Terlahir sebagai anak di luar nikah, dari ayah yang tidak pernah dia ketahui rimbanya membuat nasib buruk terus menimpa Serena. Dia tak diinginkan, diabaikan juga dibenci oleh banyak orang Di hari yang sama dengan dia dipecat dari tempat kerja, Serena dipaksa menggantikan tempat kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pemimpin mafia. Pemimpin mafia yang terkenal dingin dan kejam. Serena tak punya pilihan selain menerima pernikahan tersebut. Atau ibunya akan berada dalam bahaya. Menikah dengan seseorang yang bahkan Serena tak tahu wajahnya, bagaimana hidup Serena selanjutnya? Akankah dia akan menghadapi kekejaman seorang mafia seperti yang diberitahukan oleh kakak tirinya atau nasib baik yang justru Serena dapat? Apa yang akan Serena lakukan ketika pertemuannya dengan Alterio Inzaghi membawanya pada banyak hal yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Termasuk siapa ayah kandungnya. "Tidak adakah yang menginginkanku di dunia ini?" Serena Valencia. "Ada, aku orangnya." Alterio Inzaghi. "Aku tidak pernah menginginkan anak perempuan!"
Lihat lebih banyak"Berapa lama lagi?" Max bertanya pada Glen yang sedang mengubah ukuran serum penawar. Pria itu sendiri tengah memuat serum yang sudah jadi ke drone Arthur yang mendadak muncul melalui lubang ventilasi."Tiga menit," sahut Glen. Staf lain sudah diamankan. Sementara pintu depan masih coba dibobol. Max santai saja mendengar beberapa orang coba mendobrak pintu."Takkan berhasil punya," cibir Max penuh ejekan.Untungnya Paul menambahkan sensor pendeteksi alat pelacak setelah hari itu. Hingga benda kecil yang ditempelkan orang tidak dikenal hari itu, langsung ketahuan begitu Max melangkahi pintu ruangannya.Benda itu diambil alih Paul. Oleh pria itu tampilannya dimanipulasi. Hingga seolah tetap menempel di kulit Max, padahal tidak."Siap, Tuan." Glen menyahut ceria. Dia datang dengan botol berisi serum. "Habis ini kita cek IQ anaknya Al berapa. Mosok anak yang hobi mancing ikan koi sama manjat pohon. Bisa bikin ginian."Max memandang takjub pada benda berwarna biru. Bahkan warnanya tidak
Sergie setengah tidak rela ketika disuruh kembali ke tempat Edgar. Dia cemas tiap kali adu fisik terjadi. Dia khawatir teman-temannya akan terluka atau tuannya sendiri yang cidera.Tapi dia bisa apa ketika Alterio sudah memberikan titahnya. Mau tidak mau dia harus patuh. Walau dongkol, dia tetap pergi. Namun satu hal yang tidak pernah Sergie duga adalah dia justru bertemu tuan mudanya tepat ketika mesin mobilnya baru menyala."Om!" Seru Arthur riang."Tuan muda. Kenapa malah ke sini? Nanti Tuan marah. Tuan Besar ini bagaimana?" Sergie berkata cemas."Dia mau bantu. Aku bisa apa?" Sahut Edgar santai."Bantu? Bantu apa tuan muda.""Om Paul bilang mereka pakai serum kebal, gak mempan dipukul. Kita bisa atasi itu pakai ini. Om Max punya penawarnya kan?"Arthur menunjuk benda dalam pelukannya. Sergie terbelalak. Sejak kapan anak tuannya merakit drone. Kok dia tidak tahu."Siapa yang buat?" Sergie justru salfok pada drone dalam dekapan Arthur."Kau pikir apa yang dia lakukan di White Villa.
"Tidak mau!" Tolak Serena mentah-mentah.Dia tidak mau diungsikan ke "bunker" bersama Eva dan Sera. Selama Arthur di tempat aman, dia akan ikut menghadapi musuh."Anggap saja aku sedang trial," candanya sambil mengganti heels dengan flat shoes.Alterio menggeram. "Trial-mu bakal ganggu fokus kami." Pria itu menjawab sambil mengisi amunisi senjata. Hanya untuk berjaga-jaga. Mengingat keseluruhan The Palace dilengkapi persenjataan yang akan berfungsi jika Paul mengaktifkannya."Aku tidak selemah itu.""Memang tidak, tapi kadang logika kalian sebagai perempuan yang menghambat pergerakan kalian."Felix muncul dari sisi kiri, di mana senjata juga ada di tangannya. Tampak santai, meski dari monitor di tempat itu terlihat puluhan orang menyerbu masuk The Palace."Kalian meremehkanku," cetus Serena tidak suka."Kebanyakan begitu, Ren. Jangan sensi amat. Kalau mau ngamuk ke dia aja." Felix menunjuk Al yang sedang mengamati layar monitor."Paul bagaimana mereka bisa masuk tanpa terdeteksi siste
"Alex, ini data soal Mateo Jefferson."Sica menyerahkan setumpuk dokumen di depan Alex. Pengacara itu langsung melongo. "Sebanyak ini?" Pria itu menyentuh berkas yang tebalnya hampir sepanjang jari kelingkingnya."Kau minta aku carikan, ya aku cari."Alex menyingkirkan laptopnya. Dia meraih berkas paling bawah yang biasanya dari kurun waktu terlama. Alex hafal cara kerja Sica. Dia mengurutkan data dengan sistem yang lama paling bawah. Karena Alex ingin mengetahui masa lalu Mateo, maka dia bisa mendapatkannya dari sana. Pria itu lantas membolak balikkan halaman lebih dari sepuluh menit."Too perfect," komennya pada akhirnya."Benar terlalu sempurna, maka sangat mencurigakan.""Tahu begitu kenapa dikasih ke aku," dengus Alex kesal.Alex tidak tahu ekspresi wajah Sica berubah ketika Alex menyatakan protesnya. Namun gadis itu hanya mengedikkan bahu."Kamu nginep aja ini sudah malam." Alex berkata ketika Sica beranjak pergi."Gak, gak enak tidur di kasurmu. Wangimu bikin sesak.""Bukannya
Serena menyipitkan mata melihat Alterio muncul dari belakang Mona. Dean sendiri langsung berdiri begitu melihat Alterio. Tidak sendiri, pria itu datang bersama perempuan yang tadi dia lihat.Seksi dan terbuka pakaiannya, nyaris menunjukkan asetnya yang menonjol. Rasa kesal Serena mencuat naik. Tapi alih-alih berteriak marah. Dia tersenyum manis pada Alterio."Siapa yang cari ganti dia datang sendiri. Aku tidak mengundangnya. Beda sama dia. Ke mana-mana di bawa. Bahkan ke kamar juga mungkin saja dibawa."Serena berujar sambil memalingkan wajah. Terkesan santai tapi kalimatnya menusuk sangat dalam. Alterio mendekati Serena, mendorong Dean menjauh. "Ayo ikut denganku. Aku akan tunjukkan sesuatu," bisik Alterio."Tidak mau. Buat apa, tidak ada gunanya. Terusian saja, aku enggak ngelarang kok.""Tuan, dia tidak mau jadi jangan dipaksa." Dean mendadak muncul, sikapnya tenang seolah dialah penyelamat Serena."Tuan Deano Gilbert, ini bukan urusan Anda. Jadi silakan menyingkir."Rona terkejut
Dalam rumah tangga, tidak ada yang berjalan mulus. Ujian akan datang silih berganti dari segala sisi. Tidak peduli keadaannya, jika sudah waktunya datang ya datang saja.Seperti Al dan Serena. Setelah lama adem ayem, tanpa pertengkaran yang meledak. Akhirnya pasangan itu mengalami hari di mana cemburu dan salah paham menjadi satu.Semua terjadi ketika lelah dan tekanan karena pekerjaan keduanya alami."Aku tidak melakukan apapun dengannya. Dia hanya membantuku saat mau jatuh. Kami juga tidak sengaja bertemu."Kalimat itu terucap begitu saja ketika Al mengkonfrontasinya. "Kamu pikir aku percaya?" Balas Al dengan emosi mencapai ubun-ubun.Dia ada pertemuan dengan seorang klien di satu restoran, di sebuah pusat perbelanjaan. Di sanalah dia melihat sang istri berada dalam pelukan seorang pria.Al langsung salah paham."Lalu bagaimana denganmu? Sejak kapan Beita jadi seksi begitu. Gak sekalian telanjang saja," cibir Serena telak."Dia asisten klienku.""Lalu kenapa dia ngekorin kamu terus
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen