Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / [S-2] Bab 40. Trauma Baru

Share

[S-2] Bab 40. Trauma Baru

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-05-13 15:00:41

Bryan kembali ke rumah setelah selesai memberi makan buaya di sungai. Semua potongan tubuh sudah lenyap tak bersisa dilahap habis oleh kumpulan buaya yang kelaparan. Karena hari telah terang, Bryan berjalan masuk ke dalam rumah mengendap-endap, takut apabila ada pembantu yang melihatnya berpakaian penuh dengan lumuran darah.

Bryan bernapas lega ketika sudah berada di dalam kamar. “Huft… untunglah mereka semua masih tertidur,” ucapnya.

Bryan menutup pintu kamar dan melihat Nina yang ternyata sudah terbangun. Nina melihat Bryan dengan pancaran mata yang takut. Apalagi dia melihat Bryan dengan baju yang penuh darah dan bau amis yang menyengat. Juga terdapat pistol di dalam saku jaketnya. Membuat Nina semakin merinding.

Bryan juga yang kalah terkejutnya saat melihat Nina yang ternyata tidak tidur. “Nina? K-kamu sudah bangun?”

Nina tidak menjawab pertanyaan Bryan. Dia masih melemparkan tatapan takutnya. Hatinya gugup setengah mat

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Richardus Widodo
ya ampun Bryan terlalu berlebihan, semoga Nina bisa menerima
goodnovel comment avatar
Priangga Angga
kenapa permasalahan nya semakin jadi serumit ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 40. Trauma Baru

    Bryan kembali ke rumah setelah selesai memberi makan buaya di sungai. Semua potongan tubuh sudah lenyap tak bersisa dilahap habis oleh kumpulan buaya yang kelaparan. Karena hari telah terang, Bryan berjalan masuk ke dalam rumah mengendap-endap, takut apabila ada pembantu yang melihatnya berpakaian penuh dengan lumuran darah.Bryan bernapas lega ketika sudah berada di dalam kamar. “Huft… untunglah mereka semua masih tertidur,” ucapnya.Bryan menutup pintu kamar dan melihat Nina yang ternyata sudah terbangun. Nina melihat Bryan dengan pancaran mata yang takut. Apalagi dia melihat Bryan dengan baju yang penuh darah dan bau amis yang menyengat. Juga terdapat pistol di dalam saku jaketnya. Membuat Nina semakin merinding.Bryan juga yang kalah terkejutnya saat melihat Nina yang ternyata tidak tidur. “Nina? K-kamu sudah bangun?”Nina tidak menjawab pertanyaan Bryan. Dia masih melemparkan tatapan takutnya. Hatinya gugup setengah mat

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 39. Menyesal? Atau Puas?

    Tatapan Bryan sama sekali tak teralihkan. Matanya fokus menatap wajah Melissa yang berakting layaknya wanita baik-baik. “Dasar manipulatif. Aku tidak akan goyah walaupun kau menangis darah.”Melihat gelagat Bryan yang semakin mencekam membuat Melissa langsung berlutut di hadapan Bryan. “A-aku sebenarnya adalah korban. Aku tidak punya niatan untuk menyakiti istrimu, Bry. Ini semua ulah Alex. Dia yang menyusun rencana gila ini. Dia ingin membalaskan dendamnya padamu. Katanya, kau dulu pernah meniduri pacarnya. Dan dia ingin membuat kau merasakan sakit hati yang sama sepertinya dulu. Makanya dia meniduri istrimu.”Pengakuan Melissa membuat Bryan tertegun. Seolah tak percaya. Ternyata Nina tidak hanya diperkosa oleh lima anak buah Alex. Tetapi Alex juga ikut serta menikmati tubuh istrinya. Bryan berkacak pinggang. Emosinya memuncak. Amarah semakin menutupi hati nuraninya yang sebenarnya sudah mengikis.Bryan menarik napas panjang. Sementara M

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 38. Impas?

    Bryan mengelap percikan darah di wajahnya yang muncrat dari leher Alex. Bryan sedikit menyesal telah membunuh Alex. Ini pengalaman pertamanya dalam membunuh. Baru kali ini dia merenggut nyawa seseorang dan korbannya pun langsung tewas di tempat. Amarah dan dendam telah menutupi hati nuraninya hingga dia tega berbuat demikian.Bryan menepikan mobil itu di area yang sepi dan minim pencahayaan. Hanya lampu mobil yang menerangi jalanan. Sekali lagi Bryan masih tak menyangka dia baru saja membunuh seseorang yang tak lain adalah teman lamanya semasa sekolah.Bryan memandangi telapak tangannya yang penuh darah. Kini Bryan bingung, gugup dan ketakutan. Bryan takut apabila ada seseorang yang melihat perbuatannya ini.“A-apa yang harus aku lakukan sekarang?”Bryan berpikir keras mau dibawa ke mana mayat Alex agar tidak meninggalkan jejak. Bryan kembali melirik Alex, darah segar semakin deras mengalir dari leher yang telah tembus oleh peluru. Baju kaos a

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 37. Misi Balas Dendam

    “Ya, benar, Pak. Sebelumnya mereka adalah seorang tersangka kasus pembunuhan berencana. Mereka dijatuhi hukuman penjara 20 tahun. Tapi hanya formalitas. Karena mereka sebenarnya tidak mendekam di penjara, melainkan kabur ke luar negeri. Selama lima tahun terakhir, mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya agar jejak mereka tidak terlacak oleh polisi. Dari informasi yang saya dapat, dua tahun yang lalu Melissa menghabiskan waktunya di Amerika. Sedangkan Alex menetap di pedalaman daerah Taiwan. Dan dua minggu yang lalu mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan tinggal bersama di villa tersebut.”Bryan semakin geram mendengar penjelasan yang diberikan oleh detektif itu. Dia membatin. 'Jadi selama ini mereka tidak pernah mendekam di penjara? Mereka justru hidup bebas di luar negeri? Setelah apa yang mereka lakukan padaku waktu itu, mereka malah keliling dunia dan bahkan menikah siri. Dan bertahun-tahun lamanya, mereka kembali lagi ke Indon

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 36. Rencana Terselubung

    “Apa kamu punya kenalan seorang detektif?” tanya Bryan kepada salah satu pengawalnya.Pengawal itu mengangguk pelan “Tentu saja, Pak.”“Good. Hubungi dia segera. Suruh dia untuk menemui saya di kantor.”“Baik, laksanakan, Pak.”Karena hari ini Bryan merasa frustasi di rumah, Bryan memutuskan pergi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sudah tertumpuk dari kemarin. Banyak berkas-berkas yang harus dia periksa dan tanda tangani.Bryan menyuruh agar lima orang pengawalnya itu untuk tetap di rumah, menjaga Nina dari segala kemungkinan ancaman yang ada.“Berikan senjatamu,” ucap Bryan singkat, padat, dan jelas.“Heh, maksudnya, Pak?”“Saya tau di balik jasmu ada sebuah pistol. Berikan cepat!”“Maaf, Pak. Saya tidak bisa menyerahkannya kepada Bapak. Warga sipil tidak diperbolehkan untuk memegang senjata, Pak.”&ldquo

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 35. Aku, Orang Jahat?

    Tujuh hari berlalu, sikap Nina masih sama. Nina masih sering termenung dan lebih banyak berdiam diri. Hal ini membuat Bryan merasa sedih. Bahkan kadangkala saat Bryan berusaha menyentuh Nina, tangannya itu langsung ditepis begitu saja. Dan juga setiap malam, Nina selalu meminta Bryan agar tidur di kamar yang berbeda. Nina merasa takut dan gugup saat harus seranjang dengan seorang lelaki, meskipun lelaki itu adalah suaminya sendiri.Dan malam ini, pukul sebelas. Bryan sengaja masuk mengendap-endap ke dalam kamarnya sendiri. Bryan membuka pintu sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara. Bryan melihat bahwa istrinya itu sudah tertidur lelap di ranjangnya. Bryan tersenyum tipis. Ingin sekali rasanya ikut rebah di ranjang yang sama. Bryan bosan tidur sendirian. Dia ingin menghabiskan malamnya dengan tidur sambil memeluk tubuh sang istri erat-erat.“Semoga saja kamu tidak terbangun,” gumam Bryan pelan saat dirinya sudah merebahkan diri di samping istrinya. Bry

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 34. Aku Ingin Sendiri

    Berhubung hari ini Bryan tidak ada pertemuan penting dan juga tidak ada jadwal check up di rumah sakit, Bryan memutuskan untuk tetap stay di rumah, menemani sang istri yang kesepian.Akhirnya mereka sampai juga di kamar. Bryan langsung menyuruh Nina untuk beristirahat lagi. “Kamu tidurlah lagi. Kalau sudah saatnya makan siang, aku akan membangunkanmu.”Nina menggeleng pelan. Sepertinya dia enggan untuk beristirahat lagi, mengingat dirinya yang kemarin telah tertidur panjang.Bryan menatap wanitanya yang tampak lesu. Ditatapnya Nina yang kembali merenung.“Nina, kamu bosan? Kita ke taman saja yuk. Taman di samping rumah. Kita duduk-duduk di sana sembari minum teh. Siapa tau dengan begitu, pikiran kamu bisa tenang.”Nina hanya mengangguk. Mereka lalu berjalan berdampingan menuju taman di samping rumah. Dua orang pengawalnya pun ikut melangkah bersama mereka. Sementara dua lainnya berjaga di depan rumah. Dan satunya lagi berjaga di depan gerbang, bers

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 33. Pengawal untuk Nina

    Bryan kembali mengunjungi Nina saat anak-anaknya sudah berangkat. Bryan selalu setia menunggu Nina di depan ruangan ICU hingga malam tiba. Sedetik pun Bryan tidak pernah beranjak dari kursi yang didudukinya itu. Bryan duduk termenung sembari menghilangkan rasa penat yang ada. Tiba-tiba dokter keluar dari ruangan itu, membuat Bryan harus berdiri dan meninggalkan rasa penatnya di sana.“Bagaimana keadaan istri saya, Dok?” tanya Bryan, berharap ada kemajuan mengenai kondisi istrinya.“Detak jantung pasien sudah mulai stabil. Semoga semuanya baik-baik saja. Obat tidur yang pasien minum semoga tidak mempengaruhi jantungnya lagi.”Bryan menghela napas merasa lega. “Jadi istri saya sudah pulih sepenuhnya kan, Dok?” tanya Bryan memastikan.Dokter itu menggeleng pelan. “Belum, Pak. Seperti yang saya katakan sebelumnya, selama pasien belum sadarkan diri, serangan jantung bisa menyerang pasien kapan saja,” jelas dokter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 32. Berpisah Sementara

    Mendengar suara anaknya yang berbicara sembari terisak membuat Fredrinn tanpa lama mengiyakan permintaan itu. “Oke, oke. Papa terbang ke Jakarta sekarang.”Menggunakan super jet pribadinya, Fredrinn pun terbang dari Kuala Lumpur menuju Jakarta untuk menemui Bryan.Dalam kurun waktu yang singkat, Fredrinn pun tiba di rumahnya itu, rumah yang sudah diwariskan kepada anaknya sendiri.Dahi Fredrinn berkerut melihat semua pintu yang ada dan juga jendela semuanya tertutup rapat. “Apa yang telah terjadi di sini?” gumamnya bertanya-tanya.Tidak pakai lama, pintu utama pun terbuka. Tampak Bi Cholifah yang berdiri di ambang pintu, mempersilakan Fredrinn masuk.“Di mana Bryan?” tanya Fredrinn tanpa basa-basi.“Tuan Bryan sudah menunggu Bapak di ruang tengah,” jawab ART itu sopan.Fredrinn lalu melangkah dengan cepat menuju ruang tengah. Dia melihat Bryan yang tampak lesu di sofa dengan wajahnya yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status