Citra berkata dengan tampang dingin, "Arif, yang dibilang Riko itu cuma omong kosong. Kalau kamu berani memikirkannya, aku akan habisi kamu!"Arif merasa agak malu. Tidak semua orang mampu menghadapi temperamen Citra yang berapi-api."Citra, Riko itu sahabatku! Mana mungkin aku menyetujui hal konyol seperti itu!"Raut wajah Citra sedikit melunak setelah mendengar jawaban Arif. Namun, dia tetap berujar dengan kesal, "Riko sangat keras kepala. Kalau dia ungkit soal anak lagi ke kamu, kamu juga nggak boleh setuju!"Arif diam-diam merasa iri pada Riko. Meskipun pemarah, Citra benar-benar setia pada Riko. Biarpun Riko tidak bisa tidur dengannya, dia juga tidak keberatan. Wanita sebaik ini sangatlah langka.Arif menasihati, "Citra, mau aku setujui permintaan Riko atau nggak, itu nggak penting. Kalian berdua perlu selesaikan sendiri masalah kalian."Citra bukanlah orang yang tidak masuk akal. Melihat Arif benar-benar tidak berniat menyetujui permintaan Riko, dia juga menyadari bahwa nada bica
Read more