Compartir

Bab 223

last update Última actualización: 2025-11-27 09:00:40

Sambil memotong buah apel dengan pisau kecil yang baru dia beli dari supermarket, Sita berdiri di dapur mungil unit apartemen itu.

Suara pisau yang menyentuh talenan terdengar ritmis, namun pikirannya jelas tidak sedang berada pada irama itu.

Sesekali, Sita melirik ke arah Ariana yang duduk di sofa tengah membungkus dirinya dengan selimut tipis, menatap kosong ke depan seakan dunia di luar jendela telah berhenti.

Ariana tampak pucat. Rambutnya berantakan. Matanya sayu seperti seseorang yang tidak tidur semalaman.

Sita bisa membaca jelas bahwa perempuan itu sudah terlalu lelah. Terlalu banyak memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu ditanggung seorang diri.

“Kau ingin menyerahkan diri dan kembali padanya, atau diseret paksa oleh anak buahnya yang kini sedang mencarimu?” tanya Sita tanpa menoleh.

Ariana mengedip perlahan dan menoleh pelan seolah baru kembali ke dunia nyata.

“Apa aku salah, telah pergi dari hidupn

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Pembantu Pemuas Nafsu Sang Majikan   Bab 292

    Tengah malam telah lama berlalu ketika keheningan kamar tidur itu tiba-tiba terusik oleh rintihan pelan.Ariana membuka matanya perlahan, keningnya berkerut, bibirnya sedikit bergetar menahan rasa tidak nyaman yang mendadak menyerang perutnya.Rasa mulas itu berbeda dari yang biasa dia rasakan sebelumnya. Kali ini datang lebih kuat, lebih teratur, dan membuat dadanya terasa sesak.Ariana menarik napas pendek, lalu menghembuskannya dengan perlahan. Tangannya refleks menyentuh perutnya yang membesar, berusaha menenangkan diri.Namun, rasa nyeri itu kembali datang, membuatnya meringis lebih dalam. Sebuah erangan halus keluar dari bibirnya tanpa mampu ia tahan.Jason yang tertidur di sampingnya langsung terbangun saat mendengar suara itu. Matanya terbuka lebar, refleks tubuhnya membuatnya segera duduk di sisi tempat tidur. Ia menatap wajah Ariana yang tampak pucat dan berkeringat.“Ariana?” panggil Jason dengan suara cemas. “Kau kenapa?” tanyanya.Ariana menoleh perlahan ke arah suaminya.

  • Pembantu Pemuas Nafsu Sang Majikan   Bab 291

    Usai pertemuan resmi itu berakhir, suasana ruang rapat masih menyisakan ketegangan yang samar.Lampu-lampu neon di langit-langit tetap menyala terang, memantulkan bayangan empat pria yang masih berada di dalam ruangan.Hanya Jason, Jemmy, dan Zoro yang tersisa, duduk mengelilingi meja panjang berlapis kayu gelap.Dokumen-dokumen kerja sama proyek masih terbuka, namun tak satu pun dari mereka kembali membahasnya. Fokus pembicaraan perlahan bergeser ke arah yang jauh lebih personal.Zoro menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu menghela napas pendek sebelum akhirnya membuka suara.Nada bicaranya terdengar lebih rendah dibandingkan saat rapat berlangsung, seolah ia sengaja menurunkan intonasi agar pembicaraan ini terasa lebih tertutup.“Kirana dalam kondisi yang tidak stabil semalam,” ujar Zoro dengan hati-hati.“Kau tahu, Jason? Dia sepertinya mengalami tekanan mental cukup berat, emosinya naik turun, dan beberapa kali kehilangan kendali.”Jason, yang sejak tadi bersandar dengan kedua ta

  • Pembantu Pemuas Nafsu Sang Majikan   Bab 290

    Di sebuah klub malam yang remang, cahaya lampu berwarna merah dan biru berpendar samar, menciptakan bayangan-bayangan panjang di dinding berlapis beludru gelap.Musik berdentum rendah, teredam oleh pintu tebal yang memisahkan ruang utama dengan sebuah ruangan VVIP yang tersembunyi di sudut terdalam klub itu.Di ruangan tersebut, lima orang pria duduk santai di sofa kulit hitam, masing-masing dengan gelas minuman di tangan.Wajah-wajah mereka tampak tenang, namun sorot mata mereka tajam dan penuh perhitungan.Pintu ruangan terbuka dengan kasar.Madam Rose mendorong tubuh Kirana masuk ke dalam ruangan itu tanpa kelembutan sedikit pun.Langkah Kirana tersandung, hampir jatuh, sebelum akhirnya berhasil berdiri dengan napas terengah.Gaun yang dikenakannya tampak kusut, wajahnya pucat, dan matanya menyiratkan ketakutan yang tak lagi bisa ia sembunyikan.“Rose, aku mohon. Aku sudah lelah, beri aku waktu—”“Waktu?” Rose memotong ucapan Kirana lalu senyum tersungging di bibirnya.Dia berdiri

  • Pembantu Pemuas Nafsu Sang Majikan   Bab 289

    Malam telah larut ketika Ariana selesai menidurkan Ethan di kamarnya.Anak itu tertidur dengan damai, napasnya teratur, wajahnya polos dan tenang seolah tidak menyimpan beban apa pun.Ariana menarik selimut dengan hati-hati agar menutupi tubuh kecil itu dengan sempurna, lalu mengusap kening Ethan sebentar sebelum mematikan lampu tidur dan menutup pintu kamar perlahan.Langkah Ariana terdengar pelan saat ia kembali menuju kamar utama. Tubuhnya memang terasa sedikit lebih berat dibandingkan biasanya, namun pikirannya justru jauh lebih penuh daripada kelelahan fisiknya.Setibanya di kamar, ia mendapati Jason sudah duduk bersandar di sandaran tempat tidur.Sebuah tablet berada di tangannya, menampilkan artikel panjang tentang perusahaan yang dia pimpin.Tentang grafik yang terus menanjak, tentang keberhasilan memenangkan tender besar di luar negeri, dan tentang prediksi para analis yang menyebutkan bahwa perusahaan itu tengah berada pada puncak kejayaannya.Ariana menghampiri Jason, lalu

  • Pembantu Pemuas Nafsu Sang Majikan   Bab 288

    Usia kandungan Ariana kini telah memasuki dua minggu terakhir menjelang Hari Perkiraan Lahir.Berdasarkan perhitungan dokter, paling lambat dua minggu ke depan, ia akan segera melahirkan.Sejak awal, Ariana telah menyampaikan keinginannya untuk menjalani persalinan normal.Meskipun demikian, Jason sempat menyimpan keraguan. Kekhawatirannya bukan tanpa alasan; ia takut Ariana tidak cukup kuat menghadapi proses persalinan yang panjang dan melelahkan.Namun pada akhirnya, Jason memilih menuruti keputusan istrinya, selama kondisi medis Ariana memungkinkan dan dokter menyatakan aman.Siang itu, mereka bertiga—Jason, Ariana, dan Ethan berada di sebuah toko perlengkapan bayi terbesar di pusat kota.Deretan rak yang dipenuhi pakaian bayi, botol susu, kereta dorong, hingga perlengkapan tidur memenuhi pandangan.Ariana tampak bahagia meskipun langkahnya tidak lagi selincah dulu. Jason setia berjalan di sisinya, sesekali mengingatkan agar Ariana tidak terlalu lelah. Sementara itu, Ethan terlihat

  • Pembantu Pemuas Nafsu Sang Majikan   Bab 287

    Dering ponsel Jason terdengar nyaring tepat ketika ia tengah mengenakan jam tangan di pergelangan kirinya.Gerakannya terhenti sejenak. Ia menoleh ke arah meja kecil di sisi ranjang, tempat ponselnya tergeletak. Alisnya terangkat perlahan saat melihat nama yang tertera di layar: Madame Rose.Tatapan Jason mengeras. Tanpa ragu, dia mengangkat panggilan itu dan menempelkannya ke telinga.“Ada apa?” tanyanya singkat dengan nada yang datar namun sarat kewaspadaan.Di seberang sana, suara Madame Rose terdengar tenang, bahkan nyaris santai. Jason tidak membuang waktu.“Aku tidak mau mendengar kabar bahwa Kirana kabur,” ucapnya tegas sebelum Rose sempat berbicara panjang.Terdengar tawa kecil dari seberang sambungan. “Kau terlalu meremehkanku, Jason,” jawab Rose. “Aku tidak pernah kecolongan sampai membiarkan anak buahku melarikan diri.”Jason tidak tersenyum. “Lalu apa?” tanyanya kembali.Rose menghela napas ringan, kemudian menjelaskan dengan nada profesional. “Kirana sudah kutempatkan ses

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status