Share

Bab 10

Author: Jurang
Setelah menebak-nebak selama beberapa saat, akhirnya Owen kembali tersadar dari lamunannya.

Owen berjalan ke sisi Theresa, lalu menarik-narik lengannya dan berbisik, “The … Theresa, sudahlah, lagi pula aku juga sudah terbiasa ….”

Hati Theresa terasa sakit. Dia bisa merasakan rasa pilu dan tidak berdaya dari ucapan Owen tadi. Selain itu, dia juga merasa merasakan rasa rendah diri Owen.

“Nona Theresa, semua ini salah Amanda. Nanti saya pasti akan beri pelajaran kepadanya. Mohon maafkan dia, beri dia satu kesempatan untuk berubah,” ucap David dengan tulus.

David berjanji mulai saat ini, dia tidak akan memanjakan Amanda lagi. Jika tidak, suatu hari nanti David pasti akan dicelakai oleh Amanda!

“Berdirilah! Berhubung temanku sudah memaafkanmu, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Aku harap kamu nggak ulangi kesalahanmu lagi!” kata Theresa dengan mendengus.

Theresa bukanlah orang yang sudah menekan orang lain dengan identitasnya. Dia juga tidak suka mencari masalah dengan orang lain.

“Terima kasih, Nona Theresa. Terima kasih, Tuan ….” Setelah mendapat pengampunan, Amanda baru berani berdiri. Saat ini, bagian belakang kemejanya sudah basah lantaran dirinya berkeringat dingin.

Banyak pengunjung hotel yang sedang menyaksikan gambaran itu. Setelah mengetahui ternyata wanita cantik di hadapan mereka adalah Theresa, si wanita cantik di Jenggala, semua orang spontan merasa kaget.

Selain kaget, ada juga yang merasa terpikat dengan kecantikan Theresa. Bahkan, ada yang diam-diam memotret maupun merekam si Theresa.

“Owen, ayo kita pergi ….” Theresa menyadari tatapan orang-orang di sekitar. Dia pun langsung menarik Owen untuk meninggalkan hotel.

Hotel adalah tempat yang agak istimewa. Tentu saja, sebenarnya Theresa juga bukan merasa takut. Hanya saja, dia memiliki banyak penggemar yang berasal dari lingkungan kalangan atas. Jika mereka salah paham dengan masalah ini, bisa jadi Owen akan terkena masalah.

Theresa tidak ingin Owen terkena imbasnya.

Vila Bagya.

Salah satu vila mewah terkenal di Jenggala. Vila terletak di sekitar danau dan gunung. Jadi, pemandangan di sini sangatlah indah.

Orang-orang yang bisa tinggal di vila seperti ini hanyalah orang-orang dari kalangan atas atau pengusaha.

Theresa membeli dua set pakaian berkualitas bagus untuk Owen, lalu membawanya kembali ke vila.

“Owen, sepertinya agak nggak leluasa untuk tinggal di hotel. Jadi, untuk sementara ini, kamu tinggal di tempatku dulu. Besok, aku akan beliin rumah buat kamu. Setelah prosedurnya sudah selesai, kamu baru pindah ke sana,” ucap Theresa dengan tersipu malu.

Biasanya Theresa sangat menjaga nama baiknya. Dia tidak pernah membawa lelaki untuk bertamu di rumahnya, apalagi tinggal di rumahnya.

Hanya saja, demi berterima kasih kepada Owen, kali ini Theresa mengizinkan Owen untuk tinggal di rumahnya.

Tentu saja, Theresa bisa begitu percaya dengan Owen karena dia bahkan rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Theresa semalam. Jadi, Theresa yakin Owen bukan orang jahat.

“Terima kasih, tapi kamu nggak usah beliin rumah buat aku,” balas Owen sambil melambaikan tangannya.

Seketika, Owen merasa ada yang salah dengan ucapannya. Sepertinya Theresa akan salah paham mengira Owen ingin tinggal bersamanya.

“Aku … aku nggak ada maksud lain. Maksudku, kamu cukup bantu aku untuk sewa rumah saja. Setelah aku punya uang nanti, aku akan kembalikan uang kontrakan itu sama kamu,” lanjut Owen dengan tersenyum canggung.

Theresa pun tidak memasukkannya ke hati. Dia mengeluarkan selembar kartu, lalu menyerahkannya kepada Owen. “Anak buahku temukan kartu identitasmu di tong sampah. Tapi gimana ceritanya kartu identitasmu bisa ada di tong sampah?”

“Bagus sekali!” Owen mengambil kartu identitas dan tersenyum.

Sekarang Owen sudah tidak memiliki segalanya. Dengan adanya kartu identitas ini, setidaknya Owen bisa pergi melamar pekerjaan demi kelangsungan hidupnya.

Namun ketika memikirkan alasan kartu identitasnya bisa berada di tong sampah, wajah Owen pun langsung memerah. Dia malu untuk menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang menantu pecundang yang selalu disuruh-suruh oleh keluarga sang istri. Jadi, Owen pun terpaksa menjawab dengan ala kadarnya.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Elrey Yus
jalan mulus
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
orsng jujur
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3129

    “Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3128

    “Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3127

    “Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3126

    “Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3125

    Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3124

    “Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status