Share

Bab 14

Author: Vodka
Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.

Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.

Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”

Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”

Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.

Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”

“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.

Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.

Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.

Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa lagi dipakai.

“Yoga, datanglah ke kantorku,” kata Nadya.

“Oke,” jawab Yoga.

Bondan kesakitan dan berkata, “Bu Nadya, cepat … cepat suruh orang untuk mengantarku ke rumah sakit. Aku … aku, rasanya tulangku patah.”

Nadya berkata dengan acuh tak acuh, “Penjaga keamanan, usir Bondan pergi. Jangan biarkan dia menginjakkan kakinya lagi di perusahaan ini!”

Bondan tampak tercengang. “Apa maksudmu dengan semua ini, Bu Nadya?”

“Kamu dipecat!” jawab Nadya.

Bondan menjadi sangat marah. “Nadya, kamu benar-benar habis manis sepah dibuang. Kalau bukan karena diriku, pasti perusahaanmu sudah berkali-kali dihancurkan oleh orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota. Kamu juga pasti sudah dibunuh dan perusahaan ini nggak mungkin bisa berdiri.”

“Heh Bondan, jangan pikir aku nggak tahu semua hal kotor yang sudah kamu lakukan selama ini,” kata Nadya. “Kamu itu mata-mata yang dikirim Asosiasi Perdagangan Kota. Setiap kali orang-orang Asosiasi Perdagangan Kota datang untuk mencari gara-gara dan menghancurkan tempat ini, semua itu pasti sudah direncanakan oleh kalian. Selain itu, orang-orang yang berulang kali mencoba membunuhku, pasti juga disewa olehmu. Tujuannya untuk membuatku menyadari betapa pentingnya dirimu bagi perusahaan. Juga, untuk memberiku kesan kalau perusahaan tidak bisa berjalan tanpa dirimu.”

“Omong kosong!” kata Bondan. “Yang kamu katakan itu semuanya fitnah!”

“Oh ya, aku lupa memberitahumu. Ponselmu sudah disadap. Aku mengetahui semua rahasiamu dengan Asosiasi Perdagangan Kota,” balas Nadya.

“Ah!” Bondan tercengang. “Kamu … Berani-beraninya kamu memata-mataiku. Kalau kamu tahu aku adalah mata-mata, kenapa kamu nggak membongkar kedokku?”

“Membongkar kedokmu sama saja dengan menantang Asosiasi Perdagangan Kota secara terang-terangan dan akan menyebabkan perselisihan di antara kami. Kalau aku nggak membongkar kedokmu, setidaknya aku masih bisa menahan mereka,” ujar Nadya.

Bondan tercengang. Bondan selalu berpikir bahwa dirinya telah menguasai Nadya sepenuhnya. Namun, tidak pernah terpikirkan oleh Bondan bahwa justru Nadya yang sudah memanfaatkan dirinya.

“Si*lan, dasar perempuan licik!” Bondan menggertakkan giginya. “Kalau kamu mengusirku sekarang, sama saja dengan kamu melawan Asosiasi Perdagangan Kota. Apa kamu nggak takut kalau Asosiasi Perdagangan Kota membalas dendam padamu?”

Nadya menatap Yoga dengan penuh harap. “Apa kamu bisa membantuku membereskan mereka?”

“Sebagai karyawan perusahaan, aku punya tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga keamanan perusahaan,” kata Yoga. “Tentu saja dengan syarat, perusahaan mau memberikan sepatu yang layak kepadaku.”

Pfff!

Semua orang tidak bisa menahan tawa.

Bondan mengumpat sambil marah-marah, “Dasar kalian pria dan wanita anj*ing! Tunggu saja, Asosiasi Perdagangan Kota nggak akan pernah melepaskan kalian begitu saja!”

Nadya menatap Yoga. “Bolehkah aku meminjam sepatumu sebentar?”

“Silakan.”

Nadya mengangkat sepatu Yoga dan mulai memukuli wajah Bondan dengan sekuat tenaga. “Aku sudah lama menahan diri saat menghadapimu.”

Setelah melampiaskan amarahnya, Nadya memanggil Yoga ke kantornya. “Apa pekerjaanmu sebelumnya?”

“Aku seorang tentara.”

“Tentara apa?”

“Tentara yang beternak sapi.”

“Tentara yang beternak sapi bisa bertarung sebaik ini?”

“Apa kamu nggak tahu kalau sapi-sapi itu kadang-kadang nggak mau patuh.”

“Selain itu, kemampuanmu di bidang medis juga sangat hebat.”

“Sapi juga bisa sakit.”

Hahaha!

Nadya tertawa terbahak-bahak. Wajahnya tampak cerah bagaikan matahari di musim kemarau. Saat ini, Nadya tidak lagi terlihat seperti bos wanita yang angkuh. Namun, dia terlihat ceria, layaknya putri tetangga sebelah.

“Kali ini, kamu sudah membunuh penjahat suruhan Pak Jarot. Dia pasti akan terus mengganggumu. Kamu harus berhati-hati nanti,” kata Nadya.

“Aku tahu.”

“Pergilah, jaga ketertiban perusahaan dengan baik. Nggak boleh ada kesalahan sedikit pun dalam perjamuan makan malam nanti,” kata Nadya.

“Aku mengerti.”

Yoga berbalik dan bersiap untuk pergi, ketika Nadya tiba-tiba saja kembali memanggilnya, “Tunggu sebentar, aku ingin bertanya. Apa kamu punya masalah dengan orang yang bernama Reza?”

“Ya. Kenapa memangnya?” tanya Yoga.

“Aku menyadap ponsel Bondan. Reza yang sudah menghubungi Bondan dan menyuruhnya untuk sengaja mencari gara-gara denganmu. Lalu, mengusirmu dari perusahaan,” jelas Nadya.

Yoga menganggukkan kepalanya. “Terima kasih sudah mengingatkanku, Bu Nadya.”

“Nggak perlu terlalu memikirkan Reza. Keluarga Ardiyanto nggak akan bertahan lama,” kata Nadya.

“Kenapa Bu Nadya berkata seperti itu?” tanya Yoga dengan curiga.

“Keluarga Ardiyanto menjalin kerja sama dengan pabrik senjata. Tapi, mereka benar-benar berani menjual barang yang nggak berkualitas dan mengatakannya sebagai barang yang berkualitas tinggi. Akibatnya, pabrik senjata mengalami kerugian besar,” jelas Nadya. “Pabrik senjata mengenakan denda sebesar dua triliun kepada mereka. Sekarang, rantai modal Keluarga Ardiyanto benar-benar terputus. Mereka nggak bisa beroperasi secara normal dan nggak akan bertahan lama. Aku dengar sekarang Keluarga Ardiyanto menipu di mana-mana untuk bisa mendapatkan uang. Mereka sedang bersiap-siap untuk melarikan diri.”

Yoga mengerutkan kening. Sekarang, keluarga Ardiyanto akan segera mengalami kehancuran. Namun, Reza masih bersikap seolah-olah tidak terjadi apa pun. Sepanjang hari, dia terus menghabiskan waktu bersama Karina. Tiba-tiba saja Yoga merasa ada sesuatu yang tidak beres di balik sikap Reza tersebut.

Karina harus diingatkan sesegera mungkin.

Setelah menyuruh Yoga pergi, Nadya langsung membuka kamera pengawas dan memeriksa rekaman video Yoga yang memukuli Legam barusan.

Melihat Yoga yang gagah berani dan otoriter, sudut mulut Nadya pun terangkat.

Dari pria ini, muncul perasaan aman dalam diri Nadya, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Yoga baru saja meninggalkan perusahaan, ketika dia menerima telepon dari Paman Dipa. “Tuan Muda, perjamuan makan malam untuk menyambutmu sudah siap. Bagaimana kalau aku mengirim orang untuk menjemputmu ke tempat acara?”

“Nggak usah. Aku sudah berada di tempat acara,” jawab Yoga.

“Saya mengerti,” kata Paman Dipa.

Yoga menyimpan ponselnya. Matanya melirik beberapa tempat di dekatnya, yang mudah digunakan untuk bersembunyi. Sorot mata Yoga dipenuhi dengan niat membunuh.

“Setelah lima tahun bersabar, akhirnya aku bisa menunjukkan kemampuanku malam ini. Raja Agoy yang Perkasa telah muncul. Siapa pun yang menghalangi akan dibunuh! Membunuhnya, langit akan menjadi gelap dan banjir darah di mana-mana. Ayah, Ibu, Adik, malam ini aku akan mengirim musuh-musuhku ke sana, untuk menebus kesalahan pada kalian!”

Perjamuan makan malam penyambutan dijadwalkan pada jam delapan malam. Namun, belum ada jam tiga sore, beberapa alun-alun besar dan jalanan di dekat Grup Magani sudah penuh sesak oleh banyak orang.

Wartawan media yang tidak terhitung jumlahnya juga membawa kamera dan tripod. Mereka bersembunyi di tiap sudut dan berlomba-lomba melaporkan situasi terkini.

Semua orang ingin melihat kehebatan Raja Agoy yang Perkasa dengan mata kepalanya sendiri.

Acara masyarakat Daruna ini bahkan jauh lebih meriah dibanding perayaan tahun baru.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status