Share

Bab 198. Mupeng

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-07-28 19:39:30

“Pak Bara bisa main catur?” tanya Yuda.

“Gak. Gua gak bisa main catur, waktu kecil mana sempat main Yud, bisa main kalau keranjang gorengan sudah kosong,” kekeh Bara menerawang teringat masa kecil yang penuh penuh perjuangan.

“Pak Bara suka merendah,” jawab Yuda lagi.

“Gua gak bohong, gua kan kecilnya di panti dan panti kami itu gak ada donatur tetap. Hanya kalau kebetulan aja ada orang yang mau berdonasi ya Alhamdulillah. Jadi untuk kebutuhan sehari-hari ibu jualan di depan panti dan kami anak-anak yang sudah besar jualan keliling kampung,” cerita Bara.

“Berarti perjuangan tidak pernah mengkhianati hasil Pak, buktinya sekarang bapak menjadi orang yang sukses,” sambung Yuda.

“Roda kan pasti berputar, Yud,” jawab Bara sambil menghisap rokoknya.

Jojo dan Yuda tampak mengangguk. Sementara pertarungan sengit antara Rido dan Rigo masih berlangsung belum menemukan titik terangnya.

“Tadi den Tama nangis Pak, mau ajak bu Ainel main dulu ke mall,” ujar Jojo.

“Gak diajak sama Ainel?” tanya Bar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 202. Lemas

    “Mau makan yang lain?” tawar Bara kepada Salma yang tampak lemas sehabis memuntahkan semua isi perutnya.Salma hanya menggeleng.“Mau rujak misalnya?” tanya Bara lagi.“Gak, Mas,” jawab Salma lesu.Bara bingung mau menolong istrinya seperti apa, dan juga kasihan melihatnya lemas banget. Bara hanya membantu mengurut pundak Salma.“Ya Allah, sabar ya, Sayang,” ucap Bara sambil memeluk Salma erat.Salma hanya mengangguk lesu.Perawat mengantarkan sarapan untuk pasien.“Mas suapin ya,” ujar Bara lembut.Salma hanya mengangguk menurut.Bara menyuapi Salma dengan telaten, sedangkan bu Bira dan bu Aisah sedang ke kantin rumah sakit untuk mencari sarapan.Belum selesai juga Bara menyuapi Salma, lagi-lagi Salma kembali mual dan memuntahkan makanannya.“Nak, makan ya kasian Umi jadi lemah gitu, Nak,” ujar Bara sambil mengelus perut sang istri.“Minum teh nya ya,” bujuk Bara yang diikuti anggukan oleh Salma.“Makan lagi?” tanya Bara karena makanan Salma masih banyak di dalam piringnya.“Gak usah

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 201. Bawaan Bayi

    “Mas, berarti Salma hamil?” tanya Salma dengan mata yang berbinar.Bara hanya mengangguk dan tersenyum lembut ke arah sang istri.“Ya Allah, Alhamdulillah,” ucap Salma sambil memeluk Bara erat.“Selamat ya, Sayang,” ujar Bara mengecup kening sang istri.Sepasang suami istri tersebut berpelukan erat, bu Bira hanya melihat tanpa berniat menyela dan lebih memilih untuk tiduran di sofa. Malam ini beliau akan ikut menginap di rumah sakit.“Kamu jaga ya kandungannya, jangan kecapean terus satu lagi, kamu jangan banyak pikiran,” ujar Bara membingkai muka sang istri dengan kedua tangannya.“Hu-um,” Salma hanya mengangguk dan mengusap-usap perutnya yang masih datar tersebut.“Salma harus kabarin Abah sama Umi,” ujar Salma bahagia.“Besok aja, kalau malam ini nanti mereka ngotot mau kesini. Besok biar dijemput sama Rido,” ujar Bara dan disetujui oleh Salma dengan anggukan.Kembali Bara memeluk sang istri kedalam pelukannya, Salma menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Bara.“Terima kasih

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 200. Hamil

    Bu Aisah berlari memanggil salah satu pengawal untuk menyiapkan mobil, Bara menggendong Salma keluar. Sedangkan bu Bira yang awalnya cuek dan kesal kepada Salma menjadi panik melihat Salma benar-benar tak berdaya,“Umi kenapa?” tanya Tama dan Rikel yang keluar kamar bermain mendengar keributan di luar.“Umi sakit, Tama dan Ikel disini sama bibik ya,” bujuk bik Sri.“Mau ikut Papa,” teriaj keduanya saat melihat Bara, bu Aisah dan bu Bira ikut masuk kedalam mobil menuju rumah sakit. Kebetulan Jojo belum sempat mematikan mobilnya dari mengantar Ainel dan langsung tancap gas menuju rumah sakit terdekat.“Salma,” panggil Bara sambil memegang pipi Salma yang tampak pucat.Bu Aisah tampak mengoleskan minyak kayu putih di tengkuk dan hidung Salma, namun Salma belum juga menunjukkan akan sadar.“Cepetan dong, Jo. Hidupin lampu bahayanya,” ujar bu Bira yang duduk di sebelah Jojo kursi depan samping kemudi.“Baik, Bu,” ujar Jojo menurut dan menghidupkan lampu hazard pada mobilnya.Bu Bira tampa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status