Home / Pendekar / Pemilik Kitab Seribu Bayangan / 113:Makam Longgu dan Kutukan Jiwa Tertarik

Share

113:Makam Longgu dan Kutukan Jiwa Tertarik

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2025-06-06 08:11:28

Kabut pagi menyelimuti jalan setapak menuju Makam Longgu. Pohon-pohon tua menjulang bagai penjaga purba, dan suara burung tak terdengar—seolah semua makhluk hidup telah melarikan diri dari wilayah terkutuk ini.

Ye Qian berdiri paling depan. Di tangannya tergenggam erat peta kuno dari Lembah Yuan Mo, yang menandai rute masuk ke Makam Longgu. Namun tak satu pun yang bisa memprediksi bahaya sesungguhnya.

Lin Xue menggigit bibir. “Aku merasa seperti sedang masuk ke sarang naga yang sudah lama tertidur.”

Lei Shan menimpali, “Atau ke perut iblis yang menunggu makanan.”

Ye Qian hanya mengangguk tipis. Namun pikirannya tak tenang. Ia tak lagi bisa mempercayai siapa pun, terutama Zuo Yan yang berjalan pelan di belakang mereka, tampak tenang seperti biasa.

---

Gerbang makam itu akhirnya muncul di hadapan mereka: dua patung raksasa setinggi en
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   115:Perpustakaan Jiwa Langit dan Misteri Catatan Lian Tian

    Perjalanan menuju Perpustakaan Jiwa Langit bukan perkara mudah. Letaknya berada di wilayah netral, jauh di barat daya Negeri Dahan, tersembunyi di balik lembah-lembah beracun dan rimba sihir kuno yang hanya bisa dilalui oleh mereka yang menguasai teknik pernapasan tingkat tinggi.Bagi Ye Qian, tempat ini adalah harapan. Ia yakin catatan mengenai warisan Lian Tian disegel di sana, terlarang bagi sembarang orang—tapi tidak baginya.---Tiga hari perjalanan membawa mereka ke kaki pegunungan Jinglan. Di hadapan mereka membentang hutan berkabut biru keunguan, dengan aroma aneh yang menusuk hidung.“Ini Kabut Jiwa Terlantar,” gumam Lin Xue. “Bisa memancing ingatan buruk dan melemahkan semangat. Banyak yang mati tersesat di dalam.”Ye Qian hanya mengangguk dan membuka gulungan giok kecil dari lengan bajunya—Lambang Keturunan Lian Tian. Dengan itu, ia mampu menstabilkan medan spiritual di sekitarnya.“Pegang tangan sa

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   114:Musyawarah Tujuh Sekte dan Rencana Pembasmian

    Cahaya merah tua menyelimuti seluruh area makam yang hancur. Di tengah reruntuhan, dua sosok berdiri saling berhadapan—Ye Qian yang telah menyatu sepenuhnya dengan warisan darah Lian Tian, dan sosok hasil percampuran Zuo Yan dengan Jiwa Tertawa, kini menyebut dirinya sebagai Zuo Maut.Mata Zuo Maut bersinar dua warna—merah darah dan ungu kelam. Aura yang terpancar darinya menggetarkan dinding realitas, seolah-olah langit dan bumi sendiri terancam hancur jika makhluk itu dibiarkan hidup terlalu lama.“Apakah kau tahu kenapa aku membesarkanmu, Ye Qian?” tanya Zuo Maut dengan suara ganda. “Karena hanya kau yang bisa membangkitkan kekuatan sejati dalam diriku. Tubuh ini… adalah perpaduan sempurna antara manusia dan roh leluhur.”Ye Qian mencengkeram pedangnya erat. “Kau memanfaatkan seluruh hidupku untuk eksperimenmu? Aku mengira kau menganggapku seperti anak sendiri!”Zuo Maut tertawa kecil. “Dan anak-anak memang harus dikorbankan demi kemu

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   113:Makam Longgu dan Kutukan Jiwa Tertarik

    Kabut pagi menyelimuti jalan setapak menuju Makam Longgu. Pohon-pohon tua menjulang bagai penjaga purba, dan suara burung tak terdengar—seolah semua makhluk hidup telah melarikan diri dari wilayah terkutuk ini. Ye Qian berdiri paling depan. Di tangannya tergenggam erat peta kuno dari Lembah Yuan Mo, yang menandai rute masuk ke Makam Longgu. Namun tak satu pun yang bisa memprediksi bahaya sesungguhnya. Lin Xue menggigit bibir. “Aku merasa seperti sedang masuk ke sarang naga yang sudah lama tertidur.” Lei Shan menimpali, “Atau ke perut iblis yang menunggu makanan.” Ye Qian hanya mengangguk tipis. Namun pikirannya tak tenang. Ia tak lagi bisa mempercayai siapa pun, terutama Zuo Yan yang berjalan pelan di belakang mereka, tampak tenang seperti biasa. --- Gerbang makam itu akhirnya muncul di hadapan mereka: dua patung raksasa setinggi en

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   112:Sang Pengkhianat Dalam Selimut

    : ----Di balik tirai langit Lembah Yuan Mo, kabut turun lebih tebal dari biasanya. Suara burung malam pun menghilang seolah alam tahu ada bahaya yang mengintai dari kegelapan.Ye Qian—atau kini, Lian Tian—berusaha tetap tenang. Tapi hatinya gelisah. Nama Lian Tian menggema terus-menerus di benaknya, seperti pedang yang menunggu untuk dicabut dari sarungnya.Ia tahu, setelah bangkitnya ingatan itu, langkah selanjutnya adalah mencari tahu: siapa pengkhianat di istana yang telah mengkhianati keluarganya? Siapa yang menjual kehormatannya hanya demi kekuasaan?---Sementara itu, di ruang pertemuan rahasia bawah tanah istana pelatihan, lima sosok bertudung duduk mengelilingi sebuah meja batu. Di tengah meja itu, nyala api biru berkedip pelan, menandakan adanya pembukaan jalur rahasia energi spiritual—sarana komunikasi rahasia tingkat tinggi.Salah satu dari mereka berkata lirih, “Lian Tian telah menyentuh Kristal Inti Darah.

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   111: Rahasia Tertutup di Balik Nama Ye Qian

    Jejak Kembar yang Terpisah---Dini hari yang dingin menyelimuti Lembah Yuan Mo. Kabut tipis menggantung di atas tanah, seperti roh-roh penasaran yang menunggu kelalaian seorang manusia. Di tengah kabut itu, Ye Qian duduk bersila di atas batu datar, napasnya tenang namun aura di sekelilingnya seperti badai yang ditahan paksa di dalam toples.Lin Xue berdiri tidak jauh darinya, mengamati dalam diam. Semalam, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Ye Qian keluar dari Kolam Bayangan dengan membawa kekuatan yang bahkan membuat para pengawas kehilangan kata-kata."Dia sudah berubah," gumam Lin Xue pelan.Belum sempat lamunannya habis, Mo Geng—si pelatih bertangan satu—muncul dari balik kabut. “Kalian yang selamat dari Ujian Darah, bersiaplah. Ujian kedua dimulai saat matahari muncul.”Matahari? Di tempat ini, tak ada matahari. Tapi tak seorang pun mempertanyakan metafora itu.---Pagi datang seperti racu

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   110:Kelas Pembantaian dan Ujian Sumpah Darah

    Kelas Pembantaian dan Ujian Sumpah Darah ---- Langit di atas Istana Langit seperti lukisan abadi—tidak pernah gelap, tidak pernah terang sepenuhnya. Awan-awan perak melayang perlahan, mengelilingi menara-menara tinggi dan bangunan megah yang terapung di udara. Ye Qian dan Lin Xue berdiri di depan gerbang batu besar yang baru mereka lewati. Cahaya portal memudar, meninggalkan mereka berdua di halaman luas dengan simbol-simbol kuno terukir di lantai. Zuo Yan memberi isyarat agar mereka mengikuti. “Jangan terlalu terpesona. Tempat ini memang indah, tapi di balik keindahannya tersembunyi banyak jebakan.” Lin Xue menatap sekeliling dengan waspada. “Berapa banyak orang sepertiku yang datang ke tempat ini dan tak pernah kembali?” Zuo Yan hanya tersenyum samar. “Bergantung pada seberapa kuat mereka bertahan.” --- Mereka tiba di aula utama. Di sana, lima orang berdiri menun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status