Share

Bab 5: Disumpah

Penulis: Theresa Oliver
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 15:01:03
Lacey berjalan menyusuri lorong, menuju tangga, tidak tahu apa yang akan dia hadapi di bawah sana. Dia sempat terpikir untuk melarikan diri dari situasi ini, kemudian memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia bukan seorang pengecut ... tidak peduli sekeji apa pasangan barunya.

Dia berdiri di puncak tangga dan melihat Ruang Besar yang ada di bawahnya. Ayahnya berdiri di ujung ruangan, mengenakan jas, sementara Julian yang juga mengenakan jas, tampak sangat gagah. Bahkan, seluruh kawanan telah berdandan. Pita-pita menghiasi pegangan tangga. Jelas sekali orangtuanya telah mempersiapkan tempat yang begitu indah dalam waktu singkat.

Julien menengadah dan keduanya bertatapan lama, membuat hati Lacey berdebar. Mungkin ini tidak akan terlalu buruk.

Lacey menuruni tangga dan seluruh mata menatapnya, memberi jalan ketika ia lewat. Beberapa saat kemudian, dia berdiri di sebelah Julien. Dia mengangkat pandangannya dan menatap pria itu sambil tersenyum, tetapi Julien mengulurkan tangan dan melepas jepit rambutnya dalam satu sambaran, membuat rambut Lacey terurai ke kedua bahu hingga punggungnya.

"Aku lebih suka rambutmu digerai," pria itu mencondongkan tubuh dan berbisik ditelinganya.

"Aku tidak peduli," sahut Lacey.

Julien menyeringai. "Oh, kau akan peduli." Kemudian dia menatap Thorn dan mengangguk.

Thorn pura-pura tidak mendengar percakapan itu sementara dia menatap seluruh manusia serigala yang hadir. "Semuanya, kita berkumpul di sini hari ini untuk menyaksikan sumpah khidmat antara dua manusia serigala sebagai janji untuk menikah. Sumpah ini adalah langkah pertama untuk menjadi Pasangan Terkawinkan. Sebagaimana yang kalian ketahui, sumpah ini adalah waktu bagi pasangan untuk saling mengenal satu sama lain sebelum mereka mengambil sumpah terakhir mereka sebagai suami dan istri." Thorn menatap Lacey dan Julien bergantian. "Jika kapan saja dalam waktu kalian memutuskan untuk tidak menjadi pasangan, kalian boleh melakukannya. Namun sebagaimana yang kalian ketahui, begitu kalian mengucapkan sumpah terakhir kalian sebagai Pasangan Terkawinkan, jiwa kalian akan bertaut, tidak akan terpisahkan selamanya." Kemudian Thorn menatap mata Lacey. "Putri Alpha Lacey Taregon, putri dari Alpha Thorn Taregon, apakah kau setuju untuk ditunangkan dengan Julien Grey, Alpha dari Kawanan Bulan Panen, untuk menjadi calon pengantin dan pasangannya?"

Lacey menatap Julien dan menyeringai. "Aku setuju."

Thorn mengangguk, sebuah senyuman tersungging di wajahnya. Kemudian Thorn menatap Julien. "Alpha Julien Grey dari Kawanan Bulan Panen, apakah kau setuju untuk menerima Putri Alpha Lacey Taregon sebagai tunangan dan calon pasanganmu?"

Julien menatap Lacey dan salah satu sudut bibirnya menyunggingkan senyum menggoda. "Oh, ya."

"Bagus!" Thorn berseru. "Maka dengan kekuatan yang aku pegang sebagai Alpha dan Ketua dari Kawanan Perak, aku sekarang menyatakan kalian saling bertunangan."

Julien melangkah mendekat dan meletakkan tangannya di belakang kepala Lacey, menatap matanya dalam-dalam. "Sekarang, kau akan mematuhiku."

Lacey tersenyum manis ketika balas menatap Julien. "Tidak akan pernah."

Kemudian bibir Julien turun dengan kasar ke bibir Lacey, menyentak kepala Lacey ke belakang keras-keras ketika dia terdorong ke dada pria itu. Saat Julien akhirnya melepaskan Lacey, dia menampar wajah Julien dengan keras, melukai bibir pria itu tanpa sengaja, membuat semua orang terkesiap.

Namun Julien menyeringai angkuh kepadanya, tersenyum sembari mengusapkan jempol ke bibir bawahnya dengan gaya menggoda. "Umm... mungkin begitulah rasanya apa yang akan terjadi nanti." Kemudian dia menoleh ke Thorn, yang masih menatap Lacey. "Karena hari sudah larut, apa kau keberatan jika kami menginap?"

Thorn menyipitkan mata kepada Lacey, kemudian balik menatap Julien dan tersenyum. "Ya, tentu saja. Apa pun untuk membuat perpindahan lebih nyaman bagi kalian... berdua." Dia kembali menatap Lacey dan menggelengkan kepalanya sebagai peringatan.

"Kalau kau tidak keberatan...." Julien menyelipkan tangannya ke tubuh Lacey dan menariknya mendekat dengan kasar. "Aku ingin minum bersama tunangan baruku." Kemudian dia mencondongkan tubuh penuh persekongkolan. "Untuk membuatnya tenang."

Thorn mengernyit sambil mengisyaratkan tangannya ke arah bar. "Silakan."

"Mari kita pergi... sayang?" Julien bertanya, senyuman manis tampak di wajahnya, tangannya diletakkan di punggung Lacey, membuat sekujur tubuh Lacey merinding. Meskipun Julien adalah manusia terakhir di dunia yang Lacey inginkan sebagai tunangannya, tubuhnya berpendapat lain.

"Ugh! Kau benar-benar menjengkelkan!" Lacey memutar matanya, menahan dorongan untuk menampar pria itu lagi.

Julien memimpinnya menuju bar dan menatapnya.

"Selamat atas pertunangan kalian!" Dylan, sang bartender, meletakkan serbet di atas meja bar. "Apa yang ingin kalian minum?"

Julien menggeram rendah sementara matanya berubah menjadi kuning cerah.

"Baiklah!" Dylan menatap mereka dengan gugup. "Aku akan memberi waktu untuk kalian." Kemudian pria itu menghampiri pasangan lain.

"Jangan pernah berbicara padaku seperti itu lagi," Julien berkata, suaranya rendah.

Dylan membuka sebotol bir dan menyerahkannya pada Julien, dan memberi Lacey segelas Amaretto Nanas, minuman kesukaannya. Di sini, Dylan lebih mengenal Lacey daripada pria yang baru saja bertunangan dengannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 100: Belahan Jiwa

    Setahun kemudian ...."Siap?" Ibu Lacey bertanya sambil tersenyum bangga ketika menatap mata Lacey. Setelah Perang Antar Kawanan, Lacey telah menawarkan ibunya untuk tinggal bersamanya, tetapi karena sekarang Camari benar-benar bebas melakukan apa pun yang dia inginkan, dia memutuskan untuk menjadi anggota Kawanan Bayangan, kawanan milik Arkin. Lacey bersyukur ibunya dan Arkin telah saling menemukan kembali ... setelah bertahun-tahun ini. Dan rasanya aneh. Thorn dan Camari selalu khawatir akan mati jika salah satu di antara mereka pergi, tetapi ketika berdiri di hadapannya sekarang, Camari tampak baik-baik saja. Lacey menebak itu karena Ikatan Pasangan di antara mereka telah memudar bertahun-tahun yang lalu. Ada begitu banyak hal yang telah terjadi di antara mereka sebelum Thorn wafat.Namun, Lacey menyingkirkan pikiran tersebut, bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun mengacaukan hari ini. Lacey mengangguk. "Ya. Aku siap."Salah satu sudut bibir Camari menyunggingkan senyum. "

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 99: Para Pengawal Ratu Alpha

    Malamnya setelah para Alpha dan keluarganya telah meninggalkan kastel atau beristirahat untuk malam itu, Lacey mempersiapkan diri untuk membicarakan kematian Thorn dan Lynessa pada ibunya."Apa kau ingin aku ikut denganmu?" tanya Julien ketika mereka menuruni tangga. Lacey menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin segera menyelesaikan ini."Julien menariknya hingga berhenti di landasan tangga menuju kamar mereka dan meletakkan kedua tangannya di bahu Lacey, menatap matanya. "Lacey, itu tidak dapat dihindari. Mereka menyerangmu. Ingat itu." Kemudian pria itu menghela napas panjang. "Kalau kau tidak melawan mereka, mereka akan membunuhmu. Itu adalah perlindungan diri."Lacey mengangguk. "Ya, aku tahu. Namun, itu tidak membuatnya menjadi lebih mudah."Julien mengangguk paham. "Beri tahu aku kalau kau membutuhkanku."Namun, Lacey menarik pria itu mendekat. "Julien, aku bangga padamu malam ini. Kau adalah Alpha Tertinggi yang luar biasa. Kau bukan hanya memikirkan kawananmu, tapi jug

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 98: Keluarga, Bagian 2

    Lacey menghela napas, berpikir. "Julien, aku akan jujur padamu."Pria itu mengelus tangannya dengan ibu jarinya. "Ya, silakan."Lacey mengangguk, lalu menatap matanya. "Roth sangat jahat padaku ketika kami tumbuh bersama. Bukan hanya dia, tapi juga seluruh saudaraku dari Thorn dan ibuku. Kau sudah tahu itu." Dia menggigit bibir bawahnya lalu melepaskannya. "Namun, menurutku satu tahun bukanlah permintaan yang besar untuk membuktikan kesetiaannya padamu, dan padaku." Dia meletakkan tangannya di atas tangan Julien, menggenggamnya. "Setahun adalah waktu yang cukup untuk membuktikan loyalitas dan kesetiaannya. Lalu setelah setahun, jika dia terbukti tidak pantas, kau bisa mencabut jabatan itu darinya." Lacey menepuk tangan Julien dan menatap matanya. "Beri dia kesempatan. Menurutku dia akan menjadi Alpha yang kuat dan setia, jika diberi kesempatan untuk melakukannya. Terutama karena sekarang Thorn telah tiada."Julien mengangguk dan mengecup tangannya juga. "Kau adalah wanita yang bi

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 97: Keluarga, Bagian 1

    "Terima kasih telah tinggal untuk berbicara denganku," kata Julien pada Roth, Arkin, Seth, dan Chris setelah Alpha-Alpha pergi. Lacey juga tetap tinggal. Sejak pertempuran itu, Julien selalu menyertakannya dalam semua keputusan kawanan, dan mereka telah memimpin Kawanan Bulan Panen bersama-sama sebagai tim. Mereka telah menjadi partner sejati, yang saling menghormati satu sama lain.Julien menghela napas dalam sambil mengambil tempat duduknya. "Aku tidak ingin Alpha-Alpha tahu, jadi aku memutuskan untuk melakukan ini secara pribadi." Kemudian dia menatap Roth. "Roth, aku tahu kau tidak membuat keputusan untuk berpihak pada para serigala rogue dan Rex melawan aku." Jelas sekali, Julien berusaha berprasangka baik kepadanya. "Thorn yang melakukan itu. Namun, kini kau punya kesempatan untuk melakukan hal yang benar."Roth mencondongkan tubuhnya, melipat tangannya di atas meja. "Dan bagaimana Anda ingin saya melakukannya?"Julien menghela napas, kemudian menatap matanya. "Kau harus

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 96: Majelis Para Alpha Kawanan

    Sekitar seminggu kemudian, setelah semuanya telah diatur, Julien mengadakan pertemuan majelis pertama bagi seluruh kawanan di area itu. Dan pertemuan itu mewajibkan seluruh Alpha hadir mengikutinya. Julien menyelenggarakannya di ruang makan kecil yang dihiasi lukisan-lukisan Julien. Meskipun ruang itu jauh lebih kecil daripada aula makan utama, ruangan itu akan cukup untuk pertemuan ini. Lacey telah memastikan bahwa menu makanannya telah disiapkan dengan layak untuk pertemuan itu dan seluruh kawanan diberi ruangan jika mereka memilih untuk menginap. Ketika Chris serta Seth berjalan masuk bersama Arkin, keduanya menjabat tangan Julien ketika pria itu dan Lacey menyambut para Alpha dan pemimpin kawanan di pintu."Julien, aku sangat senang kau melakukan ini," kata Arkin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelompok yang berbeda-beda. "Sudah waktunya kita semua bekerja sama.""Tepat sekali," Julien menyetujui. "Aku benar-benar mengapresiasi kehadiranmu. Ada beberapa hal yan

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 95: Dampak

    Lacey menunggu di dalam bangunan bersama seluruh anggota Kawanan Bulan Panen yang lain, semuanya kelelahan akibat pertempuran. "Siapa pun yang memerlukan penanganan medis, segera pergi ke klinik!" "Siap!" teriak seluruh kawanan bersamaan. Mantel-mantel disodorkan ketika mereka berjalan masuk, dalam wujud manusia mereka, juga sebotol air."Biar aku yang menanganinya." Misty berdiri di pintu dan mengecek lengan seorang manusia serigala yang sedang masuk. "Kau. Pergilah ke klinik." Kemudian dia berhenti pada tiga orang manusia serigala muda. "Kalian bertiga terlihat sangat lelah. Apa kalian terluka?""Tidak, Bu," jawab ketiganya kompak. Misty mengangguk. "Bagus. Kalau begitu naiklah ke atas untuk mandi dan beristirahat. Makanan akan segera disajikan di aula makan.""Ya, Bu." Kemudian ketiganya menaiki tangga.Misty menghabiskan waktunya mengarahkan yang lain alih-alih mengurus dirinya sendiri. "Julien!" Lacey berteriak ketika pria itu berjalan memasuki pintu. Dia berda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status