Share

Bab 69

Penulis: Danira Widia
Janice terbangun di rumah sakit. Mungkin karena trauma, pandangannya gelap gulita. Namun, dia bisa merasakan seseorang bergerak di depannya.

"Siapa di sana?" tanya Janice dengan suara serak. Dia meraih apa pun yang terjangkau tangannya dan melemparnya ke depan.

Tingkah histerisnya mengejutkan semua orang di dalam bangsal. Terdengar suara isakan pelan, lalu seseorang segera mendekat.

"Janice, kamu kenapa? Ini Ibu, Nak!" ucap Ivy sambil menghampiri Janice. Air mata mengalir deras di pipinya.

Janice mengulurkan tangannya ke depan, napasnya tidak teratur. Dia bertanya dengan panik, "Ibu di mana? Kenapa aku nggak bisa lihat Ibu?"

Ivy membelalakkan matanya. Tangisnya seketika terhenti saat dia berucap, "Janice, jangan menakuti Ibu!"

Janice menatap kosong ke depan dan berkata dengan suara bergetar, "Bu ...."

Seisi ruangan jatuh ke dalam keheningan.

Kemudian, Ivy tiba-tiba berseru sambil menangis, "Dokter! Dokter!"

Dokter yang datang adalah teman Jason. Setelah memeriksa Janice, ekspresinya me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Arini Khusniyati
di kehidupan lalu yang jahat emang vania, mungkin jason mencintai janice tapi kena tipu daya vania
goodnovel comment avatar
Abdi Utie
Kapan bahagia nya Janice...menderita melulu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 829

    Wanita itu langsung berkata dengan panik, "Hanya 12 juta saja, kami nggak mau lagi."Janice tersenyum sinis. "Maaf, jumlahnya 600 juta. Kalian sendiri yang menulis jumlahnya di surat perjanjian. Masing-masing orang 120 juta, jadi lima orang berarti 600 juta."Mendengar perkataan itu, wajah kelima orang itu langsung menjadi pucat."Nggak, bukan begitu. Kami ditipu, orang lain yang bilang kalung ini palsu dan suruh kami datang ke sini untuk minta uang pada Janice," kata wanita itu."Siapa?" tanya Janice."Itu ...."Wanita itu menelan ludahnya. Namun, saat dia baru saja hendak mengatakan informasi itu, tiba-tiba terdengar teriakan menyedihkan dari Dessy."Ah!" teriak Dessy yang didorong ketiga pria itu sampai jatuh dari tangga dan kepalanya berdarah.Situasinya langsung menjadi kacau dan ketiga pria itu pun memanfaatkan kekacauan itu untuk melarikan diri. Dessy akhirnya dibawa pergi dengan ambulans, sedangkan Janice dan kelima wanita itu dibawa ke kantor polisi.Kelima wanita itu berkata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 828

    Louise langsung mencegah Janice. "Janice, jangan setuju. Mereka ini jelas hanya mencari masalah."Janice langsung memberikan isyarat agar Louise tenang saja. "Kalau kalian ingin uangnya, kalian harus punya buktinya. Bagaimana kalau sekarang kalian menulis surat pernyataan tentang alasan untuk minta ganti rugi?""Baiklah," jawab orang tua Dipo langsung begitu mendengar mereka bisa mendapatkan satu miliar, bahkan tidak berpikir lebih lanjut lagi. Tanpa menunggu karyawan Janice mengambilkan kertas dan pulpen, mereka langsung mengeluarkan pulpen mereka dan mulai menulis setelah menarik selembar kertas dengan sembarangan.Kelima wanita itu juga tidak menyangka semuanya akan berjalan dengan begitu lancar. Dengan ekspresi yang gembira, mereka pun langsung menatap ketiga pria bertubuh kekar itu.Janice juga mengamati ketiga pria itu dengan saksama. Mereka tinggi, kekar, dan posisi berdiri mereka kokoh, sepertinya pengawal profesional. Wanita yang memimpin itu tidak mungkin pengawal ini. Jika m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 827

    Jason yang hendak maju malah dihentikan oleh Janice dari belakang, sehingga dia tetap berdiri dan tidak bergerak lagi.Janice bertanya dengan tenang, "Bolehkah aku melihat pesananmu? Biar aku minta orang untuk memeriksanya?"Wanita itu pun mengeluarkan ponsel dan mengirim pesanannya.Sementara itu, karyawan Janice juga sudah menerima pesan dari wanita itu. Setelah memeriksa pesanannya, dia mengernyitkan alis dan menganggukkan kepala pada Janice.Janice pun langsung bertanya, "Nona, boleh tahu ada masalah apa dengan pesanannya?"Wanita itu mengeluarkan sebuah kalung dari tasnya. "Kalung yang kamu jual aku ini barang palsu, kamu masih berani tanya aku ada masalah apa?"Pada saat yang bersamaan, keempat wanita lainnya juga mengeluarkan kalung yang sama.Kalung itu adalah kalung platinum dengan berlian yang desainnya berbentuk salju dan dijual dengan harga 12 juta. Ini adalah kalung yang paling laku di toko Janice. Baik desain atau kualitas berliannya semuanya dikerjakan langsung oleh Jani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 826

    Para karyawan dan tetangga pun terdiam karena bingung dengan situasi di penginapan itu.Louise yang sudah tidak bisa menahan amarahnya pun menerjang maju. "Kenapa kamu bicara sembarangan? Putramu sendiri yang berbicara sembarangan di internet dan akhirnya terungkap punya masalah mental, jadi dia dipecat pihak rumah sakit. Kenapa kalian malah menyalahkan Janice?"Berita yang sengaja disebarkan Dipo memang menghilang dengan cepat, tetapi tetap menarik perhatian. Ada beberapa orang yang bahkan sengaja melakukan penyelidikan lebih lanjut.Pada akhirnya, seorang staf rumah sakit dengan nama anonim pun mengungkapkan Dipo dipecat karena masalah mental. Beberapa penggemarnya di internet pun langsung marah karena merasa sudah diperdaya oleh orang gila. Banyak orang yang menduga catatan pertumbuhan yang dimaksudnya adalah palsu. Dengan begitu, gosip tentang Janice pun mereda dengan sendirinya.Namun, Dessy tidak bisa menerima kenyataan bahwa Dipo memiliki masalah mental seperti yang dikatakan or

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 825

    "Janice, gawat. Karyawan toko bilang ada orang yang merusak penginapan," kata Louise.Setelah tertegun sejenak, Janice segera mencari ponselnya di atas sofa. Dia baru sadar dia mengatur ponselnya ke mode getar saat tadi menidurkan Vega dan lupa mengaturnya kembali. Di layar ponselnya, terlihat penuh dengan notifikasi panggilan tak terjawab dan pesan dari karyawannya.[ Bos, orang tua Dokter Dipo sudah gila. Mereka membawa orang-orang desa datang merusak toko, para tamu sampai ketakutan. ][ Aku segera ke sana. ]Janice pun segera membalas pesan itu. Dia tahu jika tidak segera menyelesaikan masalahnya dengan Dipo, bisnisnya pasti akan hancur. Dia sudah susah payah menata penginapan itu sedikit demi sedikit, dia tidak akan membiarkan siapa pun merusaknya."Louise, tolong jaga Vega sebentar, aku harus kembali ke sana," kata Janice."Nggak boleh, aku ikut juga. Mulut orang tuanya Dipo sangat pedas, kamu bukan tandingan mereka. Aku bisa bantu kamu," kata Louise dengan cemas.Jason langsung

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 824

    Janice membawa kotak obat, lalu membuka satu kapas disinfektan dan menundukkan kepala untuk membersihkan luka di tangan Jason. Namun, dia merasa makin aneh saat memperhatikan luka itu. Saat itu, tiba-tiba terlintas sesuatu di pikirannya, sehingga dia menggenggam kapas itu dengan erat. "Pak Jason, kenapa kamu bisa terluka?""Saat memotong daging kambing, aku nggak sengaja .... Ah ...."Saat Jason sedang menjelaskan, dia tiba-tiba mengernyitkan alisnya karena Janice menekan kapas disinfektan itu ke lukanya dengan kuat.Janice mengangkat kepala, lalu menatap Jason sambil tersenyum. "Pak Jason, maaf, aku nggak sengaja. Bagaimana kalau Asisten Norman saja yang membersihkan lukamu?"Dia berpikir berani-beraninya Jason membohonginya. Apa Jason pikir dia tidak pernah memasak? Luka itu jelas bekas sayatan dari arah yang salah.Jason menjawab dengan tenang, "Nggak sakit."Janice menekan kapas disinfektan itu lebih kuat lagi. "Benaran nggak sakit?""Nggak sakit," jawab Jason lagi."Pembohong," se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 823

    Semua seni itu saling terhubung dan setiap pemahaman baru adalah bentuk dari peningkatan. Para seniman yang datang ke Kota Genggi dari berbagai tempat setiap tahunnya tak terhitung jumlahnya.Satu tahun lebih yang lalu, Janice memberanikan diri untuk mengirim desain buatan tangannya pada Amanda. Begitu melihat desain itu, Amanda langsung membalas pesannya dan berkata sudah lama menunggu kabarnya. Saat membaca balasan itu, air matanya langsung mengalir dengan deras karena tahu semua usahanya tidak akan sia-sia.Setelah itu, Amanda perlahan-lahan memperkenalkannya pada para klien yang semuanya dermawan dan berpikiran terbuka. Bagaimanapun juga, jika ingin kembali ke jalur perhiasan mewah kelas atas, dia masih harus menempuh jalan yang panjang.Louise menatap ke kotak yang ditutup kembali dengan penuh harapan dan bertanya, "Janice, kamu begitu hebat, kenapa kamu masih bersembunyi di sini?""Apa kamu tahu ada berapa banyak orang hebat yang muncul setiap tahunnya? Contohnya kompetisi pendat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 822

    Saat menerima telepon dari Dipo, Elaine masih mengira Dipo memiliki bukti baru untuk menjatuhkan Janice. Namun, begitu telepon itu tersambung, dia malah mendengar suara Dipo menangis minta tolong."Dipo, bukankah kita sudah sepakat aku akan berikan apa yang kamu inginkan setelah kamu berhasil? Tapi, sekarang kamu bukan hanya gagal, kamu malah dipermainkan Janice lagi. Aku nggak bisa menolongmu," kata Elaine."Kamu ingin lepas tangan begitu saja?" kata Dipo yang marah sampai napasnya menggebu-gebu.Elaine menjauhkan ponsel dari telinganya, lalu berkata dengan ekspresi jijik, "Lepas tangan? Apa kamu punya bukti aku yang menyuruhmu menjatuhkan Janice? Jelas-jelas kamu sendiri yang punya niat buruk ingin mengendalikan Janice dan anaknya. Apa kamu ingin polisi menyelidikimu?"Pada saat itu, Dipo baru sadar dia sudah dipermainkan Elaine. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Bu Elaine, semua ini nggak akan berakhir begitu saja."Elaine tertawa sinis. "Dengan kemampuanmu?"Tanpa memberi Dip

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 821

    Tatapan Dipo membuat Lala merasa sangat malu. Belakangan ini, Dipo sering mengungkit hal itu dan terus membuatnya merasa malu, sehingga dia tanpa sadar mengikuti kehendak Dipo karena tidak ingin pekerjaannya terpengaruh.Hingga suatu hari ada seseorang pria datang menemui Lala, lalu memberitahunya tentang Dipo saat kuliah. Saat itu, dia baru sadar dia sudah masuk ke dalam perangkap Dipo. Namun, yang membuatnya benar-benar berani menghadapi semua ini adalah perkataan pria yang mencarinya itu."Meskipun itu kebutuhanmu, kamu juga nggak perlu merasa malu. Yang benar-benar harus merasa malu adalah orang yang memanfaatkanmu," kata pria itu.Saat menghadapi ancaman Dipo, Lala merasa Dipo tidak begitu menakutkan lagi setelah mendengar perkataan pria itu.Dipo pun langsung tertegun. Pada hari itu juga, dia diperintahkan untuk beristirahat. Agar pasien-pasien lamanya tidak ketakutan, pihak rumah sakit hanya mengumumkan dia sedang sakit dan tidak bisa menerima pasien untuk sementara waktu ini.B

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status