Share

#Bab 42

Author: Danira Widia
Vania tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Jason, lehermu kenapa?"

Begitu mendengarnya, Janice langsung bersemangat. Dia ingin melihat bagaimana Jason akan menghadapi pertanyaan wanita yang dicintainya itu.

Janice diam-diam memandang ke depan, lalu melihat sepasang mata yang suram. Seketika, dia merasa terancam.

Jason menatap Vania, lalu mengusap lehernya dengan santai sambil menyahut, "Nggak sengaja kebentur."

Punggung Janice sontak terasa dingin. Pintu akhirnya ditutup. Dia bersandar dengan napas tak beraturan.

Di luar kamar mandi, Vania tampak terkejut. Ini pertama kalinya Jason tidak menjawab pertanyaannya dengan serius.

"Ada masalah?" tanya Jason sambil menunduk. Rambutnya yang berantakan mengenai dahinya, membuatnya terlihat agak nakal.

"Nggak ada." Vania tersenyum patuh, lalu berbalik dan keluar.

Suara langkah kaki yang tergesa-gesa menunjukkan betapa gusarnya dia. Dia yakin suara yang didengarnya tadi bukan ditimbulkan oleh Jason. Ada seseorang di dalam kamar mandi dan Jaso
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fitri asma
mungkinkah jason sudah mulai suka ke janice ?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 789

    "Meskipun belum mengurus surat nikah, mengadakan resepsi tetap dianggap pernikahan sah, hukum tetap mengakuinya.""Aku dan Landon punya perjanjian, paling-paling hanya akting. Rachel pernah menyelamatkanku. Aku nggak ingin dia pergi dengan penyesalan, jadi aku dan Landon membuatkan dia akta nikah palsu," jelas Jason.Satu kejutan besar lagi. Janice langsung terbengong. Setelah waktu yang lama, dia baru bertanya, "Dia ... baik-baik saja?""Kurang baik. Kondisi fisik masih bisa ditangani, tapi masalah utamanya di mental. Aku akan cari waktu untuk bicara dengan Landon. Aku nggak akan membiarkan status Vega nggak jelas begini.""Jangan." Janice menyela dengan panik, "Aku bisa izinin kamu sering menjenguknya, tapi jangan bawa dia ke Keluarga Karim. Aku nggak bisa hidup tanpanya. Keluarga Karim benar-benar bukan tempat yang cocok untuk dia, apalagi di sana masih ada ayahmu."Anwar mementingkan anak laki-laki dan meremehkan anak perempuan. Di kehidupan sebelumnya saja dia tidak bisa menerima

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 788

    Saat Janice terbangun, dia secara refleks mengulurkan tangan untuk mencari Vega. Namun, setelah meraba lama, dia tidak menemukan tubuh mungil itu. Karena terkejut, dia pun langsung terbangun.Setelah melihat sekeliling dan sadar akan situasinya, Janice segera bangkit dan berlari keluar."Vega, Vega ...." Begitu sampai di ruang tamu, Janice melihat Vega yang sudah berpakaian rapi, duduk di sebelah Jason sambil menikmati sarapan.Jason menyeka sisa kuning telur di sudut mulut Vega, lalu bertanya dengan santai, "Sudah bangun ya? Ayo sarapan."Janice seperti baru tersadar dari mimpi dan perlahan duduk. Sebelum dia sempat mengangkat tangan, di hadapannya sudah ada segelas susu dan telur rebus yang baru dikupas.Janice tampak agak kebingungan. Jason mengelap tangannya, lalu mengambilkan dua potong pancake untuknya. "Kenapa? Mau disuapin?""Nggak perlu," jawab Janice pelan. Dia menyesap susu sedikit, lalu menggigit telur dengan keras."Aku sudah minta Arya menjadwalkan pemeriksaan fisik lengk

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 787

    Elaine memeluk Rachel dan berkata, "Jangan takut, Bibi pasti akan membantumu.""Uhuk, uhuk, uhuk ...." Rachel memegangi dadanya dan terbatuk keras.Elaine buru-buru membantunya berbaring kembali. "Sudah, jangan pikirkan apa-apa lagi, cepat istirahat."Rachel mengangguk pelan dan memejamkan matanya. Elaine membawa termosnya dan berjalan keluar dari kamar rawat.Beberapa detik kemudian, Rachel membuka matanya kembali. Dia mencengkeram erat selimut, matanya merah menyala. 'Janice, kenapa kamu harus muncul lagi?'Di sisi lain, begitu keluar dari kamar, Elaine langsung menelepon Anwar tanpa peduli malam sudah larut.Anwar tampaknya memang sedang menunggu kabar. Dia mengangkat telepon dengan cepat. "Dia sudah minum?""Sudah," jawab Elaine dengan jujur."Hm, nggak sia-sia aku habiskan begitu banyak ramuan mahal untuk mempertahankan nyawanya. Aku mengira dia permata berharga dan susah payah membuat dia masuk ke keluarga ini. Tak kusangka, dia wanita paling nggak berguna. Kalau mau mati, jangan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 786

    Rachel menelan habis obat pahit yang hampir membuatnya muntah, membuat tubuhnya yang memang sudah lemah terasa makin tidak nyaman.Tepat saat itu, Landon mengirimkan pesan kepadanya. Saat Elaine sedang membereskan mangkuk obat, Rachel buru-buru membuka pesan tersebut.[ Rachel, pulanglah. ]Mata Rachel seketika membesar. Landon menyuruhnya bercerai.Obat di perutnya bergolak karena emosinya yang tidak stabil dan akhirnya dia tak tahan lagi hingga muntah.Elaine segera menarik tisu untuk menutup mulut Rachel. "Jangan dibuang! Obat ini baik buat tubuhmu. Bukannya kamu selalu ingin kasih Jason anak?"Anak? Kata itu membuat kegelisahan Rachel semakin membuncah.Dia menatap bibir Elaine yang terus-menerus berbicara. Kilatan dingin tebersit di matanya. Detik berikutnya, seolah-olah tak tahan lagi, Rachel menutup telinganya sambil berteriak, "Jangan bicara lagi! Dia sudah punya anak!"Suasana mendadak hening. Elaine memandang Rachel dengan ekspresi tak percaya. "Apa katamu?"Dengan suara geti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 785

    Dokter itu tidak berani membuat emosi Rachel semakin tidak stabil, jadi dia segera berbalik dan meninggalkan kamar rawat.Beberapa saat kemudian, pintu kamar kembali terbuka. Melihat siapa yang datang, seberkas harapan muncul di mata Rachel. "Bibi."Elaine perlahan duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan Rachel. "Gimana kondisi tubuhmu? Kenapa tiba-tiba pingsan?"Rachel tak berani berbicara jujur, terutama karena Elaine sangat dekat dengan Anwar sekarang. Dia tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, cuma karena pergantian musim. Aku memang sering nggak enak badan.""Syukurlah kalau memang nggak apa-apa. Kalau nggak, aku juga sulit menjelaskan ke Pak Anwar," kata Elaine sambil melirik Rachel sekilas, sengaja menyebut nama Anwar.Mendengar itu, wajah Rachel langsung berubah semakin masam. "Bibi, jangan bilang ke Ayah Anwar soal aku dirawat.""Aku tahu, aku nggak akan bilang. Tapi, kamu ini ada-ada saja. Lihat deh wajahmu pucat sekali. Kalau nanti Pak Anwar lihat, gimana dia masih bisa berha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 784

    Janice memandang Jason dengan bingung. Dia baru saja ingin bertanya, tetapi ponsel Jason tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkan ponsel dan melihat layarnya sekilas. Itu panggilan dari Rachel.Nama yang familier tetapi terasa asing itu seketika menghantam Janice seperti palu. Dia mundur dua langkah, lalu berkata, "Kamu urus saja urusanmu. Sudah waktunya Vega tidur."Janice mengira Jason akan seperti dulu, berbalik dan pergi. Namun, dia justru mematikan panggilan itu, menyimpan ponsel ke saku, lalu mendekat dan berbisik di telinga Janice, "Tindakanku tadi belum cukup buat kamu percaya kalau aku serius?""Ada anak kecil di sini, jangan asal bicara." Janice mendorongnya dan berbalik. "Aku mau tidur."Jason melihat waktu, memang sudah larut. Apalagi, Vega masih memandangi mereka berdua. Akhirnya, dia tidak melanjutkan. "Tidurlah. Soal pria itu, kita bicarakan besok."Selesai bicara, Jason keluar dari kamar dengan wajah agak masam.Pria itu? Janice berpikir sejenak, lalu menoleh ke arah Vega.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 783

    "Kalau begitu, kita lakukan saja.""Lakukan apa ... umm ...."Rambut panjang Janice terayun saat tubuhnya jatuh ke sofa. Jason bertumpu dengan satu lutut di atas sofa, tubuhnya dicondongkan ke arah Janice. Satu tangan menopang belakang kepalanya, lalu bibirnya langsung mencium bibir Janice dengan kuat.Serangan mendadak itu membuat otak Janice kosong seketika, tak mampu berpikir. Napas Jason berat, embusan panasnya menyapu wajah Janice, membuat tubuhnya gemetar.Hingga Janice merasa hampir kehabisan napas, Jason baru melepas ciumannya. Dia duduk tegak, mulai membuka kancing bajunya.Janice menarik napas dalam-dalam, pikirannya perlahan kembali jernih. Dia lantas bangkit dan mendorong Jason. Tangannya mengenai leher pria itu saat dia berusaha keras mencengkeram.Jari-jarinya menyapu jakun Jason, membuat tubuh pria itu langsung menegang. Napasnya kacau, terdengar gumaman dari mulutnya.Detik berikutnya, pergelangan tangan Janice sudah digenggam Jason, lalu dibawa turun menyusuri lehernya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 782

    Jason tidak berkata apa-apa lagi. Dia berbalik dan pergi.Janice membanting pintu kamar dengan keras. Akhirnya, dia terduduk lemas di samping Vega. Pikirannya kacau balau. Dia bahkan tidak tahu apa yang bisa dia lakukan lagi.Setelah menenangkan diri, Janice berbaring di samping Vega dan memeluk tubuh kecil putrinya dengan erat.Beberapa saat kemudian, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia mengeluarkannya dan melihat nomor asing di layar. Tanpa perlu menebak, dia sudah tahu siapa itu. Pasti Jason.Pria itu mengirim pesan singkat. Begitu membaca isi pesannya, Janice langsung duduk tegak di tempat tidur.Dia turun dari ranjang dan mondar-mandir di kamar dengan ragu. Baru saja dia menyuruh Jason pergi, sekarang dia malah mau menemuinya. Bukankah itu aneh?Namun, begitu melihat Vega yang tidur dengan tenang di atas ranjang, dia tetap keluar dari kamar.Ruang tamu gelap gulita. Apa Jason sudah kembali ke kamarnya dan tidur?Saat Janice hendak berbalik untuk kembali, tiba-tiba terdengar suara da

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 781

    Mendengar tawa ibu dan anak itu, senyuman perlahan muncul di sudut bibir Jason. Namun, tiba-tiba senyuman itu memudar. Tangannya yang terkulai di sisi tubuh perlahan mengepal.Dia tidak berani merusak kebahagiaan di depan mata, takut kehadirannya ini justru akan membuat semuanya menjadi dingin dan asing.Jason diam-diam mendengarkan suara Janice dan Vega, sampai lagu berhenti dinyanyikan. Sesudah itu, dia baru melangkah keluar dari kamar.Sementara itu, Janice menggendong Vega keluar dari kamar mandi. Ketika menurunkan Vega di atas ranjang, dia melihat termos di nakas, juga susu formula yang baru diseduh.Jason sepertinya tidak tahu takaran susu Vega, jadi dia hanya membuat sedikit, sekitar 150 mililiter. Namun, jumlah itu kelihatannya adalah hasil dari perhitungannya sendiri.Vega berguling di atas ranjang, menunjuk ujung tempat tidur. "Susu, Papa."Janice tercengang menatap Vega. Vega segera menarik kembali tangannya, hanya diam mengeratkan handuk yang membungkus tubuhnya.Janice men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status