Home / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 160. Jatuh Cinta itu Wajar

Share

Bab 160. Jatuh Cinta itu Wajar

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-07-08 09:44:57

Bara tersenyum simpul saat melihat bu Bira tampak penasaran dengan rencana yang telah dia susun.

"Mama itu gak mau nanti kamu di manfaatkan," ujar bu Bira lagi.

"Iya, Ma," jawab Bara sambil terus makan kue bawang di depannya buatan istrinya.

"Enak banget loh kue nya, beli ya?" tanya Bara.

"Itu Salma yang buat, Nak," ujar bu Aisah sambil membuat kapal-kapalan dari kertas origami untuk Tama dan Rikel.

"Oh pantes enak banget," puji Bara membuat Salma mencubit lengannya yang diikuti kekehan oleh Bara.

"Salma beneran gak buka toko lagi?" tanya bu Bira sambil menoleh ke arah Salma.

"Nanti akan buka toko kue dan roti aja, Ma. Kayaknya Salma juga suka masak kue kan?" ujar Bara.

"Lah, toko bajunya kenapa?" tanya bu Bira seolah gak senang.

"Toko baju kan udah gak ada Ma setelah di ganggu anaknya teman mama tuh, jadi nanti biar cari di dekat sini aja tokonya. Atau di samping toko Mama aja, gimana?" tanya Bara.

Salma hanya menunduk, dia dapat menangkap ketidaksukaan sang mertua terhadapnya.

"Ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 174. Kenapa Tidak Mengaku Saja?

    "Permisi," ucap suara dari luar yang mendayu.Semua orang melihat ke arah pintu, dan mata yang membulat melihat siapa yang datang.Vina Adiguna.Entah mau apa dan tahu darimana kalau Salma mengalami kecelakaan."Santai dong, kok mukanya kaya terkejut itu gua datang kesini. Gua tahu dari berita di televisi kalau situ mengalami kecelakaan lagi," ujarnya sambil melirik Salma dan meletakkan keranjang buah pada ranjang Tama."Terima kasih," ucap Ainel."Dan gua juga mau mastiin, anaknya pak Bara gapapa udah kecelakaan sama Salma. Takutnya jadi tumbal," ujarnya sambil terkekeh.Bara tampak mengepalkan tangannya, dan mau bangkit namun ditahan oleh Salma."Rigo, bawa wanita ini keluar sebelum saya khilaf!" teriak Bara."Baik, Pak," jawab Rigo."Sadar pak Bara, udah gua kasih tahu kan. Kalau masih gak percaya ya udah," ucap Vina sambil melenggang pergi dan menepis tangan Rigo yang akan menyeretnya keluar."Gua bisa keluar sendiri," ujarnya.Semua orang terdiam, sedangkan Salma menangis memeluk

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 173. Kecelakaan

    Braakk."Tamaaa," pekik Salma dan diiringi jeritan suara Ainel yang berlari keluar dari dalam toko.Karena memang toko Ainel terletak di pinggir jalan, dan tidak ada parkir lain selain depan toko, sebuah motor dari seberang jalan dengan kecepatan tinggi langsung menabrakkan Salma yang sedang menunggu Tama dan Rikel turun. Namun naas saat Tama turun, motor tersebut tiba dan langsung pergi, beberapa pengendara lain sudah mencoba mengejar namun mereka licik, ternyata ada beberapa lainnya yang bertugas mengecoh.Jojo yang berusaha menghalangi laju motor juga kena senggol."Jo, ayo bawa Tama ke rumah sakit!" teriak Salma menyadarkan Jojo yang masih linglung karena kepalanya juga sedikit pusing.Darah yang mengalir dari kepala Tama membasahi baju dan jilbab Salma. Sementara Rikel menangis tanpa suara dan terus memanggil Tama."Nak, bangun nak lihat Umi ya, Nak," ujar Salma sepanjang perjalanan ke rumah sakit sambil memeluk Tama."Iya, Umi," jawab Tama lemah.Sementara Ainel hanya menangis

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 172. Salah Ketik

    "Mama, ngapain disini?" tanya Bara heran karena melihat bu Bira sedang menguping pembicaraan mereka."Mau panggil kamu buat ajak makan," jawab bu Bira gugup."Kenapa gak masuk?" selidik Bara."Baru aja mau ketok," alasan bu Bira lagi."Ketok dinding, Ma?" tekan Bara."Ya ketok pintu dong, Nak," jawab bu Bira sambil tersenyum kecut."Ketok pintu mamanya malah nempel di dinding," ujar Bara yang langsung membuat bu Bira menunduk."Ma, dirumah ini Bara gak mau ada rahasiaan dan ada masalah satu dengan yang lainnya. Apalagi ngomongin di belakang, Bara gak suka. Kalau mama pikir didalam Salma sedang ngomongin mama, mama salah besar. Apalagi sampai nguping kayak gitu," ujar Bara sambil menuruni tangga menuju meja makan.Kesal. Bara langsung saja makan tanpa suara. Bu Bira mengikuti Bara ke meja makan."Kamu selalu berpikir negatif tentang Mama," ujar bu Bira menatap lekat mata anaknya yang tampak cuek terus makan, bahkan nambah makan ayam tanpa menoleh ke arah mamanya."Kamu selalu membela S

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 171. Menguping

    Bara menghentikan aktivitasnya dan melihat ke belakang bu Bira sudah duduk di kursi teras sambil memainkan hp nya."Ini Mas kopinya," ujar Salma lembut meletakkan secangkir kopi diatas meja."Thanks, Sal," ujar Bara kembali ikut bermain bersama Tama dan Rikel."Harusnya dari sebelum suami pulang kerja, kopinya sudah disiapkan," tegur bu Bira kepada Salma."Iya, Ma," jawab Salma pelan."Udah kamu tuh ajak anak-anak bermain, Bara mau istirahat," ujar bu Bira kepada Salma."Bara juga mau main sama anak-anak Ma, udah lama Bara gak ikut mereka main," jawab Bara tanpa menoleh.Bu Bira tampak melengos mendengar penuturan Bara.Sedangkan Salma hanya diam dan ikut bergabung bersama anak-anaknya.Bara melirik mamanya dengan ekor matanya, penuh keheranan sebenarnya ada masalah apa sehingga bu Bira masih saja seperti tidak menyukai Salma. Padahal Salma tidak pernah berkata keras sedikitpun sama bu Bira.Apa yang Salma lakukan serba salah dimata bu Bira, menurutnya istri yang sempurna itu harus be

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 170. Seperti Pohon yang Tinggi

    Bara memutar kembali voice note tersebut hingga beberapa kali, dan meyakinkan pendengarannya.Dan jelas dalam rekaman suara itu menyebutkan kalau target operasional mereka adalah menghancurkan Albara Kaizer jangan sampai menjadi pemimpin perusahaan, dan membuat Bara dan keluarga menjadi tidak nyaman."Sebenarnya apa salah saya sama beliau?" gumam Bara sambil memijat pelipisnya."Sepertinya murni persaingan bisnis, Pak," ujar pak Tigor."Tapi kenapa sampai segitunya ya, Pak?" tanya Bara."Bahkan keluarga saya juga menjadi target mereka, Pak," lanjut Bara sambil menghela nafas panjang."Apakah ini bisa kita laporkan sebagai tindak kejahatan, Pak?" tanya Bara."Sebenarnya bukti ini tidak cukup kuat, ini hanya rekaman suara, kita tidak jelas siapa yang berbicara, tapi akan tetap kita coba," jawab pak Tigor meyakinkan.Bara hanya mengangguk, kemudian menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi yang ada."Saya pikir tidak memiliki masalah sama orang hidup, kita juga akan tenang, Pak," ujar B

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 169. Paket

    "Paket?" ulang Bara heran."Hu-um," ujar Ari sambil mengangguk dan duduk pada kursi di depan Bara.Bara tampak membolak balikkan paket tersebut mencari nama pengirim, hanya ada tulisan kecil sebagai pemberitahuan.'Paket ini tidak bahaya, isinya justru akan membantu anda'."Ri, bagaimana kalau ini bom?" tanya Bara."Saya sih yakin aja sama yang pengirimnya tuliskan pak," ujar Ari."Jadi menurutmu, kita harus buka paket ini?" tanya Bara."Iya pak buka aja, kalau kita mati yaudah berarti takdir," ujar Ari pasrah."Baiklah. Bismillah," ujar Bara membuka bungkusan paket tersebut.Saat paket terbuka Bara dan Ari terkejut melihat apa isi didalam paket tersebut. Dan benar saja paket itu tidak berbahaya dan justru bisa membantu menyelesaikan masalah yang saat ini dihadapi oleh AK Group."Copy semua sebelum kita serahkan kepada kuasa hukum," ujar Bara kepada Ari." Siap, Pak," jawab Ari.Bara kemudian terdiam dan kembali membolak balikkan kotak paket tersebut mencari petunjuk sang pengirim. Na

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status