Share

Bab 455

Author: Danira Widia
Janice tidur dengan sangat tidak nyenyak. Dia selalu merasa ada sebilah pisau yang tergantung di atas kepalanya.

Di tengah kesadarannya yang samar, dia merasakan seseorang menyentuh wajahnya. Dengan susah payah, dia membuka matanya dan melihat pria yang membelai wajahnya dengan lembut. Dia langsung tahu bahwa semua ini hanyalah mimpi.

Hanya dalam mimpi, Janice bisa menghadapi Jason dengan tenang. Dia menatap pria itu sambil bergumam, "Perutku nggak nyaman sekali."

Setelah mengatakan itu, tubuhnya secara refleks meringkuk. Jason mengusap lembut bibirnya yang pecah dengan ujung jari, lalu bertanya dengan nada kesal, "Masih mau berulah?"

Janice menggeleng, tampak begitu patuh. Jari Jason membeku sejenak, lalu sorot matanya semakin dalam saat menatapnya.

Detik berikutnya, Janice merasakan tubuhnya ditarik ke dalam pelukan yang hangat. Sebuah tangan besar menempel di perutnya, memijatnya dengan lembut.

Entah sudah berapa lama berlalu, Jason menunduk dan mendekati telinga Janice. Dia bertany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
keluarga pasolle
saat Janica berkata sakit, sakit sekali.. Bikin nyesek eiii
goodnovel comment avatar
Endah Wati
bangke lho Jason, asu.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 456

    Pada hari pertunangan, Ivy bangun sejak pukul 5 pagi untuk bekerja, demi menunjukkan dirinya dengan baik di hadapan Anwar.Janice khawatir akan kesehatan ibunya, jadi ikut bangun pagi. Mereka berdua menghabiskan waktu 2 jam untuk memeriksa semua keperluan yang akan digunakan. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka akhirnya kembali dengan tubuh lelah.Tak disangka, Zachary yang bekerja hingga larut malam kemarin, juga sudah bangun. "Ayo, ayo, aku sudah menyiapkan sarapan. Cepat duduk dan makan."Setiap generasi muda dalam Keluarga Karim selalu dikirim ke luar untuk berlatih saat masih muda. Makanya, Zachary bisa memasak.Meskipun tidak bisa dikatakan sempurna dalam aspek warna, aroma, dan rasa, setidaknya cukup lezat untuk disantap.Zachary menarik Ivy untuk duduk, lalu memijat bahunya dengan lembut. Di wajah Ivy yang lelah, perlahan muncul senyuman. "Kamu pulang larut semalam, nggak perlu bangun sepagi ini.""Kalian berdua sudah bekerja keras beberapa hari ini, aku cuma

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 457

    Janice berjalan di sepanjang koridor yang terhubung. Sementara itu, di ujung lain koridor yang dipisahkan oleh sebuah kolam kecil, Jason dan rombongannya juga berjalan.Jason berjalan di barisan paling depan. Seperti biasa, dia mengenakan setelan jas hitam. Tubuhnya tegap dan tinggi dengan wajah tampannya yang tiada duanya.Jason tampak seperti salju putih yang dingin, tetapi juga seperti aliran air malam yang dalam dan tenang.Tatapannya tetap dingin dan datar. Langkah kakinya tidak berhenti sedetik pun, bahkan Jason mempercepat langkahnya menuju Rachel.Bisa bertunangan dengan orang yang disukai, tentu saja dia sudah tidak sabar. Janice dan Jason berjalan ke arah yang berlawanan, tanpa ada lagi hubungan di antara mereka.Saat suara petasan kembali terdengar di belakangnya, Janice tahu bahwa Jason telah menjemput Rachel.....Di aula leluhur, Janice dan Ivy telah menyiapkan semua perlengkapan untuk upacara penghormatan leluhur.Begitu suara langkah kaki terdengar dari belakang, mereka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 458

    Saat ini, Janice mengenakan sepatu hak tinggi dan berdiri di atas ubin. Dia sedikit kehilangan keseimbangan dan tubuhnya langsung jatuh ke pelukan Landon."Maaf." Janice buru-buru meminta maaf.Saat dia hendak berdiri tegak, Landon mengangkat tangan dan menyentuh kepalanya. "Ada daun yang jatuh."Janice melihat daun yang diambilnya, lalu segera merapikan rambutnya. "Terima kasih.""Apa harus seformal ini?" tanya Landon mengangkat alisnya.Janice hendak menjelaskan, tetapi suara Rachel terdengar dari belakang. "Pantas saja tiba-tiba menghilang, rupanya ada maksud lain."Janice berbalik. Udara dingin sontak menyelimuti sekitarnya. Saat mengangkat pandangan, dia langsung bertemu dengan mata hitam Jason. Tatapan itu membawa kilatan dingin yang tajam.Janice menggigit bibir dan tanpa sadar melangkah mundur. Tak disangka, Landon justru berdiri di depannya dan tersenyum ringan. "Bukankah aku sudah bilang akan memberi kalian waktu berdua? Ayo, semua orang sudah menunggu di aula. Jangan biarkan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 459

    Janice menahan napas, menolak untuk mengeluarkan sepatah kata pun.Tatapan Jason semakin dalam, seperti awan gelap yang bergulung. Tanpa memberi kesempatan, Jason langsung merampas haknya untuk berbicara.Ciuman yang penuh dominasi mendarat di bibir, membawa serta kemarahan yang tak terkendali. Semuanya dicurahkan di antara bibir mereka.Janice berusaha mati-matian untuk melawan. Sayangnya, tidak peduli seberapa keras dia berjuang, dia tidak bisa melepaskan diri. Sampai akhirnya tubuhnya melemah dan matanya dipenuhi air mata kepedihan.Detik berikutnya, lehernya terasa dicekik. Tangan Jason mencengkeramnya dengan erat. Semakin lama semakin kuat.Wajah Jason yang sudah dingin kini dipenuhi dengan aura kejam dan suram. "Cuma demi dia?""Bukan!" Janice akhirnya bersuara, meskipun dengan susah payah. Air mata jatuh membasahi pipinya. "Aku bukan milik siapa pun. Aku nggak perlu melakukan apa pun demi siapa pun. Aku cuma nggak ingin tinggal di sini dan terus terjebak denganmu! Puas sekarang,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 460

    Begitu Ivy mendengar bahwa Anwar memanggilnya, dia mengira akan mendapatkan pujian atas pekerjaannya yang baik. Dengan penuh semangat, dia langsung menarik Janice.Saat Janice memasuki ruang tamu, dia melihat bahwa selain Keluarga Karim, Keluarga Luthan juga hadir di sana.Tatapan mereka semua penuh dengan penghinaan saat melihat ibu dan anak itu. Ketika sampai di tengah ruangan, Janice mendongak dan langsung bertemu dengan tatapan Jason yang dingin dan gelap.Jason duduk di posisi utama, jarinya perlahan memutar cincin giok merah di tangannya. Ekspresi di wajahnya tampak kejam.Janice segera menyadari bahwa sesuatu telah terjadi. Sebelum sempat berdiri tegak, dia melihat puluhan kotak hadiah yang sudah terbuka berserakan di lantai.Sebelum Janice sempat berbicara, Rachel sudah buru-buru mendekatinya. "Janice, sebenarnya apa yang terjadi?"Janice hendak melihat lebih jelas, tetapi Ivy telah menyadari sesuatu dan menyela, "Rachel, apa ada barang yang kurang? Aku bisa segera menelepon or

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 461

    "Ibu," panggil Janice dengan pelan, memberi isyarat agar ibunya tidak berbicara lebih dulu.Namun, Ivy tidak bisa menahan amarahnya. Dia sudah berusaha keras untuk bertahan di keluarga ini, tetapi kini justru dipermalukan oleh orang luar."Barang-barang ini ....""Ibu!" Janice menaikkan suaranya, menghentikan ucapan Ivy.Ivy tidak bodoh. Dia segera menangkap maksud tatapan Janice. Setelah tertegun sesaat, dia buru-buru merebut gelang yang ada di tangan putrinya. "Kenapa bisa? Ini nggak mungkin!"Elaine melirik Ivy dengan tenang dan duduk dengan santai, lalu menyeruput teh dari cangkirnya. "Jadi kamu mengakui bahwa gelang ini palsu?""Ayahnya Rachel masih di luar negeri karena pesawatnya tertunda akibat badai salju, jadi aku mewakili pihak keluarga Rachel untuk menghadiri acara pertunangan ini. Tapi sekarang terjadi insiden begini, gimana aku mau menjelaskannya?""Kalau bukan karena keluarga sendiri yang menyadarinya lebih awal, barang-barang ini pasti sudah dibawa pulang sama tamu. Kam

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 462

    Janice terdiam di tempat. Dia sudah sangat berhati-hati, tetapi tetap saja terkena jebakan ini. Ivy juga segera menyadari sesuatu. Tanpa ragu, dia berdiri di depan Janice untuk melindunginya."Bukan Janice. Dia nggak tahu apa-apa."Anwar menyipitkan mata, nada bicaranya penuh kekesalan. "Kalau begitu, berarti kamu yang melakukannya. Lagian, uang itu masuk ke rekeningmu."Ivy terdiam. Dia tidak bisa membela diri, hanya bisa menangis.Janice mengangkat kepalanya dan menatap mata Anwar. Tatapan pria tua itu penuh kewaspadaan dan ketegasan. Bahkan, rasa jijiknya terhadap Janice tidak ditutupi sama sekali.Janice mengatupkan bibirnya, matanya beralih ke Jason yang duduk di samping. Tatapan Jason penuh dengan kilatan dingin. Dia mengangkat cangkirnya dengan santai dan menyesap teh, tetap tenang seolah-olah ini semua bukan urusannya."Apa masih harus kuajarkan apa yang seharusnya kamu bilang?"Janice menarik napas dalam-dalam. Bibirnya bergetar ingin berbicara, tetapi rasa benci yang memenuhi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 463

    Zachary langsung berdiri di depan mereka untuk menghalangi para pengawal. "Kalau mau pukul, pukul aku! Mereka adalah istri dan anakku.""Anak kurang ajar! Mana pengawal? Cepat seret dia pergi!" Anwar berteriak marah.Hanya dalam sekejap, lebih dari sepuluh pengawal masuk dan menarik Zachary dengan paksa."Ayah! Apa kamu benar-benar mau desak orang sampai mati?!" Mata Zachary memerah karena amarah."Aku ini ayahmu! Keluarga ini masih ada di bawah perintahku! Kalau mereka nggak mengaku hari ini, orang luar akan mengira mereka yang berkuasa di rumah ini! Pukuli mereka!"Begitu perintah itu diturunkan, seorang pengawal bertubuh besar menerima cambuk dari kepala pelayan. Janice tahu, hari ini dia tidak akan bisa lolos dari hukuman ini.Ivy segera mendorongnya menjauh. "Janice, cepat pergi! Biar aku yang terima hukumannya, tapi jangan pernah mengaku bersalah ...."Namun, sebelum Ivy bisa menyelesaikan kata-katanya, Janice sudah menariknya ke samping.Dia menatap Anwar dengan dingin. "Ibuku l

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 760

    [ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Jason menatap tulisan itu cukup lama sebelum akhirnya kembali tersadar. Tenggorokannya kering, suaranya serak saat berkata, "Tega sekali ...."Seolah-olah sudah bisa menebak isi surat itu, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Jason lantas meletakkan kedua surat itu berdampingan, mengambil dua gelang kapibara dari dalam lemari.Plak. Suara kecil terdengar saat gelang itu melingkar erat di pergelangan tangannya. Dia mengepalkan tangannya, menatap lekat-lekat dua kalimat yang menghantam hatinya.[ Kita jadian yuk. ][ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Seakan-akan baru saja mendapatkan sesuatu di detik sebelumnya, lalu langsung kehilangan di detik berikutnya.Wajah Jason perlahan memucat, matanya memerah. Dia menunduk sedikit untuk menyembunyikan kesedihannya."Janice, kembalilah."....Tiga tahun kemudian, di Moonsea Bay. Kurir bernama Hady sedang mengangkat paket-paket ke dalam mobil."Bu Janice, sepertinya tahun ini toko online-mu la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 759

    Kebetulan tangannya menyentuh kunci itu. Kira-kira, kunci yang satu lagi untuk apa?Jason mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi tidak melihat lemari yang terkunci. Dia pun berdiri dan melangkah ke kamar utama, ruangan yang paling tidak ingin dia buka. Meskipun sudah berlalu begitu lama, aroma Janice masih memenuhi setiap sudut ruangan.Pandangannya akhirnya tertuju pada satu-satunya lemari di sudut ruangan yang tidak ditutupi kain penutup debu, seolah-olah sedang menuntunnya.Jason membawa kunci itu mendekat dan membukanya dengan mudah. Yang terpampang di depan adalah semua hal yang berkaitan dengan dirinya dan Janice. Janice tidak membawa apa pun.Bahkan, gelang kapibara yang mereka menangkan bersama di pasar malam bertahun-tahun lalu pun masih ada di sana.Dua gelang itu tersimpan di dalam lemari, masing-masing menekan dua pucuk surat. Satu surat beramplop merah muda sudah tampak memudar warnanya, jelas sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.Yang satu lagi hanya amplop

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 758

    Jason sangat paham arti sebenarnya dari desakan Anwar soal anak. Selain untuk mengikatnya, itu juga cara agar Keluarga Karim dan Keluarga Luthan terikat erat satu sama lain.Jason tidak akan membiarkan Anwar mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah, dia sudah mempersiapkan segalanya sejak awal.Saat ini, seluruh ruang makan menjadi hening. Bahkan saat sendok di tangan Rachel jatuh ke lantai, tidak ada yang bereaksi.Semua orang tahu Ivy tidak bisa punya anak, sementara Zachary lebih memilih terus diserang daripada menceraikannya. Jadi, satu-satunya harapan garis keturunan Keluarga Karim ada pada Jason.Kini, Jason telah melakukan vasektomi. Itu artinya, dia benar-benar memutus harapan Anwar.Dada Anwar naik turun. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara, "Jangan bercanda seperti itu. Aku cuma seorang ayah yang ingin melihat cucuku lahir dengan mataku sendiri.""Kamu sudah punya cucu. Namanya Yoshua. Lupa secepat itu?" timpal Jason dengan datar."Yang sudah berl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 757

    "Kenapa aku merasa Jason sekarang lebih pendiam dari sebelumnya?""Katanya tahun pertama pernikahan itu manis seperti madu, tapi lihat deh dia, apa kelihatan kayak pengantin baru?""Shh!"Seseorang menegur pelan.Dua orang yang sedang berbicara itu langsung diam saat melihat Rachel berjalan pelan di belakang Jason.Rachel mendengarnya, menggigit bibir sambil mempertahankan senyum di wajahnya.Saat makan siang, semua orang duduk sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan. Zachary dan Ivy memandangi ruangan, baru melihat nama mereka di pojok ruangan.Kebetulan saat itu Elaine masuk, menatap posisi duduk di barisan depan, lalu melihat ke arah mereka berdua dan mengejek dengan tawa sinis.Zachary menatap Ivy dengan pasrah. "Kalau kamu nggak enak badan, aku bisa minta orang antar kamu pulang dulu."Ivy tersenyum. "Nggak apa-apa. Dulu kita makan jajanan di pinggir jalan juga santai saja, 'kan? Di sini juga tenang. Kamu itu bagian dari Keluarga Karim, nggak usah bikin keadaan tambah can

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 756

    Setelah bertemu dengan pemilik penginapan, Janice mengatakan bahwa dia ingin menginap dulu di penginapan tersebut.Pemiliknya tampak ketakutan karena insiden bunuh diri wanita sebelumnya. Melihat Janice datang sendirian, tatapannya pada Janice terlihat aneh. Bukan karena nafsu, melainkan karena takut Janice mati di penginapannya tanpa ada yang tahu.Pemilik penginapan pun berbaik hati mengajak Janice tinggal di properti lain miliknya yang tidak dekat dengan pantai.Saat memberikan kunci, dia bahkan menasihati, "Kamu masih muda dan cantik, harus bisa move on. Di dunia ini masih banyak pria."Janice sudah berkali-kali menjelaskan bahwa dia tidak ada niat bunuh diri, tetapi si pemilik tetap tak percaya.Keesokan harinya, setelah Janice menandatangani kontrak sewa, dia baru percaya bahwa Janice memang serius menyewa tempat itu. Dia bahkan bersikap sopan dan mengajak Janice sarapan bersama.Setelah sarapan, Janice mulai menjelajah layaknya seorang turis. Saat waktu di luar negeri sudah sama

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 755

    Pada suatu liburan musim panas, Ivy tiba-tiba dipecat tanpa alasan yang jelas. Kebetulan saat itu Janice jatuh sakit parah. Pengobatannya menghabiskan banyak uang.Ivy menangis sepanjang malam. Sebelum fajar menyingsing, dia sudah menggandeng Janice berdiri di pinggir jalan tol menunggu kendaraan.Dia bahkan bersumpah tak akan membiarkan siapa pun menemukan mereka. Namun, setelah kabur seminggu, lokasi mereka terdeteksi karena tempat penginapan.Zachary pun menjemput mereka pulang. Kalau diingat sekarang, Janice ingin tertawa.Saat sedang tenggelam dalam kenangan, sebuah bus besar berhenti di depannya. Katanya ada pemeriksaan sebelum masuk tol, tetapi orang-orang di sekitar sudah naik dan memasukkan barang ke dalam bagasi.Janice sendiri tak punya tujuan tertentu. Yang penting bisa membawanya keluar dari Kota Pakisa.Dia menarik masker dan ikut naik ke dalam bus. Setelah membayar, dia memilih tempat duduk kosong secara acak.Tak disangka, penumpang dalam bus itu cukup ramai meskipun ha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 754

    Rachel mencengkeram baju Jason seolah-olah menggenggam cahaya terakhir dalam hidupnya. Sampai akhirnya, Jason perlahan menunduk dan mendekatinya.Air mata berlinang di wajah Rachel, seberkas harapan terpancar dari tatapannya. Rachel yakin, Jason tidak akan meninggalkannya begitu saja.Namun, detik berikutnya, hatinya seakan-akan tenggelam ke dalam danau es.Jason menggenggam tangannya, melepaskannya satu per satu. Suaranya datar, dingin seperti es. "Aku akan menemanimu sampai akhir. Hanya itu. Itu adalah utangku padamu."Rachel menatap tangannya yang terlepas perlahan. Air matanya jatuh makin deras. Dia tak sanggup menerima. Benar-benar tak sanggup.Karena tahu hidupnya tidak akan lama lagi, dia makin terobsesi pada apa yang benar-benar dia inginkan. Sekarang, satu-satunya yang dia pedulikan hanyalah Jason.Mau itu egois, mau itu obsesi, dia hanya ingin Jason tetap bersamanya. Dengan tidak rela, Rachel kembali menarik Jason dan akhirnya mengucapkan alasan sebenarnya kenapa Jason bersed

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 753

    Sebelum dia sempat berbicara, lengannya sudah lebih dulu dicengkeram erat oleh pria itu. Dengan suara benturan keras, sepanci sup hangat yang baru saja matang langsung tumpah.Tatapan Jason tajam, jemarinya menegang, matanya merah, auranya penuh kemarahan dan niat membunuh. "Kenapa kamu harus mencarinya?"Rachel mendongak dengan kesakitan, menatap pria yang mengerikan itu dengan air mata mengalir. "Jarang sekali aku melihatmu sepanik ini. Kamu marah? Kalau marah, lampiaskan saja padaku!"Melihat air matanya, Jason seperti melihat kutukan yang memaksanya melepaskan cengkeramannya. Namun, Rachel malah menangis semakin keras. Dia melangkah pelan, ingin mendekatinya.Jason justru mundur dua langkah, menghindari sentuhannya. Mata hitam legamnya redup, seperti tenggelam dalam kabut yang hening, memandang Rachel seperti menatap laut tanpa gelombang.Rachel terisak-isak. "Kamu bahkan nggak mau marah padaku? Kenapa kamu rela melakukan apa saja demi dia?""Kakakku bantu Janice cari apartemen, la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status