Ryan Santoso, Eksekutif Muda yang berakhir lumpuh akibat kecelakaan. Dipecat dari pekerjaannya, hidup Ryan hancur. Setelah Rumahnya disita Bank, Ryan akhirnya tinggal di rumah Ibu Mertuanya. Dianggap sebagai menantu tidak berguna, Ryan mendapat banyak Siksaan. Suatu ketika, Ryan dibuang hidup-hidup ke dalam sungai oleh anak buah orang yang jatuh hati pada istrinya. Bukannya mati, Ryan malah bertransmigrasi ke dunia Kultivasi. Karena suatu kejadian, jiwa Ryan kembali ke tubuh lamanya yang sedang terbaring Koma. Bersama dengan Api Lotus Hijau yang ia bawa dari dunia Kultivasi, Ryan berusaha mendapatkan kekuatannya kembali dan membalas dendam kepada orang-orang yang ingin membunuhnya, serta merebut kembali Istrinya. Saksikan sepak terjang Ryan dalam membalas dendam dan mendapatkan kembali Istrinya.
Lihat lebih banyak"Dasar menantu nggak guna! Cuma bisa nyusahin orang aja!"
Dea, ibu mertua Ryan, menghampiri Ryan yang sedang duduk di kursi Roda dan menjambak rambut hitamnya."Ugh!" Ryan mengerang kesakitan.Masih dalam posisi menjambak rambut Ryan, Dea langsung menampar pipi Ryan dengan keras.PLAK!Suara tamparan keras ini menggema mengisi ruang keluarga. Tampak bekas tamparan merah pada pipi Ryan."Heh, sampah, anakku sudah kerja banting tulang dari pagi sampai malam cuma buat nafkahi kamu!""Tapi kamu malah santai-santai di sini bermain Laptop tanpa melakukan apa-apa!" bentak Endang sambil menunjuk-nunjuk wajah Ryan.Mendapat komentar seperti itu, Ryan hanya bisa diam dan bersabar. Kejadian ini, sudah menjadi makanan Ryan sehari-hari sejak ia mengalami kecelakaan mobil satu tahun yang lalu.Pada awalnya, Ryan Santoso adalah seorang eksekutif muda yang bekerja di sebuah perusahaan asing bernama LionKing Corporation di Jakarta.Karena kejeniusannya, hanya dalam empat tahun, Ryan berhasil merangkak dari karyawan biasa, menjadi Wakil Direktur Investasi.Investasi yang dilakukan oleh Ryan hampir selalu berhasil. Bahkan rate-nya mencapai 90%. Maka dari itu, LionKing Corporation mengangkatnya menjadi Wakil Direktur Investasi.Harta dan tahta, Ryan memiliki keduanya. Hingga akhirnya, ia menikahi seorang wanita cantik bernama Dian Prawiro, pacar Ryan sejak masih Kuliah. Mereka berdua hidup bahagia tanpa kekurangan apapun.Namun, semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpa. Dan hal ini terjadi pada Ryan.Suatu hari, mobil yang ditumpangi Ryan mengalami rem blong yang mengakibatkan sebuah mobil Pajero menabrak sisi kemudi mobilnya saat di perempatan lampu lalu lintas.Sejak saat itu, Ryan didiagnosa mengalami gangguan saraf tubuh bagian kanan, yang menyebabkan tangan dan kaki kanan lumpuh.Satu bulan setelah kejadian itu, Ryan dipecat dari pekerjaannya. Karena tak punya pendapatan lagi, ia tidak bisa lagi membayar cicilan rumah mewahnya, yang mengakibatkan pihak Bank menyita rumahnya.Akhirnya, atas saran Dian, Ryan dan istrinya tinggal di rumah Dea Prawiro, Ibu kandung Dian.Alasan Ryan menerima saran Dian adalah karena rumah Ibu mertuanya juga berada di Jakarta. Sedangkan, rumah orang tua Ryan berada di Surabaya. Berdasarkan pertimbangan jarak, lebih mudah pindah ke rumah Ibu mertuanya dibanding ke rumah orang tuanya.Tapi, Ryan tidak menyangka bahwa hidupnya di rumah Ibu Mertuanya terasa sangat berat.Ibu mertua Ryan, Dea, hanyalah Ibu rumah tangga biasa. Selama ini, ia hidup dengan uang pensiun Almarhum suaminya, dan juga kiriman uang dari Ryan.Tapi, sejak Ryan tidak memiliki pekerjaan, otomatis uang kiriman itu berhenti. Dea pun hanya bisa mengandalkan uang pensiun Almarhum suaminya untuk kebutuhan hidup.Dengan keberadaan Ryan, otomatis uang pensiun yang kecil itu tidak mampu mencukupi kehidupan mereka sehari-hari.Untuk meringankan beban Ibunya, Dian memilih untuk bekerja sebagai marketing sebuah perusahaan Real Estate yang cukup terkenal.Akibatnya, Dian terpaksa harus meninggalkan Ryan sendirian di rumah bersama Ibunya.Menganggap Ryan sekarang hanyalah pria cacat tak berguna, Dea jadi sering melampiaskan kekesalannya pada Ryan."Tampang doang cakep, tapi cacat! Cuih!" Dea meludahi kepala Ryan yang sejak tadi tertunduk ke bawah."Sampah sepertimu memang tidak pantas untuk anakku!" Setelah mengatakannya, Dea meninggalkan Ryan sendirian di kamarnya.Ryan hanya duduk terdiam, sambil memandang punggung Ibu mertuanya dengan penuh kebencian.Akan tetapi, Ryan memilih menelan kembali amarahnya dan mencoba mentolerir perbuatan Dea.Bagaimanapun juga, apa yang dikatakan Ibu Mertuanya itu benar. Dian, telah bekerja banting tulang dan sering pulang malam demi menafkahinya.Maka dari itu, Ryan sama sekali tidak memiliki keinginan untuk melawan.Lagipula, Ryan memiliki rencana rahasia, yaitu berinvestasi Bitcoin secara diam-diam tanpa sepengetahuan istri dan ibu mertuanya. Ia menggunakan sebagian uang tabungannya untuk membeli Bitcoin.Saat ini tahun 2014, dimana Mata Uang Crypto masih belum populer. Namun sebagai mantan Wakil Direktur Investasi, Ryan memperkirakan bahwa Mata Uang Crypto, termasuk di dalamnya Bitcoin, akan mengalami kenaikan dalam lima tahun ke depan.Maka dari itu, Ryan menggunakan Laptopnya bukan untuk bermain, tapi mengawasi fluktuasi harga Bitcoin.Ryan ingin membuktikan pada istri dan ibu mertuanya bahwa ia bisa menghasilkan uang walau dengan keadaannya yang lumpuh.Maka dari itu, Ryan bersedia menerima semua perlakuan kasar dari Ibu Mertuanya sambil menunggu momen yang tepat.Hari demi hari Ryan dengan siksaan baik verbal maupun non-verbal. Jika terdapat memar di tubuh Ryan, Dea selalu beralasan bahwa Ryan ceroboh dan jatuh dari kursi rodanya. Karena Dian mempercayai ibunya, jadi ia tidak memikirkannya lagi dan hanya menasehati Ryan supaya lebih hati-hati.Namun, siksaan ini semakin lama semakin menjadi-jadi. Pernah suatu saat ketika Ryan demam, Ibunya dengan sengaja menumpahkan Sup panas ke paha Ryan di depan Dian.Tentu saja ibu mertuanya itu berdalih bahwa ia tidak sengaja. Namun Ryan tahu, bahwa ibu mertuanya memang sengaja menumpahkannya.Ryan hanya bisa meredam amarahnya dalam hati.Hingga sesuatu ketika, Dea meminta Dian untuk menceraikan Ryan."Apa maksud mama memintaku menceraikan Mas Ryan?!" ucap Dian dengan nada tinggi."Dian, ini semua demi kebaikanmu nak. Lihat, suamimu sekarang kerjanya hanya duduk nggak ngapa-ngapain. Daripada memelihara sampah seperti itu, lebih baik kamu ceraikan dia, dan menikah dengan Albert!""Albert? Bosku Albert? Kenapa mama bawa-bawa nama Bosku?" Dian tampak bingung dengan ucapan Ibunya. Namun, ada satu hal yang membuat Dian marah. "Aku tidak peduli alasan Mama berkata seperti ini, tapi jangan pernah sebut suami aku sampah!"Tiba-tiba saja, Dea menampar anaknya.Plak"Dasar anak durhaka! Cepat ceraikan Ryan atau kamu tidak boleh keluar selangkahpun dari rumah ini!"Dian menangis tersedu-sedu mendapat perlakuan seperti ini. Ia pun segera lari ke kamar.Saat masuk kamar, Dian tidak melihat Ryan sama sekali. 'Di mana mas Ryan? Bukankah biasanya dia ada di kamar ya kalau sore begini?' Dian menjadi sedikit khawatir dengan Ryan. Ia lalu keluar kamar sambil menahan isak tangisnya. "Mas Ryan …""Mas Ryan …" Dian beberapa kali memanggil nama suaminya, namun tidak ada tanggapan sama sekali.Dari dapur, Dea mengintip anaknya yang sedang mencari Ryan. "Kamu nggak akan bisa menemukannya, wahai anakku. Karena sekarang Ryan telah menjadi makanan ikan, hahahaha …" gumam Dea dengan ekspresi bak seorang psikopat."Sekarang, mau nggak mau kamu akan menikah dengan Tuan Albert!"~***~Di pinggiran sebuah sungai wilayah Bandung, dua orang pria bertubuh kekar membawa sebuah karung.Saat karung itu dibuka, di dalamnya terdapat Ryan yang dalam kondisi tidak sadarkan diri."Ayo cepat kita buang orang ini ke sungai.""Kira-kira salah apa ya orang ini, sampai Tuan Muda meminta kita untuk membunuhnya?""Hush, nggak usah banyak tanya. Bisa-bisa kita yang akan disingkirkan Tuan Muda jika tahu terlalu banyak.""Iya juga sih. Kalau begitu ayo kita langsung tenggelamkan saja orang ini. Hari juga sudah semakin malam."Tanpa ada keraguan, kedua orang tersebut langsung melempar tubuh Ryan yang masih terikat ke dalam sungai.Dari balik dinding rumah mewah di kawasan elit Surabaya, terdengar isak tangis yang merobek kesunyian. Sebuah wanita bertubuh mungil dengan dada yang menonjol, tampak berusaha meredakan tangisan anak laki-lakinya yang masih berusia belia, kurang dari 8 tahun. Wanita itu, Winnie, dengan lembut mengelus punggung anaknya sambil mengayun-ayunkan tubuhnya."Sayang, shhh... sudah ya, jangan menangis lagi..." Suaranya lembut, berusaha menenangkan hati kecil yang sedang sedih itu."Reno, jangan terlalu lemah, kamu kan laki-laki!" ujar seorang gadis berusia 16 tahun, rambutnya yang panjang terurai hingga pinggang."Alena, cukup … jangan mengganggu adikmu," tegur Ryan, meski sudah berusia 46 tahun, penampilannya masih seperti mahasiswa. Banyak yang salah mengira usianya.Alena memutar matanya, rasa kesal tergambar jelas di wajahnya. "Tapi Ayah, Reno itu menggemaskan. Alena tidak tahan melihat pipi tembemnya begitu saja..." katanya sambil berusaha mencubit lagi pipi adiknya yang masih dalam dekap
Setelah berpisah dengan Zeus, kini hati Ryan penuh dengan kekhawatiran yang mendalam. Ia sangat khawatir dengan Istri dan anaknya, serta teman-teman lainnya. Dengan cepat, ia menggunakan Mode Dewa, mengepakkan keempat pasang sayap api dan es, lalu meluncur ke Jakarta, meninggalkan jejak cahaya aurora yang membelah langit, seperti bintang jatuh yang menembus kegelapan.Dalam sekejap, Ryan sudah berada di area parkir Jakarta Expo. Saat mendarat, debu dan angin berhamburan ke segala arah, menciptakan pemandangan dramatis di tengah malam. Di sekeliling Ryan, tumpukan mayat manusia dan juga makhluk modifikasi tergeletak tak bernyawa, mirip dengan tumpukan sampah yang telah dibuang. Cairan merah, yang kini mulai mengering, meresap ke dalam retakan tanah dan paving, menciptakan gambaran yang mengerikan.Melihat semua itu, Ryan memperlihatkan kegelisahan yang mendalam. Kekhawatirannya terhadap keluarga dan teman-temannya membuat wajahnya menjadi suram. Namun, sebelum Rya sempat merasakan apa
Dalam pandangan Ryan, tubuh pria tua itu hampir tidak memiliki garis kematian. Hanya dua garis saja yang bisa dilihat, sebuah bukti bahwa pria tua itu hampir mencapai batas keabadian. Seolah-olah, semakin sedikit garis kematian yang dimiliki, semakin jauh mereka dari ambang kematian.Dalam satu hembusan nafas, Ryan telah berada tepat di depan pria tua itu. Dengan keberanian dan kepastian, pedang Aurora di tangannya bergerak, berusaha memotong garis kematian yang berjalan secara diagonal dari punggung kanan pria tua itu hingga pinggang kirinya.Saat ujung pedang Ryan hampir menyentuh garis kematian, sesuatu berkilauan tiba-tiba muncul. Seolah-olah muncul dari ketiadaan, rantai keemasan meluncur keluar, bergerak cepat dan ganas. Mereka melilit pergelangan tangan, betis, dan leher Ryan dengan kekuatan yang membelenggu, menahan gerakannya yang hampir berhasil. Ryan sangat terkejut dengan apa yang dialaminya. Ia berjuang, mencoba untuk bergerak, namun rantai emas yang melilit dirinya sema
Ryan merasakan beratnya hawa kehadiran pria tua itu, membebani udara di sekitarnya. Namun, hal itu tidak menghalangi Ryan untuk mengekspresikan rasa kekecewaanya. "Kenapa … kenapa kau membunuh Albert?!" suaranya bergema, penuh dengan rasa kemarahan."Aku hanya membantumu untuk membunuhnya." Pria tua itu tersenyum, tidak ingin memberitahu Ryan alasan sesungguhnya. "Lagipula, dia sudah kalah darimu. Jadi aku hanya ingin mempercepat kematiannya, demi kegembiraanku dan para penonton lainnya.""Para penonton?" Ryan. mengerutkan dahinya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pria tua itu. "Apa maksudmu?"Pria tua itu menunjuk ke atas langit. Ryan secara tidak sadar ikut mendongak ke atas. Detik berikutnya, mata Ryan melebar. Di atas langit, terdapat sebuah bola mata raksasa samar, mengintip semua yang terjadi di lokasi tersebut."Jadi, semua pertarungan hidup dan mati ini hanya tontonan bagi kalian?!" ucap Ryan dengan nada penuh amarah."Benar, kalian tidak lain hanya hiburan semata di
Ketika serangan keduanya bertabrakan, langit malam itu seketika terang benderang. Kilatan cahaya aurora dan petir menyinari pulau tak berpenghuni di bawah mereka. Gelombang kejut dan angin kencang membelah udara, merusak pepohonan di pulau itu. Gelombang laut naik tinggi, terpengaruh oleh kekuatan serangan mereka.Tabrakan antara kedua serangan ini menghasilkan ledakan yang luar biasa. Suara dentuman yang menggelegar mencapai ke segala penjuru. Energi dari serangan itu menyebar luas, menciptakan riak di laut dan menyapu pohon-pohon di daratan.Kedua serangan tersebut saling melawan, menciptakan tekanan besar di antara keduanya. Mereka sama-sama merasakan kekuatan besar satu sama lain, dan keduanya terus menerus berusaha untuk mendominasi serangan ini. Hingga akhirnya, sebuah ledakan besar tercipta. BOOM!Asap berbentuk kepala jamur membumbung tinggi di langit yang memerah. Suara dentuman keras terdengar hingga jarak ratusan kilometer. Gelombang tsunami setinggi sepuluh meter menengge
Di tengah reruntuhan gedung Jakarta Expo, Ryan dan Albert berdiri saling berpandangan dengan nafas terengah-engah. Dalam jangka waktu satu jam, mereka berdua telah bertarung dengan intens. Namun, sampai sekarang, masih belum ditentukan juga siapa pemenangnya.Ryan sadar, bahwa Albert memiliki pengetahuan mendalam tentang semua kekuatan yang dimilikinya dari pertarungan sebelumnya. Jadi, untuk mengalahkan Albert, ia butuh elemen kejutan yang tidak terduga. Dan sepertinya, Api Surgawi ketiga miliknya–Api Lotus Pengubah Kehidupan, merupakan hal yang cocok dalam mengejutkan lawannya. Tapi, untuk melakukannya, Ryan harus membawa Albert menjauhi kota Jakarta. Jika tidak, serangan pamungkas miliknya bisa saja mengenai Alena dan teman-temannya. Ia tidak mau hal tersebut sampai terjadi.Ryan kemudian berkonsentrasi mengendalikan ketiga Api Surgawi miliknya. Keempat pasang sayap api-es yang sebelumnya telah compang-camping dan agak meredup, kembali pulih seperti semula. Tapi, di belakang keemp
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen