Hari itu Anya pergi ke agensi tempat dirinya bernaung. Wajah gadis itu merah padam karena menahan amarah, setelah melihat postingan media sosial milik perusahaan K sport."Aku mau komplain ke K Sport! Bagaimana bisa mereka membuat tubuhku terlihat begitu gendut!" Anya meluapkan kekesalan pada managernya.Martha cukup terkejut melihat Anya datang dengan marah-marah, bahkan modelnya itu langsung duduk dan bersedekap dada."Ada apa sih, Nya?" tanya Martha."Apa kamu tidak lihat postingan sosial media K Sport? Lihat betapa gemuknya aku di foto itu," keluh Anya.Ternyata Anya marah karena fotonya yang mengenakan baju tenis keluaran terbaru K Sport terlihat gendut. Padahal bagi mata umum terlihat biasa. Namun, bukan itu yang membuat Anya sangat marah, tapi karena ada beberapa netizen yang berkomentar negatif tentangnya. Dia dicibir gemuk dan diberi nasihat harus bisa menjaga pola makan dan rajin olahraga agar tubuhnya tak melar dan jelek serta dianggap tak sedap dipandang.Padahal Anya sela
Bukannya kesal karena ucapan Kaisar yang memintanya ke dokter jiwa, Anya malah semakin tertantang melihat sikap pria itu. Ia hanya merasa jika Kaisar bukanlah pria yang mudah untuk ditaklukan."Ah ... kenapa dia semakin membuatku tergila-gila," batin Anya yang terus saja senyum-senyum sendiri.Kaisar semakin keheranan melihat sikap Anya, beranggapan jika gadis itu memang benar-benar memiliki gangguan jiwa. Martha baru saja sampai di rooftop. Ia melihat Anya yang terus menatap Kaisar, sedangkan pria itu tampak melipat kedua tangan di dada dan terlihat kesal. Anya masih tersenyum-senyum sendiri, sedangkan Martha langsung duduk di kursi sebelah Kaisar."Maaf karena saya terlambat," ucap Martha."Saya tegaskan, semua ini bukan salah staf saya, tapi model Anda saja yang terlalu lebay menanggapi masalah ini," ujar Kaisar menjelaskan. Ia bersikap sopan pada Martha karena manager Anya itu juga bersikap segan padanya.“Lebay? saya memang dihina!" sembur Anya karena merasa disalahkan. "Apa ada
Bekerja menjadi model memang tidak mudah, Anya harus benar-benar menjaga penampilan dan bentuk badan, seperti hari itu. Libur pun dia harus pergi ke gym untuk membentuk atau minimal mempertahankan bobot tubuhnya. Anya berniat berangkat tanpa sarapan dan membuat Hantari berinisiatif membawakannya rantang.“Apa Mama bercanda?” tanya Anya yang heran, dia menoleh sang Papa untuk mendapatkan pembelaan. “Di sana ada kafe Mama, aku bisa makan di sana lagi pula aku ngegym untuk membakar lemak, percuma kalau aku makan lontong opor setelahnya.”“Sudah lah Nya bawa saja, mamamu sudah payah susah masak lontong koprol yang enak ini,”ucap Hantoro sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut.Anya mencebik kesal, dia akhirnya mau mengambil makanan itu dari tangan Hantari meski terpaksa.**Suasana Gym yang Anya datangi ternyata sudah ramai, setelah mengisi daftar tamu di meja resepsionis Anya pun masuk ke dalam. Gadis itu menuju kamar ganti untuk berganti baju. Namun, siapa sangka seorang pria diam-diam
Anya menatap Kaisar yang tak hanya mengulurkan kunci mobil tapi juga handuk yang tertinggal saat dia bersitegang dengan pria kurang ajar tadi. Tidak seperti Anya yang galak tadi, kini Kaisar melihat Anya yang sangat rapuh. Pria itu seolah tertampar dan malah mengingat kesalahannya dulu saat menyelingkuhi sang mantan istri-Agni. Perasaan Agni pasti jauh lebih sakit dari apa yang Anya rasakan.“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Kai berbasa-basi, bagaimana pun juga dia mengenal gadis itu sebagai model yang menjadi brand ambassador perusahaan papanya.Anya hanya mengangguk, sejujurnya dia malu karena menangis, tapi apa yang dia alami tadi benar-benar menyakiti hati. Setelah Anya menerima apa yang dia ulurkan, Kaisar pun pergi. Namun, tak pria itu duga Anya memanggilnya dan sukses membuatnya terbelalak.“Om Kai, terima kasih!” Kening Kaisar terlipat halus, dia menoleh dan salah tingkah karena beberapa orang sempat menatapnya. “Om? Dia memanggilku Om?” Kaisar
Jepretan kamera dan kerumunan wartawan tak menghalangi langkah penuh percaya diri Anya. Ia yang memang sudah terbiasa dengan sorot kamera terlihat melenggang dengan santai dan duduk di meja yang sudah disiapkan. Pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan wartawan bisa dengan mudah dia jawab, jika dia tidak bisa menjawab, kakinya akan menyenggol kaki Martha untuk memberi kode dan wanita itu pun akan bergegas mengambil alih memberikan jawaban.Anya memasang muka datar selama wawancara berlangsung, dia pikir akan bertemu dengan Kaisar di sana tapi ternyata pria itu tidak hadir. Anya merasa bodoh, mana mungkin Kaisar mau berhadapan dengan banyak kamera, pria itu bukan public figure juga bukan orang yang dekat dengannya, jadi tidak mungkin juga sudi hadir di depan awak media.Sementara itu, dirumah ada kaisar yang sedang menatap gelisah layar televisi. Mendadak dia menyesal memberikan statement ke agensi Anya untuk menjadi saksi."Hais! Apa yang aku pikirkan? Harusnya aku tidak terlibat d
Hari itu K Sport mengadakan pesta peluncuran produk terbaru mereka. Pesta itu di gelar di sebuah hotel berbintang lima. Dekorasinya begitu memikat dan memanjakan mata para tamu. Alunan musik jazz pun menambah euforia yang ada. Para pramusaji nampal hilir mudik menawarkan para tamu minuman juga camilan.Anya yang baru tiba langsung terpana karena melihat dekorasi ruang tersebut, decak kagumnya terdengar berkali-kali. Sebuah suasana yang tak pelak membuatnya yang sudah cantik dengan gaun cokelat tua semata kaki berbinar menatap."Selamat datang, Nona," ucap salah satu panitia penyelenggara. Dia menyambut Anya dengan sopan dan penuh kelembutan. "Ayo, ikut saya!"Anya yang sudah cantik pun berjalan memasuki aula pesta dengan percaya diri. Senang hatinya tak terkira. Sembari melangkah dirinya bersenandung ria dalam hati. Firasat mengatakan akan bertemu sang pujian hati di sana.Orang itu ternyata membawa Anya ke tengah pesta. Anya pun di pinta mengucapkan satu dua patah kata di sana selaku
"Kenapa berdiri di sini? Kenapa tidak bergabung di dalam?" tanya Anya berbasa-basi."Aku tidak suka keramaian," balas Kaisar sekenanya.Hening karena Kaisar diam bergelayut dengan pikirannya sendiri. Sementara Anya, memegang pembatas atap itu dan tersenyum, matanya menatap langit malam yang sedikit memberikan cahaya bintang. Anya juga membiarkan angin malam menerpa tubuhnya yang hanya mengenakan gaun tanpa lengan."Om, masuk ke dalam, yuk! Malam ini dingin.""Kamu saja yang masuk," balas Kaisar tanpa menoleh.Anya nyengir, dia menggaruk tengkuk karena laki-laki yang ada disampingnya ini begitu sulit ditaklukan. Kendatipun begitu semangatnya untuk berjuang mendapat perhatian semakin tinggi."Ngomong-ngomong aku mau mengucapkan terima kasih atas bantuan waktu itu.""Bukankah kamu sudah melakukanya?" tanya Kaisar untuk merespon ucapan Anya."Tapi itu ‘kan berbeda."Kaisar diam saja dan membuat Anya menjadi kikuk. Dari samping Kaisar terlihat sangat tampan."Apa kamu memang tidak mau perg
Kaisar kembali dibuat terkesiap. Umur semuda Anya bisa sebaik itu dalam berpikir.Mendengar penuturan Anya, Kaisar jadi lumayan nyaman. Anya ternyata jauh dari dugaannya selama ini. Pun Anya, gadis itu jadi semakin gencar becanda. Menghibur adalah trik tersembunyi untuk mendapatkan hati Kaisar.Saking asyiknya berbicara mereka tidak menyadari kalau malam semakin larut. Angin pun semakin kuat berembus hingga Anya yang hanya mengenakan gaun tanpa lengan bersin-bersin karenanya.Kaisar yang tidak tega melepas jas dan melampirkan ke pundak Anya. Kembang kempis hidung Anya karena terharu mendapat perlakuan seperti itu."Om, makasih, ya."Kaisar hanya berdeham."Om tidak ada niatan menikah lagi?" tanya Anya."Belum, aku masih belum kepikiran."Mendengar itu hati Anya semakin cenat-cenut. Jika sekarang Kaisar masih sendiri itu artinya kesempatan untuk menyelusup ke hati lelaki matang itu semakin besar. Tidak ada saingan maka jalan akan semakin mulus."Om, kira-kira ...."Lisan Anya tergantun