Dendam Kutukan Sang Penyihir

Dendam Kutukan Sang Penyihir

Oleh:  ARA  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
4Bab
356Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Axton adalah seorang pangeran tampan dan sempurna, kecuali bahwa ia tamak akan kekayaan. Pria itu telah membunuh Selena Dazzle dan sebagai hasilnya, dia dikutuk oleh penyihir itu. Jiwa Axton terjebak dalam bunga yang disebut foxglove untuk selamanya. Jantungnya masih berdetak, tetapi jiwanya menghilang seperti mayat hidup. Mengetahui situasi mengerikan Axton, saudara perempuan Selena, Helena, mencoba menyelamatkannya karena hutang budi. Helena ingin membalas budi, tetapi mematahkan kutukan Axton bukanlah hal yang mudah. Akankah Helena dapat membawa kembali jiwa Axton yang terperangkap? Atau dia yang akan terjebak dalam kutukan kakaknya sendiri? Jika pun ia berhasil, akankah Axton akan membalas dendam pada Helena sebagai balasan atas apa yang telah Selena Dazzle lakukan pada lelaki itu?

Lihat lebih banyak
Dendam Kutukan Sang Penyihir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
4 Bab
Bab 1
Axton, seorang pangeran tampan dan gagah perkasa, dia memiliki fisik sempurna namun tidak dengan kepribadiannya. Axton pangeran yang suka menindas rakyatnya demi keuntungan pribadi. Setiap tahun dia melipatgandakan pajak, sedangkan rakyat miskin yang tidak bisa membayar harus menjadi budaknya. Pagi ini dia mendatangi rumah tua seorang kakek yang bekerja sebagai petani. Dia datang bersama dengan lima pengawalnya."Cepat bayar utang pajakmu!" ucap Axton dengan melipat tangannya di depan dada. Dia bersikap angkuh dan tak peduli seberapa menderita kakek tua itu. Hanya ada satu lembar uang yang dimiliki kakek tua itu, lainnya tidak ada lagi. Axton merampas uang itu lalu pergi."Tuan, apakah kita tidak terlalu kejam? Kakek tua itu sepertinya memang tidak memiliki uang sama sekali," salah satu pengawalnya mengingatkan perbuatan Axton, namun Axton menggeleng kuat. Baginya, setiap detik adalah cara untuk menghasilkan uang lebih banyak.Axton bersikap keras kepala, tidak peduli bagaimana keadaa
Baca selengkapnya
Bab 2
Helena semalaman tidak bisa tertidur memikirkan tentang kutukan yang ada pada diri Axton. Dia tidak sanggup jika harus begini. Dia sangat ingin mengembalikan Axton, ingin mengetahui mengapa Axton membunuh kakaknya. Helena bangkit di tengah malam, mengganti bajunya dan menutup kunci rumah. Rencananya malam ini dia ingin menuju Balkan, pusat kota para penyihir. Di sana banyak sekali para penyihir yang sangat handal. Helena berharap dia bisa menemukan jawaban atas pertanyaannya. Dia melewati hutan yang begitu gelap, suara auman serigala membuat dia merinding. Seketika nyalinya menciut, dia takut berada disini sendiri. Helena memutar arahnya, sangat sepi kota di malam hari, semua orang pasti di rumah berkumpul dengan keluarganya. Dia duduk di kursi taman, menatap bunga-bunga indah di hadapannya. Helena paling suka melukis bunga, kelopaknya yang berwarna-warni dan aroma harum dari bunga selalu menginspirasinya.“Kenapa aku bertemu denganmu lagi?” ucap Vale yang tiba-tiba muncul di hadapan
Baca selengkapnya
Bab 3
Helena terbangun ketika mencium aroma gosong, dia terkejut ketika rumahnya penuh asap. Seketika Helena panik dan keluar dari kamarnya, dia menuju dapur dan terkejut melihat Winter yang wajahnya hitam karena kepulan asap."Astaga Winter! Apa yang terjadi?"Helena melihat penggorengannya yang berapi dan mengeluarkan asap. Helena miris melihatnya. Alat yang dia dapatkan dari menabung menjual lukisan seketika lenyap begitu saja. Vale tiba-tiba datang dan membantu memadamkan api dengan angin beliung kecil yang dia buat.“Maaf, aku hanya ingin membuat sesuatu untukmu, tapi rupanya aku lupa mematikan apinya,” ucap Winter menunduk.“Ya ampun, itu alat masakku yang berharga. Aduh, bagaimana ini?” ucap Helena panik. Dia menatap alat masaknya yang cukup artistik, tapi tidak ada yang bisa diharapkan, benda itu tidak bisa digunakan lagi. Dia ingin marah kepada Winter, namun memendam amarahnya.“Maaf ya, aku akan mengganti rugi.”Helena menatap Winter, dia merasa kasihan kepadanya.“Sudahlah, lupak
Baca selengkapnya
Bab 4
Lucas melemparkan gelas kaca yang dia pegang, sungguh dia tidak menyangka Belarus berani melakukan pengajuan peraturan seperti itu. Sejak nenek moyang, sistem kerajaan tidak pernah berubah, Lucas harus menetapkan hal itu. Di usianya yang sangat muda ini, Lucas masih labil dan terkadang dia bingung bagaimana mengelola keuangan. Semua keputusan ada di tangannya, terlalu rumit baginya jika menentukan semuanya sendiri. Lucas belum terbiasa menjadi pemimpin. Di usianya yang masih jauh lebih muda daripada kakaknya, dia masih ingin bersenang-senang. Lucas, sebelum diangkat menjadi raja, sangat menyukai seni pahat dan berkebun. Dia memiliki rumah kaca tersendiri dan studio pahat. Dia nyaris tidak pernah ingin menjadi raja, itulah mengapa dulu saat ayahnya meninggal dia langsung setuju ketika Axton diangkat menjadi raja.Di saat seperti ini, Lucas ingin mengunjungi kakaknya, dia sangat ingin bercerita tentang keluh kesahnya menjadi seorang raja. Semua permintaan masyarakat telah dia penuhi, ha
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status