Share

Aryo Selingkuh

Author: Vonny Elyana
last update Last Updated: 2023-06-19 18:04:43

"Sayang, aku pulang dulu, ya," Aryo mengecup kening Tania. 

"Ah, kenapa buru-buru, Mas? Aku masih kangen nih," kata Tania sambil kembali memeluk tubuh Aryo. 

Tania membelai tubuh Aryo dengan jemarinya yang lentik dan menggoda Aryo. Jemari Tania dengan lincah menjamah seluruh tubuh Aryo, dimulai dengan dadanya yang bidang, perut, hingga punggungnya. Aryo hampir tidak bisa menahan hasratnya karena sentuhan wanita cantik dan genit itu.

"Dasar nakal! Ini sudah malam, Sayang. Nanti istriku curiga, lagipula besok kita juga bertemu lagi di kantor. Apa kamu tidak bosan bertemu denganku setiap hari?" ucap Aryo sambil mencubit lembut hidung Tania. 

Tania mengerucutkan bibirnya, seolah tidak rela untuk berpisah dengan Aryo. Aryo semakin gemas melihat tingkah manja gadis cantik itu. Aryo menghujani wajah, leher, dan bibir Tania dengan ciuman bertubi-tubi.

Gadis itu tertawa dan semakin merangkul Aryo dengan erat. Ia bahkan bergelayut di pundak Aryo, tak ingin melepaskan pria tampan itu.

Aryo menggelitik pinggang Tania, membuatnya menggeliat geli dan tertawa dengan manja.

Setelah puas, Aryo bangkit berdiri dan melangkah keluar dari rumah kontrakan Tania itu. Tania memeluk Aryo dari belakang dengan erat seakan tak mau melepaskannya.

"Ah, kamu ini! Membuat aku malas pulang ke rumah saja," kata Aryo sambil memegang tangan mulus Tania yang melingkar di pinggangnya.

"Aku gak bisa menunggu waktu sampai besok, Mas. Setiap kita berpisah, waktu berjalan sangat lama dan ini sangat menyiksa aku," ucap Tania manja.

Aryo tersenyum dan meraih tangan wanita itu, ia menatapnya penuh kehangatan dan berbisik di telinganya, "Aku juga, Sayang. Aku selalu merindukan kamu di setiap helaan nafasku,"

"Ah, bohong kamu, Mas! Mas, kamu pilih aku atau istrimu?" tanya Tania. 

Aryo berbalik dan menangkup wajah Tania dengan kedua tangannya, lalu bertanya, "Kenapa bertanya seperti itu, Sayang?" 

"Kamu lebih mengutamakan istrimu daripada aku. Aku lelah selalu menjadi yang nomor dua, Mas," jawab Tania berpura-pura kecewa.

"Sayang, kamu itu jauh lebih baik dari istriku. Lebih cantik, pintar, dan menarik. Dia sama sekali tidak menarik, aku merasa muak jika berdekatan dengan dia. Sudah jelas aku akan memilih kamu daripada istriku itu," kata Aryo. 

"Lalu kapan kamu akan menceraikan dia, Mas? Kenyataannya kamu masih mempertahankan dia menjadi istrimu. Sedangkan aku hanya menjadi pacar gelapmu, tanpa status yang jelas. Jika hubungan kita seperti ini, orang-orang akan menyalahkan aku, Mas. Apa kamu tega padaku? Aku juga takut, suatu saat kamu akan meninggalkan aku," gerutu Tania. 

"Sabar, Sayang. Beri aku waktu sedikit lagi! Aku akan segera menceraikan dia dan memperkenalkan kamu pada keluargaku. Setelah itu, kita akan menikah dan hidup bahagia selamanya," kata Aryo. 

"Benarkah? Mas tidak bohong, kan?" tanya Tania.

"Iya, Sayang. Percayalah padaku!" jawab Aryo. 

Tania tersenyum dan memeluk Aryo dengan erat. Ia menyandarkan kepalanya di dada Aryo. Tangan kekar Aryo membelai lembut rambut Tania.

Aryo kembali mengecup kening Tania dan berpamitan. Ia masuk ke dalam mobilnya dan menghidupkan mesinnya. Tania tersenyum dan melambaikan tangannya melepas kepergian Aryo. 

Aryo tersenyum kecil saat mengemudikan mobilnya. Tania memang gadis yang cantik dan menarik. Awalnya Aryo dan Tania hanya rekan kerja biasa. Namun karena sering bekerja bersama dan sering bercerita tentang apapun, akhirnya benih cinta bertumbuh di antara mereka. 

Aryo yang sedang jenuh dan bosan pada Indah akhirnya terperangkap dalam cinta terlarang yang hadir dalam hatinya. Ia merasa tertantang untuk menaklukkan hati gadis muda dan ayu itu.

Aryo akhirnya takluk dalam pesona Tania. Gadis itu memiliki segalanya bagi Aryo. Wajah cantik, muda, pintar bergaya, parfum yang selalu wangi, semuanya sangat sempurna di mata Aryo.

Bak gayung bersambut, Tania yang tinggal sendiri di kota itu juga menyambut cinta, perhatian, dan kebaikan yang Aryo tawarkan. Aryo tentu tak segan memanjakan Tania dengan barang mahal, makanan enak, bahkan rela memberikan kartu kredit pada Tania. Tania cukup senang karena bisa menikmati semua fasilitas dan kesenangan tanpa. menguras gajinya sendiri.

Awalnya Aryo dan Tania berusaha menyembunyikan hubungan terlarang mereka di kantor. Namun akhirnya hubungan mereka menjadi rahasia umum bagi rekan-rekan mereka. 

---

Hari berikutnya

Pagi itu Aryo baru saja berangkat bekerja. Indah masuk ke dalam rumah dan mengambil ponselnya. Indah mencari kontak Clara dan meneleponnya.

"Halo, Clara," sapa Indah. 

"Halo, Ndah. Tumben nih kamu telepon aku. Apa kabar nih?" kata Indah. 

"Baik, Ra. Aku ingin bertemu, apa nanti siang kamu ada waktu?" tanya Indah. 

"Oh, bisa sih. Tapi ke kafe di dekat kantorku saja, ya. Supaya aku tidak terlalu jauh dan bisa keluar saat jam istirahat," jawab Clara. 

"Oke, terimakasih ya. Sampai ketemu nanti siang," Indah menutup telepon itu. 

Hari ini Indah sengaja tidak menerima pesanan kue. Ia harus menuntaskan rasa penasarannya dan mencari informasi mengenai suaminya. 

Indah harus bergerak cepat, ia segera mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan rumah dan mencuci baju. Setelah itu Indah mempersiapkan anak-anaknya dan membawa mereka ke rumah orang tua Indah. Rumah orang tua Indah tidak terlalu jauh dari rumah Indah, hanya memerlukan waktu sekitar dua puluh menit. 

Setelah menitipkan Arinna dan Charles pada neneknya, Indah segera menaiki sepeda motornya menuju kafe tempat ia akan bertemu dengan Clara. 

Setelah tiba di kafe itu, Indah segera menghubungi Clara. Clara meminta Indah untuk masuk terlebih dahulu dan menunggu sebentar. 

Sepuluh menit kemudian, Clara datang dan menemui Indah. 

"Maaf harus menunggu lama, ya. Tadi mendadak atasanku meminta dokumen penting," kata Clara. 

"Tidak apa-apa, Ra," jawab Indah. 

"Sudah pesan makanan?" tanya Clara. 

Indah merasa segan, ia tentu harus berhemat dan tidak punya anggaran untuk makan di kafe seperti ini. Ia menjawab, "Aku minum saja, Ra," 

"Pesan saja, Ndah. Aku yang traktir," kata Clara. 

"Ah, tidak perlu, Ra. Aku yang mengajakmu bertemu, malah kamu yang mau membayar. Aku tidak lapar," jawab Indah. 

"Tidak apa-apa, Ndah. Kita kan sudah lama tidak bertemu," bujuk Clara. 

Indah akhirnya memesan makanan dan minuman. 

"Sebenarnya ada apa, Ndah? Apa ada yang penting?" tanya Clara. 

Indah menarik nafas panjang, lalu mulai berbicara, "Ra, aku kemarin melihat foto acara ulang tahun kantor itu. Aku melihat Mas Aryo dekat dengan seorang wanita. Pasti kamu mengenal dia, kan? Sebenarnya seperti apa hubungan mereka?" 

Seketika ekspresi wajah Clara berubah, ia menghela nafas panjang dan menatap Indah dengan prihatin. 

"Maafkan aku, Ndah. Seharusnya aku menceritakan semua ini padamu sejak dulu. Aryo memang menjalin hubungan khusus dengan wanita itu. Nama wanita itu adalah Tania," kata Clara. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Akhir Kisah Ini

    Pagi itu Indah masih meringkuk menghadap ke dinding. Kepalanya berdenyut pening jika ia mencoba bangun dari tempat tidurnya. Ia mendengar ibu membuka pintu kamar dan menghampirinya."Nak, suamimu datang. Dia menunggumu di teras.""Mau apa dia, Bu? Kalau mau membuat keributan lagi, suruh saja dia pergi," jawab Indah dengan malas."Sepertinya gak begitu, Nak. Dia tadi sudah minta maaf sama Ibu. Ada sesuatu yang penting yang harus dia sampaikan padamu. Temui saja dulu, Nak!" kata Ibu Indah."Iya, Bu." Indah bangkit dan duduk di tempat tidurnya. Indah menatap dirinya di cermin, penampilannya sangat menyedihkan karena wajahnya pucat, pipinya tirus karena porsi makan berkurang, dan hanya mengenakan daster. Indah segera mengganti pakaiannya, menyisir dan mengikat rambutnya, dan memakai lipstik agar tidak terlihat seperti mayat hidup.Setelah itu ia menarik nafas dalam-dalam dan kembali melihat dirinya di cermin. Tak lupa ia memasukkan alat tes kehamilan di sakunya. Indah berpikir, seandainy

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Garis Dua

    "Masih mual, Nak? Bagaimana kalau ke dokter saja?" Ibu Indah menatap Indah yang berjalan perlahan keluar dari kamar mandi dengan cemas. Sudah lebih dari sepuluh kali Indah bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Wajahnya pucat, karena Indah tidak bisa menyantap makanan apapun. Ibu Indah sudah mencoba membuatkan sup ayam kampung kesukaan Indah. Namun baru saja Indah menyuapkan suapan kedua nasi dan sayurnya, ia kembali muntah. Begitupun dengan roti, buah, atau biskuit, Indah tidak sanggup menelannya. "Nak, apa mungkin.." kata Ibu Indah sambil berpikir."Apa, Bu?" tanya Indah.Ibu Indah menatap putrinya beberapa saat dan berkata, "Apa ini gejala hamil? Kemarin kamu juga mengalami gejala seperti ini, kan?" Mata Indah terbelalak, ia lalu mengambil ponselnya. Ia membuka kalender tempat ia mencatat tanggal terakhir datang bulannya. Ternyata memang tanggal itu sudah terlewat. Masalah yang terjadi bertubi-tubi membuat Indah lupa dan tidak curiga sama sekali pada gejala y

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Terbongkar!

    "Ini upah untukmu! Aktingmu cukup bagus, sampai berhasil membuat Sandy marah dan cemburu buta." Aryo menyerahkan satu amplop coklat di hadapan Hadi.Hadi membuka amplop itu dan menghitung sepintas isinya."Tambah donk, Bos! Lihat nih, aku sampai luka karena pukulan suaminya Indah itu. Aku butuh dana lebih untuk mengobati lukaku." Hadi mengelus pipinya yang masih lebam."Eh, enak saja! Itu sudah sesuai dengan perjanjian kita," tolak Aryo."Tapi kan kemarin pernjanjiannya gak ada adegan pukul-pukulan seperti ini, Bos. Kalau tahu akan luka begini, aku pasti minta tarif lebih tinggi," ujar Hadi."Sudah, terima saja dulu uangnya. Nanti aku lapor sama Nona Daisy dulu."Aryo dan Daisy sudah membuat sebuah siasat untuk membuat Sandy dan Indah salah paham. Aryo meminta Hadi untuk berpura-pura menjadi pengusaha yang ingin menjalin kerja sama dengan Indah. Hadi sebenarnya hanya seorang pengangguran yang biasa mengerjakan pekerjaan apapun, halal ataupun tidak.Setelah memberi upah untuk Hadi, Ary

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Indah hamil?

    "Apa?! Indah selingkuh? Itu gak mungkin, Sandy. Mama tahu Indah paling membenci perselingkuhan. Mana mungkin dia bisa melakukan itu, Nak?" seru Bu Ratna."Ma, apa yang gak mungkin di jaman sekarang ini? Indah itu sengaja membalas perlakuan Sandy. Indah menyangka Sandy sudah berselingkuh dengan Daisy. Mama lihat sendiri foto-foto ini!" Sandy menyodorkan ponselnya. "Sandy juga sudah melihat sendiri mereka sedang berduaan di rumah Ibu Indah. Hati Sandy sangat sakit melihatnya, Ma. Semua cinta dan ketulusan Sandy untuk Indah sudah gak ada artinya."Bu Ratna menatap foto-foto itu dengan mata terbelalak. "Ini gak mungkin! Mama tetap gak bisa mempercayai ini. Apa kamu sudah tanyakan baik-baik sama Indah? Siapa tahu pria itu saudaranya?""Ma, Indah saja gak menyangkal tuduhan Sandy. Dia hanya diam dan gak menjelaskan apapun. Sandy sudah mantap akan menceraikan Indah, Ma. Secepatnya Sandy akan mengurus proses perceraian ini." Sandy menatap nanar ke depan."Nak, kamu harus bicara baik-baik dan

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Jebakan

    "San, dimana Indah? Kenapa beberapa hari ini Mama gak lihat dia?" tanya Bu Ratna saat sarapan pagi itu.Sandy tak langsung menjawab, ia mengunyah makanannya perlahan sembari mencari jawaban yang tepat."Dia ada di rumah ibunya, Ma. Kasihan anak-anak, sudah beberapa hari mereka harus bersama neneknya, " jawab Sandy."Kenapa? Kalian bertengkar? Tolong jujur dan jangan menyembunyikan apapun dari Mama!""Gak ada apa-apa, Ma. Mama gak perlu cemas. Sekarang Mama fokus saja sama kesehatan Mama, jangan terus larut dalam kesedihan!" Sandy berusaha tersenyum.Perbincangan mereka terhenti ketika Daisy tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Sandy. Tanpa ragu Daisy langsung memegang lengan Sandy dan mencium pipinya. Sandy terlihat segan, tetapi ia membiarkan tindakan Daisy itu. Bu Ratna menatap Daisy dan Sandy bergantian. Ia mulai bisa membaca situasi itu."Ma, aku bawa makanan untuk Mama dan Sandy." Daisy meletakkan kantung plastik yang cukup besar di meja makan."Gak perlu repot-repot. B

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Kembali dikhianati

    Indah berlari keluar dari kantor itu dan masuk kembali ke mobilnya. Ia tidak menghiraukan tatapan para karyawan yang melihat reaksi dan air matanya yang terlanjur jatuh."Jahat kamu, Mas! Pantas saja kamu membela wanita itu mati-matian dan memaksa aku minta maaf padanya. Ternyata kamu masih menyimpan perasaan cinta untuknya. Lalu kamu anggap aku ini apa? Figuran? Pelampiasan?""Aku merendahkan diri, datang ke kantormu untuk membawakan makan siang dan memperbaiki hubungan kita. Tapi apa? Ternyata kamu malah menikmati waktu saat jauh dariku.""Bodoh kamu, Indah! Kenapa bisa jatuh kembali di lubang yang sama? Ternyata semua pria memang penipu!" rutuk Indah.Indah memukul-mukul setir mobilnya dan menangis. Setelah bisa sedikit menguasai diri, ia segera meninggalkan halaman kantor suaminya. 'Mas Sandy atau siapapun gak boleh melihat aku menangis. Aku gak akan menangis lagi untuk seorang pria.' Indah menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya.Indah kembali ke restoran dan masuk ke ru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status