Chapter: Bab 87Siang itu, matahari bersinar hangat, tidak terlalu terik karena bayangan pepohonan rindang yang berjajar rapi di halaman rumah Adrian mampu meredam panasnya.Halaman rumah megah itu seolah taman pribadi dengan rumput hijau yang terawat, bunga-bunga berwarna cerah, dan sebuah kolam kecil yang airnya jernih memantulkan cahaya.Udara terasa sejuk, membawa aroma segar bunga mawar yang baru saja mekar.Ariana berdiri di tengah halaman, tengah meluapkan semua ucapan Berta yang penuh denga ancaman padanya.Dia masih membutuhkan pekerjaan ini. Tapi, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Ariana semakin merasa bersalah telah mengungkapkan isi hatinya pada Jason.Tatapannya menatap pada sosok kecil yang berlari-lari sambil tertawa lepas.“Ethan, hati-hati! Jangan terlalu jauh,” serunya sambil ikut berlari mengejar bocah itu.Ethan menoleh sambil terkikik, pipinya memerah karena kegirangan. “Ariana, tangkap aku kalau bisa!”Ariana tersenyum dan roknya sedikit tersibak ketika dia berlari cepat, m
Last Updated: 2025-09-27
Chapter: Bab 86Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Pagi itu, udara di rumah besar milik Jason masih terasa dingin. Mentari baru saja merambat naik dan menembus tirai besar ruang makan.Ariana berjalan pelan membawa nampan sarapan untuk Ethan.Wajahnya tetap tenang, meski hatinya berdebar setiap kali melewati lorong-lorong rumah yang kini terasa penuh dengan bisikan dan tatapan menusuk.Ia bisa merasakan jelas bagaimana tatapan para pelayan mengikuti langkahnya.Tatapan sinis, penuh cibiran, seakan tubuhnya sudah telanjur diberi label hina.Ariana menarik napas panjang, lalu menunduk, berusaha mengabaikan semua itu.Ia sudah tahu, sejak peristiwa semalam ketika Jason membela dirinya habis-habisan, gosip tentang statusnya pasti akan semakin menyebar.Tidak lagi sekadar pengasuh Ethan. Semua orang kini tahu, dia juga dianggap sebagai “pembantu pemuas nafsu” majikan mereka.Ariana menelan ludahnya lalu menghela napasnya dengan panjang. ‘Inilah risiko yang harus kuhadapi,’ pikirnya getir. ‘Selama aku
Last Updated: 2025-09-27
Chapter: Bab 85Hari ketujuh sejak kejadian penculikan itu akhirnya tiba. Dokter datang pagi-pagi ke kamar Ethan untuk memeriksa kondisinya dengan saksama.Ariana berdiri di samping ranjang sambil menggenggam tangan kecil itu dengan cemas.Jason juga ada di sana, punggungnya bersandar di dinding dengan tangan terlipat di dada, wajahnya tetap dingin dan sulit terbaca.“Syukurlah, kondisi fisiknya stabil. Trauma memang masih ada, tapi secara medis Ethan sudah bisa pulang hari ini. Asal dijaga ketat, dan jangan dibiarkan sendirian terlalu lama,” ujar dokter dengan nada hati-hati.Ariana mengangguk patuh. “Terima kasih, Dok.”Ethan menoleh dengan senyum kecil yang masih tampak lemah. “Ariana, kita bisa pulang, ya?”Ariana membelai rambutnya lembut. “Iya, Sayang. Kita pulang.”Jason hanya memberi anggukan singkat pada dokter sebelum keluar sebentar untuk mengurus administrasi.Ariana memperhatikan punggung tegap pria itu menghilang di balik pintu.Hatanya terasa sesak. Sudah tiga hari penuh ia tidak benar
Last Updated: 2025-09-26
Chapter: Bab 84Malam turun perlahan menutup kota dengan cahaya lampu jalan yang berpendar di balik kaca mobil.Jason duduk di kursi belakang sedan hitamnya, bahunya tampak tegap tapi wajahnya muram. Jemmy, yang duduk di depan, melirik lewat kaca spion.“Tuan, kita langsung ke rumah?” tanya Jemmy dengan hati-hati.Jason tidak segera menjawab. Tatapannya menerawang keluar jendela, mengikuti jejeran gedung tinggi yang berkilau namun terasa dingin.Bayangan wajah Ariana muncul begitu saja, sorot matanya tadi ketika dia berdiri kaku di pintu kamar rawat Ethan. Wajah itu begitu rapuh sekaligus penuh keberanian.Jason menghela napas berat. “Ke kantor dulu,” jawabnya singkat.Jemmy tidak berkomentar, hanya mengangguk dan mengarahkan mobil menuju gedung perusahaannya.Selama perjalanan, hanya keheningan yang merayap di sana. Jason tampak menatap kosong ke depan, sementara Jemmy sibuk melirik raut wajah Jason kemudian menghela napasnya.Beberapa menit kemudian, mereka tiba di kantor. Jemmy mengikuti Jason dar
Last Updated: 2025-09-26
Chapter: Bab 83Koridor rumah sakit sore itu terasa lebih sibuk dari biasanya. Perawat berlalu-lalang, suara roda troli obat berderit di lantai, dan bau antiseptik menyengat menusuk hidung.Di depan pintu kamar Ethan, dua bodyguard Jason berdiri tegak dengan jas hitam, wajah mereka keras tanpa ekspresi.Tiba-tiba langkah tergesa terdengar mendekat—hak sepatu beradu lantai dengan irama cepat.Violeta.Wanita elegan dengan gaun mahal dan perhiasan berkilauan itu melangkah dengan wajah merah padam. Matanya berkilat, bibirnya terkatup rapat penuh amarah.“Apa kalian pikir bisa menghalangiku?!” bentaknya pada para bodyguard. “Aku nenek anak itu! Singkirkan tubuh kalian dari depan pintu ini!”Salah satu bodyguard menggeleng dengan sopan. “Maaf, Nyonya Violeta. Perintah langsung dari Tuan Jason, Anda tidak boleh masuk.”“Apa?!” Violeta hampir berteriak. “Dia anakku! Itu cucuku! Apa Jason sudah kehilangan akal sehatnya sampai melarang ibunya sendiri?!”Ia mencoba menerobos, tapi kedua bodyguard dengan sigap
Last Updated: 2025-09-26
Chapter: Bab 82“DIO, PENCULIK ANAK PENGUSAHA TERKENAL JASON LUBIS, JADI BURONAN POLISI!”Tidak hanya di media cetak, berita itu juga memenuhi layar televisi, portal daring, hingga trending di media sosial.Foto Dio terpampang jelas dengan label “DPO – Daftar Pencarian Orang”.Polisi membuka sayembara bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi keberadaannya.Di ruang kerjanya, Jason duduk santai di kursi kulit hitam tengah menatap layar televisi besar yang menayangkan siaran langsung.Liputan itu memperlihatkan barisan polisi sedang memasang poster wajah Dio di beberapa titik kota.Sudut bibir Jason terangkat membentuk seringai puas. Tangannya mengetuk-ngetuk meja pelan, seolah sedang memainkan irama kemenangannya sendiri.“Lihatlah,” gumamnya dingin nyaris seperti desisan. “Salahmu karena berani mengganggu hidupku.”Ia lalu bersandar dan matanya berkilat penuh kemenangan. Baginya, menjadikan Dio buronan adalah langkah pertama menuju kehancuran total musuh lamanya itu.Baru saja dia hendak mematik
Last Updated: 2025-09-25
Chapter: Bab 44“Tentu saja,” ucap Aruna sambil membuang muka dari Raka. Dia tidak sanggup melihat tatapan Raka yang begitu intens padanya.“Kau punya segalanya yang dibutuhkan oleh Nayla. Sementara aku, belum bisa memberinya—"Belum selesai Aruna bicara, Raka sudah mencium bibir Aruna dan menggenggam tangan wanita itu dengan erat.“Aruna…” Raka menghentikan ciuman itu dan menatapnya dengan lekat. “Kau sendiri yang pergi dariku, Aruna.”Aruna menelan ludahnya seraya menundukkan kepalanya. Namun, Raka menarik dagu wanita itu agar menatapnya.“Lihat aku, Aruna.”Aruna menghela napas pendek dan tubuhnya sedikit menegang. “Raka, jangan…” bisiknya, namun tidak terdengar tegas.Raka tersenyum miring dengan jari masih menyentuh dagu Aruna, mengangkat wajahnya agar mata mereka bertemu.“Kau sungguh ingin aku berhenti?” tanyanya dengan suara rendah seperti racun yang manis, menusuk telinga Aruna.Detik itu, Raka mendekat lalu bibirnya menempel di sudut bibir Aruna.Satu kecupan singkat—seakan mencicipi. Aruna
Last Updated: 2025-09-27
Chapter: Bab 43Malam itu, mobil hitam milik Raka berhenti mulus di pelataran rumah mewahnya.Lampu-lampu eksterior memantulkan cahaya kuning keemasan, membuat rumah itu terlihat semakin megah.Nayla yang baru pertama kali benar-benar memperhatikan rumah ayahnya terperangah.“Waaah… rumah Papa besar sekali!” serunya riang dan matanya berbinar. “Aku mau tinggal di sini saja, Ma! Rumahnya luas, Nayla bisa main lari-larian sepuasnya.”Raka tersenyum tipis melihat ekspresi polos putrinya. “Tentu saja boleh, Sayang. Rumah ini selalu terbuka untukmu.”Aruna yang berdiri di samping Nayla menegang. Senyum di wajahnya hilang, berganti dengan raut khawatir.Ia meraih tangan kecil putrinya. “Nayla, dengarkan Mama. Kita tidak bisa tinggal di sini. Rumah kita yang sederhana itu sudah cukup nyaman.”Nayla mengerucutkan bibirnya dan matanya mulai berkaca. “Tapi Nayla ingin tinggal di sini! Mauuuu!” rengeknya sambil menarik lengan papanya.Raka tak banyak bicara. Dengan gerakan cepat, ia menggendong Nayla ke dalam r
Last Updated: 2025-09-26
Chapter: Bab 42Aruna menunduk lama setelah mendengar permintaan polos putrinya.Hatinya bergejolak, antara keinginan untuk menuruti keinginan Nayla dan ketakutan menghadapi konsekuensi yang akan terjadi.Saat dia menoleh, Raka hanya menatapnya dengan tatapan tenang tapi penuh penekanan.Akhirnya, Aruna menghela napas panjang. “Baiklah. Nayla boleh tidur di rumah Papa. Tapi…” tatapannya tegas pada Raka, “…aku ikut mengantar. Dan aku juga akan menunggui.”Mata Nayla berbinar cerah, senyumnya mengembang, seolah beban di dadanya lenyap begitu saja. “Benarkah, Mama?” tanyanya dengan suara yang riang.Aruna mengangguk meski senyumnya hambar. “Iya, Sayang. Tapi hanya untuk malam ini, ya.”Nayla langsung menepuk-nepuk tangan papanya dengan semangat. Raka tersenyum kecil, senyum yang jarang sekali muncul belakangan ini.Ia mengusap kepala anaknya, lalu melirik sekilas ke arah Aruna. Senyum itu seketika hilang, berganti dengan tatapan dalam yang membuat Aruna harus cepat-cepat berpaling.“Kalau begitu, istira
Last Updated: 2025-09-25
Chapter: Bab 41Nayla menoleh perlahan. Mata mungilnya yang jernih memandangi wajah kedua orang tuanya secara bergantian.Tiba-tiba, bibir kecil itu bergerak mengeluarkan pertanyaan yang membuat Aruna dan Raka seketika membeku.“Kenapa wajah Mama sama Papa merah semua?” tanyanya dengan polos.Aruna langsung tertegun, darahnya seolah berhenti mengalir mendengar pertanyaan dari anak semata wayangnya itu.Dia melirik Raka sekilas—pria itu tampak sama kagetnya. Lehernya menegang, bahkan napasnya sempat tertahan.“E … itu ….” Aruna berdeham canggung, lalu mencoba tersenyum.“Mama dan Papa merasa sangat bersalah karena membuatmu pingsan, Sayang. Jadi wajah kami kelihatan merah, karena malu dan takut.”Nayla mengerjap pelan, tidak sepenuhnya mengerti, tapi ia tetap menatap mamanya dengan serius.Aruna lalu menunduk dan menempelkan keningnya ke dahi putrinya. “Maaf ya, Sayang. Mama ceroboh sekali sampai membuatmu ketakutan. Mama benar-benar egois.”Nayla masih diam dan hanya menatap mamanya yang baru saja me
Last Updated: 2025-09-24
Chapter: Bab 40“Aku sudah bilang, Raka,” ucap Aruna dengan suara lirihnya. “Aku tidak ingin membicarakan masa lalu.”Raka tidak menjauh, malah semakin mendesak. Jemarinya terulur, menyentuh lembut dagu Aruna, memaksa wajah itu menatapnya.“Kau bisa berbohong pada dunia, Aruna. Tapi jangan pernah coba berbohong di depanku. Aku bisa membaca matamu. Kau masih menyimpan sesuatu dariku.”Aruna mencoba menepis tangannya, namun Raka dengan cepat meraih kedua pergelangan tangan wanita itu lalu menekannya ringan ke dinding di belakangnya.Aruna menahan napasnya dan jantungnya berdegup kencang.“Raka … jangan lakukan ini. Kita sedang di rumah sakit,” bisiknya sambil berusaha terdengar tegas.Tapi Raka hanya menyunggingkan senyum miring seraya menatap Aruna.“Kau pikir aku peduli? Aku sudah bilang, kalau kau tidak jujur, aku akan melakukan hal gila padamu. Dan aku tidak main-main dengan kata-kataku barusan.”Tanpa memberi kesempatan pada Aruna, bibir Raka langsung menubruk bibir Aruna.Brutal, menuntut, seolah
Last Updated: 2025-09-23
Chapter: Bab 39Kamar rawat inap itu redup, hanya ditemani cahaya lampu kecil di sudut ruangan.Suara mesin infus berdetak pelan, seirama dengan napas halus Nayla yang tertidur di ranjang rumah sakit.Tubuh kecilnya tampak rapuh, membuat siapa pun yang melihat akan merasa perih di dada.Raka duduk di kursi tepat di samping ranjang. Tubuhnya condong ke depan, kedua tangan besar itu menggenggam jemari mungil Nayla.Pandangannya tak lepas dari wajah putrinya, seolah takut kehilangan kesempatan hanya untuk melihatnya bernapas.Aruna berdiri beberapa langkah di belakang, menyandarkan tubuhnya pada dinding.Matanya bengkak setelah lama menangis. Meski ingin beristirahat, ia tak bisa memejamkan mata. Bayangan saat Nayla jatuh pingsan masih menghantui.“Aruna,” suara Raka tiba-tiba terdengar serak dan memecah keheningan.Aruna menoleh cepat, seakan takut dipanggil. “Apa?” ucapnya nyaris berbisik.Raka tidak menoleh karena matanya tetap terpaku pada Nayla. “Aku sudah bicara dengan Nayla tadi, di taman. Aku se
Last Updated: 2025-09-22