Share

Bab 480

Penulis: Danira Widia
Janice berjalan masuk bersama Ivy. Di sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak anggota Keluarga Karim. Ivy menyapa mereka satu per satu, tetapi orang-orang itu hanya menanggapi dengan dingin, bahkan lebih dingin daripada sebelumnya.

Janice mengernyit. "Bu, bukankah masalah kotak seserahan pertunangan sudah diselesaikan? Mereka masih menyulitkanmu?"

"Nggak kok, aku cuma menolak mengurus urusan rumah tangga." Ivy tersenyum getir.

"Kenapa? Bukankah selama ini Ibu ingin menunjukkan kemampuan?" Janice terkejut.

"Janice, aku yang telah menyeretmu ke dalam masalah karena pertunangan ini. Tapi, sekarang aku sudah bisa menerimanya. Bagaimanapun, dengan status Rachel, cepat atau lambat dia akan mengurus rumah ini. Dia sangat baik, jadi nggak akan menyulitkanku."

Ivy memiliki penilaian yang sangat baik terhadap Rachel. Namun, kata-kata itu terasa seperti duri yang menusuk hati Janice. Sangat sakit hingga mati rasa, tetapi lukanya tidak terlihat. Bukan karena dia iri pada Rachel, tetapi karen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Abdi Utie
Janice terlalu overthinking.....itu yg membuat penyakit nya gaj sembuh2
goodnovel comment avatar
Efly Vani
bacanya sudah sejauh ini tapi isi ceritanya 90% dari sudut pandang jenice, coba sekali-kali dari sudut pandang joson ....
goodnovel comment avatar
Sus Wati
Janice mau bundir yg kedua, kyknya tar di kehidupan yg ketiga baru bisa balas dendam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 481

    "Kamu lebih cocok daripada aku."Rachel tersenyum sambil menyentuh kalung itu. "Benarkah? Terima kasih, Janice.""Nggak usah berterima kasih padaku." Ekspresi Janice tampak tidak wajar.Begitu ucapan itu dilontarkan, terdengar sebuah suara dingin. "Kamu ngapain?"Jason datang. Di belakangnya, Arya yang datang berkunjung ikut masuk.Mendengar suara itu, Janice berbalik dan bertemu dengan sepasang mata hitam dan suram. Mata Jason menyapu kalung mutiara di leher Rachel, ekspresinya langsung menjadi masam.Rachel mengira Jason sedang berbicara padanya. Dia segera melangkah maju dan berkata, "Janice saja tahu memberiku hadiah tahun baru. Lalu, hadiah darimu mana?""Aku sudah membawanya." Suara Jason datar. Tatapannya memberi isyarat kepada Norman.Norman lantas menyerahkan sebuah kotak panjang. Senyuman di bibir Rachel semakin melebar. Dia bahkan melemparkan pandangan kepada Janice.Bukan tatapan menyombongkan diri, melainkan tatapan berbagi kebahagiaan setelah menerima hadiah dari seseoran

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 482

    Janice kembali ke halaman tempat tinggal, lalu tertidur sejenak di sofa dengan pikiran kacau.Menjelang makan siang, Ivy menelepon memintanya datang untuk makan. Setelah menutup telepon, Janice bangkit dan merapikan pakaiannya.Dia mengoleskan lipstik merah yang belum pernah digunakan sebelumnya, menambahkan sedikit warna di wajahnya yang pucat.Saat keluar, dia melihat Zachary berjalan cepat menuju taman. Janice baru saja ingin memanggilnya, tetapi kemudian dia melihat seseorang mengikutinya dari belakang. Itu Elaine.Dari percakapan sebelumnya, Janice sudah merasa bahwa mereka berdua saling mengenal. Dengan langkah ringan, dia mendekati taman dan melihat Elaine meraih lengan Zachary.Elaine mencibir. "Jadi, dulu kamu putus denganku cuma demi wanita seperti ini?"Zachary mengernyit, menatapnya dengan ekspresi tetap tenang dan berwibawa. "Elaine, kamu salah paham. Aku putus denganmu lebih dulu, baru kemudian mengenal Ivy."Mendengar itu, Janice menutup mulutnya dengan terkejut. Ternyat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 483

    Zachary menarik napas dalam-dalam. Namun, semakin dipikirkan, dia merasa ada yang tidak beres. "Janice, kenapa tiba-tiba memberitahuku hal ini?""Nanti kamu akan tahu. Ayo, kita makan dulu." Janice tersenyum, merasa lebih lega karena satu beban di hatinya telah terlepas. Apa pun yang terjadi nanti, Zachary pasti akan melindungi Ivy dengan segenap kemampuannya.....Di ruang makan, begitu Janice masuk, suasana yang tadinya meriah seketika menjadi hening. Semua orang mengalihkan pandangan dari ponsel mereka, lalu menatap dengan tatapan penuh kebencian.Tatapan mereka mencerminkan hal yang sama seperti yang ingin Anwar sampaikan."Lihatlah, aku sudah bilang, dia memang perempuan seperti itu."Sebelum Janice maju, Ivy bergegas mendekat sambil menggenggam ponselnya erat-erat. "Janice, foto yang beredar di internet itu palsu, 'kan? Mana mungkin kamu sampai jadi wanita simpanan?"Janice menunduk dan melihat layar ponsel. Tampak judul berita yang mencolok.[ Putri Angkat Keluarga Karim Menjadi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 484

    Janice terhenyak, seolah-olah hatinya dicengkeram erat, lalu dilemparkan ke tanah yang dingin dan membeku."Minta maaf kepada siapa? Untuk apa?" Janice balik bertanya dengan galak.Jason diam, wajahnya sedingin es. Genggamannya di pergelangan tangan Janice semakin erat, seolah-olah ingin mematahkannya.Dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, Jason mengucapkan setiap kata dengan jelas, "Janice, kamu satu-satunya orang yang berani menipuku dua kali.""Aku hanya belajar darimu. Apa hakmu berpikir aku akan menjadi wanita simpanan bagi pria yang menipuku dan mengancamku?""Jadi, semua ini hanya kebohongan?" Tatapan Jason semakin suram, menatapnya lekat-lekat.Ya. Janice membuka mulut, tetapi kata itu tidak bisa keluar. Dia menunduk, melihat tangan Jason yang masih mencengkeramnya, lalu berbisik, "Paman, Rachel sedang melihatmu."Jason menoleh ke arah Rachel, lalu segera melepaskan Janice dan mundur selangkah.Lihat? Benar atau salah sama sekali tidak penting. Jason sudah m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 485

    Janice perlahan kehilangan kesadarannya. Sosok seseorang dalam pikirannya semakin kabur, hingga akhirnya lenyap sepenuhnya.....Di rumah sakit, saat Janice kembali sadar, kepalanya terasa sangat sakit. "Sakit sekali."Dia mengangkat tangan, ingin memijat pelipisnya, tetapi sepasang tangan yang dibalut perban tiba-tiba menggenggam tangannya.Suara serak seorang pria terdengar di samping tempat tidur, penuh dengan emosi yang tertahan. "Sekarang tahu rasanya sakit? Jangan bergerak sembarangan!"Janice termangu. Perlahan-lahan, dia menoleh dan menatap pria itu dengan keterkejutan yang luar biasa. Kemudian, dia menjerit, "Ah! Siapa kamu? Kenapa kamu menyentuhku?""Kamu ... bilang apa?" Mata Jason yang gelap sedikit membesar. Urat di pelipisnya berdenyut saat dia berusaha mati-matian menekan emosinya.Janice segera menarik selimutnya dan meringkukkan tubuhnya. Teriakannya pun menarik perhatian orang-orang di luar.Sekelompok orang bergegas masuk dan yang memimpin di depan adalah Anwar. Tata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 486

    Di vila.Saat ini, rumah itu hanya tersisa kerangka kosong yang hangus terbakar.Setelah pemadam kebakaran memadamkan api, taman berubah menjadi genangan air. Lumpur bercampur abu mengalir di tanah, semuanya hancur lebur dalam sekejap.Dengan hati-hati, Norman menjelaskan, "Bu Janice memasang alat penunda menggunakan lilin di dapur. Saat orang-orang menyadarinya, semuanya sudah terlambat."Jason berdiri di depan rumah tanpa ekspresi, membiarkan angin dingin menerpa rambutnya dan membekukan kilauan di matanya.Di tengah asap tebal, dia seperti melihat dua sosok berdiri di bawah balok kayu yang menghitam karena terbakar. Dia mengulurkan tangan untuk meraih mereka, tetapi suara Janice terdengar di telinganya."Jason, aku membencimu. Sejak hari pertama aku tinggal di sini, aku sudah berencana untuk membakarnya."Janice menepati ucapannya. Dia membakar semua yang ada di rumah hingga tak tersisa, termasuk mimpi indah beberapa hari terakhir.Tiba-tiba, Jason tersadar akan sesuatu. Dia berbali

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 487

    "Pernahkah kamu berpikir kalau dia sebenarnya selalu menunggumu benar-benar memilihnya? Kalau nggak, kenapa dia nggak mengunggah foto kalian berdua ke internet dan menghancurkan segalanya? Dia melindungi harga dirimu dan Rachel. Jadi, lepaskan dia."Ruangan itu tenggelam dalam keheningan yang tiada akhir. Jason mundur, hampir menyatu dengan kegelapan di dalam kamar. Dia tidak bergerak, seakan-akan sedang menahan sesuatu.Di tempat yang tak terlihat oleh orang lain, sudut matanya memerah. Mata hitam pekatnya berkilau dalam kegelapan."Kenapa aku harus melepaskannya? Aku cuma menginginkan satu orang!""Kenapa nggak bisa?"Arya menyadari ada yang tidak beres dengan Jason. Ketika dia ingin mendekat untuk memeriksa, sebuah tinju hampir menghantamnya.Dengan sigap, dia menangkap tangan Jason dan menoleh menatap Norman. "Norman, tahan dia! Jangan sampai lukanya robek lagi!"Norman segera bergerak, menahan Jason dari belakang. Arya pun menyuntikkan obat penenang ke lengannya.Beberapa saat kem

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 488

    Hujan dalam mimpi begitu deras. Di dunia nyata, Jason juga bermandikan keringat. Tiba-tiba, dia terduduk di tempat tidur.Rasa sakit di dadanya begitu hebat, seperti sulur tanaman merambat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tulangnya seperti dihancurkan, membuat napasnya tersengal. Setiap selnya merintih dalam kesakitan.Dia memejamkan mata, mengepalkan tangan hingga urat-uratnya menonjol, berusaha keras untuk mengendalikan emosinya.Saat membuka mata lagi, salju telah mulai turun di luar jendela. Jason bangkit, mengambil sebatang rokok dari kotak di ambang jendela. Setelah menyalakannya, dia menatap tumpukan salju yang semakin tebal dari balik asap putih.Baru menghisap dua kali, Norman mendengar suara dan segera berlari masuk. "Sudah bangun, Pak? Apa ada yang sakit?"Jason mengembuskan asap dari mulutnya, suaranya dingin. "Gimana keadaannya?"Norman tahu siapa yang dimaksud. "Selain luka lecet, kondisi fisiknya sudah stabil. Sekarang dia sudah dipindahkan ke kamar biasa.""Bagus." Ja

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status