Share

Bab 99. Melawan

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-07-14 10:14:16

Keesokan harinya…

Pagi di rumah keluarga Samuel dan Arsila berjalan seperti biasa. Juang bersiap untuk kelas bermainnya, sementara Samuel dan Arsila sarapan di taman belakang rumah.

Namun, suasana tenang itu runtuh seketika ketika Eny, sekretaris pribadi Arsila, menelepon dengan suara panik.

“Bu, mohon maaf... barusan ada berita tentang Ibu Mirna di headline beberapa portal besar,” katanya tergesa.

Arsila mendadak terdiam. Samuel yang melihat perubahan raut wajah istrinya segera mengambil ponsel di meja. Hanya butuh beberapa detik untuk menemukan berita itu:

"Mantan Istri Almarhum Jusman Dituding Diusir Secara Paksa: 'Saya Disingkirkan oleh Anak Tiri Sendiri' – Mirna Buka Suara!"

Berita itu disertai foto Mirna dengan wajah pilu, duduk di sebuah rumah kecil dan sederhana. Narasi dalam artikel itu membangun simpati: menyebut Mirna telah hidup bersama Tuan Jusman selama lebih dari satu dekade, namun kemudian diusir tanpa diberikan hak apa pun. Disebut juga bahwa Arsila memaksa semua pemb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembantu Cantik Pemuas Hasrat Sang Pewaris   Bab 99. Melawan

    Keesokan harinya…Pagi di rumah keluarga Samuel dan Arsila berjalan seperti biasa. Juang bersiap untuk kelas bermainnya, sementara Samuel dan Arsila sarapan di taman belakang rumah.Namun, suasana tenang itu runtuh seketika ketika Eny, sekretaris pribadi Arsila, menelepon dengan suara panik.“Bu, mohon maaf... barusan ada berita tentang Ibu Mirna di headline beberapa portal besar,” katanya tergesa.Arsila mendadak terdiam. Samuel yang melihat perubahan raut wajah istrinya segera mengambil ponsel di meja. Hanya butuh beberapa detik untuk menemukan berita itu:"Mantan Istri Almarhum Jusman Dituding Diusir Secara Paksa: 'Saya Disingkirkan oleh Anak Tiri Sendiri' – Mirna Buka Suara!"Berita itu disertai foto Mirna dengan wajah pilu, duduk di sebuah rumah kecil dan sederhana. Narasi dalam artikel itu membangun simpati: menyebut Mirna telah hidup bersama Tuan Jusman selama lebih dari satu dekade, namun kemudian diusir tanpa diberikan hak apa pun. Disebut juga bahwa Arsila memaksa semua pemb

  • Pembantu Cantik Pemuas Hasrat Sang Pewaris   Bab 98. Bersiap

    Pagi itu, suasana rumah keluarga Jusman terasa lengang, meski angin lembut dari halaman membawa aroma bunga kamboja yang segar. Arsila duduk di ruang tamu sambil memandangi sekeliling. Matanya menyisir setiap sudut rumah, mengamati harta benda yang menyimpan sejarah keluarganya.Kenangan tentang ibunya—wanita yang begitu kuat dan lembut—masih tertinggal dalam setiap perabotan tua, lukisan klasik, dan semua barang-barang yang ada di ruangan itu.Tiba-tiba, langkah kaki pelan terdengar mendekat. Bi Wati, pembantu setia yang sudah puluhan tahun bekerja untuk keluarga Jusman, datang sambil membawa nampan berisi teh hangat dan juga beberapa makanan ringan.“Bi,” panggil Arsila pelan.“Iya, Nyonya?” sahut Bi Wati sambil meletakkan cangkir di meja.“Apa Bibi tahu ada berapa banyak barangnya Mirna di rumah ini?” tanya Arsila, menatap lurus ke mata Bi Wati.Bi Wati adalah pembangu yang paling lama bekerja di keluarga Jusman, bahkan sejak ibu kandung Arsila masih muda. Dan pastinya beliau tahu

  • Pembantu Cantik Pemuas Hasrat Sang Pewaris   Bab 97. Mengambil Barang

    Awan-awan tipis menggantung di langit biru saat mentari akhir pekan menebar sinarnya ke halaman rumah keluarga kecil itu. Aroma rumput basah dan suara gemericik air kolam renang menjadi simfoni tenang yang membelai jiwa.Hari ini, Arsila memilih untuk tidak pergi ke mana-mana. Ia hanya ingin menikmati kebersamaan dengan keluarga kecilnya tanpa gangguan siapa pun. Dunia luar, dengan segala keributan dan drama, ditinggalkannya sejenak di luar pagar."Yakin gak mau main di luar?" tanya Samuel, muncul dari dalam rumah dengan dua cangkir—kopi hangat untuk dirinya, dan susu untuk Juang.Ia sudah siap dengan celana renang, handuk terlilit di leher, dan semangat yang tak kalah dengan anak kecil."Yakin. Aku ingin menghabiskan waktu di rumah saja. Dan jujur, justru momen kayak gini lebih terasa ‘feel’-nya, main sama Juang," jawab Arsila, mengenakan bathrobe dengan rambut masih digulung handuk.Samuel tersenyum. “Aku juga ngerasa lelah banget. Akhir-akhir ini, banyak kejadian yang nguras energ

  • Pembantu Cantik Pemuas Hasrat Sang Pewaris   Bab 96. Hantu Masa Lalu

    Mentari sore perlahan tenggelam di ufuk barat, menebarkan semburat oranye di langit kota yang mulai meredup. Di teras depan rumah keluarga kecil itu, tawa kecil Juang terdengar renyah saat Samuel melemparkan mainan balok-balokan ke udara. Keduanya tampak larut dalam momen yang sederhana tapi berharga. Namun tawa itu segera mereda begitu Arsila melangkah masuk ke pekarangan, dengan langkah yang tak biasa, setelah turun dari mobilnya.Langkahnya pelan. Raut wajahnya lelah. Matanya menatap kosong ke depan seolah membawa beban yang tidak ringan."Hai anak Mama yang ganteng. Lagi main apa sama Papa?" tanya Arsila menatap Juang.Samuel menyambutnya dengan senyum yang sedikit menurun. Ia bisa merasakan sesuatu yang salah. Ia segera berdiri dan menghampiri sang istri, membiarkan Juang bermain sendiri di teras."Kamu sudah pulang?" tanya Arsila membalas pelukan Samuel."Iya, baru sekitar tiga puluh menit, Juang langsung ngajak main.""Oke."“Kenapa? Kamu terlihat begitu lesu?” tanya Samuel le

  • Pembantu Cantik Pemuas Hasrat Sang Pewaris   Bab 95. Aku Memang Seperti Itu!

    Langit sore mulai memudar warnanya, mengubah rona biru terang menjadi jingga keemasan. Kota seperti tenggelam dalam semacam kelelahan. Sama seperti langkah kaki Arsila yang pelan dan berat saat ia keluar dari gedung tinggi Jusman Group. Di tangannya, sebuah map coklat berisi berkas rapat hari itu. Dia ingin mempelajarinya sepanjang dalam perjalanan pulang.Matanya sayu. Rambutnya tergerai lepas, tertiup angin yang tak bersahabat. Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, penuh tekanan, keluhan, dan berita buruk."Aku harus beli coklat untuk Juang," gumam Arsila dengan senyum halus saat mengingat sang buah hati. Kini, hanya Samuel dan Juang lah yang selalu menjadi sumber bahagianya.Langkahnya hampir sampai ke mobil hitam yang sudah menunggunya, saat tiba-tiba—“Arsila!”Suaranya tidak asing. Nada itu—dalam dan tergesa—seketika menghentikan gerakan tubuh Arsila.Ia menoleh, dan benar saja. Di sana, beberapa meter di belakangnya, berdiri Rio. Pria yang dulunya pernah ia percayai dan ham

  • Pembantu Cantik Pemuas Hasrat Sang Pewaris   Bab 94. Masih Memiliki Keluarga

    Pagi itu, mentari belum sepenuhnya mengusir dingin embun di jendela ketika Arsila melangkah masuk ke ruangannya di kantor pusat Jusman Group.Wajahnya lelah, bukan karena bangun terlalu pagi, tapi karena semalaman ia tak benar-benar tidur. Pikirannya masih penuh dengan kekacauan—gosip yang terus berhembus, tekanan dari para investor, dan keretakan kecil yang mulai terasa di dalam tubuh perusahaan.Belum sempat ia sepenuhnya bersandar di kursi kebesarannya, Eny masuk membawa berita yang membuat dahi Arsila langsung berkerut."Bu, ada yang ingin bertemu," ucap Eny pelan, sedikit ragu.Arsila mengangkat kepalanya perlahan. Pandangannya tajam tapi letih. “Siapa?”“Namanya Pak Robert.”“Dia siapa?”“Saya tidak tahu pasti, Bu. Beliau hanya menyebutkan namanya, tapi tidak menjelaskan dari mana asalnya. Katanya penting.”Arsila menarik napas panjang. Sudah terlalu banyak orang yang datang menemuinya akhir-akhir ini. Ada yang pura-pura prihatin, tapi sebenarnya hanya ingin menggali kelemahan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status