Chapter: Anak Waktu dan Bayangan PertamaLangit Azhun-Ra berubah. Sejak peristiwa jam pasir berputar kembali, waktu tak lagi berjalan lurus. Pagi bisa berganti malam dalam sekejap, dan hujan turun dari arah bawah ke atas. Dunia sedang menata dirinya ulang, mencoba menyeimbangkan dua hal yang tak pernah bisa bersatu — ingatan dan bayangan.Rai Shen berdiri di puncak menara Yunsu, menatap ke bawah. Laut di bawah kota terapung itu berwarna perak, beriak seperti cermin yang memantulkan langit patah.Ia memejamkan mata, merasakan napas dunia di ujung jari.“Guru Wen Jue…” bisiknya lirih. “Aku bisa dengar mereka. Suara-suara yang lupa… mereka menangis.”Suara tua terdengar dari balik kabut waktu.“Bukan menangis, Rai. Itu gema dari masa depan yang belum terjadi.”Rai Shen membuka mata. Dari kabut itu, muncul Wen Jue — tubuhnya kini nyaris transparan, seperti roh yang menolak pergi. “Aku tak punya banyak waktu. Bayangan yang hilang… sudah mulai bangkit lagi.”“Bayanga
Terakhir Diperbarui: 2025-10-13
Chapter: Warisan dari Cahaya dan Bayangan Seribu tahun setelah Li Yuan larut menjadi cahaya, dunia Azhun-Ra menjadi damai. Laut tenang, gunung bernyanyi dalam kabut, dan naga-naga melayang di langit sebagai penjaga alam. Namun damai itu bukan tanpa bayangan.Di bawah kota terapung Yunsu, seorang anak laki-laki bermata abu-abu berdiri di tepi menara. Namanya Rai Shen, murid terakhir dari sekte Penjaga Waktu. Ia memandang langit, di mana bintang-bintang membentuk pola naga raksasa.“Guru selalu bilang,” katanya lirih, “setiap bintang di langit adalah kenangan seseorang. Tapi kenapa sebagian mulai padam?”Suara tua dari belakang menjawab, “Karena dunia mulai lupa lagi, anakku.”Rai Shen menoleh. Seorang lelaki renta dengan jubah hitam berdiri di sana — Wen Jue, masih hidup, namun tak lagi sepenuhnya manusia. Tubuhnya dikelilingi kabut waktu, matanya seperti kaca yang memantulkan masa lalu.“Li Yuan sudah pergi, Guru,” kata Rai Shen pelan. “Bukankah dunia seharusnya mengin
Terakhir Diperbarui: 2025-10-12
Chapter: Ketika Dunia Terbangun dari Mimpinya Sendiri– Cahaya putih itu bertahan lama. Begitu lama, hingga waktu sendiri seolah kehilangan arti. Tidak ada atas, tidak ada bawah, tidak ada suara. Hanya kesunyian yang terasa seperti napas dunia yang baru lahir.Lalu perlahan—sshhh—sebuah napas besar terdengar. Bukan dari manusia, melainkan dari dunia itu sendiri.Langit mulai merekah. Dari kegelapan, muncullah semburat ungu dan biru, seperti tinta yang meluas di air. Gunung-gunung terbentuk dari cahaya. Laut muncul dari butiran kabut. Angin mulai bergerak dengan arah yang pasti.Dan di tengah-tengah pusaran itu… Li Yuan berdiri.Ia terbatuk, tubuhnya separuh transparan. Bekas tebasannya terhadap Enlai meninggalkan luka di udara, tapi juga menulis sesuatu yang baru: aturan lahirnya dunia.Wu Xian muncul di belakangnya, tubuhnya masih diselimuti pecahan waktu.“Jadi… kita masih hidup?” katanya, menatap sekeliling dengan waspada.Li Yuan tersenyum samar. “Kita hidup… tapi mungkin bu
Terakhir Diperbarui: 2025-10-12
Chapter: Pusara Langit yang Tertulis dengan Cahaya Langit yang semula tenang kini bergemuruh hebat. Petir turun bukan ke tanah, tapi menembus langit itu sendiri, seolah dunia berusaha memperbaiki luka di jaring takdirnya.Li Yuan berdiri di tepi jurang besar yang memisahkan dunia lama dan dunia baru. Di bawah sana, pusaran energi naga berwarna biru tua berputar, membentuk lingkaran tak berujung.Wu Xian memandang ke bawah sambil menelan ludah. “Kalau kita jatuh ke sana, kau pikir kita masih bisa dilahirkan kembali?”Li Yuan hanya menatap jauh ke bawah, suaranya rendah tapi tegas.“Kalau jatuh ke sana, yang tersisa dari kita hanya nama… dan mungkin, doa.”Yara melangkah ke depan, matanya merah oleh kelelahan dan tekad.“Wen Jue, berapa lama lagi sebelum dunia baru ini benar-benar menyatu?”“Tidak pasti,” jawab Wen Jue, menatap kristal naga yang melayang di udara. “Dunia sedang menulis ulang dirinya. Tapi ada satu bagian yang belum pulih — Langit Ketujuh, tempat roh para
Terakhir Diperbarui: 2025-10-11
Chapter: Dunia Tanpa BayanganTiga bulan telah berlalu sejak langit terakhir kali bergemuruh.Dunia terasa aneh… bukan karena kehancuran, tapi karena ketenangan yang terlalu sempurna.Pohon tumbuh lebih cepat. Sungai mengalir jernih hingga dasar. Anak-anak lahir tanpa tangisan, seolah tidak mengenal rasa takut.Namun bagi Yara, semua itu terasa seperti ilusi yang terlalu indah untuk dipercaya.Ia berdiri di tepi Tebing Tirta, tempat ia dulu pertama kali melihat Li Yuan memanggil naga dari jurang. Kini tebing itu sunyi, hanya angin yang berputar tanpa bayangan.Wu Xian berjalan mendekat dari belakang, membawa gulungan tua di tangannya.“Setiap hari aku mencatat. Tapi setiap tulisan yang kubuat… hilang dalam semalam,” ujarnya datar.Yara menoleh cepat. “Maksudmu hilang bagaimana?”Wu Xian membuka gulungan itu.Kertasnya kosong.“Kalimat yang kutulis sore ini, tak ada lagi saat pagi datang. Seolah dunia menolak diingat.”W
Terakhir Diperbarui: 2025-10-10
Chapter: Takhta di Ujung WaktuCahaya di sekeliling Li Yuan tidak seperti cahaya biasa.Ia berdenyut perlahan, seperti jantung dunia yang berdetak di dalam kegelapan abadi.Di bawah kakinya terbentang lautan cahaya keperakan—tenang, tapi setiap riak mengandung kenangan ribuan tahun yang berputar di dalamnya.Serakthar berdiri di hadapannya, mengenakan jubah hitam panjang yang diikat dengan rantai emas tipis. Matanya tidak memiliki pupil, hanya pusaran biru yang menatap lurus ke dalam jiwa.“Kau tahu di mana ini?” tanya Serakthar tanpa ekspresi.Li Yuan menggeleng pelan. “Antara dua dunia, kau bilang tadi… Tapi kenapa aku masih bisa merasa hidup?”“Karena kau belum mati. Tapi kau juga tak lagi hidup seperti sebelumnya.”Suara Serakthar bergetar di udara, membentuk gema kecil di sekeliling lautan cahaya itu.“Tempat ini disebut ‘Singgasana Awal’ — titik pertemuan antara waktu yang dimulai dan waktu yang berhenti.”Li Yuan men
Terakhir Diperbarui: 2025-10-09

BENIH MAFIA MUDA
Tidak ada keangkuhan dan kegarangan seorang Jack Lee lagi dalam menapaki bisnis barang haram disepanjang hidupnya . Jack semakin hari terjerat dalam rasa bersalahnya. Dan itu berimbas pada semuanya. Berawal dari malam naas itu. Disaksikan para dewa-dewi dimana ia menuntaskan sakit hatinya pada sang kekasih yang telah membohonginya. Perempuan yang telah ia hancurkan malam itu ternyata adalah salah sasaran. Jack menaburkan benih pada rahim perempuan asing.
Enam tahun kemudian. Waktu berjalan begitu cepat. Tapi tidak bagi seorang Jack! Seorang mafia muda yang sangat ditakuti di China.
Pada akhirnya . Para dewa menyaksikan dimana bocah kecil mampu mengembalikan senyumnya yang tak lagi pernah tersungging.
Saat Jack dipertemukan pada situasi tak pernah diduga. Jack menyadari jika wajah bocah kecil itu begitu mirip dengannya! Lebih tepatnya Bapaknya yang seorang mafia. Beliau telah tiada, meninggalkan banyak misteri, pada akhirnya akan terungkap. Atas kesalahannya tersebut.
"Berikan maafmu padaku, maka aku akan memberikan satu ginjalku untukmu. Bila itu kurang, aku memberikan hatiku sekaligus. Nona , aku berjanji akan memberikan seluruh hidupku untukmu. Aku tidak seperti yang kau lihat ...."
"Nyawamu sekalipun, tidak akan membuat rasa benciku padamu menghilang Tuan! Pergi dari hadapanku! Aku membencimu pada setiap detak napas ku! Camkan ! Dan itu untuk selamanya! Bahkan hingga aku mati, kemudian reinkarnasi sekalipun! Kebencianku atas perbuatanmu masih berlanjut pada kehidupan mendatang!! Enyak dari pandanganku!!" tunjuk wanita itu.
"Tapi dia anak ku!"
"Dia anakku! Dia anakku! Dan kau, tidak punya hak secuil pun atas dirinya!"
Bisakah seorang Jack Lee mendapatkan maaf ? Kemudian bersama, memeluk bocah laki-laki dari benih yang ia semai pada rahim perempuan yang disebut pelacur itu?
Bisakah Jack? Demi untuk itu! Seorang anak laki-laki yang membutuhkan pertolongan darinya?
"Dia perempuan baik-baik! Kukatakan sekali lagi! Dia bukan pelacur! Jika ada yang berani mengatakan itu, maka ku pastikan kepalanya akan terpenggal dengan tanganku ini!!" Jack berkelakar, seraya mengacungkan tangannya.
_____ Next BENIH MAFIA MUDA.
Baca
Chapter: 39Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien mena
Terakhir Diperbarui: 2025-03-03
Chapter: 39Malam semakin larut ketika Jack, Hien, dan putra mereka akhirnya tiba di sebuah vila terpencil di pinggiran kota. Zhou memastikan area aman sebelum mereka masuk. Jack menutup pintu dan berbalik menatap Hien yang masih memeluk anaknya erat. Bocah kecil itu tertidur, wajahnya pucat karena kelelahan dan trauma. "Aku akan menyiapkan kamar," kata Jack pelan, mencoba meredakan ketegangan. Hien tidak menjawab. Dia hanya duduk di sofa, masih menggenggam tangan putranya seolah takut kehilangan lagi. Jack menghela napas dan berbalik ke Zhou. "Kita harus memperketat keamanan. Musuh pasti tidak akan tinggal diam." Zhou mengangguk. "Aku akan menyiapkan orang-orang kita di sekitar area ini." Setelah Zhou pergi, Jack berjalan mendekati Hien. Dia ingin berbicara, ingin menjelaskan semuanya, tetapi tatapan penuh kebencian dari perempuan itu membungkamnya. "Jangan mendekat," suara Hien bergetar, tetapi penuh ketegasan. Jack berhenti. "Aku hanya ingin memastikan kalian aman." Hien menat
Terakhir Diperbarui: 2025-03-03
Chapter: 38Mobil hitam melaju kencang menembus malam. Di belakang mereka, vila Wang Zhen kini hanya tinggal bayangan, penuh dengan suara sirene dan jeritan. Jack Lee duduk di kursi belakang, menekan luka di bahunya yang terus mengeluarkan darah, tapi matanya tidak lepas dari Hien yang duduk di sampingnya, memeluk putra mereka dengan erat.Hien tidak berbicara sepatah kata pun sejak mereka masuk ke mobil. Wajahnya tegang, matanya penuh kebencian dan ketakutan. Jack tahu, baginya, dia bukan penyelamat—dia masih monster yang menghancurkan hidupnya.“Kita akan pergi ke tempat aman,” kata Jack pelan, mencoba menenangkan suasana.Hien tidak merespons. Dia hanya menatap lurus ke luar jendela, seakan berharap bisa melarikan diri kapan saja.Ming yang mengemudi melirik Jack melalui kaca spion. “Bos, kita punya masalah. Sepertinya ada yang mengikuti kita.”Jack mengangkat kepalanya. “Siapa?”“Dua mobil hitam. Mereka mulai mendekat.”Jack mengumpat pelan. Wang Zhen pasti tidak tinggal diam. Dia pasti sudah
Terakhir Diperbarui: 2025-03-03
Chapter: 37Suara deru mesin mobil terdengar menggema di sepanjang jalanan sepi menuju vila Wang Zhen. Jack Lee duduk di kursi belakang, matanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Di sisinya, Ming dan Zhou menunggu perintah."Begitu kita masuk, cari Hien dan anakku. Jangan biarkan mereka dibawa pergi," perintah Jack.Ming mengangguk. "Mengerti, Bos."Jack menghela napas pelan. Pikirannya terus dipenuhi bayangan Hien. Jika saja ia tidak membuat kesalahan lima tahun lalu, mungkin semuanya akan berbeda. Tapi sekarang, dia tidak bisa lagi mundur.---Di Vila Wang ZhenHien berdiri di tepi ranjang, membenahi selimut putranya yang tertidur lelap. Dadanya terasa sesak melihat wajah kecil itu yang begitu mirip dengan Jack Lee.“Apa aku benar-benar harus pergi?” gumamnya dalam hati.Di luar, Wang Zhen tengah berbicara dengan seseorang di telepon. Ekspresinya serius."Pastikan pesawatnya siap dalam satu jam," katanya. "Aku tidak ingin ada kesalahan. Jack Lee bisa datang kapan saja."Setelah men
Terakhir Diperbarui: 2025-03-03
Chapter: 36Jack Lee menatap langit-langit kamar yang asing baginya. Wajah Hien dan anak mereka terus berputar dalam pikirannya. Ia ingin melihat mereka, ingin memastikan mereka baik-baik saja. Namun, tubuhnya masih lemah, dan ibunya tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."Di mana mereka sekarang?" tanya Jack, suaranya parau karena kelelahan.Nyonya Xien menghela napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot tajam. "Mereka aman. Itu yang perlu kau tahu."Jack mengerutkan kening, lalu mencoba bangkit. "Ibu, aku harus menemui mereka. Aku harus bicara dengan Hien dan—""Untuk apa?" potong Nyonya Xien dengan nada dingin. "Untuk meminta maaf? Untuk memohon agar dia menerimamu kembali? Jack, kau pikir semudah itu?"Jack mengepalkan tangannya. "Aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku ingin memperbaikinya. Aku ingin bertanggung jawab atas anakku."Nyonya Xien tersenyum miring. "Terlambat, Nak. Dia membencimu. Dan sekarang, dia berada dalam perlindungan Wang Zhen."Mata Jack melebar. "Apa?""Iya
Terakhir Diperbarui: 2025-03-03
Chapter: 35Jack Lee tak punya waktu untuk berpikir panjang. Ledakan di luar semakin mengguncang rumahnya, membuat kaca-kaca jendela pecah dan debu berterbangan di seluruh ruangan. Hien menjerit sambil memeluk erat anak mereka yang ketakutan.Jack menarik tangan Hien dengan kuat. “Ikut aku! Kita harus keluar dari sini sebelum tempat ini hancur!”Hien menolak. “Tidak! Aku tidak bisa ikut denganmu!”Jack menatapnya tajam. “Ini bukan tentang aku atau kamu. Ini tentang anak kita. Kau ingin dia mati di sini?”Hien menggigit bibirnya, hatinya berkecamuk. Ia membenci pria ini, tapi ia tak bisa membiarkan anaknya mati dalam baku tembak mafia.“Baik, tapi jangan sentuh aku,” ucap Hien dingin.Jack menghela napas dan menarik mereka keluar dari kamar.Di luar, Paman Ming sudah menunggu di lorong dengan beberapa anak buah yang tersisa. “Bos, mobil sudah siap. Tapi mereka mengepung dari dua sisi!”Jack menyumpah dalam hati. Wang Zhen benar-benar ingin menghabisinya malam ini.“Bawa mereka lewat jalur belakang
Terakhir Diperbarui: 2025-03-03
Chapter: Bab Penutup : Kutukan Bayangan Kesebelas: Kebangkitan HeiyinLangit di atas Lembah Qi’an menghitam. Bukan oleh awan, melainkan oleh kabut hitam yang menggantung seperti kain berkabung raksasa. Tanah berguncang pelan, dan di tengah pusaran reruntuhan kuil kuno, sesosok makhluk perlahan naik dari dalam tanah. Ia tidak lagi sepenuhnya manusia.Itu adalah Xie Lang.Namun yang berdiri kini bukan sekadar pendekar yang terobsesi pada kekuatan. Ia telah menyatu dengan roh kuno dari Dunia Dalam: entitas kegelapan abadi bernama Heiyin, makhluk bayangan yang lahir dari keputusasaan umat manusia ribuan tahun lalu.Wajah Xie Lang memudar, tergantikan topeng kabut dan mata api. Suaranya terdengar seperti denting ribuan lonceng berdarah: "Kalian memanggilku iblis. Tapi kalianlah yang menciptakanku... dengan luka, dengan iri, dengan kehormatan palsu."Dua sekte besar telah dilumat dalam satu malam. Tanpa pedang. Tanpa pasukan. Hanya dengan suara ketakutan yang memanggil semua bayangan dari isi hati para pendekar.Di sisi lain reruntuhan, Mo Jing berdiri denga
Terakhir Diperbarui: 2025-07-09
Chapter: Bayangan Ketiga – Raga Ganda di Balik Cermin: Bayangan Ketiga – Raga Ganda di Balik CerminMo Jing berdiri terpaku di hadapan Cermin Darah. Permukaannya tampak seperti danau perak beku, namun di balik itu memantulkan sosok dirinya—bukan sebagaimana yang ia kenal. Sosok itu memiliki mata merah menyala, wajah lebih tirus, senyum miring yang menyeringai seperti iblis yang menunggu tumbal.> "Siapa kau?" desis Mo Jing pelan, keringat dingin mengalir di pelipisnya.Sosok dalam cermin menjawab. Suaranya serupa, tapi lebih dalam, lebih dingin, dan penuh dendam yang menggumpal.> "Aku adalah kau… yang telah menelan seluruh dendam, luka, dan kebencianmu. Aku adalah semua yang kau kubur dalam-dalam… Aku adalah Bayangan Ketiga."---Dalam ajaran tertua dari Kitab Seribu Bayangan, Bayangan Ketiga bukan sekadar teknik. Ia adalah cermin jiwa, perwujudan kegelapan yang dipendam oleh pemilik kitab. Banyak murid sebelum Mo Jing yang gagal melewatinya. Mereka bukan
Terakhir Diperbarui: 2025-07-09
Chapter: Bayangan Kedua – Cermin Darah di Lembah Qi’an: Bayangan Kedua – Cermin Darah di Lembah Qi’anKabut turun lebih pekat dari biasanya di Lembah Qi’an. Bagaikan jaring putih raksasa, ia menggulung seluruh lembah dalam keheningan yang dingin dan purba. Suara jangkrik memekik sesekali, terpotong oleh desir angin yang menyelinap pelan di celah-celah tebing curam, seolah berusaha menyampaikan sesuatu dari dunia yang telah lama mati.Di tengah lembah yang sunyi, berdiri seorang lelaki muda berjubah hitam. Tubuhnya tegak dan matanya tertuju lurus ke depan. Di tangan kirinya tergenggam gulungan kain tua yang tampak rapuh dimakan usia. Lelaki itu adalah Mo Jing, murid terakhir dari aliran Bayangan Sunyi, sekte rahasia yang pernah ditakuti namun kini hanya tersisa dalam bisik-bisik dan bayang-bayang.Gulungan itu bukan sekadar peninggalan tua. Ia adalah potongan dari Kitab Seribu Bayangan, manuskrip sakral yang menyimpan teknik bayangan pamungkas: Bayang-Bayang Menembus Jiwa, sebuah ajaran yang tak sekadar mengajarkan seni bela diri, tapi me
Terakhir Diperbarui: 2025-07-08
Chapter: Bayangan yang Tak Punya Wajah: Kabut putih menggantung di kaki Gunung Hengshan, seperti jaring-jaring halus yang menunggu mangsa. Dari kejauhan, denting logam beradu terdengar terputus-putus. Bukan suara perang terbuka, melainkan duel senyap yang berlumur dendam.Liang Wuji, pewaris terakhir Perguruan Ying Shui Jian, berdiri dengan napas berat. Pedangnya—Seribu Bayangan—masih bergetar dalam genggamannya. Sinar bulan menimpa mata bilahnya, memantulkan siluet-siluet samar seolah-olah ada seribu dirinya berdiri di sekeliling.Darah mengalir dari lengan kirinya. Tapi bukan itu yang mengusik pikirannya.> "Kau... bukan murid dari dunia persilatan biasa," ujar Wuji sembari mundur tiga langkah.Di hadapannya, berdiri seorang pria berjubah hitam, wajah tertutup topeng perak bergambar tengkorak."Bayangan ke-37," kata pria bertopeng itu, suaranya berat dan dingin seperti batu nisan tua."Bayangan ke-38," lanjutnya sambil bergerak cepat—tanpa suara, tanpa angin.Wuji menangkis dengan insting. Tapi sesuatu aneh. Setiap ser
Terakhir Diperbarui: 2025-07-08
Chapter: Lembah Bisu, malam bulan matiLian Tian terbangun dengan tubuh menggigil. Keringat dingin membasahi jubah dalamnya. Sekujur tubuhnya terasa seperti direndam air sungai di musim awal kematian. Tapi bukan itu yang membuatnya nyaris tak bisa bernapas—melainkan suara langkah yang mendahului kesadarannya.Langkah perempuan. Lembut. Tapi tidak menyentuh tanah.Ia duduk perlahan di dalam gua tempat ia bersemedi sejak Bayangan ke-35 berhasil ditundukkan seminggu lalu. Dinding batu hitam tampak retak. Api obor yang ditanamnya padam sejak kemarin. Tapi ia melihat cahaya merah lembut, berkedip-kedip dari dalam perut gua.Dan dari kegelapan itu, keluar sesosok siluet perempuan."Sudah waktunya," bisiknya. Suaranya menggema dari dalam kepala Lian Tian, bukan dari udara."Siapa kau?" desisnya. Tapi dadanya terasa berat. Seperti ada tangan halus namun penuh duri yang menekan napasnya."Aku bukan siapa-siapa," kata sosok itu. "Tapi kau memanggilku dengan
Terakhir Diperbarui: 2025-07-06
Chapter: Kebangkitan Sang Ibu: Cahaya yang Dikhianati Wilayah Bawah Jiuzhou – Danau Darah Sembilan TingkatDanau itu mendidih tanpa suara. Darah kental berwarna hitam-merah menyembur perlahan dari retakan dimensi, membentuk pusaran besar yang mengelilingi seorang wanita bertubuh ringkih, terikat rantai yang terbuat dari doa-doa suci dan kutukan iblis.Tubuhnya menggigil.Tapi matanya… terbuka perlahan. Hitam seluruhnya, tanpa putih, seolah mata itu menyerap segala cahaya.> “Anak… ku…”Suara itu lirih, tapi cukup kuat untuk menggetarkan ruang roh.Ia adalah ibu Ruo Lin.Atau… sisa dari jiwa ibunya, yang dulu dikorbankan untuk menahan kekuatan Iblis Purba dari lepas kendali.Tapi sekarang, kekuatan dari Segel Awal yang diaktifkan oleh Ruo Lin… telah membangkitkannya. Tapi bukan sebagai manusia.Melainkan sebagai cermin dari luka Ruo Lin sendiri.---Sementara itu di Kamp Pelindung JiuzhouRuo Lin berdiri memat
Terakhir Diperbarui: 2025-07-05