Chapter: 162 Warisan Seribu Bayangan:Perjamuan Berdarah di Aula Tujuh PilarAula Tujuh Pilar terletak di jantung terdalam Sekte Suci Naga Kembar. Ruangan bundar itu tidak memiliki jendela, hanya dikelilingi tujuh pilar obsidian tinggi yang masing-masing menyimpan lambang sekte kuno: Naga Ganda, Serigala Bayangan, Elang Hitam, Tikus Mata Api, Ular Darah, Burung Hantu Jiwa, dan Phoenix Terbalik.Di tengah ruangan terdapat meja batu besar berbentuk heptagon. Di atasnya, tujuh cawan emas berisi darah segar dari keturunan murni pewaris bayangan. Aroma logam menusuk udara.Hei Zhu berdiri di sisi barat laut, mengenakan jubah hitam bersulam ungu, wajahnya tenang, tapi matanya penuh waspada. Di depannya, enam pewaris lain dari faksi internal sekte menatap dingin ke arahnya.> “Hari ini kita ikrarkan sumpah bayangan,” ucap Tetua Mo Qiyan, yang memimpin ritual malam itu. Suaranya bergema oleh gema jampi pelindung yang membungkus aula.
Huling Na-update: 2025-06-24
Chapter: 161Ruang Suci Satu, Hati Bayangan AsliRuang Suci Satu tidak seperti tempat lain di Benteng Langit Retak. Dindingnya dibangun dari batu obsidian purba yang menyerap cahaya, membuat ruangan itu senantiasa gelap meski api spiritual berkobar di sekelilingnya. Di tengah altar berbentuk spiral, berdenyut jantung kristal gelap—Hati Bayangan Asli—yang memancar aura tua dan memabukkan, seolah berasal dari zaman sebelum dunia dibentuk.Hei Zhu berdiri di ambang altar. Tubuhnya gemetar bukan karena takut… tetapi karena hawa yang terpancar dari kristal itu memanggil sesuatu yang sangat dalam di jiwanya.Sesuatu yang… akrab.> “Masuklah, murid Hei Zhen.”Suara itu datang dari atas balkon batu. Madam Fei berdiri di sana, bersama tiga tetua berpakaian ritual ungu emas. Mata mereka menyala dengan formasi pengikat jiwa.> “Kau telah melewati ujian. Dan sebagai hadiah, kau akan diberi kesempatan menyentuh warisan ini. Jika k
Huling Na-update: 2025-06-23
Chapter: 160Puncak Langit Putih: Serangan dari DalamDi sisi terang dunia, Xian Wu tengah berlatih menari di atas danau bersama para biksu spiritual. Gerakannya tenang, tapi matanya kadang menatap bayangannya sendiri… seolah merindukan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.Saat itulah, langit berubah ungu. Tiga formasi teleportasi terbuka dari udara, dan puluhan siluet bertudung muncul dari ketiadaan.“Ambil bocah itu! Jangan lukai tubuhnya!” teriak salah satu.Nyonya Guang Chen bergerak cepat. “Lindungi pewaris!”Pertarungan terjadi. Cahaya spiritual menghantam senjata bayangan. Tapi satu musuh melesat terlalu cepat — dan berhasil menangkap Xian Wu.Namun, sebelum ia menghilang…> “Hei Zhu…”Xian Wu memanggil… bukan ibunya, bukan gurunya. Tapi saudaranya.Dan di seberang lembah jauh, di tempat Hei Zhu sedang bertapa di gua bayangan…Ia membuka mata. “Xian Wu…”---Kembalinya Lian Tian ke ArenaSore itu, Lia
Huling Na-update: 2025-06-22
Chapter: 159Dua Nama, Satu Takdir: Asap dari ledakan Cermin Kesadaran Ganda masih menggantung di udara. Debu halus jatuh seperti abu dari langit, dan di tengah kehancuran altar kuno itu, sang bayi tetap mengambang, diselimuti aura samar yang tak bisa ditentukan: bukan murni cahaya… bukan sepenuhnya kegelapan. Shen Ruya memeluk dirinya sendiri. “Apa yang barusan kulihat…” Yue Lian masih memegangi lengan Lian Tian, wajahnya pucat. “Itu… itu bukan hanya ujian. Itu… pengungkapan.” Lian Tian melangkah pelan, mendekati sang bayi yang kini perlahan-lahan turun, mendarat di lantai batu yang hangus. Matanya terbuka. Dua bola mata—satu seputih susu tanpa pupil, satu hitam mengilat seperti malam yang meneteskan darah. Tapi bayi itu tidak menangis. Ia bicara. Ya, bicara. Suaranya terbelah, dua nada sekaligus: satu suara anak laki-laki tenang dan lembut, satu suara lain dalam dan menggema, seperti roh tu
Huling Na-update: 2025-06-21
Chapter: 158Kelahiran Sekte Bayangan Terakhir Tiga malam setelah segel ketujuh selesai ditempatkan pada tubuh sang bayi, di lembah tersembunyi barat Gunung Yinlang, sekelompok pria dan wanita berjubah hitam berkumpul dalam lingkaran. Udara malam menggigil. Bulan tertutup awan, tapi cahaya merah samar menyembul dari simbol di tanah—bentuk seperti mata vertikal, tertancap paku-paku besi ke empat arah. Di tengah mereka, seorang wanita bertopeng perak membuka gulungan kulit hitam legam. > “Bayangan Tertinggi telah terlahir kembali dalam tubuh bayi tak bercela,” katanya. > “Namanya belum diketahui, tapi tanda di tubuhnya telah terlihat. Kita semua melihatnya dalam penglihatan yang dikirim oleh Bayangan Agung.” Dari balik barisan itu, muncul seorang lelaki tinggi dengan rambut panjang abu-abu dan mata hitam pekat. Dialah Zhao Ye, mantan Tetua Pelindung dari Sekte Langit Retak—sek
Huling Na-update: 2025-06-20
Chapter: 156Bayangan dalam Bayi Tak Subuh belum menyentuh puncak-puncak Gunung Barat saat suara tangis bayi menggema di Lembah Heijiu. Desa kecil itu dikenal tak pernah memihak pada sekte mana pun. Tanah netral, tanah sunyi.Namun pagi itu, suara tangis itu mengoyak langit—panjang, lirih, dan... dalam. Tangisan yang menggigilkan tulang.Seorang perempuan muda—Li Nuan, bidan desa—menggendong bayi yang baru lahir dari seorang ibu yang telah meninggal begitu si jabang bayi menghirup udara pertama.Li Nuan menangis sambil membungkus tubuh kecil itu dengan kain wol usang. Tapi lalu dia melihat sesuatu...Di dada bayi itu, ada cahaya samar seperti bintang mini, berdenyut lambat.“Bukan tanda lahir...” gumamnya. “Ini... formasi cahaya?”Namun begitu ia memandang lebih dekat—bayangan halus muncul tepat di balik cahaya itu. Seolah di balik terang... ada sesuatu yang mengawasi.---Pertemuan di Bal
Huling Na-update: 2025-06-19
Chapter: Teknik Bayangan Dingin LangitTeknik Bayangan Dingin Langit Kabut menebal, menelan siluet sosok yang berdiri di hadapan Yue Lian. Suara langkahnya pelan, tapi setiap jejaknya membuat suhu turun drastis. “Namamu?” tanya Yue Lian datar, matanya tak berkedip sedikit pun. “Orang mati tak perlu tahu siapa yang membunuhnya.” Sosok itu melepaskan penutup wajahnya. Wajahnya halus seperti porselen, tapi matanya biru tajam—beku, penuh kesombongan. “Aku disebut Bai Chan. Pemimpin cabang ke-3 Sekte Pilar Salju Abadi.” Yue Lian mencengkeram gagang salah satu dari delapan pisaunya. Kabut mulai berputar cepat di sekitarnya, membentuk lingkaran tak kasat mata. “Kau salah satu dari mereka… yang menyerang istana ibuku.” “Benar. Seluruh klanmu layak dihapuskan. Klan Qing He adalah parasit tua dalam dunia persilatan.” Bai Chan tersenyum tenang. “Kalau begitu…” suara Yue Lian mulai dingin, “…aku akan jadi
Huling Na-update: 2025-06-18
Chapter: Ujian Cincin Api EmasBab 20: Ujian Cincin Api Emas ____ “Kau yakin darahmu cukup untuk membuka gerbang kuil?” tanya Ruo Huan curiga, matanya menyipit seperti sedang menilai harta palsu. Li Yuan mengangguk pelan, lalu menggulung lengan bajunya. Sisik hitam samar muncul di kulitnya, berdenyut perlahan. Angin sekeliling langsung berubah, seakan mengenali aura kuno dari dalam tubuhnya. “Hah… aku tidak salah lihat.” Ruo Huan berdesis. “Itu sisik naga. Tapi aneh... warnanya terlalu gelap untuk jenis api.” “Karena aku bukan naga biasa.” “Jelas.” Ruo Huan melipat tangan. “Kalau begitu, ikut aku. Kita menuju Gerbang Bara.” Mereka melintasi padang lahar beku. Setiap langkah meninggalkan jejak api yang langsung padam oleh udara hitam di sekeliling Li Yuan. Bahkan magma yang mendidih pun tampak mundur ketika mereka mendekat ke pusat kuil. Kuil Cincin Api Emas berdiri menjulang seperti gundukan batu bara membara. Di t
Huling Na-update: 2025-06-18
Chapter: Kontrak Darah, Api yang TerkunciBab 19: Kontrak Darah, Api yang Terkunci___Li Yuan masih berlutut. Tubuhnya berkeringat dingin, darah dari luka bahunya menetes ke tanah bersisik di bawahnya. Tapi seiring waktu berlalu, ia menyadari: luka itu... sembuh. Bahkan, tubuhnya terasa lebih ringan dari sebelumnya.Aura naga raksasa di hadapannya masih menekan seperti gunung di atas tengkuk."Mengapa aku?!" teriak Li Yuan dengan suara tercekat.Raja Naga Hitam perlahan menurunkan kepala besarnya, matanya memerah menyala.“Karena tubuhmu adalah satu dari Tujuh Pembawa Pecahan Jiwa Naga.”“Apa itu?”“Tujuh manusia yang secara tidak sengaja... atau ditakdirkan… menampung bagian jiwa kami yang tersebar akibat penyegelan.”Li Yuan terdiam.“Dan yang paling dalam, yang tertanam di inti jantung, adalah aku.” Suara naga itu seperti guntur dalam tulang. “Kau adalah pembawa jiwa raja. Tanpa tubuhmu, aku tak bisa bangkit. Tapi jika kita bersatu… maka kek
Huling Na-update: 2025-06-17
Chapter: Langit Pecah, Jurang BangkitBab 18: Langit Pecah, Jurang Bangkit_____Petir menyambar gua.Li Yuan dan Yue Lian tersambar mundur, tubuh mereka melayang sejauh lima zhang, tapi cepat-cepat mendarat dengan lutut. Tanah di sekeliling mereka retak seperti kulit bumi dibakar.Tiga Pilar Langit melayang di udara, masing-masing memancarkan kekuatan yang cukup untuk membinasakan satu negeri dalam satu pukulan.Feng Qiyan berdiri tegak di depan mulut gua, tongkatnya bergetar, dan roh naga berkepala dua mengelilingi tubuhnya seperti pusaran. Aura yin dan yang bergantian melingkari langit dan bumi.“Aku akan menahan mereka. Kalian berdua, lari!” teriaknya keras.Li Yuan menggeleng. “Tak ada yang lari.”Yue Lian berdiri di sisi Li Yuan. “Kami bukan lagi murid yang kau kenal tiga bulan lalu.”Pilar Api Dalam maju satu langkah, tanah terbakar di bawah kakinya. Suaranya menggelegar.“Feng Qiyan... aku selalu ingin mengukur seberapa kuat roh naga
Huling Na-update: 2025-06-17
Chapter: Pewaris Darah KaisarBab 17: Pewaris Darah Kaisar ____ Tiga hari berlalu sejak pertarungan Li Yuan dan Lei Wuhen. Gunung tempat mereka bertarung telah retak, dan sebagian kawah masih memancarkan cahaya keemasan. Aura dari sayap Tulang Surya meninggalkan bekas di tanah, seperti cap langit yang tak bisa dihapus. Di sebuah gua tersembunyi, Li Yuan terbaring dengan tubuh penuh perban, napas masih berat. Yue Lian duduk di dekatnya, memeras kain basah dan menempelkannya ke dahinya. “Kau tidur tiga hari seperti orang mati. Masih ingin bertingkah pahlawan?” gumamnya pelan, nyaris seperti berbicara pada diri sendiri. Li Yuan membuka mata perlahan. “Kalau aku mati... setidaknya aku diselimuti tanganmu.” Yue Lian melemparkan kain ke wajahnya. “Bukan waktunya bercanda.” Di seberang gua, Feng Qiyan duduk bersila, matanya menatap kosong ke arah api kecil. “Ada sesuatu y
Huling Na-update: 2025-06-16
Chapter: Sayap Tulang SuryaBab 16: Sayap Tulang Surya____Petir menyambar langit.Langkah Lei Wuhen begitu ringan, tapi setiap jejaknya membakar udara. Tanah tempat ia berdiri menghitam, menebar listrik yang mematikan. Jubah petirnya menggelepar, dan dari matanya, cahaya biru menembus langit.“Kau belum layak membawa segel langit dan naga dalam satu tubuh,” katanya.Li Yuan menggenggam gagang pedangnya. “Kau pikir aku minta semua ini? Ini takdirku. Dan kalau takdir ini membawaku bertarung denganmu, maka ayo.”Feng Qiyan menarik napas. “Yuan, orang ini... bukan manusia.”Li Yuan melirik sekilas. “Aku juga tidak.”ZRAAAAK!Lei Wuhen bergerak. Tubuhnya lenyap secepat kilat, muncul kembali tepat di belakang Li Yuan. Tangan kirinya mengarah ke dada, berusaha mencabut salah satu segel dari tubuh Li Yuan.CRASH!Kilatan emas memancar dari dada Li Yuan, menahan tangan Lei Wuhen.“Segel ini tidak untukmu,” kata Li Yuan p
Huling Na-update: 2025-06-16

BENIH MAFIA MUDA
Tidak ada keangkuhan dan kegarangan seorang Jack Lee lagi dalam menapaki bisnis barang haram disepanjang hidupnya . Jack semakin hari terjerat dalam rasa bersalahnya. Dan itu berimbas pada semuanya. Berawal dari malam naas itu. Disaksikan para dewa-dewi dimana ia menuntaskan sakit hatinya pada sang kekasih yang telah membohonginya. Perempuan yang telah ia hancurkan malam itu ternyata adalah salah sasaran. Jack menaburkan benih pada rahim perempuan asing.
Enam tahun kemudian. Waktu berjalan begitu cepat. Tapi tidak bagi seorang Jack! Seorang mafia muda yang sangat ditakuti di China.
Pada akhirnya . Para dewa menyaksikan dimana bocah kecil mampu mengembalikan senyumnya yang tak lagi pernah tersungging.
Saat Jack dipertemukan pada situasi tak pernah diduga. Jack menyadari jika wajah bocah kecil itu begitu mirip dengannya! Lebih tepatnya Bapaknya yang seorang mafia. Beliau telah tiada, meninggalkan banyak misteri, pada akhirnya akan terungkap. Atas kesalahannya tersebut.
"Berikan maafmu padaku, maka aku akan memberikan satu ginjalku untukmu. Bila itu kurang, aku memberikan hatiku sekaligus. Nona , aku berjanji akan memberikan seluruh hidupku untukmu. Aku tidak seperti yang kau lihat ...."
"Nyawamu sekalipun, tidak akan membuat rasa benciku padamu menghilang Tuan! Pergi dari hadapanku! Aku membencimu pada setiap detak napas ku! Camkan ! Dan itu untuk selamanya! Bahkan hingga aku mati, kemudian reinkarnasi sekalipun! Kebencianku atas perbuatanmu masih berlanjut pada kehidupan mendatang!! Enyak dari pandanganku!!" tunjuk wanita itu.
"Tapi dia anak ku!"
"Dia anakku! Dia anakku! Dan kau, tidak punya hak secuil pun atas dirinya!"
Bisakah seorang Jack Lee mendapatkan maaf ? Kemudian bersama, memeluk bocah laki-laki dari benih yang ia semai pada rahim perempuan yang disebut pelacur itu?
Bisakah Jack? Demi untuk itu! Seorang anak laki-laki yang membutuhkan pertolongan darinya?
"Dia perempuan baik-baik! Kukatakan sekali lagi! Dia bukan pelacur! Jika ada yang berani mengatakan itu, maka ku pastikan kepalanya akan terpenggal dengan tanganku ini!!" Jack berkelakar, seraya mengacungkan tangannya.
_____ Next BENIH MAFIA MUDA.
Basahin
Chapter: 39Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien mena
Huling Na-update: 2025-03-03
Chapter: 39Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien menat
Huling Na-update: 2025-03-03
Chapter: 38Mobil hitam melaju kencang menembus malam. Di belakang mereka, vila Wang Zhen kini hanya tinggal bayangan, penuh dengan suara sirene dan jeritan. Jack Lee duduk di kursi belakang, menekan luka di bahunya yang terus mengeluarkan darah, tapi matanya tidak lepas dari Hien yang duduk di sampingnya, memeluk putra mereka dengan erat.Hien tidak berbicara sepatah kata pun sejak mereka masuk ke mobil. Wajahnya tegang, matanya penuh kebencian dan ketakutan. Jack tahu, baginya, dia bukan penyelamat—dia masih monster yang menghancurkan hidupnya.“Kita akan pergi ke tempat aman,” kata Jack pelan, mencoba menenangkan suasana.Hien tidak merespons. Dia hanya menatap lurus ke luar jendela, seakan berharap bisa melarikan diri kapan saja.Ming yang mengemudi melirik Jack melalui kaca spion. “Bos, kita punya masalah. Sepertinya ada yang mengikuti kita.”Jack mengangkat kepalanya. “Siapa?”“Dua mobil hitam. Mereka mulai mendekat.”Jack mengumpat pelan. Wang Zhen pasti tidak tinggal diam. Dia pasti sudah
Huling Na-update: 2025-03-03
Chapter: 37Suara deru mesin mobil terdengar menggema di sepanjang jalanan sepi menuju vila Wang Zhen. Jack Lee duduk di kursi belakang, matanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Di sisinya, Ming dan Zhou menunggu perintah."Begitu kita masuk, cari Hien dan anakku. Jangan biarkan mereka dibawa pergi," perintah Jack.Ming mengangguk. "Mengerti, Bos."Jack menghela napas pelan. Pikirannya terus dipenuhi bayangan Hien. Jika saja ia tidak membuat kesalahan lima tahun lalu, mungkin semuanya akan berbeda. Tapi sekarang, dia tidak bisa lagi mundur.---Di Vila Wang ZhenHien berdiri di tepi ranjang, membenahi selimut putranya yang tertidur lelap. Dadanya terasa sesak melihat wajah kecil itu yang begitu mirip dengan Jack Lee.“Apa aku benar-benar harus pergi?” gumamnya dalam hati.Di luar, Wang Zhen tengah berbicara dengan seseorang di telepon. Ekspresinya serius."Pastikan pesawatnya siap dalam satu jam," katanya. "Aku tidak ingin ada kesalahan. Jack Lee bisa datang kapan saja."Setelah men
Huling Na-update: 2025-03-03
Chapter: 36Jack Lee menatap langit-langit kamar yang asing baginya. Wajah Hien dan anak mereka terus berputar dalam pikirannya. Ia ingin melihat mereka, ingin memastikan mereka baik-baik saja. Namun, tubuhnya masih lemah, dan ibunya tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."Di mana mereka sekarang?" tanya Jack, suaranya parau karena kelelahan.Nyonya Xien menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot tajam. "Mereka aman. Itu yang perlu kau tahu."Jack mengerutkan kening, lalu mencoba bangkit. "Ibu, aku harus menemui mereka. Aku harus bicara dengan Hien dan—""Untuk apa?" potong Nyonya Xien dengan nada dingin. "Untuk meminta maaf? Untuk memohon agar dia menerimamu kembali? Jack, kau pikir semudah itu?"Jack mengepalkan tangannya. "Aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku ingin memperbaikinya. Aku ingin bertanggung jawab atas anakku."Nyonya Xien tersenyum miring. "Terlambat, Nak. Dia membencimu. Dan sekarang, dia berada dalam perlindungan Wang Zhen."Mata Jack melebar. "Apa?""Iya
Huling Na-update: 2025-03-03
Chapter: 35Jack Lee tak punya waktu untuk berpikir panjang. Ledakan di luar semakin mengguncang rumahnya, membuat kaca-kaca jendela pecah dan debu berterbangan di seluruh ruangan. Hien menjerit sambil memeluk erat anak mereka yang ketakutan.Jack menarik tangan Hien dengan kuat. “Ikut aku! Kita harus keluar dari sini sebelum tempat ini hancur!”Hien menolak. “Tidak! Aku tidak bisa ikut denganmu!”Jack menatapnya tajam. “Ini bukan tentang aku atau kamu. Ini tentang anak kita. Kau ingin dia mati di sini?”Hien menggigit bibirnya, hatinya berkecamuk. Ia membenci pria ini, tapi ia tak bisa membiarkan anaknya mati dalam baku tembak mafia.“Baik, tapi jangan sentuh aku,” ucap Hien dingin.Jack menghela napas dan menarik mereka keluar dari kamar.Di luar, Paman Ming sudah menunggu di lorong dengan beberapa anak buah yang tersisa. “Bos, mobil sudah siap. Tapi mereka mengepung dari dua sisi!”Jack menyumpah dalam hati. Wang Zhen benar-benar ingin menghabisinya malam ini.“Bawa mereka lewat jalur belakang
Huling Na-update: 2025-03-03