แชร์

BAB 142

ผู้เขียน: Kak Upe
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-19 23:55:32

Udara di dalam BMW masih terasa hangat dan berat, beraroma musk dan nafas mereka yang baru saja saling memuaskan.

Kabut hasrat masih menyelimuti kaca mobil, mengaburkan dunia luar yang gelap.

Bumi baru saja memasukkan kunci ke kontak, suara mesin halus mobil mewah itu mendengung lembut. Senyum kecil yang puas menghias bibirnya.

Perang dingin mereka, pertempuran ego dan keinginan yang melelahkan, akhirnya berakhir dengan gencatan senjata yang sangat, sangat manis. Dia melirik Gilea yang sedang bersandar di jendela, matanya sayu menatap keluar, rambutnya masih sedikit basah oleh keringat di pelipisnya. Dia terlihat lelah, namun puas.

"Siap pulang, Sayang?" tanya Bumi dengan suara seraknya, masih berdekap dengan afterglow yang menyenangkan.

Gilea tidak langsung menjawab. Matanya terpaku pada sebuah titik di seberang jalan. Sebuah toko bunga kecil, terselip di antara minimarket dan warung kopi.

Neon sign berbentuk bunga tulip berwarna pink menyala redup, memancarkan kehangatan yang polos
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 142

    Udara di dalam BMW masih terasa hangat dan berat, beraroma musk dan nafas mereka yang baru saja saling memuaskan.Kabut hasrat masih menyelimuti kaca mobil, mengaburkan dunia luar yang gelap.Bumi baru saja memasukkan kunci ke kontak, suara mesin halus mobil mewah itu mendengung lembut. Senyum kecil yang puas menghias bibirnya.Perang dingin mereka, pertempuran ego dan keinginan yang melelahkan, akhirnya berakhir dengan gencatan senjata yang sangat, sangat manis. Dia melirik Gilea yang sedang bersandar di jendela, matanya sayu menatap keluar, rambutnya masih sedikit basah oleh keringat di pelipisnya. Dia terlihat lelah, namun puas."Siap pulang, Sayang?" tanya Bumi dengan suara seraknya, masih berdekap dengan afterglow yang menyenangkan.Gilea tidak langsung menjawab. Matanya terpaku pada sebuah titik di seberang jalan. Sebuah toko bunga kecil, terselip di antara minimarket dan warung kopi.Neon sign berbentuk bunga tulip berwarna pink menyala redup, memancarkan kehangatan yang polos

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   (21+) BAB 141

    Dengan senyum kemenangan yang samar masih menghiasi bibirnya, Gilea membiarkan Bumi menuntunnya masuk ke dalam mobil mewahnya—sebuah BMW seri 7 hitam yang gelap dan berkilau seperti panther yang sedang bersiap menerkam.Suasana di dalam mobil terasa seperti gelembung yang terisolasi dari dunia luar. Kesunyian hanya dipecah oleh bunyi halus mesin yang menyala dan pintu yang mengunci otomatis.Aroma khas Bumi, campuran antara kayu cedar dan sesuatu yang tajam dan maskulin, memenuhi kabin, membuat kepala Gilea sedikit pusing.Bumi menyetir dengan tenang meninggalkan basement, pandangannya lurus ke depan. Tegangan di antara mereka terasa nyata, seperti kawat yang dipuntir terlalu kencang. Gilea menatap Bumi, menunggu Bumi untuk memberikan klarifikasi singkat atau sekedar penjelasan sederhana, jadilah. Karena dia tahu semua hal bodoh yang Max lakukan tadi pastilah Bumi dalangnya. Memangnya siapa lagi yang bisa memerintah pria Italia berbadan kekar dan keras kepala seperti Max- kalau bukan

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 140

    Max panik. Melarikan diri akan terlihat sangat mencurigakan. Dengan reflek yang hampir membuatnya pingsan, dia berjalan menuju mobil Gilea, mengeluarkan telepon genggamnya, dan berpura-pura sedang menelepon dengan suara sangat keras dan cemas."...KALIAN JANGAN MENGADA-ADA! AKU SUDAH JAUH-JAUH KEMARI DAN YANG BERASAP ITU BUKAN MOBILKU!! ITU SEPERTINYA MOBIL...." teriak Max ke teleponnya, matanya melotot dengan dramatis, berusaha membuat alibi secepat mungkin.Gilea, yang baru saja sampai di dekat mobilnya, mendadak berhenti. Dia memandang Max yang sedang "berteriak" di sebelah mobilnya dengan ekspresi bingung.Max menutup teleponnya dengan dramatis, lalu memandang Gilea dengan wajah panik yang (berusaha) terlihat sangat meyakinkan."Ah nyonya! Syukurlah anda datang. Aku baru saja hendak menelpon anda untuk mengabari bahwa terjadi sesuatu yang buruk pada mobil anda." katanya, terengah-engah.Gilea mengerutkan kening, matanya menyapu dari Max yang gugup ke mobilnya yang tampak sempurna.

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 139

    Gilea berjalan keluar dari ruangan Bumi, pintu yang berat tertutup perlahan dengan bunyi click yang halus. Baru saja berada di luar, di koridor executive yang sepi, rasa malu yang tertunda tiba-tiba menyergapnya seperti gelombang panas. Dia menyandarkan punggungnya ke dinding dingin, tangan menutupi wajahnya yang terbakar."Oh my god!! Gilea... kau gila," bisiknya pada diri sendiri, suaranya parau.Tawa kecil, campuran antara rasa tidak percaya dan malu, terlepas dari bibirnya.Benar mereka suami-istri. Mereka telah melakukan hal-hal yang jauh lebih intim dan liar di kamar tidur mereka. Tapi ada sesuatu yang sangat berbeda, sangat nakal, tentang cara dia baru saja memanipulasi—ya, itu kata yang tepat—nafsu suaminya sendiri di ruang kerjanya yang sakral, hanya untuk mendapatkan informasi.Kini Gilea merasa bahwa dirinya bagai femme fatale dalam novel picisan, dan rasa malu itu... rasanya luar biasa. Pipinya memerah, dan dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan detak jantungnya y

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 138

    Kegelapan dan keheningan yang tiba-tiba memaksa semua orang untuk mengemas barang dan pulang lebih awal. Suasana chaos itu memberikan kesempatan sempurna bagi Gilea. Hatinya masih berdebar kencang, dipenuhi oleh rasa penasaran yang membara dan sedikit ketakutan. Dia tidak langsung menuju basement. Kaki-kakinya membawanya melesat menuju lift executive, jarinya menekan tombol lantai paling atas dengan tekad bulat.Dia menemukan Bumi masih di ruang kerjanya. Cahaya dari meja kerjanya menerangi profile tegasnya, menyoroti ketegangan di pundaknya yang biasanya begitu tegak. Dia sedang menatap layar komputernya, tapi tatapannya kosong, seolah pikirannya berada sangat jauh."Bee," sapa Gilea, suaranya sedikit gemetar, memecah kesunyian.Bumi menoleh. Wajahnya yang tegang sedikit melunak melihatnya, tapi matanya masih menyimpan sisa-sisa kegelapan yang baru saja dia hadapi. "Kau sudah seharusnya pulang, Sayang," ujarnya, suaranya lembut namun berisi perintah yang tidak terbantahkan."Apa yang

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   BAB 137

    Semua berjalan seperti biasanya di keesokan harinya. Saat Gilea akan pulang, .Klik. Klak. Klik.Suara heels Gilea berdetak tak beraturan di atas karpet tebal, sebuah irama nervous yang memecah kesunyian ruang kerjanya yang nyaris kosong. Senja mulai merayap, melukis dinding dengan warna jingga dan ungu yang seharusnya menenangkan, tapi hari ini hanya terasa seperti pertanda akan datangnya kegelapan.Lalu, sebuah suara mengiris keheningan itu. Ding.Sebuah email.Subjeknya menyala seperti neon sign di kegelapan: "URGENT: Revisi Anggaran Final - Perubahan Parameter Vendor".Kata "URGENT" itu terasa seperti pukulan ke ulu hatinya. Jantung yang baru saja tenang langsung berdebar kencang, memompa adrenalin yang membuat ujung jarinya terasa dingin.Dia membukanya. Setiap kata dalam email itu terasa seperti jarum es, menusuk-nusuk kelegaan yang baru saja dia rasakan. Itu datang dari Procurement. Tersalin untuk Natasha. Semuanya terlihat sah, sempurna. Tidak mungkin ini sebuah perangkap. Kar

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status