Share

Bab 456

Aвтор: Danira Widia
Pada hari pertunangan, Ivy bangun sejak pukul 5 pagi untuk bekerja, demi menunjukkan dirinya dengan baik di hadapan Anwar.

Janice khawatir akan kesehatan ibunya, jadi ikut bangun pagi. Mereka berdua menghabiskan waktu 2 jam untuk memeriksa semua keperluan yang akan digunakan. Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, mereka akhirnya kembali dengan tubuh lelah.

Tak disangka, Zachary yang bekerja hingga larut malam kemarin, juga sudah bangun. "Ayo, ayo, aku sudah menyiapkan sarapan. Cepat duduk dan makan."

Setiap generasi muda dalam Keluarga Karim selalu dikirim ke luar untuk berlatih saat masih muda. Makanya, Zachary bisa memasak.

Meskipun tidak bisa dikatakan sempurna dalam aspek warna, aroma, dan rasa, setidaknya cukup lezat untuk disantap.

Zachary menarik Ivy untuk duduk, lalu memijat bahunya dengan lembut. Di wajah Ivy yang lelah, perlahan muncul senyuman. "Kamu pulang larut semalam, nggak perlu bangun sepagi ini."

"Kalian berdua sudah bekerja keras beberapa hari ini, aku cuma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава
Комментарии (16)
goodnovel comment avatar
Eva Rosdiana dewi
ada yg punya bocoran kenapa jonice nanti meninggal dan dibab berapa
goodnovel comment avatar
Lailatul Mufida
next cerita nya ada g sih suka banget ceritanya meskipun janice tersakiti terus kayak drama indosiar
goodnovel comment avatar
Watiaza Watiaza
ok Thor lnjuut ,ingat lho Thor bnyk pmbaca yg tak suka Janice sll d tindas,,ok semngaaat trus thor
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Related chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 457

    Janice berjalan di sepanjang koridor yang terhubung. Sementara itu, di ujung lain koridor yang dipisahkan oleh sebuah kolam kecil, Jason dan rombongannya juga berjalan.Jason berjalan di barisan paling depan. Seperti biasa, dia mengenakan setelan jas hitam. Tubuhnya tegap dan tinggi dengan wajah tampannya yang tiada duanya.Jason tampak seperti salju putih yang dingin, tetapi juga seperti aliran air malam yang dalam dan tenang.Tatapannya tetap dingin dan datar. Langkah kakinya tidak berhenti sedetik pun, bahkan Jason mempercepat langkahnya menuju Rachel.Bisa bertunangan dengan orang yang disukai, tentu saja dia sudah tidak sabar. Janice dan Jason berjalan ke arah yang berlawanan, tanpa ada lagi hubungan di antara mereka.Saat suara petasan kembali terdengar di belakangnya, Janice tahu bahwa Jason telah menjemput Rachel.....Di aula leluhur, Janice dan Ivy telah menyiapkan semua perlengkapan untuk upacara penghormatan leluhur.Begitu suara langkah kaki terdengar dari belakang, mereka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 458

    Saat ini, Janice mengenakan sepatu hak tinggi dan berdiri di atas ubin. Dia sedikit kehilangan keseimbangan dan tubuhnya langsung jatuh ke pelukan Landon."Maaf." Janice buru-buru meminta maaf.Saat dia hendak berdiri tegak, Landon mengangkat tangan dan menyentuh kepalanya. "Ada daun yang jatuh."Janice melihat daun yang diambilnya, lalu segera merapikan rambutnya. "Terima kasih.""Apa harus seformal ini?" tanya Landon mengangkat alisnya.Janice hendak menjelaskan, tetapi suara Rachel terdengar dari belakang. "Pantas saja tiba-tiba menghilang, rupanya ada maksud lain."Janice berbalik. Udara dingin sontak menyelimuti sekitarnya. Saat mengangkat pandangan, dia langsung bertemu dengan mata hitam Jason. Tatapan itu membawa kilatan dingin yang tajam.Janice menggigit bibir dan tanpa sadar melangkah mundur. Tak disangka, Landon justru berdiri di depannya dan tersenyum ringan. "Bukankah aku sudah bilang akan memberi kalian waktu berdua? Ayo, semua orang sudah menunggu di aula. Jangan biarkan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 459

    Janice menahan napas, menolak untuk mengeluarkan sepatah kata pun.Tatapan Jason semakin dalam, seperti awan gelap yang bergulung. Tanpa memberi kesempatan, Jason langsung merampas haknya untuk berbicara.Ciuman yang penuh dominasi mendarat di bibir, membawa serta kemarahan yang tak terkendali. Semuanya dicurahkan di antara bibir mereka.Janice berusaha mati-matian untuk melawan. Sayangnya, tidak peduli seberapa keras dia berjuang, dia tidak bisa melepaskan diri. Sampai akhirnya tubuhnya melemah dan matanya dipenuhi air mata kepedihan.Detik berikutnya, lehernya terasa dicekik. Tangan Jason mencengkeramnya dengan erat. Semakin lama semakin kuat.Wajah Jason yang sudah dingin kini dipenuhi dengan aura kejam dan suram. "Cuma demi dia?""Bukan!" Janice akhirnya bersuara, meskipun dengan susah payah. Air mata jatuh membasahi pipinya. "Aku bukan milik siapa pun. Aku nggak perlu melakukan apa pun demi siapa pun. Aku cuma nggak ingin tinggal di sini dan terus terjebak denganmu! Puas sekarang,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 460

    Begitu Ivy mendengar bahwa Anwar memanggilnya, dia mengira akan mendapatkan pujian atas pekerjaannya yang baik. Dengan penuh semangat, dia langsung menarik Janice.Saat Janice memasuki ruang tamu, dia melihat bahwa selain Keluarga Karim, Keluarga Luthan juga hadir di sana.Tatapan mereka semua penuh dengan penghinaan saat melihat ibu dan anak itu. Ketika sampai di tengah ruangan, Janice mendongak dan langsung bertemu dengan tatapan Jason yang dingin dan gelap.Jason duduk di posisi utama, jarinya perlahan memutar cincin giok merah di tangannya. Ekspresi di wajahnya tampak kejam.Janice segera menyadari bahwa sesuatu telah terjadi. Sebelum sempat berdiri tegak, dia melihat puluhan kotak hadiah yang sudah terbuka berserakan di lantai.Sebelum Janice sempat berbicara, Rachel sudah buru-buru mendekatinya. "Janice, sebenarnya apa yang terjadi?"Janice hendak melihat lebih jelas, tetapi Ivy telah menyadari sesuatu dan menyela, "Rachel, apa ada barang yang kurang? Aku bisa segera menelepon or

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 461

    "Ibu," panggil Janice dengan pelan, memberi isyarat agar ibunya tidak berbicara lebih dulu.Namun, Ivy tidak bisa menahan amarahnya. Dia sudah berusaha keras untuk bertahan di keluarga ini, tetapi kini justru dipermalukan oleh orang luar."Barang-barang ini ....""Ibu!" Janice menaikkan suaranya, menghentikan ucapan Ivy.Ivy tidak bodoh. Dia segera menangkap maksud tatapan Janice. Setelah tertegun sesaat, dia buru-buru merebut gelang yang ada di tangan putrinya. "Kenapa bisa? Ini nggak mungkin!"Elaine melirik Ivy dengan tenang dan duduk dengan santai, lalu menyeruput teh dari cangkirnya. "Jadi kamu mengakui bahwa gelang ini palsu?""Ayahnya Rachel masih di luar negeri karena pesawatnya tertunda akibat badai salju, jadi aku mewakili pihak keluarga Rachel untuk menghadiri acara pertunangan ini. Tapi sekarang terjadi insiden begini, gimana aku mau menjelaskannya?""Kalau bukan karena keluarga sendiri yang menyadarinya lebih awal, barang-barang ini pasti sudah dibawa pulang sama tamu. Kam

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 462

    Janice terdiam di tempat. Dia sudah sangat berhati-hati, tetapi tetap saja terkena jebakan ini. Ivy juga segera menyadari sesuatu. Tanpa ragu, dia berdiri di depan Janice untuk melindunginya."Bukan Janice. Dia nggak tahu apa-apa."Anwar menyipitkan mata, nada bicaranya penuh kekesalan. "Kalau begitu, berarti kamu yang melakukannya. Lagian, uang itu masuk ke rekeningmu."Ivy terdiam. Dia tidak bisa membela diri, hanya bisa menangis.Janice mengangkat kepalanya dan menatap mata Anwar. Tatapan pria tua itu penuh kewaspadaan dan ketegasan. Bahkan, rasa jijiknya terhadap Janice tidak ditutupi sama sekali.Janice mengatupkan bibirnya, matanya beralih ke Jason yang duduk di samping. Tatapan Jason penuh dengan kilatan dingin. Dia mengangkat cangkirnya dengan santai dan menyesap teh, tetap tenang seolah-olah ini semua bukan urusannya."Apa masih harus kuajarkan apa yang seharusnya kamu bilang?"Janice menarik napas dalam-dalam. Bibirnya bergetar ingin berbicara, tetapi rasa benci yang memenuhi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 463

    Zachary langsung berdiri di depan mereka untuk menghalangi para pengawal. "Kalau mau pukul, pukul aku! Mereka adalah istri dan anakku.""Anak kurang ajar! Mana pengawal? Cepat seret dia pergi!" Anwar berteriak marah.Hanya dalam sekejap, lebih dari sepuluh pengawal masuk dan menarik Zachary dengan paksa."Ayah! Apa kamu benar-benar mau desak orang sampai mati?!" Mata Zachary memerah karena amarah."Aku ini ayahmu! Keluarga ini masih ada di bawah perintahku! Kalau mereka nggak mengaku hari ini, orang luar akan mengira mereka yang berkuasa di rumah ini! Pukuli mereka!"Begitu perintah itu diturunkan, seorang pengawal bertubuh besar menerima cambuk dari kepala pelayan. Janice tahu, hari ini dia tidak akan bisa lolos dari hukuman ini.Ivy segera mendorongnya menjauh. "Janice, cepat pergi! Biar aku yang terima hukumannya, tapi jangan pernah mengaku bersalah ...."Namun, sebelum Ivy bisa menyelesaikan kata-katanya, Janice sudah menariknya ke samping.Dia menatap Anwar dengan dingin. "Ibuku l

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 464

    Di ruang tamu.Semua orang sudah pergi.Jason meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menyalakan sebatang rokok dengan tenang. Anwar berbalik menatapnya tajam. "Kamu yang manggil Landon ke sini?""Bukan." Suara Jason sangat datar saat berkata, "Bukannya aku sudah melakukan apa yang kamu minta?""Kamu ...." Anwar mengerutkan kening, matanya penuh dengan kecurigaan.Jason mengetukkan abu rokoknya ke asbak, lalu menatap ayahnya dengan dingin. "Ayah, jangan terlalu marah. Jaga kesehatan." Setelah berkata demikian, dia berbalik dan pergi begitu saja.Anwar sangat marah sampai tubuhnya sempoyongan. Untung saja kepala pelayan dengan sigap menahannya. "Tuan, Anda tidak apa-apa?"Anwar mengepalkan tangannya erat dan suaranya dipenuhi kebencian. "Perempuan itu nggak boleh dibiarkan hidup! Cepat lakukan!""Tapi ... bagaimana dengan Tuan Zachary?" tanya kepala pelayan dengan ragu."Kamu belum pernah dengar pepatah 'kalau yang lama nggak pergi, yang baru nggak akan datang’? Semua pria itu sama saja

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status