dalam waktu setengah bulan, orangnya Kent juga tidak pernah datang mencari Stanley.Kent pernah mengatakan bahwa dia menginginkan agar Stanley bekerja untuknya.Sedangkan sekarang, Kent seperti sudah melupakannya.Namun, Stanley juga tidak berinisiatif u

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 44

    Pada malam hari, Leo pulang dengan bertumpu pada kruknya.Stanley duduk sendirian di ruangan yang kosong dengan berbagai pikiran dalam benaknya.Setelah duduk diam untuk sangat lama, dia berjalan masuk ke ruang dalam dan mengeluarkan sebuah tas.Ini adalah tas yang dibawa David saat melarikan diri dari penjara.Ada sedikit uang dan beberapa barang di dalamnya.Meskipun Stanley tidak mengetahui identitas David, pria licik seperti itu jelas bukan orang biasa.Oleh karena itu, barang yang dia bawa dalam situasi seperti itu pasti sangat penting.Sebelumnya, Stanley tidak punya waktu untuk mengurus benda-benda ini. Sekarang, segalanya sudah terselesaikan, jadi Stanley juga ingin melihat barang apa saja yang dibawa David dengan mempertaruhkan nyawanya.Di dalam tas tersebut, terdapat beberapa lapisan plastik yang terbungkus dengan rapat.Saat Stanley membuka kantong plastik itu, dia melihat beberapa lapis kertas kraft yang terbungkus lagi di dalamnya. Bisa dilihat betapa pentingnya barang in

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 43

    Stanley tersenyum. Hidupnya sudah lama berubah.Pada saat ini, Linda berjalan keluar setelah bersih-bersih.Dia mengambil kotak rokok dari tangan Leo dan menyalakan sebatang rokok sambil bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Leo tersenyum sambil berkata, "Sudah lihat, belum? Wanita ini bahkan lebih jantan darimu!""Apa salahnya merokok?"Stanley tersenyum sambil menatap Linda dan berkata, "Oh ya, seingatku, kamu sepertinya punya seorang adik laki-laki, deh.""Apa yang dia lakukan sekarang?"Linda terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya menutupi separuh wajahnya.Dia mengisap rokok itu dalam-dalam dan tertawa, lalu menjawab, "Kondisi kesehatannya kurang baik, jadi dia sedang dalam pemulihan."Stanley tahu bahwa Linda sepertinya menyembunyikan sesuatu.Dia juga tidak banyak tanya dan hanya bersandar di kursi dalam diam.Setelah merokok, Linda berdiri dan berkata, "Sudahlah, aku harus pergi kerja.""Makan malam masing-masing, ya!"Seusai berbicara, dia menga

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 42

    Pada siang harinya, Stanley pergi membeli sayur, sedangkan Linda masuk ke dapur dan mempersiapkan banyak makanan.Melihat meja yang penuh akan makanan, Leo yang duduk di meja makan berseru dengan kagum, "Wah, nggak kusangka, Kak Linda pandai masak, ya!"Stanley juga menatap Linda dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang terlihat seperti gadis manja ini ternyata memiliki keterampilan memasak sebagus ini.Makanan yang memenuhi meja itu harum dan lezat, tidak kalah dari masakan ibunya Stanley.Linda tersenyum dengan bangga dan berkata, "Huh, sejak umur delapan tahun, aku sudah bisa memasak.""Pada saat itu, akulah yang memasak untuk keluargaku!"Stanley pun bertanya dengan terkejut, "Delapan tahun?""Orang tuamu benar-benar rela membiarkanmu melakukan pekerjaan rumah, ya!"Mendengar ucapan ini, Linda tampak agak tidak nyaman, matanya juga memerah.Stanley tiba-tiba teringat akan sesuatu.Dulu, saat mereka masih bersekolah, orang tuanya Linda sepertinya tidak pernah pergi ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status