Share

Teror lagi

Pagi yang syahdu, di temani rintik hujan yang mengalun-alun, membuat mata ini enggan untuk terbuka. 

"Rosa .... Bangun! Ayo sarapan!" teriakkan Mamah selalu menggema setiap pagi. Semenjak hamil, aku selalu tidur setelah menunaikan ibadah salat subuh.

Dan, Mamah lah yang akan kerepotan setiap pagi membangunkanku.

Aku seperti anak kecil yang merepotkan ucap Mamah setiap kali membangunkanku yang begitu sulit.

Namun aku selalu berkilah, bahwa ini bawaan dari cucunya yang sedang aku kandung.

Disaat sarapan pagi, aku mengutarakan niatku untuk membuka bisnis baru di bidang kuliner.

"Kamu yakin? Kamu kan nggak ada basic ke arah sana, nak!" seru Mamah dengan mengernyitkan dahi.

"Kan itu masih termasuk bisnis, Mah."

Mamah menghela napas panjang. "Biarin sajalah, Mah. Yang penting Rosa sungguh-sungguh!" sahut Papah.

"Pah, kan Rosa lagi mengandung begitu, apa nggak sebaiknya nunggu melahirkan dulu?" tany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status