All Chapters of Pembalasan Menantu Sampah: Chapter 1 - Chapter 10
155 Chapters
Bab 1 - Prolog(I)
"Dasar menantu nggak guna! Cuma bisa nyusahin orang aja!"Dea, ibu mertua Ryan, menghampiri Ryan yang sedang duduk di kursi Roda dan menjambak rambut hitamnya."Ugh!" Ryan mengerang kesakitan.Masih dalam posisi menjambak rambut Ryan, Dea langsung menampar pipi Ryan dengan keras.PLAK!Suara tamparan keras ini menggema mengisi ruang keluarga. Tampak bekas tamparan merah pada pipi Ryan."Heh, sampah, anakku sudah kerja banting tulang dari pagi sampai malam cuma buat nafkahi kamu!""Tapi kamu malah santai-santai di sini bermain Laptop tanpa melakukan apa-apa!" bentak Endang sambil menunjuk-nunjuk wajah Ryan.Mendapat komentar seperti itu, Ryan hanya bisa diam dan bersabar. Kejadian ini, sudah menjadi makanan Ryan sehari-hari sejak ia mengalami kecelakaan mobil satu tahun yang lalu.Pada awalnya, Ryan Santoso adalah seorang eksekutif muda yang bekerja di sebuah perusahaan asing bernama LionKing Corporation di Jakarta.Karena kejeniusannya, hanya dalam empat tahun, Ryan berhasil merangka
Read more
Bab 2 - Prolog (II)
"Ugh, apa yang terjadi? Kepalaku terasa sakit sekali." gumam Ryan yang baru sadarkan diri. Saat Ryan melihat sekelilingnya, ia sedikit terkejut. Karena ia sekarang berada di sebuah ruangan berdinding kayu dengan luas sekitar 3x3 meter.Di dalam ruangan redup itu, terdapat seorang pria tua berambut dan berjanggut panjang putih. Pakaian yang dia gunakan terlihat seperti di film-film china jaman kerajaan."Kamu sudah sadar rupanya." ucap pria tua itu.Melihat sosok asing itu, Ryan bertanya, "Siapa kamu? Aku sekarang ada di mana?"Berdasarkan ingatan terakhir Ryan, ia sedang tidur di kamar. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya telah diculik dan dibuang ke sungai.Pria tua itu lalu menatap ke arah Ryan dan berkata, "Namaku Xiao Yan. Aku menemukanmu hanyut di sungai, jadi aku membawamu ke rumahku.""Hanyut di sungai?" Ketika Ryan mengucapkannya, tiba-tiba ingatan samar saat Ryan akan dibuang ke sungai muncul. "Jadi begitu, aku sepertinya diculik saat tidur dan tubuhku dibuang ke s
Read more
Bab 3 - Kembali Ke Tubuh Lama
Ryan yang terkejut dengan kejadian ini, mencoba melihat keadaan sekitar. Ia melihat ada infus, alat pengukur detak jantung, dan juga alat bantu pernafasan. Ryan akhirnya sadar bahwa dirinya berada di kamar Rumah Sakit.Saat Ryan akan melepas alat bantu pernafasan yang ada di wajahnya, Ryan tidak dapat merasakan tangan kanannya."Ini?! Jangan-jangan …"Untuk membuktikan kecurigaannya, Ryan mencoba menggerakkan kaki kanannya. Ternyata ia juga tidak dapat merasakan kaki kanannya."Aku kembali ke tubuh lamaku!"Ryan lalu mencoba mengecek keadaan tubuhnya. Ia menemukan bahwa tubuhnya tidak memiliki energi Qi sama sekali.Tapi saat Ryan mengecek jiwanya, Ryan menemukan bahwa jiwanya terasa lebih kuat dari sebelumnya. "Jadi begitu …""Alasan aku gagal dalam Tribulasi ketiga adalah karena jiwaku tidak sempurna. Sebagian kecil jiwaku masih berada dalam tubuh ini."Saat mengucapkannya, mata Ryan melebar seakan mendapat pencerahan. "Bukankah itu artinya, sekarang jiwaku telah sempurna dan aku b
Read more
Bab 4 - Pulang Ke Rumah Orang Tua
Tidak ingin membuat orang-orang curiga, Ryan pun segera mengubah wajah dan tubuhnya ke bentuk semula dengan Teknik Seribu Wajah.Hal ini terpaksa Ryan lakukan agar tidak mengundang kecurigaan orang-orang dan juga dokter. Karena sangat tidak mungkin, tubuh yang awalnya kurus kering, tiba-tiba menjadi kekar berotot seperti seorang atlet olimpiade hanya dalam semalam.Ryan lalu mulai memejamkan mata dan berfokus mengendalikan energi Qi yang ada dalam tubuhnya. Dengan tingkat kultivasi Qi Condensation Tengah, Ryan memanipulasi Qi untuk menyelimuti seluruh organ dan tulangnya.Secara ajaib, tubuh Ryan yang berotot itu kembali menyusut seperti sebelumnya, menyisakan tulang dan kulitnya saja, seperti orang yang tak terurus."Sempurna!" ucapnya Ryan. Ia kemudian segera kembali berbaring di ranjang rumah sakit sebelum perawat atau pun dokter yang memeriksanya datang.Benar saja, tidak lama kemudian, suara langkah kaki seseorang terdengar mendekat. Walau langkah kaki ini masih berjarak 10 meter
Read more
Bab 5 - Sakit
"A-anakku? Bukankah dulu saat aku pergi Dian belum hamil Pa-Ma?” Ryan mengulangi pertanyaannya. Bukan karena ia tidak mempercayai istrinya itu, hanya saja dia masih merasa syok dengan apa yang ada di hadapannya sekarang.“Ya, apa yang kamu dengar itu benar Nak. Dia adalah anakmu dan Dian,” jawab Nova, Ibu Ryan. "Jadi, dulu setelah kamu menghilang, Dian baru mengetahui jika dirinya sedang berbadan dua. Saat itu tiba-tiba saja dirinya drop. Begitu diperiksa, dokter mengatakan kalau dirinya sedang mengandung delapan minggu," tambahnya dengan mata menerawang jauh ke depan."Pantas saja dia sangat mirip dengan Dian. Tapi, dia sama sekali tidak mirip denganku. Apakah dia benar-benar anakku?" gumam Ryan sambil mengirimkan energi Qi secara diam-diam ke dalam tubuh gadis kecil yang kini sedang bermain boneka sendirian di balik sofa. Hal ini ia lakukan untuk memeriksa hubungan darah di antara keduanya. Saat Energi Qi seukuran sehelai rambut masuk ke dalam aliran darah gadis kecil itu, Ryan mer
Read more
Bab 6 - Racun
Mendengar pertanyaan Ryan, Nova hanya bisa terdiam sambil mengusap-usap rambut hitam Alena, seakan ingin menyembunyikan sesuatu. "Ma, tolong katakan dengan jujur, sejak kapan Alena seperti ini?" tanya Ryan dengan nada meninggi. Sebelum Nova menjawab, Imam menjawabnya terlebih dahulu. "Alena sudah batuk berdarah sejak dia datang kemari bersama ibunya. Saat itu, kami sudah mencoba menanyakannya pada Dian. Akan tetapi Dian sama sekali tidak mau memberitahu kami." Ryan menatap bocah manis itu. Tampak di wajahnya, tercetak ekspresi kesakitan yang teramat sangat. Walau begitu, Alena berusaha tidak mengeluh dan menahannya. Melihat darah dagingnya seperti itu, hati Ryan terasa seperti dipotong-potong. "Apakah ini penyakit bawaan?" "Bapak kurang tahu Nak. Beberapa kali kami membawa Alena berobat, tapi tidak ada satupun yang tahu penyakit apa yang dideritanya. Dokter hanya memberi kami resep obat untuk meringankan rasa sakit dan menghentikan pendarahan. Tapi semua itu hanya bersifat sement
Read more
Bab 7 - Kelelahan
Karena Tingkat Kultivasi Ryan hanya berada di Qi Condensation Tengah, maka energi yang dimiliki Ryan tidaklah banyak. Demi berusaha membakar habis racun di tubuh Alena saja, Ryan telah menghabiskan 80% Qi dalam tubuhnya. Hal ini membuat nafas Ryan terengah-engah. Walau begitu, Ryan tetap terus menyuntikkan energi Qi miliknya tanpa henti.Setelah beberapa saat berpikir dan mengatur napasnya, Ryan memutuskan untuk sementara waktu menyegel racun di dalam tubuh Alena.Dengan cepat, Api Lotus Hijau di tubuh Alena menyelimuti semua racun yang ada dalam tubuhnya, dan langsung mengumpulkannya menjadi satu, membentuk sebuah permata hitam legam di dalam jantung Alena.Semua proses ini, mulai dari awal hingga proses penyegelan, telah memakan waktu kurang lebih 50 menit. Dengan kata lain, Ryan telah memeluk Alena selama hampir satu jam. Tentu saja hal ini membuat kedua orang tua Ryan sedikit bingung. Namun, mereka mengira bahwa lamanya Ryan memeluk Alena karena keduanya sedang saling melepas rin
Read more
Bab 8 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
"Kalian lanjutkan saja makannya, biar Mama yang ke depan membukakan pintu," usul Ibu Ryan seraya bangkit dari duduknya menuju pintu depan.Ryan, bapaknya, dan Alena kembali menikmati makanan sederhana yang dimasak penuh cinta oleh malaikat tak bersayap mereka. Namun, lagi-lagi suapan mereka harus kembali terjeda saat mendengar rengekan keras Ibu Ryan. "Tolong jangan pukul saya Pak … tolong beri kami waktu …"Suara ini membuat Alena sedikit ketakutan. Bahkan wajah santai Imam berubah drastis, seakan-akan ia tahu identitas orang yang bertamu ke rumahnya itu. Saat Imam akan berdiri menyusul Nova, Ryan langsung menghentikannya. “Pa, biar Ryan yang pergi ke depan. Papa makan saja di sini bersama Alena.”"Tapi Nak …"Tanpa menunggu persetujuan Imam, Ryan langsung bangkit dari duduknya, dan segera berjalan ke teras depan. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, sehingga membuat Ibunya sampai seperti itu.Ternyata dugaan Ryan benar. Saat Ryan tiba di teras depan, ia melihat sang Ibu sudah te
Read more
Bab 9 - Pertarungan Singkat
"Hehehe, jangan pernah mempermain kami, keparat! Dengan libasan golokku, akan aku pastikan kepala dan badanmu itu terpisah."Mendengar ini, Ryan berkata dengan nada tinggi. "Jangan banyak bicara, ayo maju kalian bertiga!""Dasar sombong!""Ayo maju!""Mati kau!"Ketiga pria berbadan kekar tersebut berteriak dan maju secara bersamaan. Mereka dengan cepat melayangkan golok tajam tanpa ada keraguan di dalamnya.Melihat datangnya ketiga bilah golok yang datang dari tiga arah yang berbeda secara bersamaan, Ryan tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Ekspresi tenang di wajahnya menjadi lapisan tipis yang menyembunyikan kekuatan dalam dirinya.Saat ketiga golok tersebut berada pada jarak tertentu, Ryan lalu bergerak mengelak dengan lincah, meliuk dan menari di antara serangan-serangan itu. Setiap gerakan tubuhnya penuh dengan keanggunan dan keahlian yang memikat. Dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, ia merespons setiap serangan dengan tepat waktu.Golok-golok itu berputar dan be
Read more
Bab 10 - Tidak Jera
"Mama tenang saja, masalah ini biar nanti Ryan yang menyelesaikannya. Sekarang Mama, Papa, dan Alena lanjutkan sarapan kalian saja. Tadi belum sempat makan kan?" Ryan mengalihkan topik pembicaraan."Ennn ... biar nanti siang saja mama teruskan, sekarang nafsu makan mama benar-benar sudah hilang.”"Papa juga sudah kenyang. Kalau Alena bagaimana?""Ennn …" Alena menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia masih sedikit ketakutan dengan keributan yang terjadi di luar."Brengsek! Tahu begini, setidaknya aku akan memecahkan bola kejantanan mereka terlebih dahulu sebelum membiarkan kelimanya pergi, sebagai bayaran telah merusak suasana sarapan keluargaku." bisik Ryan"Kamu bilang apa Nak?" tanya Nova yang sekilas sepertinya mendengar bisikan kecil Ryan tadi."Ryan cuma menghela nafas saja kok Ma." Ryan tersenyum sembari berharap ibunya tidak mendengar perkataannya.Karena acara sarapan bersama telah kacay, Ryan dan kedua orang tuanya memilih untuk bercengkrama di sana mengisi waktu kosong, karena ke
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status