Share

Aryo Selingkuh

"Sayang, aku pulang dulu, ya," Aryo mengecup kening Tania. 

"Ah, kenapa buru-buru, Mas? Aku masih kangen nih," kata Tania sambil kembali memeluk tubuh Aryo. 

Tania membelai tubuh Aryo dengan jemarinya yang lentik dan menggoda Aryo. Jemari Tania dengan lincah menjamah seluruh tubuh Aryo, dimulai dengan dadanya yang bidang, perut, hingga punggungnya. Aryo hampir tidak bisa menahan hasratnya karena sentuhan wanita cantik dan genit itu.

"Dasar nakal! Ini sudah malam, Sayang. Nanti istriku curiga, lagipula besok kita juga bertemu lagi di kantor. Apa kamu tidak bosan bertemu denganku setiap hari?" ucap Aryo sambil mencubit lembut hidung Tania. 

Tania mengerucutkan bibirnya, seolah tidak rela untuk berpisah dengan Aryo. Aryo semakin gemas melihat tingkah manja gadis cantik itu. Aryo menghujani wajah, leher, dan bibir Tania dengan ciuman bertubi-tubi.

Gadis itu tertawa dan semakin merangkul Aryo dengan erat. Ia bahkan bergelayut di pundak Aryo, tak ingin melepaskan pria tampan itu.

Aryo menggelitik pinggang Tania, membuatnya menggeliat geli dan tertawa dengan manja.

Setelah puas, Aryo bangkit berdiri dan melangkah keluar dari rumah kontrakan Tania itu. Tania memeluk Aryo dari belakang dengan erat seakan tak mau melepaskannya.

"Ah, kamu ini! Membuat aku malas pulang ke rumah saja," kata Aryo sambil memegang tangan mulus Tania yang melingkar di pinggangnya.

"Aku gak bisa menunggu waktu sampai besok, Mas. Setiap kita berpisah, waktu berjalan sangat lama dan ini sangat menyiksa aku," ucap Tania manja.

Aryo tersenyum dan meraih tangan wanita itu, ia menatapnya penuh kehangatan dan berbisik di telinganya, "Aku juga, Sayang. Aku selalu merindukan kamu di setiap helaan nafasku,"

"Ah, bohong kamu, Mas! Mas, kamu pilih aku atau istrimu?" tanya Tania. 

Aryo berbalik dan menangkup wajah Tania dengan kedua tangannya, lalu bertanya, "Kenapa bertanya seperti itu, Sayang?" 

"Kamu lebih mengutamakan istrimu daripada aku. Aku lelah selalu menjadi yang nomor dua, Mas," jawab Tania berpura-pura kecewa.

"Sayang, kamu itu jauh lebih baik dari istriku. Lebih cantik, pintar, dan menarik. Dia sama sekali tidak menarik, aku merasa muak jika berdekatan dengan dia. Sudah jelas aku akan memilih kamu daripada istriku itu," kata Aryo. 

"Lalu kapan kamu akan menceraikan dia, Mas? Kenyataannya kamu masih mempertahankan dia menjadi istrimu. Sedangkan aku hanya menjadi pacar gelapmu, tanpa status yang jelas. Jika hubungan kita seperti ini, orang-orang akan menyalahkan aku, Mas. Apa kamu tega padaku? Aku juga takut, suatu saat kamu akan meninggalkan aku," gerutu Tania. 

"Sabar, Sayang. Beri aku waktu sedikit lagi! Aku akan segera menceraikan dia dan memperkenalkan kamu pada keluargaku. Setelah itu, kita akan menikah dan hidup bahagia selamanya," kata Aryo. 

"Benarkah? Mas tidak bohong, kan?" tanya Tania.

"Iya, Sayang. Percayalah padaku!" jawab Aryo. 

Tania tersenyum dan memeluk Aryo dengan erat. Ia menyandarkan kepalanya di dada Aryo. Tangan kekar Aryo membelai lembut rambut Tania.

Aryo kembali mengecup kening Tania dan berpamitan. Ia masuk ke dalam mobilnya dan menghidupkan mesinnya. Tania tersenyum dan melambaikan tangannya melepas kepergian Aryo. 

Aryo tersenyum kecil saat mengemudikan mobilnya. Tania memang gadis yang cantik dan menarik. Awalnya Aryo dan Tania hanya rekan kerja biasa. Namun karena sering bekerja bersama dan sering bercerita tentang apapun, akhirnya benih cinta bertumbuh di antara mereka. 

Aryo yang sedang jenuh dan bosan pada Indah akhirnya terperangkap dalam cinta terlarang yang hadir dalam hatinya. Ia merasa tertantang untuk menaklukkan hati gadis muda dan ayu itu.

Aryo akhirnya takluk dalam pesona Tania. Gadis itu memiliki segalanya bagi Aryo. Wajah cantik, muda, pintar bergaya, parfum yang selalu wangi, semuanya sangat sempurna di mata Aryo.

Bak gayung bersambut, Tania yang tinggal sendiri di kota itu juga menyambut cinta, perhatian, dan kebaikan yang Aryo tawarkan. Aryo tentu tak segan memanjakan Tania dengan barang mahal, makanan enak, bahkan rela memberikan kartu kredit pada Tania. Tania cukup senang karena bisa menikmati semua fasilitas dan kesenangan tanpa. menguras gajinya sendiri.

Awalnya Aryo dan Tania berusaha menyembunyikan hubungan terlarang mereka di kantor. Namun akhirnya hubungan mereka menjadi rahasia umum bagi rekan-rekan mereka. 

---

Hari berikutnya

Pagi itu Aryo baru saja berangkat bekerja. Indah masuk ke dalam rumah dan mengambil ponselnya. Indah mencari kontak Clara dan meneleponnya.

"Halo, Clara," sapa Indah. 

"Halo, Ndah. Tumben nih kamu telepon aku. Apa kabar nih?" kata Indah. 

"Baik, Ra. Aku ingin bertemu, apa nanti siang kamu ada waktu?" tanya Indah. 

"Oh, bisa sih. Tapi ke kafe di dekat kantorku saja, ya. Supaya aku tidak terlalu jauh dan bisa keluar saat jam istirahat," jawab Clara. 

"Oke, terimakasih ya. Sampai ketemu nanti siang," Indah menutup telepon itu. 

Hari ini Indah sengaja tidak menerima pesanan kue. Ia harus menuntaskan rasa penasarannya dan mencari informasi mengenai suaminya. 

Indah harus bergerak cepat, ia segera mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan rumah dan mencuci baju. Setelah itu Indah mempersiapkan anak-anaknya dan membawa mereka ke rumah orang tua Indah. Rumah orang tua Indah tidak terlalu jauh dari rumah Indah, hanya memerlukan waktu sekitar dua puluh menit. 

Setelah menitipkan Arinna dan Charles pada neneknya, Indah segera menaiki sepeda motornya menuju kafe tempat ia akan bertemu dengan Clara. 

Setelah tiba di kafe itu, Indah segera menghubungi Clara. Clara meminta Indah untuk masuk terlebih dahulu dan menunggu sebentar. 

Sepuluh menit kemudian, Clara datang dan menemui Indah. 

"Maaf harus menunggu lama, ya. Tadi mendadak atasanku meminta dokumen penting," kata Clara. 

"Tidak apa-apa, Ra," jawab Indah. 

"Sudah pesan makanan?" tanya Clara. 

Indah merasa segan, ia tentu harus berhemat dan tidak punya anggaran untuk makan di kafe seperti ini. Ia menjawab, "Aku minum saja, Ra," 

"Pesan saja, Ndah. Aku yang traktir," kata Clara. 

"Ah, tidak perlu, Ra. Aku yang mengajakmu bertemu, malah kamu yang mau membayar. Aku tidak lapar," jawab Indah. 

"Tidak apa-apa, Ndah. Kita kan sudah lama tidak bertemu," bujuk Clara. 

Indah akhirnya memesan makanan dan minuman. 

"Sebenarnya ada apa, Ndah? Apa ada yang penting?" tanya Clara. 

Indah menarik nafas panjang, lalu mulai berbicara, "Ra, aku kemarin melihat foto acara ulang tahun kantor itu. Aku melihat Mas Aryo dekat dengan seorang wanita. Pasti kamu mengenal dia, kan? Sebenarnya seperti apa hubungan mereka?" 

Seketika ekspresi wajah Clara berubah, ia menghela nafas panjang dan menatap Indah dengan prihatin. 

"Maafkan aku, Ndah. Seharusnya aku menceritakan semua ini padamu sejak dulu. Aryo memang menjalin hubungan khusus dengan wanita itu. Nama wanita itu adalah Tania," kata Clara. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status