Share

Bab 8

Penulis: Charles Fariz
Arif sangat gembira dan buru-buru meningkatkan energi spiritualnya untuk merangsang pertumbuhan jamur pinus. Setengah jam kemudian, tangannya mulai gemetar, sedangkan wajahnya terlihat pucat pasi.

"Huff!"

Napas Arif mulai tidak beraturan dan dia merasa pusing.

Pada saat ini, jamur pinus telah tumbuh hingga seukuran lengan bayi, juga menyerbakkan aroma harum yang kental.

Arif dengan hati-hati mengambil jamur pinus itu. Dia bahkan memperlambat tarikan napasnya. Jamur pinus yang dimiliki Arif totalnya ada dua kilogram. Semuanya juga merupakan jamur pinus berkualitas premium. Jamur pinus premium sangatlah langka dan bisa dijual seharga 8 juta per setengah kilogram.

Arif sangat gembira. Baginya, 8 juta tidaklah sedikit. Bagaimanapun juga, dia harus menjual hasil panen dari hutan selama tiga bulan untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Dia belum pernah menghasilkan uang dengan semudah ini seumur hidupnya!

Dengan keadaan seperti ini, Arif akan segera terlepas dari kehidupan yang hanya bisa bergantung pada kehendak alam!

Namun, senyum Arif segera sirna. Kakak iparnya masih berutang 100 juta kepada Agus. Dia setidaknya perlu merangsang pertumbuhan delapan kilogram jamur pinus untuk melunasi utang itu. Masalahnya, hanya merangsang pertumbuhan dua kilogram jamur pinus saja sudah menguras seluruh energi spiritualnya ....

Akan tetapi, Arif tidak patah semangat. Dalam ilmu langka yang diberikan siluman wanita itu juga tercatat metode untuk berkultivasi energi spiritual. Meskipun hanya bisa menghasilkan dua kilogram jamur pinus hari ini, setelah meningkatkan kekuatannya, dia dapat menumbuhkan lebih banyak jamur pinus lagi besok. Dia harus bekerja lebih keras untuk melunasi utang Melati!

Arif memasukkan jamur pinus itu ke dalam keranjang bambu, lalu duduk di atas tempat tidur dan mulai berkultivasi. Tak lama kemudian, dia segera memasuki kondisi meditasi.

...

Keesokan paginya, Arif membuka mata dengan perasaan segar dan bersemangat. Rasa lelah kemarin telah hilang, sedangkan energi spiritualnya yang terkuras telah pulih!

Arif mencuci muka, lalu bersepeda menuju Kota Serandil dengan membawa jamur pinus dan buah liar milik Rini. Besok adalah batas waktu pelunasan utang. Dia harus bergegas menjual jamur pinus ini.

Setengah jam kemudian, Arif akhirnya tiba di Kota Serandil.

Kota Serandil hanya memiliki tiga jalan. Teriakan para pedagang terdengar di mana-mana.

Desa-desa di sekitar Kota Serandil sangatlah miskin, tetapi ada banyak orang kaya di kota kecil ini. Jalannya dipenuhi berbagai macam toko, termasuk sebuah pemandian umum mewah dan dua restoran berkelas.

Arif bersepeda menuju pintu masuk sebuah restoran megah yang didekorasi dengan elegan. Papan namanya bertuliskan "Restoran Lestari" bergaya kaligrafi.

Restoran Lestari adalah salah satu restoran mewah di Kota Serandil, juga satu-satunya yang menggunakan jamur pinus sebagai menu andalannya.

Inilah tempat tujuan Arif. Namun, restoran besar biasanya memiliki pemasok tetap. Dia tidak yakin apakah pemiliknya akan menerima jamur pinusnya. Namun, demi Melati, dia harus mencoba.

Setelah berpikir begitu, Arif mendorong pintu Restoran Lestari hingga terbuka. Ini pertama kalinya dia mengunjungi restoran semegah ini.

Sebuah jembatan batu membentang di pintu masuk. Di kolam bawahnya, sekelompok ikan mas gemuk sedang berenang. Suara aliran air yang lembut terdengar menenangkan.

Meja-meja yang terbuat dari kayu bergaya antik terlihat elegan nan megah. Ada sebuah tangga kayu berkelok yang mengarah ke lantai dua.

Saat ini masih belum jam makan siang. Semua karyawan sedang berada di dapur untuk menyiapkan makanan. Jadi, tidak ada yang langsung menyambut Arif setelah masuk.

"Kantor bos seharusnya ada di lantai atas. Aku langsung naik saja deh," kata Arif sambil menggaruk kepalanya. Dia membawa jamur pinus dan buah liar ke atas.

Arif menaiki tangga, lalu berjalan melalui koridor panjang, dan tiba di kantor manajer umum. Tepat saat dia hendak mengetuk, tiba-tiba terdengar keributan yang sengit dari dalam.

"Lestari, kamu begitu cantik, juga seorang bos wanita. Kamu biasanya jual mahal, tapi diam-diam pakai stoking hitam. Aku sudah lama ingin menidurimu!"

"Kamal, coba saja kalau kamu berani sentuh aku! Akan kubuat kamu rasakan akibatnya!"

"Dasar jalang kecil! Kemari!"

"Srek!"

Terdengar suara kain robek. Kemudian, tawa pria itu makin menjadi-jadi. "Hahaha, putih juga. Sini, biarkan aku sentuh ...."

"Bajingan! Lepaskan aku!"

Arif yang berada di luar pintu pun terbelalak. Seorang wanita yang jadi bos juga bisa dipaksa orang?

Mendengar jeritan wanita yang nyaring dan penuh penderitaan dari dalam ruangan, Arif tak tahan lagi.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 50

    Beberapa saat kemudian, Rania baru menutup wajah meronanya, lalu bertanya dengan terbata-bata, “Kak Arif, ngapain kamu nonton video itu?”Arif pun tersenyum. Meskipun kakak ipar mengatakan Arif telah menidurinya pada malam pengantin, tetapi Arif telah mabuk dan tidak mengingat apa pun. Seandainya benar ada kejadian seperti itu, dia juga tidak teringat apa-apa dan boleh dikatakan tidak memiliki pengalaman sama sekali.Sekarang, Rini memiliki perasaan terhadap Arif. Dia pun mesti belajar sedikit pengetahuan terlebih dahulu. Setelah Arif berhasil menaklukkan Rini, dia tidak percaya Rini tidak akan memberi tahu kenyataan pada malam pengantin abang sepupunya!“Aku cuma ingin duluan belajar untuk calon istriku nanti?”Rania menunduk. Dia mencubit-cubit jari tangannya dengan gugup, lalu berkata, “Teman sekolahku kirim banyak video kepadaku. Kalau Kak Arif ingin nonton, silakan saja.”Usai berbicara, Rania menambahkan, “Tapi Kak Arif, aku nggak nonton sama sekali. Kamu jangan salah paham ya.”

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 49

    Ketika kepikiran hal ini, Arif pun tersenyum lebar.Pada saat ini, pada penduduk desa sudah mengerumuni Rania. “Rania, cepat daftarkan nama kami.”Rania sungguh merasa gembira. Ini pertama kalinya dia diperlakukan ramah oleh para penduduk desa setelah dia kembali ke desa. Dia segera mengeluarkan kertas dan pena yang sudah dipersiapkan, lalu berkata dengan suara keras, “Semuanya jangan buru-buru. Semuanya akan kebagian kok!”Lima menit kemudian, akhirnya Rania sudah menyelesaikan pendaftaran. Para penduduk desa merasa sangat puas, lalu memujinya, “Rania itu orang pertama di desa yang tamatan universitas, kerjanya cepat dan tangkas!”“Aku ingat waktu kecil dulu, Rania selalu mengekor di belakang Arif, bahkan pernah mengatakan ingin menikah dengan Arif!”“Sampai sekarang Arif belum menikah. Bagaimana kalau Rania jadi istrinya saja?”Wajah Rania spontan merona. “Paman, Bibi, aku berbaik hati membantu kalian mencari pekerjaan, kenapa kalian malah jadikan aku sebagai bahan candaan?”Suara t

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 48

    Begitu ucapan itu dilontarkan, para penduduk desa juga merasa agak ragu. Mereka memang ingin mencari nafkah, tapi mereka juga ingin tetap tinggal di desa.Demi upah 40-60 ribu, mereka benar-benar tidak perlu menyinggung Wawan, apalagi ribut sampai ke pemerintahan setempat.Bahkan Rania juga mulai merasa ragu. Dia yang telah membujuk para penduduk desa untuk menekan Wawan, tapi mengenai berapa upah yang akan diberikan kepada warga, dia tidak berani mengambil keputusan, semua itu mesti menunggu penjelasan Arif.Hanya saja, Rania tetap berkata, “Paman, Bibi, kalian semua melihat Kak Arif dari kecil. Aku percaya Kak Arif nggak akan merugikan kalian!”Wawan melihat para penduduk desa yang mulai goyah. Dia pun menunjukkan senyuman puas. Dia sudah mengelola Desa Sukasari selama bertahun-tahun, apa mungkin dia tidak sanggup menghadapi bocah miskin seperti Arif dan gadis muda seperti Rania?Arif malah berani mengatakan akan membuat Wawan memohon Arif untuk menyewa rumahnya. Sepertinya Arif seda

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 47

    Gambaran ajaib benar-benar terjadi. Energi spiritual berwarna keemasan itu bergabung dengan tanaman herbal dan berputar-putar di dalam ember kayu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tanaman herbal dan energi spiritual telah bergabung, membentuk seember cairan spiritual yang berwarna transparan. Cairan itu tidak berwarna dan tidak beraroma, seperti air saja.Arif berkata dengan antusias, “Bagus sekali. Ramuan spiritual mesti diencerkan. Asalkan aku menuang cairan spiritual ke dalam sumur, nggak ada yang akan menemukan rahasia bercocok tanam jamur pinus!”Ketika kepikiran hal ini, rasa penat di hati Arif langsung menghilang. Pada saat ini, langit sudah sepenuhnya gelap. Saking gembiranya, Arif bahkan tidak bisa tidur. Dia pun duduk di atas tempat tidur, lalu memejamkan matanya untuk mulai latihan.…Keesokan paginya, Arif dibangunkan oleh suara ricuh di depan pintu rumah. Dia membuka matanya, lalu mengenakan sepatu sebelum keluar. Pada saat ini, ada belasan penduduk desa sedang berkumpul d

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 46

    Arif terus menatap Rini. Napasnya juga mulai tidak karuan. Dia sedang mencari tahu jati diri Kiki. Riko yang mengetahui kenyataan malah tidak bersedia untuk memberitahunya.Namun Arif sungguh tidak menyangka bahwa Rini juga mengetahui kenyataan pada hari pernikahan abang sepupunya waktu itu!Arif sungguh merasa antusias. Sebelumnya dia mencari ke sana kemari, tetapi tidak menemukan jawabannya. Sekarang tanpa mencari, dia justru menemukan jawabannya tanpa perlu usaha sama sekali. Jika Arif tahu Rini juga mengetahui masalah itu, untuk apa dia bertanya pada Riko!“Kak Rini, masalah ini sangat penting bagi aku. Kamu mesti beri tahu aku!” Mata indah Rini berkilauan. Dia bertanya dengan bingung, “Kamu sendiri jelas dengan apa yang kamu perbuat, untuk apa tanya aku?”Arif sungguh merasa panik. “Kak Rini, waktu itu aku mabuk dan nggak ingat apa-apa lagi. Kamu cepat beri tahu aku, sebenarnya apa yang terjadi waktu itu?”Tatapan Rini kelihatan berkilauan, tetapi dia tidak segera menjawab.Arif

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 45

    Tangan Sari sudah disandarkan ke atas pintu. Asalkan dia membuka pintu, dia pun dapat melihat gambaran Rini berpelukan dengan Arif.Jantung Arif berdebar kencang. Dia bahkan tidak berani bernapas dengan terlalu kencang. “Kak Rini, kamu jangan bandel lagi!”Kalau sampai kepergok oleh Sari, belum pasti Sari akan menghukum Rini, tetapi Sari pasti akan memukul Arif fan mengusirnya keluar dari rumah. Pada saat itu, Arif-lah yang akan dipermalukan.“Kenapa kamu malah takut sama dia?” Rini berusaha untuk menenangkan Arif. Kemudian, terdengar nada bicara tinggi dari luar pintu. “Ibu, aku dan Arif lagi ngomong masalah serius. Kalau kamu ikut campur, bisa jadi malah nggak akan berhasil!”Di luar pintu, Sari sungguh kelihatan galau. Dia merasa Rini dan Arif sedang melakukan hal buruk di dalam kamar. Namun setelah dipikir-pikir, ada dia yang berjaga di depan pintu, mereka berdua seharusnya tidak akan melakukan hal di luar batas. Sari sungguh berharap Rini bisa berhasil mencari tahu cara Arif menca

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status