Pagi Semua ( ╹▽╹ ) ini bab pertama pagi ini. Selamat membaca (◠‿・)—☆
Tetua Carrie tentu saja menyadari betapa tidak biasa aura Ryan. Hatinya bergejolak, tetapi dia segera menahan diri."Apakah ini sebabnya kau berani menyakiti muridku?" ejek Tetua Carrie. "Sungguh lelucon! Teknik rahasia ras iblis dapat memberimu kekuatan, tetapi itu juga akan menghancurkan semua yang kau miliki!"DEG! DEG!Tetua Carrie melangkah maju beberapa langkah, dan auranya meningkat setiap kali ia melangkah, memperlihatkan kekuatan seorang tetua Lembah Holy Herb sepenuhnya!"Bagus!" Ryan menyeringai lebar, matanya dipenuhi dengan keinginan kuat untuk bertarung."Teknik tombak tertinggi Tiga Langit!" serunya lantang.Langit yang tadinya cerah langsung dipenuhi energi iblis yang pekat. Energi Qi yang tak terbatas, energi iblis, dan kekuatan petir ilahi mengalir ke dalam Tombak Iblis Rhongomyniad, yang mulai berdengung dengan suara menyeramkan. Kemudian, dalam sekejap, tombak itu melesat ke arah Tetua Carrie!"Apakah menurutmu trik seperti itu akan berhasil padaku?" Bibir Tetua
Ryan, melihat bahaya yang mengancam, tidak tinggal diam. Ia tidak bersembunyi di balik seorang gadis—bukan itu gayanya. Alih-alih menarik mundur Luna, Ryan justru melangkah ke depan, melindungi gadis itu dengan tubuhnya sendiri.Dalam gerakan mulus yang hampir tak tertangkap mata, Ryan mengeluarkan Tombak Iblis Rhongomyniad dari Kuburan Pedang.Tombaknya melesat keluar dan gelombang energi pun tersebar.Namun, kekuatan pantulan yang kuat hampir membuat lengan Ryan mati rasa. Meskipun demikian, energi iblis yang bergulung dari Tombak Iblis Rhongomyniad berubah menjadi bilah tajam yang merobek gelombang kejut.Ryan meringis pelan, merasakan getaran hebat di tangannya. "Hmm, tidak buruk juga," gumamnya sambil menggerakkan pergelangan tangannya yang terasa kaku.Tatapan tajam para tetua Lembah Holy Herb tertuju pada Tombak Iblis Rhongomyniad yang berkilau di tangan Ryan. Seketika, wajah mereka berubah drastis, campuran antara keterkejutan dan ketakutan yang nyata. Mereka saling bertu
Luna tidak bisa berhenti bertanya-tanya. Berapa kali sebenarnya Ryan menerobos di dalam gua itu? Jika tidak salah, sebelumnya Ryan seharusnya hanyalah seorang kultivator Ranah Saint King. Namun sekarang dia mampu mengalahkan para Kultivator Ranah Origin King dengan begitu mudah!'Mungkinkah dia entah bagaimana telah maju ke tiga ranah utama dan mencapai Ranah Dao Origin?' Luna berpikir, masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. 'Tapi seluruh prosesnya hanya memakan waktu beberapa jam. Ini sungguh tidak masuk akal!'Sebelum Luna sempat memproses lebih lanjut, Ryan sudah kembali ke sisinya. Tatapan mata pria itu menyapu ke arah dua kultivator wanita yang masih menahan Luna."Kalian ingin menghentikanku juga?" tanyanya dengan nada tenang namun mengancam.Kedua wanita itu langsung menggelengkan kepala kuat-kuat, seolah hendak menjatuhkan kepala mereka dari leher. Dengan tergesa-gesa, mereka melepaskan Luna dan mundur beberapa langkah.'Bahkan Kakak Senior Leica sudah dikalahkan
"Aku menghormati wanita," ucap Ryan tenang, mata tajamnya menatap langsung ke mata Leica Fan, "dan aku biasanya tidak memukul wanita, tapi aku akan membuat pengecualian untukmu!"Begitu kalimat itu selesai diucapkan, tinju Ryan terkepal dan Api Abadi menyembur keluar, memancar ganas dari seluruh tubuhnya. Lautan api merah keemasan langsung melahap es di sekeliling mereka, menghancurkan domain niat pedang Leica Fan dalam sekejap!Es meleleh, kabut menguap, dan panas yang luar biasa menggantikan dingin yang menusuk. Dalam beberapa detik, tidak ada lagi jejak Alam Musim Dingin Abadi yang tersisa.Untuk pertama kalinya, rasa takut yang nyata muncul di wajah cantik Leica Fan. Ia mundur beberapa langkah, akhirnya menyadari betapa berbahayanya lawan yang ia hadapi.Dalam kepanikannya, Leica Fan segera merogoh pinggang dan mengeluarkan sebuah liontin giok berwarna kebiruan. Dengan tangan gemetar, ia bersiap mengaktifkan benda tersebut untuk memanggil bantuan.Namun belum sempat ia melakuka
"Luna, ini adalah peraturan sekte," salah satu dari mereka berkata dengan nada mengayomi. "Tidak seorang pun dapat mengubahnya. Selain itu, pria ini telah menyinggung Kakak Senior Leica, jadi dia hanya mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan.""Luna, berhentilah keras kepala," tambah yang lain. "Tidak ada yang bisa kau lakukan."Luna berjuang mati-matian, tetapi sia-sia. Dengan tingkat kultivasinya, ia tak mampu melawan tekanan spiritual yang membelenggunya."Tuan Ryan, hati-hati!" teriak Luna, tangannya secara naluriah menutup mulutnya saat melihat pedang-pedang yang siap menebas Ryan.Meskipun Luna tidak mengetahui tingkat kultivasi Ryan yang sebenarnya, ia tahu para penyerangnya adalah Kultivator Ranah Origin atau bahkan lebih tinggi! Dan mereka mengincar bagian-bagian vital Ryan tanpa ampun.'Meskipun Ryan telah menerobos beberapa kali di dalam gua, itu tetap saja tidak akan cukup untuk menghadapi mereka, bukan?'
"Nona Luna, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Ryan dengan suara tenang.Luna melirik Ryan malu-malu sambil mengangguk. "Aku baik-baik saja," ucapnya pelan. "Abaikan saja mereka. Ayo pergi."Ryan masih menjaga Luna dalam pelukannya, tidak menyadari bahwa tangannya berada di posisi yang tidak sepenuhnya sopan. Luna juga tidak protes—entah karena terlalu kaget atau karena dia masih polos.Pada saat ini, Leica Fan mengarahkan pedangnya ke Ryan dan Luna. Bibirnya melengkung membentuk senyum mengejek."Sungguh sepasang kekasih," cemoohnya. "Mereka begitu manis bahkan di Lembah Holy Herb. Sepertinya Mastermu sudah tetlalu tua, sehingga telah salah menilaimu.""Leica Fan!" Luna sontak mendorong dirinya dari Ryan. Wajahnya kini merah bukan karena malu, tapi karena amarah. Dia menghunus pedang tipisnya, tangannya gemetar hebat. "Apa kau tidak bertindak terlalu jauh?!""Apa kau benar-benar berpikir kau bisa melakukan ap