Share

BAB 138

Aвтор: Kak Upe
last update Последнее обновление: 2025-09-16 23:00:30

Kegelapan dan keheningan yang tiba-tiba memaksa semua orang untuk mengemas barang dan pulang lebih awal. Suasana chaos itu memberikan kesempatan sempurna bagi Gilea. Hatinya masih berdebar kencang, dipenuhi oleh rasa penasaran yang membara dan sedikit ketakutan. Dia tidak langsung menuju basement. Kaki-kakinya membawanya melesat menuju lift executive, jarinya menekan tombol lantai paling atas dengan tekad bulat.

Dia menemukan Bumi masih di ruang kerjanya. Cahaya dari meja kerjanya menerangi profile tegasnya, menyoroti ketegangan di pundaknya yang biasanya begitu tegak. Dia sedang menatap layar komputernya, tapi tatapannya kosong, seolah pikirannya berada sangat jauh.

"Bee," sapa Gilea, suaranya sedikit gemetar, memecah kesunyian.

Bumi menoleh. Wajahnya yang tegang sedikit melunak melihatnya, tapi matanya masih menyimpan sisa-sisa kegelapan yang baru saja dia hadapi. "Kau sudah seharusnya pulang, Sayang," ujarnya, suaranya lembut namun berisi perintah yang tidak terbantahkan.

"Apa yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 140

    Max panik. Melarikan diri akan terlihat sangat mencurigakan. Dengan reflek yang hampir membuatnya pingsan, dia berjalan menuju mobil Gilea, mengeluarkan telepon genggamnya, dan berpura-pura sedang menelepon dengan suara sangat keras dan cemas."...KALIAN JANGAN MENGADA-ADA! AKU SUDAH JAUH-JAUH KEMARI DAN YANG BERASAP ITU BUKAN MOBILKU!! ITU SEPERTINYA MOBIL...." teriak Max ke teleponnya, matanya melotot dengan dramatis, berusaha membuat alibi secepat mungkin.Gilea, yang baru saja sampai di dekat mobilnya, mendadak berhenti. Dia memandang Max yang sedang "berteriak" di sebelah mobilnya dengan ekspresi bingung.Max menutup teleponnya dengan dramatis, lalu memandang Gilea dengan wajah panik yang (berusaha) terlihat sangat meyakinkan."Ah nyonya! Syukurlah anda datang. Aku baru saja hendak menelpon anda untuk mengabari bahwa terjadi sesuatu yang buruk pada mobil anda." katanya, terengah-engah.Gilea mengerutkan kening, matanya menyapu dari Max yang gugup ke mobilnya yang tampak sempurna.

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 139

    Gilea berjalan keluar dari ruangan Bumi, pintu yang berat tertutup perlahan dengan bunyi click yang halus. Baru saja berada di luar, di koridor executive yang sepi, rasa malu yang tertunda tiba-tiba menyergapnya seperti gelombang panas. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding dingin, tangan menutupi wajahnya yang terbakar."Oh my god!! Gilea... kau gila," bisiknya pada diri sendiri, suaranya parau.Tawa kecil, campuran antara rasa tidak percaya dan malu, terlepas dari bibirnya.Benar mereka suami-istri. Mereka telah melakukan hal-hal yang jauh lebih intim dan liar di kamar tidur mereka. Tapi ada sesuatu yang sangat berbeda, sangat nakal, tentang cara dia baru saja memanipulasi—ya, itu kata yang tepat—nafsu suaminya sendiri di ruang kerjanya yang sakral, hanya untuk mendapatkan informasi.Kini Gilea merasa bahwa dirinya bagai femme fatale dalam novel picisan, dan rasa malu itu... rasanya luar biasa. Pipinya memerah, dan dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan detak jantungnya y

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 138

    Kegelapan dan keheningan yang tiba-tiba memaksa semua orang untuk mengemas barang dan pulang lebih awal. Suasana chaos itu memberikan kesempatan sempurna bagi Gilea. Hatinya masih berdebar kencang, dipenuhi oleh rasa penasaran yang membara dan sedikit ketakutan. Dia tidak langsung menuju basement. Kaki-kakinya membawanya melesat menuju lift executive, jarinya menekan tombol lantai paling atas dengan tekad bulat.Dia menemukan Bumi masih di ruang kerjanya. Cahaya dari meja kerjanya menerangi profile tegasnya, menyoroti ketegangan di pundaknya yang biasanya begitu tegak. Dia sedang menatap layar komputernya, tapi tatapannya kosong, seolah pikirannya berada sangat jauh."Bee," sapa Gilea, suaranya sedikit gemetar, memecah kesunyian.Bumi menoleh. Wajahnya yang tegang sedikit melunak melihatnya, tapi matanya masih menyimpan sisa-sisa kegelapan yang baru saja dia hadapi. "Kau sudah seharusnya pulang, Sayang," ujarnya, suaranya lembut namun berisi perintah yang tidak terbantahkan."Apa yang

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 137

    Semua berjalan seperti biasanya di keesokan harinya. Saat Gilea akan pulang, .Klik. Klak. Klik.Suara heels Gilea berdetak tak beraturan di atas karpet tebal, sebuah irama nervous yang memecah kesunyian ruang kerjanya yang nyaris kosong. Senja mulai merayap, melukis dinding dengan warna jingga dan ungu yang seharusnya menenangkan, tapi hari ini hanya terasa seperti pertanda akan datangnya kegelapan.Lalu, sebuah suara mengiris keheningan itu. Ding.Sebuah email.Subjeknya menyala seperti neon sign di kegelapan: "URGENT: Revisi Anggaran Final - Perubahan Parameter Vendor".Kata "URGENT" itu terasa seperti pukulan ke ulu hatinya. Jantung yang baru saja tenang langsung berdebar kencang, memompa adrenalin yang membuat ujung jarinya terasa dingin.Dia membukanya. Setiap kata dalam email itu terasa seperti jarum es, menusuk-nusuk kelegaan yang baru saja dia rasakan. Itu datang dari Procurement. Tersalin untuk Natasha. Semuanya terlihat sah, sempurna. Tidak mungkin ini sebuah perangkap. Kar

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 136

    Ruangan Natasha adalah sebuah benteng. Dindingnya yang kedap suara menelan setiap getaran suara, dan tirai-tirai tebal menutupi jendela, menyembunyikan aktivitas di dalamnya dari dunia luar. Di dalamnya, udara terasa pengap, berbau parfum mahal yang bercampur dengan aroma kopi pahit dan ambisi yang tak terucapkan."Jadi, bagaimana permainan kita berjalan?" Natasha tidak perlu menyebut nama. Suaranya rendah, halus seperti sutra yang diiris, ditujukan kepada sosok yang duduk di hadapannya—seseorang dengan wajah yang sengaja dibuat biasa, mudah terlupakan di antara kerumunan karyawan."Tidak begitu baik, nona," jawab orang itu, jari-jarinya tak henti memutar-mutar gelas kertas di tangannya. "Rani mulai kehilangan duri. Dan ada juga orang yang tadinya suka pada si ratu, kini mulai mendengarkan karena merasa diberikan apresiasi olehnya. Tapi proyek itu sendiri... sebenarnya macet di sana-sini. Prosedur procurement sengaja aku perpanjang, persetujuan sengaja aku buat sulit dengan jalan yang

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 135

    Ketenangan yang menyelimuti mereka terasa seperti sebuah dunia baru. Di bawah selimut lembut, dengan tubuh masih terjerat, Gilea merasakan sebuah kelegaan dan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sejak memimpin tim baru itu. Bumi membelai punggungnya dengan gerakan lambat dan menenangkan.“Aku tadi melihat semuanya,” bisik Bumi akhirnya, memecahkan keheningan yang nyaman. “Apa yang kau lakukan tadi sungguh mengesankan. Kau luar biasa.”Gilea mendekatkan kepalanya ke dada Bumi, mendengarkan detak jantungnya yang masih berdebar pelan. “Aku tidak bisa membiarkannya. Aku tahu bagaimana rasanya.”"Mungkin ingatan ku saat bersamamu telah hilang, tapi semua ingatan saat aku masih tinggal bersama keluarga ayahku, aku masih ingat semuanya. Hm,- kecuali ingatan saat aku usia enam atau tujuh tahun. Aku mengalami sebuah kecelakaan. Kata ibu tiriku, ginjal ku rusak akibat kecelakaan itu dan kak Maria memberikan ginjalnya untukku. Sejak itu aku selalu dibayangi oleh rasa beban 1 ginjal yang diber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status