LOGINOlivia Rose memiliki segalanya. Kecantikan, ketenaran, dan suami kaya yang dikagumi banyak orang. Namun di balik kilau hidupnya, ia menemukan pengkhianatan paling menyakitkan. Di saat hatinya hancur, hadir Ethan Knox, seorang fotografer penuh pesona gelap yang membuatnya kembali merasa hidup. Satu ciuman terlarang berubah menjadi malam-malam penuh dosa… sekaligus jerat yang mungkin menghancurkan segalanya. Hasrat, rahasia, dan luka bersatu dalam satu permainan berbahaya. Dan bagi Rose, setiap pilihan sama berbahayanya.
View MoreLampu kristal berkilauan bagaikan ribuan bintang yang jatuh ke bumi. Ballroom Hotel Imperial malam itu dipenuhi kilau gaun-gaun rancangan desainer internasional, setelan jas terbaik, dan senyum yang penuh kepura-puraan. Semua orang datang bukan hanya untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-5 Rose dan Noah, tetapi juga untuk menjadi bagian dari pesta paling bergengsi tahun ini.
Rose berdiri di tengah ruangan, mengenakan gaun merah anggur dengan potongan leher berbentuk hati, membalut tubuhnya dengan elegan. Rambut panjangnya disanggul setengah ke atas, menyisakan beberapa helai bergelombang yang jatuh manis di bahu. Malam ini, ia tahu, semua mata tertuju padanya. Ia sudah terbiasa dengan sorot kamera, dengan bisikan iri sekaligus kagum dari kalangan sosialita. Ia adalah Olivia Rose, istri Noah Ferdinand. Pengusaha muda yang menjadi penerus satu-satunya tahta bisnis raksasa keluarga Ferdinand Group. Namun, di balik tatapan anggun dan senyuman yang ia pajang, jantung Rose berdegup lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu dalam dirinya yang terasa aneh, perasaan tak enak, seperti ada bayangan gelap yang sedang menunggu di ujung pesta gemerlap ini. “Rose, kau terlihat luar biasa,” suara lembut namun tegas itu datang dari sampingnya. Noah mendekat, mengenakan tuxedo hitam yang disesuaikan dengan lekuk tubuh atletisnya. Ia tampak sempurn dengan rambut hitam disisir rapi ke belakang, dagu kokoh, dan senyum yang mampu membuat siapa pun percaya bahwa dia adalah suami idaman. Rose menoleh dan tersenyum. “Dan kau terlihat seperti biasa, selalu mencuri perhatian.” Noah menyentuh punggungnya lembut, sebuah gestur kepemilikan yang halus tapi penuh makna. “Karena kau di sisiku.” Kalimat itu terdengar manis, begitu manis hingga kamera yang mengabadikan momen mereka pasti akan menuliskannya sebagai definisi cinta sejati. Tetapi Rose tahu, Noah pandai memainkan perannya. Ia adalah aktor utama dalam drama rumah tangga yang dunia pikir sempurna. Kenyataannya, hanya mereka lah yang tahu bagaimana kehidupan rumah tangga mereka. Musik jazz mulai mengalun, mengiringi denting gelas sampanye. Tamu-tamu elit mulai dari politisi, aktor papan atas, hingga pemilik jaringan bisnis internasional berlalu-lalang sambil memberikan selamat. Beberapa bahkan terang-terangan memuji betapa idealnya pasangan Rose dan Noah. “Lima tahun pernikahan, masih tampak seperti pengantin baru,” ucap salah seorang tamu perempuan, matanya berkilat penuh rasa iri. Rose hanya tersenyum sopan. Noah merespons dengan kalimat diplomatis, “Itu karena aku beruntung memiliki istri yang luar biasa.” Kalimat demi kalimat itu meluncur begitu meyakinkan. Seakan Noah memang suami sempurna yang tak pernah sekalipun melirik wanita lain. Rose ingin mempercayainya, sungguh. Ia ingin hidup dalam ilusi itu selamanya. Tapi semakin lama ia menatap suaminya, semakin kuat pula rasa tak nyaman yang menggerogoti dadanya. Tiba-tiba Rose tersentak saat MC memanggil namanya. Ia bukan hanya sang tuan rumah, namun juga ikon fashion malam itu. Rose memang merupakan seorang model dan sosialita yang baru saja menghiasi sampul majalah internasional. Ketika ia berdiri di samping MC, semua kamera sontak menoleh. Puluhan kilatan lampu blitz menyorotinya seperti dewi yang baru turun dari langit. “Rose selalu tahu bagaimana mencuri perhatian,” Noah berkomentar pada salah satu rekan bisnisnya. Pria beruban disampingnya itu meliriknya sekilas. “Kau berbicara seakan itu hal yang salah.” Noah terkekeh kecil. “Tidak, hanya penilaian secara objektif saja.” Tiba-tiba seorang gadis mendekat ke arah Niah, dan menjabat tangan Noah dengan hangat. “Selamat ulang tahun pernikahan, Pak. Anda tampak menawan sekali.” “Terima kasih. Kau juga,” jawab Noah pada gadis itu. Gadis itu adalah Giselle, sekretaris Noah di perusahaan. Siapapun tahu Giselle dan Noah sangat dekat, karena Giselle selalu mendampingi Noah dalam urusan bisnisnya. Bahkan, Giselle adalah sekretaris pertama yang bertahan hingga hampir setahun lamanya bersama Noah, dibandingkan sekretaris-sekretaris Noah yang sebelumnya. Suasana semakin meriah. Toast dibunyikan, musik berganti ke nada yang lebih cepat, dan pasangan mulai berdansa di lantai dansa marmer. Rose menuruti ajakan Noah untuk menari. Dalam pelukan suaminya, ia merasa semua tatapan tamu menilai, mengukur, membandingkan, dan mengagumi mereka. “Noah dan Rose adalah pasangan emas,” bisik seseorang yang lewat. Rose menutup mata sejenak, mencoba meyakinkan diri bahwa ia memang sedang menari dengan pria yang benar-benar mencintainya. Namun, sesaat kemudian, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang berdiri tak jauh dari sana. Giselle, yang ia kenal sebagai sekretaris pribadi Noah. Giselle tampak cantik malam itu, dengan gaun hitam sederhana namun elegan. Ia tidak seanggun Rose, tapi ada sesuatu yang membuatnya menonjol. Tatapan matanya, misalnya. Tatapan yang tak semestinya dimiliki seorang sekretaris kepada bosnya, apalagi jika sang bos sudah beristri. Rose menelan ludah. Dadanya terasa sesak. Ia mencoba mengusir pikiran buruk itu, mencoba mengabaikan senyum tipis Giselle yang entah kenapa terasa terlalu… akrab pada suaminya. Apalagi tadi saat di panggung, ia sempat melihat Giselle dan Noah mengobrol dengan hangat. Entah mengapa, ada sedikit perasaan cemburu jika melihat mereka berdua. Malam semakin larut. Setelah tarian usai, Noah sempat menghilang dari sisinya. Rose mengira suaminya sekadar menyapa tamu penting atau berbicara dengan media. Tapi menit demi menit berlalu, dan Noah tak kunjung kembali. “Rose, apakah kau melihat Noah?” tanya seorang kerabat yang menghampirinya. Rose tersenyum hambar. “Sepertinya sedang keluar sebentar.” Ia berusaha tetap anggun di hadapan tamu, tapi rasa penasaran bercampur cemas semakin menggerogoti. Dengan alasan ingin menghirup udara segar, Rose pun berjalan menuju balkon hotel. Mencari keberadaan Noah. Udara malam menusuk kulitnya yang terbuka oleh gaun tanpa lengan. Angin membawa aroma bunga mawar dari taman hotel. Rose melangkah pelan, tumit stiletto-nya mengetuk lantai marmer balkon. Ia hendak berbalik kembali ke dalam, ketika suara samar membuat langkahnya terhenti. Tawa rendah seorang pria. Suara yang terlalu dikenalnya. Noah. Rose menahan napas, lalu mengintip dari balik tirai kaca. Dan saat itulah dunia Rose runtuh. Noah berdiri di balkon, tubuhnya begitu dekat dengan seorang wanita. Giselle. Bibir mereka saling menempel dalam ciuman yang dalam dan penuh gairah. Tangan Noah bertengger di pinggang Giselle, menarik tubuh Giselle mendekat ke arahnya seakan itu tempat yang sudah terlalu akrab baginya. Semuanya berhenti. Waktu membeku di sekitar Rose. Rose tidak bisa bergerak. Bahkan tidak bisa bernapas. Dadanya seperti diremas ribuan tangan tak kasat mata. Suara musik dari ballroom pun terdengar sangat jauh, nyaris seperti gema dari dunia lain. Ciuman itu bukan kesalahan sekejap. Itu bukan kecelakaan. Itu adalah sebuah pengkhianatan. Mata Rose pun berair, namun ia berusaha menahan tangis. Ia bukan wanita yang akan membuat drama di depan puluhan kamera dan tamu undangan. Tapi hatinya sudah retak menjadi serpihan kecil. “Noah…” bibirnya bergetar tanpa suara. Ia mundur perlahan dengan tumit bergetar. Tangannya mencengkeram tirai agar tubuhnya tak rubuh. Bagaimana mungkin? Lima tahun pernikahan, semua janji, semua tatapan penuh cinta, ternyata hanyalah sandiwara? Rose menutup mulutnya dengan tangan, berusaha meredam jeritan yang mendesak keluar dari dadanya. Ia tahu, malam gala ini harus tetap berjalan. Ia harus kembali ke ballroom, tersenyum, dan berpura-pura bahwa dirinya masih istri bahagia dari pria sempurna. Tapi di dalam dirinya, sesuatu telah patah. Dan kepingan itu mungkin tak akan pernah kembali seperti semula. ***Noah membalas ciuman itu dengan lebih liar dan ganas, seolah ia sanggup melahap bibir Giselle sampai habis. Sementara Giselle menggeliat dan menggerakkan tubuhnya, membuat batang Noah yang sudah mengeras menggesek miliknya di bawah sana."Masukkan!" perintah Noah sambil terus menciumi leher Giselle. Ia meremas dada Giselle yang basah dengan kasar, dan sesekali menghisapnya.Giselle patuh. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, sebelum menempatkan miliknya tepat di atas milik Noah untuk menyatukan mereka. Lalu..."Aaarrgghh..." Noah mengerang saat miliknya masuk ke dalam tubuh Giselle. Sensasi yang sangat luar biasa ia rasakan, campuran antara hangat, sempit, dan basah karena mereka dalam posisi berendam. Hal yang belum pernah dilakukan Noah bersama Rose."Ini asyik bukan... Uh... Kamu... Benar-benar perkasa... Uh..." Giselle melenguh ketika batang besar itu melesak keluar masuk di dalam tubuhnyaMendengar pujian itu, Noah semakin merasa gila. Bukan hanya pandai bermain cinta, Giselle juga se
Siang itu, kota tempat Noah menghadiri meeting tampak lebih hidup dari kemarin. Matahari menyorot lembut di antara gedung-gedung tinggi, memantul di kaca etalase butik-butik mahal. Noah dan Giselle berjalan berdampingan, jarak mereka terlalu dekat untuk hubungan “bos dan sekretaris”. Dari kejauhan, mereka tampak seperti pasangan kaya yang tengah menikmati liburan spontan.Giselle melangkah ringan, senyum terpasang di bibirnya. Sementara Noah seperti biasa, berwajah datar dan lelah, tapi terlihat jauh lebih rileks dibanding saat bekerja. Itu saja sudah memberi Giselle rasa kemenangan kecil yang memabukkan.“Noah, coba lihat ini,” ucap Giselle sambil menunjuk sebuah jam tangan mahal di etalase butik. Nada suaranya dibuat manja, dengan senyum terukur yang ia tahu selalu melemahkan pria.Noah hanya menghela napas pendek sebelum berkata, “Kalau kamu suka, ambil saja.”Ambil saja. Seolah harga jam itu bukan apa-apa. Seolah apa pun yang ia inginkan bisa ia dapatkan.Giselle masuk ke butik de
Keesokan paginya Noah terbangun dengan tubuh lebih segar. Tidurnya sangat nyenyak semalam. Bukan karena ia sudah terlepas dari segala meeting dan masalah pekerjaan, tapi juga karena Giselle berhasil menidurkannya dengan kenikmatan yang luar biasa.Ia membuka mata, otaknya mulai membaca dimana dirinya berada.Sprei berantakan, tubuh telanjang, dan lengan halus yang melingkar di perutnya.Ia menoleh, dan melihat Giselle tertidur di sampingnya dengan tubuh polos. Selimutnya sedikit tersingkap membuat satu dadanya menyembul keluar. Noah menelan ludah. Walau ujung bukit itu masih melemah, tapi warnanya yang merah muda dan bentuknya yang indah membuat kejantanannya bangkit.Tapi Noah merasa sudah cukup dengan permainan semalam. Walaupun ia masih ingin merengkuh dan menikmati bukit kembar yang menggoda itu, ia berusaha mengalihkan perhatiannya. Ia sudah beberapa kali membiarkan Giselle menggodanya, dan membiarkan dirinya hanyut dalam godaan itu. Tapi tetap saja, baginya Giselle hanyalah perm
Tanpa menghentikan gerakannya, Giselle meraba tubuhnya sendiri dengan mata sayu dan bibir terbuka. Ekspresinya itu membuat gairan Noah semakin melayang tinggi.Nafas Noah memburu. Walaupun ia sudah tak tahan lagi, tapi ia masih bisa menunggu sambil duduk manis. Menatap Giselle tanpa berkedip sambil terus mengurut senjatanya yang sudah tegak berdiri.Giselle melempar senyum menggoda. Ia berjalan mendekat dan berbalik. Lalu ia meliukkan tubuhnya di depan Noah dalam pose menungging, memperlihatkan bokongnya yang halus dan padat, yang hanya tertutup G-String Lingerie.Noah mengulurkan tangan, meremas bokong itu dengan gemas. Ia mengecupinya dengan lembut, sambil terus meremasnya.Giselle terkekeh geli. Ia menegakkan tubuh dan berbalik. Kali ini ia meliukkan tubuhnya di atas pangkuan Noah. Membuat dadanya yang hampir tak tertutup itu berada jelas di depan wajah Noah.Noah menelan saliva. Ia sudah pernah menyentuh Giselle sebelumnya. Tapi kali ini sensasinya sungguh berbeda. Dengan alunan m












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.