Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin

Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin

last updateLast Updated : 2025-05-26
By:  dwiditaa29Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
6Chapters
16views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Keisya dan Kenzo. Dua manusia yang disatukan dalam ikatan pernikahan melalui sebuah perjodohan yang direncanakan oleh orang tua mereka. Pernikahan mereka juga menjadi jaminan atas kerja sama bisnis yang terjalin, agar kedua belah pihak tidak saling melepaskan diri dari ikatan kerja sama itu.

View More

Chapter 1

01. Pertemuan Keluarga

Monica menyiapkan jamuan dengan antusias. Perempuan itu tampak bersemangat menyiapkan keperluan untuk menyambut keluarga calon besan. Perempuan itu tidak mau ada yang kurang. Bagian dapur kediaman Adiasta hari ini sangat sibuk. Monica jelas tidak mau sampai ada penilaian buruk dari keluarga Adriano atas jamuan yang diberikannya sebagai nyonya rumah.

Kenzo melihatnya. Keisya. Sejak dipersilakan masuk ke rumah megah milik keluarga Adiasta ini, Kenzo mencoba mengenali seperti apa perempuan yang dipilih oleh ayahnya untuk menjadi istrinya itu. Seperti kata teman-temannya, wajah Keisya memang menawan. Sebagai laki-laki ia mengakui hal itu. Kecantikan Keisya sangat terpancar meski perempuan itu tidak menggunakan riasan berat di wajahnya.

Mata bulat dengan kelereng berwarna gelap itu terlihat sangat memikat namun belum cukup untuk membuat Kenzo terpikat sepenuhnya. Kerlip mata itu terasa familiar, Kenzo belum menemukan ingatan yang menyatakan bahwa mereka pernah saling berinteraksi atau semacamnya karena temannya berkata bahwa mereka berada di satu Universitas yang sama dengan perempuan itu dulu.

Hidungnya kecil dan mancung, bibir plum yang berwarna layaknya ceri itu jelas menjadi nilai tambah untuk visual yang ditampilkan oleh sosok Keisya. Rambutnya hitam agak kecoklatan ditata sedikit bergelombang di ujungnya. Perempuan itu memakai gaun maxi berwarna putih. Dari tampilan luarnya memang Keisya mendapat nilai sempurna.

“Jadi, bagaimana? Keisya mau menjalani perjodohan ini?"

Tanya itu keluar dari bibir Zayden Adriano. Pria itu bertanya dengan akrab. Saat ini kedua keluarga Adiasta dan Adriano tengah menikmati hidangan makan malam di ruang makan kediaman Adiasta. Tidak perlu diragukan, masakan koki dari dapur Adiasta tidak pernah mengecewakan. Monica benar-benar tidak memberikan ada yang kurang malam ini.

Keisya melirik papanya yang ada di ujung meja. Pria itu memberikan senyum kepada tamu mereka hari ini. Hampir dua menit lamanya berlalu dan Keisya menggantungkan pertanyaan dari Zayden Adriano. Semua orang di sana jelas sedang menanti jawaban darinya.

“Saya mengikuti apa yang papa saya siapkan untuk saya. Saya yakin pilihan papa saya adalah yang terbaik untuk saya." Ujar Keisya dengan mata tertuju pada sang papa.

Keisya ingin tahu reaksi seperti apa yang papanya itu berikan setelah mendengar jawaban darinya. Sayangnya Pratama tidak menunjukan raut wajah lain selain ekspresi datar. Khas pria itu. Keisya pun menggulirkan matanya menuju Zayden Adriano dan memberikan senyuman tipis sebagai bentuk kesopanan. Keisya bisa melihat gurat kelegaan terpatri dari wajah pria yang merupakan ayah dari Kenzo itu.

“Lalu bagaimana dengan Kenzo? Apa Kenzo juga menyetujui perjodohan ini?" Kali ini Pratama yang mengajukan pertanyaan. Pertanyaan itu menggantung lebih lama daripada milik Zayden. Kenzo tidak kunjung menjawab. Membuat papa dan mamanya tersenyum sedikit sungkan kepada Pratama dan juga Monica. Sementara Keisya memasang telinganya baik-baik untuk mendengar jawaban seperti apa yang diberikan oleh tuan muda itu.

Suasana menjadi sedikit tegang karena Kenzo yang tidak kunjung menjawab pertanyaan dari Pratama. Zayden sendiri sudah mendelikkan mata kepada sang putra agar segera menjawab. Akhirnya setelah hampir lima menit tidak mendapatkan jawaban, Pratama mendapatkan jawaban dari Kenzo.

“Saya pun begitu. Sama seperti Keisya." Suara berat itu terdengar jelas di telinga Keisya. Jawaban itu memang terdengar tegas, tapi Keisya bisa merasakan sedikit getar yang terselip di antara kata-kata yang disampaikan oleh Kenzo dan perempuan itu tahu apa alasannya. Apalagi jika bukan rasa berat harus mengikuti kemauan orang tua yang menjodohkannya dengan perempuan lain, sementara dirinya sendiri masih belum move-on dari mantan kekasihnya.

***

Kenzo dan Keisya kini duduk bersebelahan di kursi santai yang ada di pinggir kolam renang yang berada di halaman belakang rumah. Orang tua mereka melanjutkan agenda dengan minum teh bersama, sementara Keisya dan Kenzo disuruh untuk mendekatkan diri dengan diberikan waktu untuk berduaan seperti ini.

“Kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?"

Setelah beberapa menit terlalui dalam keheningan akhirnya Kenzo memecah kesunyian di antara mereka.

“Seperti yang aku katakan di meja makan tadi.” jawab Keisya singkat.

“Kita berdua tahu bahwa itu bukan jawaban yang sesungguhnya. Jadi karena kita hanya berdua saja di sini, kamu bisa menyampaikan kepada saya."

“Kamu jelas tahu bahwa kamu tidak akan mendapatkan keuntungan banyak dari pernikahan ini. Jadi apa alasannya?" Kenzo kembali bertanya. Pria itu ingin tahu apa yang mendasari Keisya mau menerima perjodohan dengan dirinya. Jika dilihat dari kecantikannya, perempuan itu tidak akan mendapat masalah untuk mencari pasangannya sendiri. Ada banyak laki-laki yang mengantri untuk menjadi suami perempuan itu.

Untuk ukuran orang yang akan dinikahkan, cara bicara mereka cenderung kaku. Mau bagaimana lagi, mereka berdua memang baru mengenal secara personal saat ini.

“Saya tidak merasakan adanya keuntungan disini. Tidak seperti kamu, yang jelas merima perjodohan ini atas desakan orang tua, bukan? Karena Adriano Group menawarkan bantuan untuk menangani khasus perusahaan Adiasta Group yang saat ini sedang dalam kondisi kurang baik." Suara Kenzo terdengar datar begitupun dengan ekspresi wajahnya. Bahkan sepanjang malam ini, Keisya hanya melihat raut datar dari wajah pria itu. Sesekali memang pria itu menampilkan senyum, tapi senyum itu hanya sebuah formalitas yang perlu ditunjukkan bukan benar-benar dari hati.

Pria ini bisa dengan gamblang menyampaikan bahwa Keisya semata-mata menerima perjodohan ini karena desakan orang tuanya agar bisnis mereka tidak benar-benar mati. Keisya tidak tersinggung, karena kenyataannya memang demikian.

PT Adiasta Group memang sedang tidak baik-baik saja. Orang kepercayaan papanya melakukan korupsi dana proyek-proyek yang mereka kerjakan. Klien pun mengajukan protes dan ingin menuntut ganti rugi karena mereka merasa membayar mahal dan ternyata ada penyelewengan dana. Kepercayaan terhadap perusahaan pun menurun, membuat Adiasta Group berkali-kali kalah tender. Itu jelas membuat perusahaan terus merugi. Tapi, setelah beberapa klien mendengar bahwa calon pewaris Adiasta Group akan menikah dengan calon pewaris Adriano Group, disitulah klien mulai kembali percaya dan perlahan mulai membaik.

“Alasanku menerima perjodohan ini karena memang berniat mengikuti apa yang disiapkan oleh mama dan papaku saja. Toh tidak ada salahnya juga, aku memang sudah waktunya menikah." Intonasi suara Keisya masih cenderung datar.

“Kamu tidak keberatan menikah tanpa cinta?"

Kali ini Keisya memutar kepalanya dan menatap manik Kenzo yang terlihat teduh. Pandangannya terlihat sayu, barang kali memang lelaki itu sedang lelah dengan bagaimana kehidupannya berjalan.

“Sepertinya kamu yang keberatan. Kamu tidak bisa melupakan mantan kekasihmu?"

Kenzo mengerutkan dahinya. Laki-laki itu balas menatap perempuan di sebelahnya. Ekspresi datar itu masih bertahan di wajah tampan Kenzo.

“Kamu tahu tentang masa lalu saya?"

Keisya mengendikkan bahunya acuh. Perempuan itu kemudian kembali memandang ke depan, melihat air kolam yang tenang.

“Bukan sesuatu yang sulit untuk dicari."

“Kita lanjutkan obrolan ini di lain hari. Ada terlalu banyak mata dan telinga di rumah ini. Aku tidak mau orang tua kita semakin membuat seputusan yang tidak kita sukai.”

Keisya berucap kemudian ekor matanya melirik ke arah pintu yang menyambungkan halaman belakang dengan rumah, ia bisa melihat kelebat bayangan seseorang dari balik tirai pintu geser.

Jelas mama papanya sedang memperhatikannya melalui asisten rumah tangga yang ditugaskan untuk mengawasi. Mungkin takut jika ia merencanakan sesuatu dengan Kenzo terkait pernikahan ini.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Tarsih Dian
menarik ceritanya
2025-05-28 00:21:00
0
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status