Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 167. Lamaran atau Sahur?

Share

Bab 167. Lamaran atau Sahur?

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-03-23 22:00:26

‘Ah shit! Siapakah gerangan ini? Kenapa lelaki ini begitu tampan? Malah lebih tampan dariku?’ batin Bryan terkagum-kagum.

“Apa kalian membutuhkan pertolongan?” tanya orang misterius itu.

“Kau ini siapa? Apa kau orang jahat yang ingin membantai kami?”

“Hahahah. Bukan! Aku warga sini. Namaku Gojo. Ku lihat dari tadi, mobil kalian sepertinya mogok ya? Butuh bantuanku?"

“Ban mobil kami bocor. Mohon bantuannya.”

“Ashiaapp. Beres!”

Singkat cerita, pemuda itu pun membantu kendala yang Bryan alami. Akhirnya mobil mereka bisa digunakan kembali. Mereka pun melanjutkan perjalanan. Pukul empat pagi, mereka baru tiba di rumah Nina.

(Flashback off)

*

Karena pintu rumahnya terus-terusan diketuk, Aliyah memberanikan diri untuk ke ruang tamu. Dia mengintip terlebih dahulu melalui jendela. Aliyah melihat enam orang yang sedang berdiri di teras rumahnya.

“Loh, itu kan Nak Bryan? Kok baru sampai subuh-subuh gini yo?” gumam Aliyah bin

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 168. Mau Cium Dong!

    Bryan menggeleng lemah. “T-tidak, Bu, Pak. S-saya salah bicara,” sahutnya panik.Tiba-tiba terdengar suara Brianna menangis keras, membuyarkan semua fokus mereka terhadap Bryan.“Nina, anakmu nangis tuh!” kata Aliyah.Nina lalu berpamitan dari ruang tamu, hendak menemui anaknya di dalam kamar.Bryan menghela napas lega. 'Huftt, untung aja kamu menangis, Nak. Kamu memang penyelamat Papa,' batinnya.Setelah Nina menyusui anaknya di kamar, Brianna masih terbangun. Sepertinya bayi lima bulan itu pun tau bahwa Papanya sedang berada di ruang tamu.Berulang kali Nina berusaha untuk menidurkan Brianna, tetapi mata anak itu tidak mau tertutup.“Hmm, kamu mau gabung juga sama mereka, ya? Ayo deh kalau gitu, kita ke ruang tamu ya, Nak. Kamu wajib lihat Papa kamu. Papa kamu makin ganteng tau, Nak.”Nina membawa anaknya ke ruang tamu. Dan benar saja, Brianna langsung mengoceh dengan kerasnya saat melihat Bryan. Brianna mendekatkan tangannya

    Last Updated : 2025-03-23
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 169. Apartemen Baru

    Tiga hari kemudian, akhirnya Nina sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Jakarta setelah melakukan diskusi panjang lebar. Rumah dan ladangnya yang di kampung sudah terjual. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju apartemen milik Jenna.Beberapa puluh menit kemudian, mereka akhirnya sampai juga di apartemen itu setelah terjebak macet sepanjang jalan.“Sudah sampai kita,” ucap Pak Jaka yang memang ditugaskan untuk menjemput Nina dari kampung dan membawanya ke kota Jakarta.Pak Jaka menghentikan mobilnya di area parkir basement gedung tersebut. Pak Jaka membantu keluarga Nina untuk membawa barang-barang mereka. Pak Ujang pun datang dari arah depan, ikut membantu rekan kerjanya mengangkat koper milik Nina.“Terima kasih, Pak Ujang, Pak Jaka,” ucap Nina kala mereka sudah tiba di unit apartemen.Di dalam apartemen, sudah ada Bi Lastri yang juga ditugaskan untuk membersihkan apartemen tersebut.“Apa Mas Bryan ada di sini, Bi?” tanya Nina kepada Bi Lastri. Saat ini mereka berada di ruang kelua

    Last Updated : 2025-03-24
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 170. Cucu?

    Mata Nina langsung memelotot karena terkesiap mendengar permintaan aneh dari Bryan. “Sembarangan aja kamu ini, Mas! Kalau kamu mau nyusu, cari sapi betina aja sana! Jangan minta sama aku! ASI-ku ini khusus untuk Brianna aja!”Bryan tertawa kecil mendengar respon Nina yang kepanikan. “Heheh. Aku hanya bercanda, sayang. Jangan dianggap serius. Mana mungkin aku tega mengambil hak anakku sendiri. Dia harus tumbuh besar dan sehat seperti kita.”Tak lama kemudian, Brianna melepaskan tautan bibirnya dari dada ibunya. Pertanda bahwa ia sudah kenyang dan sementara ini tidak ingin menyusu lagi.Nina melihat mata anaknya yang setengah terpejam, tampaknya Brianna sudah mulai mengantuk. Nina pun membaringkan Brianna di atas ranjang.“Oh ya, aku lupa siapin ayunan buat Brianna. Nanti sore aku bawain ya, sekalian sama tempat tidurnya.”“Gak perlulah, Mas. Selama ini juga Brianna tidurnya di kasur. Kamu gak perlu beliin ayunan sama tempat tidurnya segala,” tolak Nina.“Beda dong, sayang. Ini bukan ka

    Last Updated : 2025-03-24
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 171. Mengubur Impian

    “Maaf, Pa. Aku dp duluan.”Bryan lalu mengambil Brianna dari Nina dan menggendongnya mendekati Fredrinn. Brianna sangat anteng di dekapan Bryan. Anak kecil itu tidak rewel, apalagi menangis.“Gimana, Pa? Anakku cantik, kan? Kalau ibunya bukan Nina, mana mungkin anak aku secantik dan selucu ini, Pa. Jadi Papa jangan protes lagi, kalau Papa mau nambah cucu yang cantik dan ganteng tinggal request saja ke aku, Pa. Nanti aku dan Nina buatin sesuai permintaan Papa!”“Kamu pikir anak kamu ini donat jco apa? Pake request segala!” sanggah Fredrinn.Saking kesalnya, Fredrinn menjitak kepala Bryan. “Sontoloyo kamu ini!”Brianna tertawa kencang melihatnya.“Wuaduh. Sepertinya Brianna suka kalau kamu ngejitak Bryan. Coba jitak lagi kepala Bryan, Fred!” ucap Jenna.Bryan menatap tantenya memelotot. “Aunty ini malah ngompor!”Fredrinn kembali menjitak kepala Bryan dengan pelan. Tawa Brianna semakin kencang.“Udah dong, Pa. Jangan jitak kepalaku terus! Nanti otakku kegeser gimana?” protes Bryan.“Ota

    Last Updated : 2025-03-24
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 172. Tidur Dong, Nak!

    Malam semakin larut, Nina dan Bryan memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Fredrinn pun sudah puas bermain-main bersama Brianna. Fredrinn lalu menyerahkan cucunya itu kembali kepada ibunya. Fredrinn pun beranjak pergi, hendak beristirahat di kamarnya.Saat Nina hendak membawa Brianna masuk ke dalam kamar, Bryan menahannya.“Kamu gak tidur di kamar aku aja, sayang?”“Gaklah, Mas. Ngapain coba? Kan di sini juga banyak kamar kosong, Mas.”“Tapi di kamar aku nyaman, sayang. Ada AC-nya.”“Di kamar lain kan juga ada AC-nya, Mas! Bukan di kamar kamu doang!”“Tapi di kamar yang lain, gak ada aku-nya,” ucap Bryan gombal.“Hishh! Aku gak mau kemakan rayuan setan kamu lagi, Mas! Aku belum siap punya anak lagi! Lagian kita juga belum halal!”“Ayolah, sayang. Please. Malam ini aja. Besok pagi kan kamu kembali ke apartemen.”Bryan menarik-narik lengan Nina dengan manja. “Ayo, sayang. Skuy, kita goyangkan ranjang malam ini.”Nina menepis tangan Bryan dengan kesal. “Ihh, otak kamu kenapa mesum terus

    Last Updated : 2025-03-24
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 173. Menjelang Akad

    Hari ke hari, waktu terus berjalan. Hubungan Fredrinn dan Nina semakin baik, berkat kehadiran Brianna. Bahkan sesekali Fredrinn mengunjungi cucunya di apartemen yang Nina tinggali. Di sana, Fredrinn juga ikut mengobrol bersama dengan keluarga Nina.Bryan yang melihatnya, semakin merasa bahagia. Akhirnya, sang ayah yang awalnya angkuh dan enggan menerima keluarga Nina lantaran miskin dan tidak sederajat dengannya, mulai membuka hatinya perlahan. Fredrinn mulai ikhlas menerima perbedaan yang ada. Fredrinn sangat menyayangi cucunya yang menggemaskan itu dan tidak mau melihatnya hidup susah.Fredrinn bahkan memberikan uang dalam jumlah lumayan banyak kepada Nina. Fredrinn berpesan agar uang itu digunakan untuk keperluan Brianna. Fredrinn pun membantu mensponsori biaya pernikahan Bryan dan Nina, padahal Bryan sudah berulang kali menolak, tetapi Fredrinn tetap berpendirian teguh.Fredrinn menyerahkan black card miliknya kepada Bryan, kartu yang hanya bisa dimiliki ole

    Last Updated : 2025-03-25
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 174. Akad

    Junot pun ikut memuji kecantikan kakak perempuannya itu. Junot lalu memeluk erat sang kakak saking bahagianya.“Kak Nina, kalau Bang Bryan nyakitin kakak, lapor sama aku ya! Biar aku tonjok dadanya!”Nina tertawa kecil mendengar ancaman yang keluar dari mulut adiknya yang masih duduk di bangku SMP itu.“Iya, iya. Nanti kakak laporin ke kamu ya, kalau suami kakak jahatin kakak!”Aliyah turut tersenyum mendengar percakapan anaknya itu.“Oh ya, Brianna sama siapa, Bu?” tanya Nina.“Brianna lagi digendong sama tantenya Bryan.”“Dia gak rewel, Bu?”“Dia kalem-kalem aja kok, Nak. Sepertinya Brianna juga tau kalau hari ini adalah hari bahagia orang tuanya. Brianna juga tersenyum dengan para tamu. Banyak tamu undangan mau minta foto bareng sama anak kamu, Nina!” celetuk Aliyah senang.Nina tersenyum mendengar cerita ibunya. Hatinya terasa ringan. Dia sangat

    Last Updated : 2025-03-25
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 175. I'm Promise

    “Iya, Pak. Aku janji akan menjaga Nina sepenuh hati. Aku juga berjanji tidak akan menyakiti hati anak Bapak, karena kalau Nina terluka, aku pun ikut mengalami hal yang sama,” jawab Bryan.Rozak menganggukkan kepalanya, kemudian beralih kepada anak sulungnya. Rozak memeluk dan mencium kening putri kesayangannya itu. Rozak tak kuasa menahan air mata haru dan bahagia melepas anaknya itu.Begitu pula dengan Aliyah yang turut menjatuhkan air mata penuh harunya saking bahagianya, karena anak perempuannya itu akan memulai hidup baru bersama suaminya.“Tolong jaga anak ibu, ya!” ucap Aliyah pada menantunya.“Siap, Bu. Laksanakan.”Setelah sungkeman dengan orang tua Nina selesai, kedua mempelai beralih ke keluarga Bryan. Posisi ibu Bryan sudah tiada, kini digantikan oleh Jenna, tante Bryan sendiri.Jenna memeluk Nina erat-erat. “Selamat datang di keluarga Lawrence, ya. Jadilah istri yang baik dan penuru

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 22. "Ayo, Cerai!"

    Di sisi lain, Nina sedang meratapi nasibnya. Wanita itu berdiri di tepi jembatan flyover sembari termenung. Pandangannya kosong. Manik matanya memandangi kendaraan yang berlalu-lalang di bawah fly over tersebut.Nina kembali terisak mengingat kejadian yang dia lihat di kantor. “Ah sial. Aku menangis lagi. Kenapa air mata ini gak mau berhenti sih?” umpat Nina di sela-sela isakan tangisnya.Sudah beberapa jam Nina berdiam diri di fly over itu bagaikan orang gila. Nina sengaja tidak pulang ke rumah dan tidak mengaktifkan ponselnya agar Bryan merasa bersalah lalu mencari-carinya. Tetapi Nina merasa Bryan sudah tidak peduli lagi padanya. Buktinya, hari hampir malam, tetapi Bryan masih juga belum menemukannya di tempatnya sekarang ini.“Kenapa aku goblok banget ya nungguin dia? Dari tadi diam di sini terus. Kenapa dia belum muncul-muncul juga? Seluas apa sih kota Jakarta sampai dia gak bisa menemukan aku di sini? Atau jangan-jangan dia gak nyariin aku? Apa dia masih b

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 21. Nina Menghilang

    Bryan kemudian ikut berlari meninggalkan ruangan, hendak menyusul Nina.“Nina!! Tunggu aku!” teriak Bryan saat melihat istrinya sudah berada di anak tangga pada lantai bawah. “Nina! Jangan salah paham! Dengarkan penjelasanku dulu!”Bryan terus mengikuti langkah istrinya yang cepat itu sampai di lobi kantor.“Nina! Jangan lari dong. Aku gak sanggup ngejar kamu,” teriak Bryan lagi. Namun istrinya itu tetap menggerakkan kakinya keluar dari gedung. Sementara Bryan memilih untuk berhenti dan mengatur napasnya yang sudah tidak beraturan.“Oh My God! Kepalaku seperti diputar-putar. Rasanya mau pingsan,” keluh Bryan dengan napas yang terputus-putus.Salah satu karyawannya menghampirinya dan bertanya, “Pak Bryan baik-baik saja?”Bryan menggeleng. “Tidak. Saya tidak baik-baik saja. Tolong susul istri saya itu. Cegat dia. Jangan sampai dia pergi.”“Baik, Pak.”

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 20. Ketahuan Selingkuh?

    “Tidak. Kamu ini jangan asal menuduh.”Nina merebahkan tubuhnya di ranjang mengikuti Bryan yang lebih dulu rebah di sana. Nina menoleh ke suaminya yang tidur dengan posisi membelakanginya. “Mas, kamu langsung mau tidur ya? Kamu gak mau minta jatah dulu?” tawar Nina.“Iya, sayang. Aku mau langsung tidur,” jawab Bryan tanpa berbalik badan.Tubuh Nina makin menempel ke tubuh Bryan. Nina sengaja ingin memancing gairah suaminya. Nina lalu memeluk erat Bryan kemudian berkata dengan manja. “Kok gitu, Mas? Biasanya kan kamu gak bisa tidur kalau gak dilayani dulu. Ayo, Mas. Kita habiskan malam ini dengan bercinta menggunakan seribu macam gaya.”Bryan menjauhkan tangan Nina yang melingkar di perutnya. “Lain kali saja ya, sayang. Aku benar-benar lelah malam ini. Aku mau tidur sekarang.”“Mas, ayo dong. Kita main! Aku kebelet, Mas. Pengen dicolokin sama kamu,” ucap Nina berusaha menggoda i

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 19. Masih Tertutup

    Sudah lima hari Nina bedrest di rumah sakit akibat pendarahan yang dialaminya, hingga menyebabkan janinnya gugur di dalam kandungan. Kini saatnya Nina kembali pulang ke rumah setelah memeriksa kondisinya. Dengan senyum yang merekah, Nina merapikan pakaiannya dan menunggu suaminya yang sedang mengurus administrasi rumah sakit.Bryan tersenyum sumringah melihat istrinya yang sudah siap dan tampak segar saat dia masuk ke dalam ruang rawat inap. Bryan lalu mencium bibir ranum Nina yang semakin hari terlihat semakin menggoda.“Sudah siap pulang ke rumah?” tanya Bryan sambil mengarahkan lengan kanannya untuk dirangkul istrinya.“Sudah dong, Mas. Aku sudah siap dari tadi. Ayo kita pulang sekarang, Mas. Aku sudah gak sabar mau ketemu dengan anak-anak,” sahut Nina. Dengan cepat dia melingkarkan tangannya di lengan kanan suaminya. Namun, Nina melepaskan lagi tangannya yang sudah melingkar manis di lengan Bryan, kala pria itu tiba-tiba menghentikan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 18. Bryan 'Misterius'

    “Sudah beribu kali aku katakan padamu. Aku cinta sama kamu.”Nina merasa sedikit lega mendengar jawaban Bryan. Meskipun belum bisa dipastikan benar atau tidaknya.Di saat Bryan tengah memeluk tubuh istrinya, tiba-tiba pintu kamar ruang rawat inap itu terbuka. Aliyah dan Rozak beserta keempat anaknya berjalan memasuki ruangan.“Mama!” seru anak-anaknya secara bersamaan.Nina sontak melepaskan diri dari pelukan suaminya dan merentangkan kedua tangan, menyambut keempat anaknya.“Nana, Yaya, Lala, Jojo, sini sayang!” ucap Nina dengan tatapan penuh kerinduan.Walaupun keempat anaknya itu setiap hari mengunjunginya di rumah sakit, tapi tetap saja Nina merasa rindu pada anak-anaknya.Bryan membawa keempat anaknya ke atas ranjang perawatan dan menempatkan mereka di sisi Nina, kiri dan kanan.“Mama kapan pulangnya? Yaya kangen sama Mama,” ucap Cattleya ketika berada dalam pelukan ibunya. Dia menatap ibunya dengan tatapan penuh kerinduan.“Iya, Lala juga kangen sama Mama. Pengen Mama cepat-cepa

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 17. Kabar Duka

    Bryan mondar-mandir berjalan di depan ruang UGD seraya mengusap wajahnya berulang kali. Sementara Pak Jaka hanya duduk di kursi tunggu sembari memperhatikan majikannya yang dari tadi bergerak gelisah.“Mendingan Tuan duduk saja dulu di kursi,” ucap Pak Jaka.“Tidak bisa, Pak. Aku khawatir sama istriku. Kenapa sih dia harus menyusul aku ke hotel? Kenapa Pak Jaka mau saja mengantarkannya menemuiku?”“Maaf, Tuan. Tapi Nyonya sendiri yang mau bertemu dengan Tuan. Katanya sih ada hal penting yang mau disampaikan kepada Tuan. Nyonya juga tampaknya bersemangat sekali ingin bertemu dengan Tuan,” jelas Pak Jaka, sedikit merasa bersalah.Bryan memutuskan untuk duduk sembari menghela napas panjang. “Sesuatu yang penting seperti apa yang ingin dia katakan kepadaku sampai harus mengorbankan nyawanya?” gumam Bryan pelan kemudian kembali mengusap wajahnya.Tak lama kemudian, seorang dokter muncul dari dalam ruang UGD yang pintunya baru saja terbuka.“Apa Anda suaminya Ibu Nina Anatasya?” tanya dokte

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 16. "Papa Selingkuh, Ya?"

    “Mama juga gak tau. Kita samperin Papa sekarang yuk.”Nina menguatkan dirinya sendiri untuk melanjutkan langkahnya menghampiri sang suami.Bryan sedikit terkejut ketika melihat Nina dan juga anak sulungnya berada di bandara.“Nina? Kenapa kamu bisa ada di sini? Aku kan gak nyuruh kamu menjemputku di bandara,” ucap Bryan dalam kondisi yang masih bergandengan tangan dengan wanita cantik di sebelahnya.“Kenapa, Mas? Supaya kamu bisa mesra-mesraan dengan wanita ini ya?” semprot Nina. Nina menoleh lalu melemparkan tatapan tajamnya ke arah wanita itu. “Bisa lepasin tangan suami saya?”Dengan cepat wanita itu melepaskan tangannya di lengan Bryan dan berdiri agak menjauh dari Bryan. “Maaf, Bu. Saya hanya menjalankan tugas saja.”Nina menyipitkan matanya kala mendengar suara itu. Suara yang familiar. ‘Oh ternyata ini wanita yang juga mengangkat telponku waktu itu.’“

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 15. Menyambut Bryan

    Dua minggu kemudian…Nina terkesiap ketika menatap kalender. Dia baru menyadari kalau saat ini dia telah terlambat datang bulan. Dalam perhitungannya, sudah ada dua bulanan dia tidak mengalami datang bulan. Seketika tangannya mengelus perut ratanya. Senyum merekah dari bibirnya yang ranum.Nina memang belum memeriksakan dirinya ke dokter kandungan untuk memastikan apakah benar dia hamil atau tidak. Namun, ciri-ciri kehamilan sudah dia alami saat ini. Dia sering mengantuk dan pusing pada pagi hari dengan disertai mual. Sehingga hal itu, membuat Nina yakin bahwa dirinya memang tengah mengandung buah hatinya.“Mas Bryan pasti senang kalau tau ada buah cinta kami di dalam sini. Nanti setelah Mas Bryan sampai, aku akan memintanya untuk menemaniku ke dokter kandungan. Dia pasti sangat antusias,” ucap Nina bermonolog.Sesuai janji yang pernah Bryan katakan sebelumnya, hari ini adalah hari kepulangan Bryan ke Jakarta. Saat ini Bryan sudah berad

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 14. Stop Menghindariku, Mas!

    Nina terdiam cukup lama sebelum memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan anaknya. “Papa pasti pulang kok,” jawabnya penuh yakin di hadapan anak-anaknya.“Kalau misalnya Papa gak mau pulang gimana, Ma?”“Kenapa Lala ngomong gitu? Papa pasti pulang ke rumah.”“Siapa tau Papa ketemu anak-anak yang lebih baik dari kami. Makanya Papa gak mau nelpon dan bicara sama kami,” cetus Khaylila.“Lala kok bisa kepikiran seperti itu? Jangan pikir yang macam-macam ya, sayang. Papa di sana cuman kerja doang. Gak buat yang aneh-aneh.”“Soalnya di sekolah, Lala punya teman yang Mama Papanya udah pisah.”Kata-kata anak berusia empat tahun itu sukses membuat air mata Nina luruh seketika. “Kalau Papa ketemu anak-anak baru di sana, ya udah, berarti Mama juga harus cari Papa baru buat kalian. Bagaimana? Mantap kan rencana Mama?”“Tapi pilih Papa barunya jangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status