Pada malam pernikahan, Senna mulai menjalankan rencana pembalasannya. Dia mengajukan sebuah syarat yang tidak masuk akal..
“Tidak ada anak! Aku ingin kau menambahkannya dalam kontrak perjanjian ini.” Wanita itu menunjukkan keseriusan dan tekat yang kuat dalam setiap kata-katanya " dan aku juga tidak ingin menjadi mesin pembuat anak hanya karena kontrak bodoh itu!"Suami dari wanita itu -Evander Qin terdiam sejenak, sebelum akhirnya menanggapi. " Senna Zhang, ide bodoh macam apa itu? Siapa yang akan meneruskan garis keturunan keluargaku jika kau tidak ingin anak?""Lahirkan seorang anak! Itu tugas yang tidak akan bisa kau tolak!"Jari-jari tangan Senna mengepal. Benar, dia hanyalah alat untuk menghasilkan anak itulah gunanya dia bagi pria ini. Bahkan di kehidupan sebelumnya juga sama. Senna justru menunjukkan cibiran dengan wajahnya yang dasar.Senna mencoba menenangkan diri, sebelum akhirnya mengungkapkan sesuatu yang telah dia siapkan sebagai saran ampuh, “ Kau memiliki kekasih yang kau cintai, kenapa tidak meminta anak darinya? Tuan Qin, Bukan itu sebuah kebahagiaan memiliki anak dari wanita yang kau cintai daripada anak yang lahir dari wanita asing sepertiku?" “Kau pikir sesederhana itu? Jangan banyak protes dengan tugas yang sudah menjadi kewajibanmu."Evander Qin langsung meninggalkannya begitu saja lalu masuk ke dalam kamar mandi.Wanita itu hanya diam membeku di kursi. Beberapa detik senyum menyedihkan terukir di bibirnya. “Apa semua akan sama saja?""Jika aku gagal mengambil satu langkah penting ini maka semua rencanaku akan kacau. Jika anak itu tetap ada maka nasibku...." Senna bahkan tidak bisa memikirkan hal ini. Wanita itu melangkahkan kaki menuju ke sofa sempit itu. Dia merembahkan tubuhnya dengan banyak pemikiran sebelum akhirnya memejamkan mata.***"Aku membencimu! Aku benci orang tua seperti kalian! Aku- Hiks Aku harap tidak pernah terlahir di keluarga ini lagi! Hiks " Suara teriakan keras penuh kebencian dan juga kesedihan keluar dari mulut seorang anak yang berlari menjauh."Nak, tunggu! Jangan--"Suara bentuman terdengar. Disertai degan ceritan seorang anak kecil derdengar begitu keras.Mata Seinna Zhang langsung terbuka lebar dan punggungnya juga langsung terangkat. Tangannya mengusap wajahnya.Suara teriakan seorang anak masih terngiang di telinganya. Begitu pula suara detuman keras diakhir. Rasa sakit menjalar di hatinya yang membuatnya merasa sesak. "Mimpi ini lagi?" Suara Senna Zhang begitu lirih dan dipenuhi dengann kegelisahan.Dia bangun dan melangkah ke kamar mandi dan mengunci diri begitu saja. Dia menyalakan shower mengguyur tubuhnya dengan air dingin. "Sampai kapan semua itu menghantuiku seperti ini?"Anak kecil yang berteriak itu selalu mengingatkan kesalahan besar yang dia lakukan. Suara-suara menyebalkan dari pria dan wanita yang dipenuhi hinaan, cacian sekaligus tatapan mata tajam penuh ejekan dan kebencian itu. Senna menutup telinganya. "Berisik, bisakah kalian berhenti!" suara Senna terendam dengan derasnya air yang mengalir."Aku akan membalas menghancurkan kalian dan membuat kalian membayar atas kehilanganku." Senna kembali menguatkan dirinya setiap kali bayangan di kehidupan pertamanya selalu menjadi bayangan gelap dalam hidupnya.Ketukan yang begitu keras menbuat pemikiran Senna buyar. Suara dingin seorang pria merasuki telinganya. “Hei, kenapa kau lama sekali? Kau tidak mati di kamar mandi kan? Aku tidak ingin disalahkan jika ada berita seorang istri mati di kamar mandi pada malam pertama.”Senna Zhang dengan cepat mengenakan jubah mandi dan membuka pintu. Cahaya di kamar tidak terlalu terang justru memancarkan ketampanan pria tanpa ekspresi itu. “Kau sudah lihat bahwa aku masih hidupkan?”Wanita itu melewatinya begitu saja. Dia hendak kembali ke sofa, tetapi tangannya ditahan oleh pria itu. “Keringkan rambutmu itu, jika kau sakit maka aku akan berada dalam masalah.”Jantung Senna berdebar mendengar pria itu mempelihatkan perhatian kecil. "Jika itu aku di masa lalu, pasti aku akan salah paham berpikir dia akan menjadi suami yang baik dan akan mencintaiku," ucap Senna dalam hati. Pehatian kecil dapat menyentuh seorang gadis lugu yang tidak pernah merasakan dicintai keluarganya.“Aku memiliki nomor dokter pribadi, yang dapat aku menghubungi saat sakit. Tidak akan perlu merepotkan Tuan Muda Qin.” Tangannya dengan kasar menepis tangan pria itu.“Terserah kau saja. Jangan salahkan aku jika kau sakit.” Pria itu langsung naik ke tempat tidur. Wanita itu juga melangkah kembali ke sofa. Selimut tiba-tiba melayang ke atas kepalanya"Tutupi tubuhmu dengan itu!"“Aku tidak butuh kebaikanmu.” Seinna melemparkan selimut kembali ke arah pria itu. Dia tidak ingin terperdaya dengan perhatiannya.Evander langsung bangun dari tempat tidur dengan wajah dingin dan aura gelap yang menyelimutinya. Dia berbicara dengan kesel, “Kau! Apa kau sengaja bersikap seperti ini untuk menarik perhatianku? ”Senna juga bangun karena merasakan aura yang menekan itu. “Tidak. Apa keuntunganku untuk menarik perhartianmu? Kau sudah punya kekasih yang kau cintai dan aku juga--"“Nona Senna Zhang, ada banyak rumor tentangmu. Kau suka menggoda banyak pria, tidak salah bukan jika aku curiga padamu?" ucap Evander dengan nada merendahkan. "Bukankah, aku lebih baik dari para kekasihmu?"Seinna terperangah melihat bagaimana pria ini begitu percaya diri. Jika itu Seinna di masa lalu, dia tidak akan melihat orang lain dan menganggap suaminya yang paling sempurna, walau harus tersakiti berulang kali. "Tuan Qin terlalu percaya diri. Aku juga memiliki kekasih lain yang lebih baik.""Jangan katakan kalau itu Presiden Yan yang terlibat scandal denganmu. Apa kau tidak tahu malu bermain dengan pria beristri?" cibir Evander.“Bukankah kau sama sepertiku? Kekasihmu juga sebelumnya istri dari orang lain yang anda rebut.”"Beraninya kau!" Tangannya pria itu terangkat. Senna menatapnya tanpa kedip, senyum arogan terukir di bibir seolah dia telah menantang pria ini dan menunggunya melakukan ini."Kau mau memukulku? Silahkan saja, biar para pelayan bergosip tentang ini!" ucap Senna dengan wajah menantang. Dia bukan Senna seperti di kehidupan sebelumnya..Tangan Evander ditarik kembali. Dia benar-benar ingin menghancurkan senyuman penuh penghinaan wanita ini. "Tidak perlu membahas itu lagi. Ini sudah larut, kita juga harus menemui pengacara besok pagi untuk membahas kontrak. Aku harap kau tidak membuat masalah. "*** Keesokan harinya-sebelum berangkat kerja, Tuan Muda Qin menemui pengacara yang datang ke kediaman. Pengacara itu mulai menjelaskan isi dari kesepakatan. “Pengacara, bisakah aku menambahkan isi perjanjian ini?” Senna tiba-tiba memotong di tengah penjelasan. “Kau tidak bisa. Kontrak ini tidak bisa diubah lagi!” Tuan Muda Qin menanggapi dengan tegas. "Pria ini benar-benar keras kepala. Beruntung aku sudah memikirkan rencana cadangan. Apapun yang terjadi kontrak ini harus berubah untuk melancarkan rencanaku," ucap Senna dalam hati. "Apa yang kau pikirkan? Cepat tan
“Tuan Qin, berikan ponselku!” “Jawab dulu pertanyaanku, apa alasan dari tindakanmu ini karena dia? Apa dengan cara kau membantuku maka aku akan mengizinkanmu untuk terlibat dengannya?” “Tuan Muda Qin, apa itu penting? Apapun tujuanku bukankah yang terpenting kau mendapatkan keuntungan. Berikan teleponku sekarang!” Bukannya memberikannya, Evander justru menjawab panggilan itu untuk menjadi pengacau. “Ini aku suami dari Seinna Zhang. Presiden Yan, tidak peduli hubungan apa yang kau miliki dengan istriku, mulai sekarang jangan menganggunya lagi!” Evander Qin langsung mengakhiri panggilan hanya dengan beberapa kata. “Evander Qin, kenapa kau merusak hubunganku dan bersikeras bertahan? Apa kau akan meninggalkan kekasih dan anakmu lalu mengubah pernikahan bisnis ini menjadi pernikahan yang sebenarnya?” "Tidak mungkin aku tiba-tiba menjadi pemeran utama wanita dalam novel CEO, seorang suami yang membenci istrinya tiba-tiba jatuh cinta pada istrinya setelah kelahiran kembali karena istri
“Tuan Muda Yan, tolong lepaskan aku. Kita ada di lingkungan publik, dan ada cctv juga.” Seinna Rp pelukan pria itu dengan paksa. “Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau mengikutiku?” Tuan Muda Yan terpaksa untuk sedikit memberi jarak setelah melepaskan pelukannya dengan paksa. “Aku sudah ada di sini sebelumnya untuk menunggu, dan bertemu denganmu. Ini bagus bahwa kau tetap menemuiku di sini. Apa suamimu memberi tahu tentangmu bahwa aku meminta bertemu denganmu di sini?” “Tetapi, itu sepertinya tidak mungkin. Tuan Muda Qin itu bahkan memintaku untuk tidak mendekatimu. Apa ini kebetulan kau ada di sini? Sepertinya kita memang ditakdirkan.” “Ya, bisa dibilang begitu. Tuan Muda Yan, aku pikir kau akan menyerah dengan hubungan ini setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu.” “Bagaimana mungkin aku menyerah hanya karena perkataannya itu. Aku adalah Joseph Yan, statusku juga tidak rendah untuk dapat melawan pria itu. Aku juga tidak akan menyerahkanmu pada pria itu selama kau masih
“Nyonya Muda, apa Anda sudah mendiskusikan hal ini dengan Tuan Muda Qin?” Pengacara itu menunjukkan keraguan. “Apa kau pikir aku dapat mendiskusikan masalah ini dengan pria itu? Itulah kenapa aku memintamu untuk membantuku.” “Nyonya Muda Qin, ini terlalu berisiko. Jika Tuan tahu tentang hal yang Anda minta ini maka akan berakibat buruk.” “Dia tidak akan tahu selama kau tetap menutup mulutmu. Aku akan memberikan uang padamu lebih dari yang diberikan oleh suamiku.” Seinna mencoba meyakinkannya dengan penawaran yang akan sulit ditolak, khususnya untuk orang-orang yang menyukai uang. “Berapa banyak yang dapat kau berikan padaku?” Pengacara itu mulai menunjukkan mata berbinar. Seringai terukir di bibir Seinna, ternyata informasi yang diberikan tentang pengacara ini memang benar adanya. Selain itu, dia sekarang mengetahui sumber dari masalah yang terjadi karena pengacara yang serakah dengan uang. “Aku akan memberikanmu 3x lipat dari yang dibayarkan oleh Tuan Muda Qin.” “Apa Anda yakin
"Tidak, Presiden Yan. Aku bukannya ingin menolakmu." Senna berusaha untuk menghindari tatapan mata tajam itu dengan melihat tangannya yang dipenuh oleh cat minyak. "Penampilanku saat ini kotor, aku juga berkeringat. Bagaimana jika kita cari kamar dan biarkan aku membersihkan diri terlebih dahulu?" Mata Senna berkedip cepat, mencoba menyembunyikan keresahan di dalam hatinya. Dia berusaha untuk membujuk pria yang sedang marah ini. Udara dingin yang menekan karena aura gelap pria ini benar-benar membuat Senna menjadi tidak nyaman. Namun, Presiden Yan justru mengusap lembut pipi mulus Senna. Seolah memaksa Senna untuk menatap ke arahnya. "Tidak masalah, walau kau kotor dan penuh keringan, bagiku aromanya begitu harus. Aku menyukainya. " Suaranya begitu jernih dan lembut, tapi tidak dengan tatapannya yang tajam. Lalu memberikannya peringatan, "Jangan menolakku!" Presiden Yan tidak membuang waktu lagi untuk menyantap daging segarnya. Wajah pria itu tenggelam menyusuri leher jenjang dan
Evander menatap dengan dipenuhi emosi melihat artikel yang sedang panas di internet.Kepalan tangannya mengepal erat saat dia teriak, "Senna Zhang!" Sebuah suara menyahuti teriakannya. "Ada apa kau berteriak?" Pandangan Evander terarah pada wanita yang baru saja masuk itu masih menunjukkan ketenangan di wajahnya. Tidak ada tanda penyesalan bahwa dia sudah melakukan sebuah kesalahan besar. "Kau masih berani pulang ke mansion ini setelah mencoreng wajahku?" sindir Evander dengan tajam. "Mencoret wajahmu apa? Aku saja baru datang. Suami, kau cobalah periksa cermin dan lihat sendiri apa ada coretan di wajahmu?" Senna mengucapkan dengan santai. Emosi Evander semakin meluap-luap dan berkata, "Senna Zhang, apa ini waktu yang pantas bagimu untuk bercanda seperti ini?" Wajah Evander semakin gelap, bahkan kepala pelayan dan penjaga keamanan sudah gemetar dengan tekanan dingin. Senna justru tidak menunjukkan reaksi. Bahkan dia masih bisa tersenyum. "Suami, kenapa kau begitu serius? Gosip-go
"Saat yang tepat untuk melakukan serangan balasan lainnya!" itulah yang dipikirkan Senna Ketika mendengar langkah kaki dan gerakan dari seseorang yang bersembunyi Waktu yang pas ini tidak mungkin Senna sia-siakan. Dia langsung menyerang Evander dengan sebuah ciuman. Tubuh Evander menegang untuk sesaat. "Evander!" Suara teriakan penuh kemarahan dari seorang wanita menggema. Evander dengan cepat mendorong Senna. "Belinda, ini bukan--" Belinda langsung meninggalkan ruangan itu begitu saja. Evander menatap Senna dengan kesal. "Kau! Apa kau sengaja melakukan ini! Senna, kau itu--""Tuan Muda Qin."* Senna memandang pria itu dengan merendahkan. Lalu memprovokasi dengan sindirannya. "Apa kau tidak akan mendengarnya? Kalian mungkin akan segera putus. ""Senna, kau benar-benar menjijikkan!" geram Evander. "Aku akan membalasmu!" Evander meninggalkan Senna begitu saja. Dia menutup pintu dengan keras.. Senna tidak gemetar mendengar ancaman itu. "Ini baru awal. Aku akan membuat hubungan kal
Senna secara diam-diam melirik ke arah pelayanan yang memandanginya dengan iba. Dia tersenyum dalam diam. "Bagus, semakin buruk kau memperlakukanku. Semakin buruk pula citra kekasihmu itu," batin Senna. Senna menghela nafas. Dia harus membuang harga dirinya untuk mencapai tujuan pembalasan dendamnya. Ini bukanlah hal yang sulit dibandingkan apa yang harus dia lakukan di kehidupannya yang sebelumnya Senna melangkah dan mulai untuk menuangkan sup ke dalam mangkuk. Tangan Belinda dengan sengaja mendorong tangan Senna "Ah!" teriak wanita itu tiba-tiba.Evander langsung berdiri, wajahnya merah saat menatap Senna "Apa yang kau lakukan? Tidakkah kau tahu bahwa Belinda sedang hamil? Kau sengaja ya ingin menyakitinya?!" "Dia sendiri yang ingin melukai dirinya sendiri, jika kau tanya saja pada para pelayan atau periksa saja CCTV," ucap Senna membela diri. Wajahnya menunjukkan keyakinan yang Kuat. Belinda segera merangkul lengan Evander saat melihat ekspresi pria itu mulai goyah. "Sayang,