Share

Bab 461

Author: Danira Widia
"Ibu," panggil Janice dengan pelan, memberi isyarat agar ibunya tidak berbicara lebih dulu.

Namun, Ivy tidak bisa menahan amarahnya. Dia sudah berusaha keras untuk bertahan di keluarga ini, tetapi kini justru dipermalukan oleh orang luar.

"Barang-barang ini ...."

"Ibu!" Janice menaikkan suaranya, menghentikan ucapan Ivy.

Ivy tidak bodoh. Dia segera menangkap maksud tatapan Janice. Setelah tertegun sesaat, dia buru-buru merebut gelang yang ada di tangan putrinya. "Kenapa bisa? Ini nggak mungkin!"

Elaine melirik Ivy dengan tenang dan duduk dengan santai, lalu menyeruput teh dari cangkirnya. "Jadi kamu mengakui bahwa gelang ini palsu?"

"Ayahnya Rachel masih di luar negeri karena pesawatnya tertunda akibat badai salju, jadi aku mewakili pihak keluarga Rachel untuk menghadiri acara pertunangan ini. Tapi sekarang terjadi insiden begini, gimana aku mau menjelaskannya?"

"Kalau bukan karena keluarga sendiri yang menyadarinya lebih awal, barang-barang ini pasti sudah dibawa pulang sama tamu. Kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Winwin Tri Winwin
Thor, ivy di buat koit aja, bisa darah tinggi aq lama²
goodnovel comment avatar
Moi Moi Mujiah
tidak ada rasa kesian nya aku ke ivy......karna dialah punca sebenar Janice harus menderita....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 462

    Janice terdiam di tempat. Dia sudah sangat berhati-hati, tetapi tetap saja terkena jebakan ini. Ivy juga segera menyadari sesuatu. Tanpa ragu, dia berdiri di depan Janice untuk melindunginya."Bukan Janice. Dia nggak tahu apa-apa."Anwar menyipitkan mata, nada bicaranya penuh kekesalan. "Kalau begitu, berarti kamu yang melakukannya. Lagian, uang itu masuk ke rekeningmu."Ivy terdiam. Dia tidak bisa membela diri, hanya bisa menangis.Janice mengangkat kepalanya dan menatap mata Anwar. Tatapan pria tua itu penuh kewaspadaan dan ketegasan. Bahkan, rasa jijiknya terhadap Janice tidak ditutupi sama sekali.Janice mengatupkan bibirnya, matanya beralih ke Jason yang duduk di samping. Tatapan Jason penuh dengan kilatan dingin. Dia mengangkat cangkirnya dengan santai dan menyesap teh, tetap tenang seolah-olah ini semua bukan urusannya."Apa masih harus kuajarkan apa yang seharusnya kamu bilang?"Janice menarik napas dalam-dalam. Bibirnya bergetar ingin berbicara, tetapi rasa benci yang memenuhi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 463

    Zachary langsung berdiri di depan mereka untuk menghalangi para pengawal. "Kalau mau pukul, pukul aku! Mereka adalah istri dan anakku.""Anak kurang ajar! Mana pengawal? Cepat seret dia pergi!" Anwar berteriak marah.Hanya dalam sekejap, lebih dari sepuluh pengawal masuk dan menarik Zachary dengan paksa."Ayah! Apa kamu benar-benar mau desak orang sampai mati?!" Mata Zachary memerah karena amarah."Aku ini ayahmu! Keluarga ini masih ada di bawah perintahku! Kalau mereka nggak mengaku hari ini, orang luar akan mengira mereka yang berkuasa di rumah ini! Pukuli mereka!"Begitu perintah itu diturunkan, seorang pengawal bertubuh besar menerima cambuk dari kepala pelayan. Janice tahu, hari ini dia tidak akan bisa lolos dari hukuman ini.Ivy segera mendorongnya menjauh. "Janice, cepat pergi! Biar aku yang terima hukumannya, tapi jangan pernah mengaku bersalah ...."Namun, sebelum Ivy bisa menyelesaikan kata-katanya, Janice sudah menariknya ke samping.Dia menatap Anwar dengan dingin. "Ibuku l

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 464

    Di ruang tamu.Semua orang sudah pergi.Jason meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menyalakan sebatang rokok dengan tenang. Anwar berbalik menatapnya tajam. "Kamu yang manggil Landon ke sini?""Bukan." Suara Jason sangat datar saat berkata, "Bukannya aku sudah melakukan apa yang kamu minta?""Kamu ...." Anwar mengerutkan kening, matanya penuh dengan kecurigaan.Jason mengetukkan abu rokoknya ke asbak, lalu menatap ayahnya dengan dingin. "Ayah, jangan terlalu marah. Jaga kesehatan." Setelah berkata demikian, dia berbalik dan pergi begitu saja.Anwar sangat marah sampai tubuhnya sempoyongan. Untung saja kepala pelayan dengan sigap menahannya. "Tuan, Anda tidak apa-apa?"Anwar mengepalkan tangannya erat dan suaranya dipenuhi kebencian. "Perempuan itu nggak boleh dibiarkan hidup! Cepat lakukan!""Tapi ... bagaimana dengan Tuan Zachary?" tanya kepala pelayan dengan ragu."Kamu belum pernah dengar pepatah 'kalau yang lama nggak pergi, yang baru nggak akan datang’? Semua pria itu sama saja

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 465

    "Balas dendam? Hah ...."Zachary tertawa dingin.Di Keluarga Karim, dialah orang yang paling sabar. Setiap hari, dia selalu tersenyum dengan tenang. Bahkan saat dimarahi oleh Anwar sekalipun, dia tidak pernah mengeluh atau menyalahkan keadaan. Namun, senyumnya kali ini terasa sangat sinis, bahkan sedikit menyimpang dari biasanya."Pak Zachary, pada akhirnya, Pak Anwar tetap saja berhati lunak. Kalau nggak, mana mungkin dia datang ke sini untuk melihat Ivy? Jangan buat dia merasa bersalah." Elaine maju untuk menengahi.Namun, Zachary menatapnya dingin. "Ini urusan keluargaku, aku nggak butuh orang luar mengajariku bagaimana menghadapinya."Wajah Elaine menjadi tegang dan kedua tangannya mengepal kuat. Dia menatap Zachary selama beberapa detik sebelum mendengus dingin."Kenapa nggak ada hubungannya denganku? Pak Zachary sudah lupa? Masalah Ivy masih belum terselesaikan dan sekarang dia tiba-tiba jatuh dan koma. Aku cuma merasa ... ini agak mencurigakan.""Elaine!" Zachary menggertakkan g

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 466

    Tubuh Janice mulai bergetar, tangisnya pecah tak terkendali. Setiap tarikan napasnya terasa seperti luka yang semakin dalam, serta membawa rasa sakit dan keputusasaan yang menusuk.Landon menepuk punggungnya dengan lembut. "Janice, jangan khawatir. Aku akan selidiki semuanya."Janice sangat berterima kasih pada Landon, tetapi dia tahu tempat ini adalah Kota Pakisa. Keluarga Karim sangat berkuasa dan bisa mengendalikan segalanya.Meskipun Keluarga Luthan sangat berpengaruh di Kota Heco, mereka tidak bisa menjangkau kekuasaan Keluarga Karim di sini.Terlebih lagi, dengan kata-kata Anwar yang setegas itu, mana mungkin dia tidak punya rencana yang sudah dipersiapkan dengan matang?Dengan bersusah payah, Janice menguatkan tubuhnya, lalu duduk di tepi tempat tidur. Dia menatap Zachary dan Landon. "Paman, Pak Landon, kalian bisa tinggalkan aku sebentar? Aku ingin sendirian sama ibuku."Keduanya saling berpandangan, lalu mengangguk dan keluar dari kamar dengan tenang.Setelah pintu tertutup, J

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 467

    Jason menjawab dengan tenang, "Bukan apa-apa."....Janice pulang ke rumah dengan tubuh yang benar-benar kelelahan. Begitu merebahkan diri di sofa, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Saat dibuka, Naura muncul sambil membawa sepanci makanan."Aku dengar suara pintu, jadi tahu kamu sudah pulang. Aku masak ronde dengan arak beras, ini makanan favoritmu, 'kan?"Janice menatapnya dengan curiga. "Kenapa kamu bisa tahu ini makanan favoritku?"Gerakan tangan Naura yang memegang panci sempat terhenti, tetapi kemudian dia tertawa pelan. "Lupa? Waktu itu kamu mabuk dan bilang sama aku. Untung saja aku masih ingat."Janice tidak banyak berpikir. Dia mengusap perutnya karena memang merasa lapar."Aku ambilkan mangkuk."Beberapa saat kemudian, mereka berdua duduk dengan masing-masing satu mangkuk besar sambil menikmati hidangan yang menghangatkan tubuh.Janice lalu berdiri dan mengambil sisa anggur dari sebelumnya. Naura terkejut. "Kamu baru saja makan ronde dengan arak, sekarang mau minum lagi?"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 468

    Ketika Janice tersadar kembali, dia sudah terbaring di lorong depan pintu rumahnya sambil menghirup oksigen. Naura berlutut di sampingnya dengan wajah cemas dan menggenggam erat tangannya."Dia sudah sadar! Dokter, gimana keadaannya?""Saat ini belum bisa dipastikan. Kita harus bawa dia ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut." Dokter itu menenangkan Naura sambil mengukur tekanan darah Janice.Namun, Naura terlihat semakin cemas. "Aku bukan nanya tentang gasnya, aku tanya tentang lukanya!""Luka? Tapi kami nggak menemukan luka apa pun di tubuhnya." Dokter itu tampak ragu dan mendekatkan diri ke Janice. "Nona, apa kamu merasa tidak nyaman di bagian lain?"Janice menggelengkan kepalanya. Setelah menghirup oksigen, selain kepala yang terasa sedikit pusing, dia tidak merasakan sakit apa pun. Naura tertegun, lalu menunjuk noda darah yang menempel di pintu rumahnya."Lalu ... darah siapa ini? Tadi pintu rumahku diketuk dengan sangat panik. Begitu pintu dibuka, aku lihat kamu tergeletak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 469

    Janice berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk tidak melibatkan Naura lebih jauh."Kak Naura, tetangga bawah sudah melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan. Kalau kita bilang ada kemungkinan orang ketiga, kamu mau menghabiskan tahun baru di kantor polisi? Sebaiknya nggak usah memperumit keadaan. Yang penting kita selamat.""Iya juga, ya .... Tapi siapa yang ngetuk pintu tadi? Sepertinya dia terluka juga. Aku penasaran lukanya parah atau nggak," gumam Naura.Mendengar ucapannya, bayangan sosok yang samar di dalam kegelapan kembali muncul dalam benak Janice. Namun, sebelum dia bisa memikirkannya lebih jauh, ponselnya berdering.Zachary."Paman .... Apa?! Aku segera ke sana!" Janice langsung berdiri dan berlari menuju kamar rawat ibunya.Begitu sampai di depan pintu, dia melihat tiga polisi yang ingin membawa Ivy dengan paksa, meskipun Zachary berusaha menghalangi mereka."Pak Zachary, maaf. Pak Anwar sudah memutuskan bahwa jumlah uang yang hilang terlalu besar. Pencurinya harus s

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 760

    [ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Jason menatap tulisan itu cukup lama sebelum akhirnya kembali tersadar. Tenggorokannya kering, suaranya serak saat berkata, "Tega sekali ...."Seolah-olah sudah bisa menebak isi surat itu, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Jason lantas meletakkan kedua surat itu berdampingan, mengambil dua gelang kapibara dari dalam lemari.Plak. Suara kecil terdengar saat gelang itu melingkar erat di pergelangan tangannya. Dia mengepalkan tangannya, menatap lekat-lekat dua kalimat yang menghantam hatinya.[ Kita jadian yuk. ][ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Seakan-akan baru saja mendapatkan sesuatu di detik sebelumnya, lalu langsung kehilangan di detik berikutnya.Wajah Jason perlahan memucat, matanya memerah. Dia menunduk sedikit untuk menyembunyikan kesedihannya."Janice, kembalilah."....Tiga tahun kemudian, di Moonsea Bay. Kurir bernama Hady sedang mengangkat paket-paket ke dalam mobil."Bu Janice, sepertinya tahun ini toko online-mu la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 759

    Kebetulan tangannya menyentuh kunci itu. Kira-kira, kunci yang satu lagi untuk apa?Jason mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi tidak melihat lemari yang terkunci. Dia pun berdiri dan melangkah ke kamar utama, ruangan yang paling tidak ingin dia buka. Meskipun sudah berlalu begitu lama, aroma Janice masih memenuhi setiap sudut ruangan.Pandangannya akhirnya tertuju pada satu-satunya lemari di sudut ruangan yang tidak ditutupi kain penutup debu, seolah-olah sedang menuntunnya.Jason membawa kunci itu mendekat dan membukanya dengan mudah. Yang terpampang di depan adalah semua hal yang berkaitan dengan dirinya dan Janice. Janice tidak membawa apa pun.Bahkan, gelang kapibara yang mereka menangkan bersama di pasar malam bertahun-tahun lalu pun masih ada di sana.Dua gelang itu tersimpan di dalam lemari, masing-masing menekan dua pucuk surat. Satu surat beramplop merah muda sudah tampak memudar warnanya, jelas sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.Yang satu lagi hanya amplop

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 758

    Jason sangat paham arti sebenarnya dari desakan Anwar soal anak. Selain untuk mengikatnya, itu juga cara agar Keluarga Karim dan Keluarga Luthan terikat erat satu sama lain.Jason tidak akan membiarkan Anwar mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah, dia sudah mempersiapkan segalanya sejak awal.Saat ini, seluruh ruang makan menjadi hening. Bahkan saat sendok di tangan Rachel jatuh ke lantai, tidak ada yang bereaksi.Semua orang tahu Ivy tidak bisa punya anak, sementara Zachary lebih memilih terus diserang daripada menceraikannya. Jadi, satu-satunya harapan garis keturunan Keluarga Karim ada pada Jason.Kini, Jason telah melakukan vasektomi. Itu artinya, dia benar-benar memutus harapan Anwar.Dada Anwar naik turun. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara, "Jangan bercanda seperti itu. Aku cuma seorang ayah yang ingin melihat cucuku lahir dengan mataku sendiri.""Kamu sudah punya cucu. Namanya Yoshua. Lupa secepat itu?" timpal Jason dengan datar."Yang sudah berl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 757

    "Kenapa aku merasa Jason sekarang lebih pendiam dari sebelumnya?""Katanya tahun pertama pernikahan itu manis seperti madu, tapi lihat deh dia, apa kelihatan kayak pengantin baru?""Shh!"Seseorang menegur pelan.Dua orang yang sedang berbicara itu langsung diam saat melihat Rachel berjalan pelan di belakang Jason.Rachel mendengarnya, menggigit bibir sambil mempertahankan senyum di wajahnya.Saat makan siang, semua orang duduk sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan. Zachary dan Ivy memandangi ruangan, baru melihat nama mereka di pojok ruangan.Kebetulan saat itu Elaine masuk, menatap posisi duduk di barisan depan, lalu melihat ke arah mereka berdua dan mengejek dengan tawa sinis.Zachary menatap Ivy dengan pasrah. "Kalau kamu nggak enak badan, aku bisa minta orang antar kamu pulang dulu."Ivy tersenyum. "Nggak apa-apa. Dulu kita makan jajanan di pinggir jalan juga santai saja, 'kan? Di sini juga tenang. Kamu itu bagian dari Keluarga Karim, nggak usah bikin keadaan tambah can

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status