"Yang Mulia memerintahkanmu untuk pergi ke Istana Langit Biru bersama Héxié Zhìzūn," ujar Jìng Jūnlán Wángyé, suaranya tegas meski rendah. Lalu, setelah jeda yang terasa berat, ia melanjutkan, "Dan mulai saat ini, seluruh kultivator dari Sekte Pedang Iblis dilarang memasuki ibu kota."
Kata-kata itu bagaikan petir di siang bolong. Jian Léi langsung melangkah maju, amarahnya meluap seketika."Jìng Jūnlán Wángyé! Apa maksud Kaisar?" suaranya meninggi, gengamannya pada gagang pedang mengerat. "Sekte Pedang Iblis tidak pernah melanggar hukum kekaisaran! Atas dasar apa larangan ini diberlakukan?""Léi!" Jian Wei dengan sigap menahan lengan adiknya, mencegahnya berbuat sesuatu yang bisa dianggap penghinaan terhadap keluarga kerajaan. "Tahan dirimu."Mo Chén, berbeda dengan Jian Léi, hanya terkekeh pelan—suara yang kontras dengan situasi tegang saat itu. "Jika itu yang dikehendaki Yang Mulia, aku tidak bisa menolak, bukan?" ujarnya santai, meski pancaranHéxié Zhìzūn tertawa ringan, suaranya terdengar merdu bahkan dalam situasi tegang seperti ini. "Apa yang Mulia curigai? Jian Wu Gōngzǐ hanyalah pasangan kultivasi Yuè Tiānyin. Dia tetap menjadi milik Sekte Pemecah Langit.""Dan jika sesuatu terjadi pada Jian Huànyǐng..." Kaisar mendekat, tatapannya mengeras. "Apakah menurutmu adikmu akan diam saja?"Mo Chén yang menyahut, dengan nada santai tetapi tetap tajam. "Tentu tidak, Yang Mulia. Tetapi itu adalah tindakan pribadi Yuè Èr Gōngzǐ, bukan mewakili Sekte Musik Abadi.""Benarkah?" Kaisar Yǔhàn menyipitkan matanya, ekspresinya semakin serius. "Apakah kau, Héxié Zhìzūn, Tiānyù Jiànzhàn, bahkan Yāo Ménzhǔ dan Qīng Ménzhǔ tidak akan melakukan apa pun?"Keheningan menyelimuti aula. Héxié Zhìzūn dan Mo Chén terdiam, saling melirik sejenak.Akhirnya, mereka berdua berbicara bersamaan, dengan suara yang penuh ketegasan. "Keadilan adalah jalan
Kilatan cahaya menyambar langit, membelah awan dengan kecepatan luar biasa. Tiga sosok melayang di tengah udara, melesat dengan gerakan manuver pedang yang hanya dikuasai oleh kultivator tingkat tinggi. Mo Chén berada di sebelah kanan, jubah hitamnya berkibar liar tertiup angin kencang. Sementara Héxié Zhìzūn di sebelah kiri memperlihatkan keanggunan khas pemimpin Sekte Musik Abadi, setiap gerakannya terukur sempurna tanpa sedikit pun keraguan."Kita hampir sampai," ucap Jìng Jūnlán Wángyé, yang memimpin di depan. Tatapannya tajam ke arah menara-menara tinggi Istana Langit Biru yang mulai tampak di kejauhan.Di waktu yang sama tetapi tempat berbeda, jauh dari pandangan ketiga kultivator yang melaju cepat di langit, Kaisar Yǔhàn tengah duduk di ruang pribadinya. Wajahnya tampak dingin ketika seorang prajurit khusus berlutut di hadapannya."Yang Mulia, kami siap menerima perintah," ucap prajurit tersebut dengan kepala tertunduk.Kaisar Yǔhàn mengetu
"Yang Mulia memerintahkanmu untuk pergi ke Istana Langit Biru bersama Héxié Zhìzūn," ujar Jìng Jūnlán Wángyé, suaranya tegas meski rendah. Lalu, setelah jeda yang terasa berat, ia melanjutkan, "Dan mulai saat ini, seluruh kultivator dari Sekte Pedang Iblis dilarang memasuki ibu kota."Kata-kata itu bagaikan petir di siang bolong. Jian Léi langsung melangkah maju, amarahnya meluap seketika."Jìng Jūnlán Wángyé! Apa maksud Kaisar?" suaranya meninggi, gengamannya pada gagang pedang mengerat. "Sekte Pedang Iblis tidak pernah melanggar hukum kekaisaran! Atas dasar apa larangan ini diberlakukan?""Léi!" Jian Wei dengan sigap menahan lengan adiknya, mencegahnya berbuat sesuatu yang bisa dianggap penghinaan terhadap keluarga kerajaan. "Tahan dirimu."Mo Chén, berbeda dengan Jian Léi, hanya terkekeh pelan—suara yang kontras dengan situasi tegang saat itu. "Jika itu yang dikehendaki Yang Mulia, aku tidak bisa menolak, bukan?" ujarnya santai, meski pancaran
Langit Dermaga Lānyín tampak kelabu meski matahari senja masih menyisakan sedikit cahaya. Perahu-perahu kecil bergoyang pelan dihempas ombak, seolah ikut merasakan ketegangan yang mengambang di udara. Di tepian dermaga yang ramai, tiga sosok kultivator muda tengah bersiap menaiki sebuah perahu panjang dengan lambang naga perak di kedua sisinya.Mo Chén menyerahkan kantong berisi koin emas pada pemilik perahu, sementara Jian Wei dan Jian Léi mengawasi sekitar dengan waspada. Ketiganya baru saja meninggalkan Kediaman Aroma Wisteria sesuai instruksi Yīnlǜ Shengzhe yang meminta mereka untuk segera pergi demi keamanan mereka sendiri.Tatapan Mo Chén tiba-tiba tertuju pada kilau perak di kejauhan. Meski mereka sudah mengetahui tentang kedatangan pasukan Bìxiāo Tiěwēi ke Sekte Musik Abadi, tetapi melihat langsung rombongan tersebut di dermaga adalah hal yang tak mereka duga."A Wei," panggil Mo Chén pelan, kepalanya sedikit menoleh ke arah Jian Wei yang berdiri d
"Yuè Lǜ Shén Jūn, Tiānyin," sapa Héxié Zhìzūn dengan ketenangan khasnya. Meski situasinya tegang, tidak ada sedikitpun kegelisahan terpancar dari sikap tubuhnya.Jìng Jūnlán Wángyé memberi anggukan hormat pada keduanya, sementara He Yun Dàshī hanya diam dengan ekspresi muram."Yang Mulia Kaisar memintaku untuk menghadap," Héxié Zhìzūn berbicara langsung tanpa basa-basi. "Ada beberapa... pertanyaan yang ingin beliau tanyakan langsung padaku mengenai kejadian di Hēi Hu."Tiānyin dan Yuè Lǜ Shén Jūn bertukar pandang singkat. Keduanya tahu betul bahwa "menghadap" dalam situasi seperti ini bisa berarti banyak hal—dan tidak semua kemungkinannya baik."Tiānyin, Yuè Lǜ Shén Jūn," lanjut Héxié Zhìzūn, suaranya tetap tenang meski membicarakan hal serius, "aku meminta kalian untuk membantu He Yun Dàshī menjaga Sekte Musik Abadi selama aku pergi."Tiānyin mengangkat alisnya, tatapannya penuh tanya."Xiōngzhǎng, berapa lama kau akan pergi?" t
Tiānyin melangkah mantap menuju gerbang utama Kediaman Aroma Wisteria. Sosoknya yang dibalut jubah putih bersih berjalan menyusuri anak tangga yang dinaungi bunga wisteria ungu yang tengah mekar sempurna. Kelopak-kelopak yang jatuh tertiup angin seolah menari di sekitarnya, menciptakan pemandangan yang begitu memukau, seolah seorang dewa yang turun dari langit.Di kejauhan, pasukan Bìxiāo Tiěwēi masih berbaris dalam formasi disiplin, pedang-pedang berkilat tertimpa cahaya matahari senja. Para prajurit itu berdiri tegak, tidak bergerak sedikitpun meski telah berjam-jam menunggu.Líng An, Kepala Pasukan Bìxiāo Tiěwēi, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat melihat Tiānyin berdiri di anak tangga batu terakhir. Tatapan dingin dan angkuh khas Yuè Èr Gōngzǐ yang biasanya membuat banyak kultivator merasa tidak nyaman justru terlihat begitu memikat di mata Líng An."Yuè Èr Gōngzǐ," sapanya dengan hormat, membungkuk dalam-dalam. "Sebuah kehormatan bisa bertemu
Ketika mereka tiba di Aula Harmoni, pemandangan yang menyambut sungguh mencengangkan. Jìng Jūnlán Wángyé, dengan jubah kebesaran berhias naga emas, berdiri dengan angkuh di tengah ruangan. Di belakangnya, dua belas prajurit elite Bìxiāo Tiěwēi berbaris rapi, sementara ratusan lainnya menunggu di luar gerbang Kediaman Aroma Wisteria.Héxié Zhìzūn sudah berada di sana, berdiri dengan sikap tenang. Shènglài Xiǎo tergenggam di tangannya, belum diaktifkan, tetapi siap digunakan kapan saja."Ah, akhirnya kalian datang juga," ucap Jìng Jūnlán Wángyé begitu melihat kedatangan mereka. Tatapannya langsung tertuju pada Huànyǐng, seolah hanya dia yang penting di ruangan ini.He Yun Dàshī memberi hormat singkat. "Jìng Jūnlán Wángyé, suatu kehormatan bagi kami menerima kunjungan Anda. Namun, bolehkah saya bertanya, ada keperluan apa Yang Mulia datang dengan pasukan sebanyak ini?"Jìng Jūnlán Wángyé tersenyum tipis. "Aku ingin berbicara dengan Héxié Zhìzūn dan H
Kabut tipis menyelimuti permukaan Sungai Ungu Gelap, menciptakan pemandangan mistis yang memukau. Air sungai yang biasanya jernih kini berpendar dengan semburat ungu samar, seolah ada ribuan kunang-kunang tersembunyi di dalamnya. Di tengah ketegangan yang terjadi di gerbang utama Kediaman Aroma Wisteria, di tempat inilah Huànyǐng dan Tiānyin sedang berlatih di bawah pengawasan ketat He Yun Dàshī."Pusatkan energimu!" suara He Yun Dàshī bergema tegas. "Jian Wu Gōngzǐ, jangan biarkan pikiranmu berkelana!"Huànyǐng berdecak kesal, keringat membasahi keningnya yang berkerut. Ia duduk bersila di atas batu datar di tengah sungai, berhadapan dengan Tiānyin yang tetap tenang dengan mata terpejam. Di antara mereka, lingkaran formasi segel berpendar kebiruan, tanda Tiān Jí Tiáo Hé Shu sedang diaktifkan."Sulit sekali!" protes Huànyǐng, energi di sekitar tubuhnya berfluktuasi tidak stabil. "Energi dalam tubuhku seperti tidak mau diatur!"Tiānyin membuka mata
Sinar pagi merambat perlahan menembus jendela-jendela kertas di Jìng Jū. Meskipun matahari baru saja naik, suasana di kediaman pribadi Yīnlǜ Shengzhe terasa jauh dari kata damai. Héxié Zhìzūn duduk dengan sikap anggun di sebelah kanan ayahnya, sementara Jian Wei dan Mo Chén duduk berhadapan di sisi lain meja. Wajah mereka menampakkan keseriusan yang jarang terlihat.Ruangan itu dipenuhi aroma dupa yang menenangkan. Namun, tak cukup untuk menghalau ketegangan yang mengambang di udara. Di hadapan mereka, secangkir teh hijau mengepulkan uap tipis, belum tersentuh."Menurut pengamatan kami, situasi di wilayah kekaisaran Bìxiāo dalam kondisi stabil," Mo Chén membuka percakapan, suaranya terdengar tenang. "Setidaknya, di permukaan."Jian Wei mengangguk membenarkan. "Meski begitu, ada banyak bisikan dan gerakan tersembunyi yang patut diwaspadai."Yīnlǜ Shengzhe menuangkan teh untuk keempat orang di ruangan itu, gerakan tangannya seanggun melodi yang meng