Share

Bab 435

Penulis: Danira Widia
Naura menunjuk ke arah jas yang dikenakan Landon.

Saat itu juga, Janice baru menyadari bahwa jas yang dipakai Landon terlihat sangat mirip dengan yang dikenakan Jason saat mengantarnya pulang waktu itu ketika Jason menyembunyikan wajahnya.

Meskipun ada perbedaan kecil dalam detailnya, bagi orang awam, keduanya terlihat hampir sama. Ditambah lagi, bentuk tubuh Landon dan Jason hampir serupa, jadi tidak heran Naura salah mengenali.

"Kak Naura, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," Janice buru-buru menjelaskan.

Namun, Naura tidak mau mendengar. Dia berdiri di depan Janice dengan sikap hendak melindungi Janice. "Janice! Kamu sudah janji sama aku bahwa kamu nggak akan kembali sama mantanmu!"

"Mantan?"

Landon menatap Janice dengan ekspresi penuh arti, seulas senyuman samar muncul di sudut bibirnya. Janice yang baru saja mulai merasa baikan, tiba-tiba ingin pingsan lagi di tempat.

Dengan penuh keyakinan, Naura melanjutkan, "Pak, percuma kamu datang sekarang! Waktu Janice benar-benar membutuh
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Herlan Sapientiae
cerita nya muter2
goodnovel comment avatar
Herlan Sapientiae
terlalu bertele tele
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 436

    Naura mengira Janice sudah lupa, jadi dia berbalik ke dapur dan mengambil sesuatu, lalu meletakkannya di depan Janice. Benda itu adalah sebuah jam tangan pria. Desainnya sederhana, tetapi harganya selangit.Janice langsung mengenalinya. Jam tangan itu milik Jason. Sebab ... dia sendiri memiliki versi wanitanya yang sama persis. Namun, tadi malam saat dia membereskan dapur, jam tangan ini tidak ada di sana.Kecuali ... orang yang menemaninya selama dia demam adalah Jason. Landon tidak pernah mengatakan bahwa dia yang memasak bubur untuk Janice. Itu hanya asumsi Janice semata.Mengingat semua yang terasa seperti mimpi, tangan Janice sedikit gemetar, hingga tanpa sengaja menumpahkan teh jahe dari cangkirnya.Naura segera mengambil tisu dan menyeka tumpahan itu. "Kenapa kamu?"Namun, Janice tidak menjawab. Dia menoleh ke luar jendela, lalu tiba-tiba meraih jam tangan itu dan bergegas keluar. Di dalam lift, dia menatap angka-angka yang turun satu per satu.Sambil bersandar pada dinding lift

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 437

    Jason tidak menjawab. Dia langsung menarik Janice ke dalam mobil.Di luar, pemandangan terus berubah dengan cepat. Entah setelah berapa lama berlalu, sampai akhirnya salju mulai turun lagi.Saat mobil berhenti dan pintu terbuka, lapisan salju yang lebih tebal sudah menyelimuti tanah.Begitu Janice turun, sebuah mantel kasmir telah diletakkan di pundaknya. Aroma familier dari pria di sampingnya langsung menyelimutinya.Begitu tersadar, dia telah berdiri di depan sebuah vila yang begitu megah. Meski sekarang telah tertutup salju, taman luas di sekelilingnya masih tampak seperti tempat yang berasal dari dongeng.Mudah membayangkan bagaimana tempat ini terlihat saat dipenuhi bunga yang bermekaran. Namun, Janice sudah mengetahui gambaran itu. Sebab, tempat ini adalah rumah tempat dia membakar diri di kehidupan yang lalu.Selama delapan tahun pernikahan, tempat ini bagaikan penjara yang megah.Janice menatap rumah itu sambil bertanya dengan nada dingin, "Apa maksudmu?"Jason memicingkan mata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 438

    Mendengar kata "api", Jason kembali tercengang. Dia teringat bahwa gadis kecil dalam mimpinya itu sangat membencinya.Di tengah malam, semua mimpinya selalu berakhir sama. Gadis kecil itu berlari ke dalam rumah yang terbakar sambil menggandeng seorang wanita yang bersosok samar. Keduanya saling berpandangan dan tersenyum, lalu menghilang dari mimpinya.Janice memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri dari Jason dan berdiri dalam jarak beberapa langkah darinya.Dengan kemarahan yang bercampur dengan permohonan, Janice berkata, "Paman, aku memang nggak bisa menang melawanmu. Apa kalian masih belum cukup menghinaku? Apa kamu benar-benar baru bisa puas kalau semua orang memarahiku sebagai wanita murahan?"Usai bicara, Janice langsung berbalik dan pergi.Jason mengulurkan tangan hendak menariknya, tetapi dia hanya berhasil meraih mantel yang tersampir di pundak Janice.Janice melepas mantel itu dengan tegas dan pergi tanpa menoleh sama sekali. Sosoknya menghilang di tengah salju yan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 439

    Rachel tidak menyadari kejanggalan dari ucapan Janice. Dia langsung mengeluarkan ponsel dan berkata, "Lihat nih, kami foto banyak sekali. Aku mau pakai foto ini di acara tunangan dan pernikahan nanti. Kamu bantu aku pilih dong."Janice melirik sekilas ponsel Rachel. Senyum kedua orang itu di dalam foto tampak sangat mencolok. Rachel adalah nona kaya yang dirawat dengan penuh cinta kasih. Ketenangan dan kelembutan yang ada dalam dirinya terpancar begitu alami.Saat tersenyum, auranya begitu menular. Bahkan Jason yang biasanya selalu dingin, terlihat lebih santai saat berdiri di sisinya.Mereka benar-benar serasi. Setiap foto yang diambil tampak begitu sempurna. Namun, Janice justru merasa tidak nyaman. Matanya tidak tahu harus menatap ke mana."Semuanya bagus, kok. Kalian putuskan saja." Janice tersenyum, lalu mengalihkan pembicaraan, "Oh ya, kenapa kamu cari aku?""Oh, iya. Aku terlalu senang sampai lupa. Jepitan dasi yang kamu desain untuk kakakku bagus sekali. Sekarang dia pakai jepi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 440

    Gaun pengantin?Saat mendengar dua kata itu, Janice merasa ironis. Ditambah dengan waktu Vania mencoba gaun pengantin, ini sudah kedua kalinya. Selain itu, keduanya adalah pasangan Jason. Seolah-olah semua pernikahan ini tidak akan bisa berlangsung tanpa kesaksian darinya.Janice menatap Rachel. Dia tersenyum dengan bahagia, polos, tanpa tipu muslihat seperti Vania. Undangannya juga memang tulus.Justru karena itulah, Janice semakin merasa dirinya seperti orang jahat. Dia ingin mencari alasan untuk menolak, tetapi saat hendak membuka mulut, ponselnya bergetar.Tiba-tiba, sebuah firasat buruk muncul di benaknya.Benar saja. Begitu dia membuka layar, ada pesan dari Ivy.[ Pak Anwar minta aku bantu siapin pesta pertunangan Jason dan Rachel. ]Janice sontak merasa sesak. Apakah Ivy akan berakhir dengan menyinggung Keluarga Luthan dan Karim, atau baik-baik saja, semua bergantung pada sikapnya.Janice mengetik pesan dengan tangan gemetar.[ Aku tahu. ]Rachel sepertinya menyadari sesuatu, se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 441

    Mendengar Janice tidak mengubah panggilannya, Landon mengerti bahwa Janice ingin menjaga jarak darinya. Namun, Landon tidak kuasa menahan rasa penasarannya terhadap Janice.Dia bergerak mendekati Janice. Ada aroma teh yang samar dari tubuh Janice, ringan, tetapi sangat menenangkan.Janice yang menunggu jawaban darinya akhirnya menoleh, tetapi begitu sadar bahwa jarak di antara mereka terlalu dekat, dia buru-buru mundur sedikit dan mengingatkannya, "Pak Landon?"Landon baru tersadar. Saat menunduk melihat sisi wajah Janice, matanya tampak kelam dan dia berusaha menekan emosinya. "Boleh."Janice bergumam sejenak, lalu menjauhkan jarak antara mereka. Saat hampir tiba di restoran, ponsel Landon berdering. Di layarnya tertera nama Rachel."Kenapa? Kamu ini ya, selalu saja kelupaan." Landon berhenti beberapa detik, lalu melirik ke arah Janice. "Sekarang aku lagi sibuk."Mungkin karena suasana di mobil terlalu hening, Janice bisa mendengar suara Rachel dari ujung telepon dengan jelas."Kak, j

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 442

    Begitu mendengar panggilan "Paman", pria di hadapan mereka langsung mengalihkan pandangan dinginnya ke arah Janice. Janice segera menundukkan kepala, berusaha menghindari tatapannya.Namun, justru saat itu matanya menangkap sepasang sandal rumah milik Jason dan Rachel. Sandal pasangan. Dengan desain lucu.Semua orang tahu betapa dinginnya Jason. Dia tidak pernah berubah untuk siapa pun. Bahkan Vania yang berada di sisinya selama lebih dari tiga tahun juga tidak pernah berhasil mengubah kebiasaannya.Di kehidupan sebelumnya, Janice telah hidup bersamanya selama delapan tahun, tetapi Jason tetap hanya memakai sandal rumah yang disediakan untuk tamu.Namun sekarang, dia rela berubah.Jika Vania mengetahui hal ini, dia pasti akan menyadari betapa konyolnya semua hal yang pernah dia lakukan untuk menargetkan Janice. Sebab, satu-satunya orang di hati Jason selalu adalah wanita yang telah menyelamatkannya.Tiba-tiba, suara Rachel memecah keheningan."Ah sayurku! Janice, bisa bantu aku?""Oke.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 443

    Mereka berdua menyajikan semua hidangan ke atas meja satu per satu. Tak lama kemudian, keempatnya pun duduk untuk makan.Rachel menyuapkan sepotong daging ke bibir Jason dengan manja. "Jason, coba cicipi, enak nggak?"Jason menundukkan tatapannya, lalu mengubah arah sendok Rachel dengan tenang. "Kamu sudah capek masak. Makanlah dulu."Wajah Rachel langsung merona, lalu tersenyum manis. "Baiklah."Melihat itu, Janice hanya menunduk dan fokus menyendok nasi. Tanpa sadar, dia hanya makan sayur-sayuran di depannya. Itu adalah kebiasaan yang terbentuk selama bertahun-tahun di Keluarga Karim.Meskipun selalu ada banyak hidangan lezat di meja makan, hanya mereka yang memiliki hak yang bisa memutar meja untuk memilih makanan yang diinginkan. Seperti dirinya, makan lebih banyak saja dianggap tidak tahu aturan.Namun, saat dia baru saja menjepit sayuran lagi, meja putar di depannya bergerak sedikit.Sepiring daging beralih ke hadapannya. Janice terdiam sejenak dan mengangkat kepalanya. Saat itu,

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 760

    [ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Jason menatap tulisan itu cukup lama sebelum akhirnya kembali tersadar. Tenggorokannya kering, suaranya serak saat berkata, "Tega sekali ...."Seolah-olah sudah bisa menebak isi surat itu, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Jason lantas meletakkan kedua surat itu berdampingan, mengambil dua gelang kapibara dari dalam lemari.Plak. Suara kecil terdengar saat gelang itu melingkar erat di pergelangan tangannya. Dia mengepalkan tangannya, menatap lekat-lekat dua kalimat yang menghantam hatinya.[ Kita jadian yuk. ][ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Seakan-akan baru saja mendapatkan sesuatu di detik sebelumnya, lalu langsung kehilangan di detik berikutnya.Wajah Jason perlahan memucat, matanya memerah. Dia menunduk sedikit untuk menyembunyikan kesedihannya."Janice, kembalilah."....Tiga tahun kemudian, di Moonsea Bay. Kurir bernama Hady sedang mengangkat paket-paket ke dalam mobil."Bu Janice, sepertinya tahun ini toko online-mu la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 759

    Kebetulan tangannya menyentuh kunci itu. Kira-kira, kunci yang satu lagi untuk apa?Jason mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi tidak melihat lemari yang terkunci. Dia pun berdiri dan melangkah ke kamar utama, ruangan yang paling tidak ingin dia buka. Meskipun sudah berlalu begitu lama, aroma Janice masih memenuhi setiap sudut ruangan.Pandangannya akhirnya tertuju pada satu-satunya lemari di sudut ruangan yang tidak ditutupi kain penutup debu, seolah-olah sedang menuntunnya.Jason membawa kunci itu mendekat dan membukanya dengan mudah. Yang terpampang di depan adalah semua hal yang berkaitan dengan dirinya dan Janice. Janice tidak membawa apa pun.Bahkan, gelang kapibara yang mereka menangkan bersama di pasar malam bertahun-tahun lalu pun masih ada di sana.Dua gelang itu tersimpan di dalam lemari, masing-masing menekan dua pucuk surat. Satu surat beramplop merah muda sudah tampak memudar warnanya, jelas sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.Yang satu lagi hanya amplop

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 758

    Jason sangat paham arti sebenarnya dari desakan Anwar soal anak. Selain untuk mengikatnya, itu juga cara agar Keluarga Karim dan Keluarga Luthan terikat erat satu sama lain.Jason tidak akan membiarkan Anwar mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah, dia sudah mempersiapkan segalanya sejak awal.Saat ini, seluruh ruang makan menjadi hening. Bahkan saat sendok di tangan Rachel jatuh ke lantai, tidak ada yang bereaksi.Semua orang tahu Ivy tidak bisa punya anak, sementara Zachary lebih memilih terus diserang daripada menceraikannya. Jadi, satu-satunya harapan garis keturunan Keluarga Karim ada pada Jason.Kini, Jason telah melakukan vasektomi. Itu artinya, dia benar-benar memutus harapan Anwar.Dada Anwar naik turun. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara, "Jangan bercanda seperti itu. Aku cuma seorang ayah yang ingin melihat cucuku lahir dengan mataku sendiri.""Kamu sudah punya cucu. Namanya Yoshua. Lupa secepat itu?" timpal Jason dengan datar."Yang sudah berl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 757

    "Kenapa aku merasa Jason sekarang lebih pendiam dari sebelumnya?""Katanya tahun pertama pernikahan itu manis seperti madu, tapi lihat deh dia, apa kelihatan kayak pengantin baru?""Shh!"Seseorang menegur pelan.Dua orang yang sedang berbicara itu langsung diam saat melihat Rachel berjalan pelan di belakang Jason.Rachel mendengarnya, menggigit bibir sambil mempertahankan senyum di wajahnya.Saat makan siang, semua orang duduk sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan. Zachary dan Ivy memandangi ruangan, baru melihat nama mereka di pojok ruangan.Kebetulan saat itu Elaine masuk, menatap posisi duduk di barisan depan, lalu melihat ke arah mereka berdua dan mengejek dengan tawa sinis.Zachary menatap Ivy dengan pasrah. "Kalau kamu nggak enak badan, aku bisa minta orang antar kamu pulang dulu."Ivy tersenyum. "Nggak apa-apa. Dulu kita makan jajanan di pinggir jalan juga santai saja, 'kan? Di sini juga tenang. Kamu itu bagian dari Keluarga Karim, nggak usah bikin keadaan tambah can

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status