Keesokan harinya, Ryan mengunjungi markas Geng Viper untuk mengolah Tanaman Magis dan bangkai Harimau Putih.Ryan duduk dengan tenang di dalam gudang penyimpanan, memusatkan pikirannya pada segumpal Tanaman Magis dan beberapa buah Dewandari yang telah matang di hadapannya. Ia mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkan energi Qi-nya yang tampak seperti benang-benang hijau cemerlang. Energi Qi tersebut mengelilingi Buah Dewandari dan Tanaman Magis lainnya yang tersebar di sekelilingnya.Ryan memfokuskan energi Qi-nya untuk membentuk pola alkimia yang rumit di sekeliling bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat Pil Harmoni Elemental. Pola tersebut berfungsi sebagai wadah alkimia, mengendalikan dan mengarahkan proses pengolahan Pil Harmono Elementall. Ryan dengan hati-hati mengatur tingkat kekuatan energi Qi yang diaplikasikan pada setiap bahan alkimia agar mereka dapat berinteraksi secara harmonis.Hal ini disebabkan karena Pil Harmoni Elemental terbuat dari bahan-bahan yang memil
Di ruang penyimpanan, Ryan masih tetap duduk bersila di lantai dan dikelilingi sisa-sisa Tanaman Magis yang belum diolah. Kali ini, Ryan berniat menciptakan krim ajaib yang memiliki kemampuan untuk mengembalikan keindahan kulit dan mencegah penuaan dini. Ia ingin menciptakan krim yang bisa memberikan hasil wajah seperti selebriti terkenal yang selalu tampak awet muda.Pertama-tama, Ryan mengambil beberapa bahan sisa dari pembuatan Pill Harmoni Elemental, termasuk tanaman langka berdaun putih tulang dan beberapa bahan herbal lainnya. Dengan teliti, Ryan memulai langkah pertamanya, yaitu mencuci bersih semua bahan herbal yang telah ia persiapkan. Bahan-bahan itu harus bersih dan bebas dari kotoran atau kontaminasi agar krim yang dihasilkan menjadi murni dan berkualitas tinggi. Tentu saja, Ryan tidak mencucinya dengan air, melainkan menggunakan Api Lotus Hijau yang dapat membakar semua kotoran dan ketidakmurnian dalam Tanaman Magis.Setelah itu, Ryan memotong-motong bahan herbal menjadi
Setelah Ryan pulang dengan membawa daging harimau putih yang lezat, senyum bahagia menghiasi wajahnya ketika ia memasuki rumah. Sebagai seorang anak yang bertanggung jawab, ia merasa gembira bisa memberikan sesuatu yang istimewa untuk keluarganya, terutama bagi kedua orang tuanya yang selalu berjuang keras dalam kehidupan yang sulit selama dirinya tidak ada.Saat pintu rumah terbuka, Ryan masuk dengan senyum lebar di wajahnya. Alena, yang baru saja selesai bermain, melihat Ryan dan berlari menghampirinya. "Ayah!" serunya dengan riang.Ryan mengangguk, "Ya, Nak. Ayah pulang membawa makan malam istimewa. Apa kamu lapar?"Alena mengangguk dengan semangat, "Iya Yah, Alena lapar sekali!"Setelah beberapa hari bersama, Ryan menjadi lebih dekat dengan anak semata wayangnya itu. Walau awalnya enggan mengakui keberadaan ayahnya, Alena akhirnya mau menerima Ryan setelah ia berhasil menyegel racun yang ada di dalam tubuh Alena. Perasaan hangat yang diberikan Ryan saat melakukan penyegelan membua
"Ma-Pa, Ryan membawa produk contoh krim anti-aging yang akan dijual di perusahaan baruku. Ryan ingin Mama dan Papa mencobanya," ucap Ryan setelah selesai membantu Ibunya membereskan makan malamnya."Krim anti-aging? Wah, boleh tuh Nak. Apalagi keriput di wajah Ibu semakin banyak saja," Nova merespon dengan penuh ketertarikan. Bagaimanapun juga, seorang wanita pasti akan sangat bersemangat pada hal-hal seperti produk kecantikan."Seperti apapun Ibu, di mata Bapak, Ibu masih tetap cantik kok," timpal Imam sembari memeluk pinggul Nova. Hal ini membuat wajah Nova merah padam. Ia lalu tersenyum manis sembari menundukkan kepalanya.Melihat betapa mesranya Ibu dan Bapaknya, Ryan tersenyum hangat. Ia juga ingin seperti Ibu dan Bapaknya, bisa tetap mesra dan harmonis walau telah menikah selama puluhan tahun.Ryan kemudian memberikan satu cepuk krim anti-aging untuk digunakan oleh Ibu dan Bapaknya. Ryan meminta mereka untuk menggunakannya sekarang, dengan alasan Ryan ingin melihat efeknya.Nova
Dalam terang pagi yang merekah, hari esok telah tiba, membawa semangat baru yang berdentum-dentum di tiap detak jantung. Di antara sorotan mentari yang mengusik kantuk, sepasang ayah dan anak berjalan berdampingan sambil bergandengan tangan menuju taman hiburan.Ryan dan Alena berjalan melalui gerbang besar yang dihiasi dengan lampu-lampu berwarna-warni. Suasana riuh rendah langsung menyambut mereka begitu adanya, dengan dentingan musik dan tawa riang yang mengisi udara. Alena menggenggam tangan Ayahnya dengan erat, matanya berbinar-binar kegirangan melihat betapa indahnya Taman Hiburan Rakyat Surabaya."Ayah, ayo kita naik naik itu!" tunjuk Alena pada sebuah wahana roller coaster dengan tulisan "The Flying Dragon".Melihat betapa berani dan bersemangatnya Alena, Ryan pun menyetujuinya. Mereka segera pergi menuju "The Flying Dragon", yang terletak tak jauh dari pintu masuk. Alena dengan semangat menaiki tangga yang panjang, diikuti oleh Ryan yang melihat tingkah anaknya dengan penuh s
"Pak Edi, tenang saja. Semuanya bisa diatur, asal nominal yang Bapak berikan sesuai." ucap Arnold sambil tersenyum memegang ponselnya."Tentu saja, Bos Arnold. Seperti biasa, akan segera saya transfer biaya jasanya." jawab Edi dengan sopan di ujung telepon. Setelah mengakhiri pembicaraan, Arnold melihat notifikasi bahwa telah masuk uang sebesar 500 juta rupiah ke rekeningnya. Melihat nominal ini, Arnold tak dapat menyembunyikan senyum kegembiraannya. "Aku tak menyangka dia akan begitu dermawan."Setelah itu, Arnold memanggil Rendi dan meminta bantuannya beserta 20 orang anak buahnya untuk membantu Edi."Bos, apakah ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Rendi dengan agak ragu."Pak Edi telah membayar kita 500 juta rupiah. Setidaknya, kita harus memberi dia penghormatan. Apalagi dia adalah salah satu pejabat berpengaruh di Provinsi Jawa Timur. Meskipun kita tak perlu takut padanya, tapi kita perlu menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak seperti Pak Edi," jelas Arnold.Setelah itu, Ren
Sepulang dari taman hiburan, wajah Edi terlihat lebam dengan luka memerah dan bengkak. Matanya sedikit membengkak, bibirnya robek, dan darah mengering di beberapa bagian wajahnya. Meskipun kondisinya menyedihkan, yang jelas terlihat adalah ekspresi gembira dan bersemangat yang menyala di matanya. Selama tiga tahun lamanya, Adit, putranya, telah menderita kelainan sumsum tulang belakang yang kompleks bernama Syringomyelia. Tidak satupun dokter atau rumah sakit yang mampu menyembuhkannya, bahkan para pakar pengobatan di Amerika pun hanya mampu meredakan gejala yang dialami Adit."Bastian!" panggil Edi.Seorang pria berjas hitam dengan gaya rambut klimis berjalan menghadap Edi dan menundukkan badannya 45 derajat. "Siap Tuan, ada yang bisa saya bantu?"Cari informasi mengenai Ryan Santoso! Dia adalah Bos Besar Geng Viper yang baru. Aku mau malam ini informasi tersebut ada di meja saya!" ujar Edi dengan suara tegas namun penuh urgensi."Baik Tuan, segera saya laksanakan," jawab Bastian, s
Tiba di depan rumah Ryan, Bastian memarkirkan mobil BMW 740Li milik Edi dan segera membukakan pintu Bosnya. Ia kemudian membawakan semua barang yang dibeli Bosnya tadi sembari menemani Edi berjalan masuk ke pekarangan rumah.Edi mengetuk pintu, dan tak lama kemudian, seorang wanita cantik berusia 40-an membukanya dengan senyuman ramah di bibirnya. Edi sedikit tertegun melihat betapa cantiknya wanita paruh baya itu.“Cari siapa, Pak?” tanya wanita itu dengan ramah. “Tuan Ryan ada, Bu?” tanya Edi sambil melemparkan senyuman kepada wanita itu.“Iya, silakan masuk,” ucapnya kemudian masuk ke dalam dengan langkahnya diikuti Edi. Bastian mengikuti mereka berdua seraya menjinjing tas belanjaan di kedua tangannya. Edi dan Bastian kemudian duduk di sofa ruang keluarga setelah dipersilahkan.Kemudian wanita itu masuk ke dalam hendak memanggil Ryan yang sedang berada di dapur. Ketika Ryan keluar dan melihat Edi, wajahnya tampak garang dan tidak senang dengan kehadiran tamu yang tak diundang. "