Share

Indra Harus Memilih

Indra memutar-mutarkan cangkir kopinya dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menahan pipi kirinya di meja. Kegiatan itu sudah dia lakukan selama lebih dari sepuluh menit.

Plok…

Satu tepukan mendarat di punggungnya. Tepukan tersebut, meskipun pelan, cukup untuk membuat Indra terlonjak dan menumpahkan sebagian isi cangkirnya ke meja.

“Nggak bagus pagi-pagi nglamun Ndra.” kata Ibuk.

“Yang melamun siapa Buk? Aku tidak melamun.” kilah Indra sembari mengelus dadanya berusaha membuat detak jantungnya normal.

“Terus yang kamu lakukan tadi apa? Meramal?” tanya Ibuk seraya menyerahkan lap meja pada Indra.

Indra menghela nafasnya lalu mengambil lap meja dan mengelap tumpahan kopinya.

“Ada apa Ndra?”

Indra masih terdiam. Tangannya reflek menggaruk bagian belakang kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

“Bingung Buk.” jawab Indra singkat.

Dahi Ibuk berkerut, mengambil duduk di samping Indra, dan bertanya, “Apa yang dibingungi?”

Bibir Indra mengecap. Pandangannya kosong menatap dinding di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status