Home / Romansa / Pendamping Sang Alpha / Bab 6: Dikurung

Share

Bab 6: Dikurung

Author: Theresa Oliver
last update Last Updated: 2025-05-31 15:01:03
Lacey menenggak setengah gelas minumannya lalu tersenyum manis, melangkah mendekat ke arah Julien. Napas pria itu semakin cepat. Lacey menyeringai, tahu keberadaannya berdampak pada Julien.

"Tolong beri tahu sesuatu padaku." Lacey menyusuri pipi pria itu dengan jarinya, menatap ke dalam matanya, dengan tatapan paling menggoda yang Lacey miliki.

Salah satu sudut bibirnya menyunggingkan senyum yang sangat menawan. "Dan apakah itu?"

"Mengapa kau menginginkanku menjadi pasanganmu?" tanya Lacey dengan manis.

Pria itu membalas senyum manisnya. "Aku tidak menginginkanmu... belum." Julien menghela napas panjang, dan menatap mata Lacey dalam-dalam. "Aku ingin mencoba hadiahnya terlebih dahulu." Kemudian dalam satu gerakan cepat, pria itu mengangkut Lacey dipundaknya dan berjalan menuju tangga.

"Oh, tidak, kau tidak boleh!" Lacey berteriak, memukuli punggung Julien dengan tinjunya, yang tidak mempengaruhi pria itu sama sekali. "Turunkan aku!"

Semua orang tertawa dan membuka jalan untuk Julien. Pria itu menggendong Lacey dipundaknya dengan satu tangan, sementara Lacey berteriak di sepanjang jalan. "Lepaskan aku, dasar kurang ajar! Lepaskan aku!"

Julien berhenti di setengah jalan menaiki tangga. "Diamlah kecuali kau mau aku lempar."

Lacey terkesiap. "Kau tidak mungkin melakukannya!"

"Coba saja," katanya, dan Lacey tahu pria itu tersenyum dari suaranya.

"Ugh!" Lacey mengerang ketika Julien kembali menaiki tangga.

"Ke mana arah menuju kamar dia?" Julien bertanya pada seseorang di puncak tangga.

Lynette tertawa. "Ke sana." Kemudian wanita itu menunjuk ujung lorong.

"Oh, tidak, kau tidak bisa!" Lacey kembali memukuli punggung Julien.

"Oh, ya aku akan melakukannya!" Julien berteriak, menyusuri lorong dengan penuh tujuan sementara semua orang menyingkir. Kemudian dia menendang pintu kamar Lacey hingga terbuka, melemparnya ke atas kasur, kemudian menutup serta mengunci pintu.

Lacey terduduk di tengah kasurnya dan menunjuk pintu kamarnya. "Keluar!" Kemudian dia melayangkan pandangannya ke sekitar, mencari sesuatu untuk dilempar ke Julien.

Pria itu beringsut mendekatinya. "Tidak akan. Kau adalah tunanganku."

"Bukan berarti kau berhak - "

Sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya, Julien menyentak kepalanya ke belakang sementara bibir pria itu dengan kasar melumat bibirnya. Kemudian dia memaksa bibir Lacey untuk terbuka, menekan punggung Lacey ke atas kasur, tubuh Julien tiba-tiba menutupi tubunya.

Awalnya Lacey melawannya, namun luruh dalam dekapan pria itu seiring Julien memperdalam ciumannya.

Kemudian Julien menarik diri sama tiba-tibanya seperti ketika dia mencium Lacey, bangkit, menatapnya dari atas ke bawah, perlahan mengusapkan jempol ke bibirnya yang mulai sembuh. "Sekarang, aku ingin kau memikirkannya selama beberapa saat." Kemudian pria itu berjalan menuju pintu.

"Aku tidak percaya kau melakukan ini!" Lacey berteriak, berlutut di atas kasur.

"Oh!" Pria berbalik, tersenyum sambil merendahkan suaranya. "Dan jangan coba-coba meninggalkan kamar ini sampai aku menemuimu esok pagi."

"Dasar kepa - " Dia kembali mencari sesuatu untuk dilempar. Karena tidak ada benda lain, Lacey menyambar lampu di meja nakas dan melemparkannya ke arah pintu tepat ketika pintu itu tertutup, membuat lampu tersebut jatuh menghantam lantai.

Kemudian pintu kembali terbuka. "Kau benar-benar harus mengatur emosimu."

"Keluar!" Lacey menjerit, melempar bantal ke arah pintu tepat ketika pintu itu tertutup.

Suara tawa Julien terdengar di sepanjang lorong dan perlahan memudar ketika pria itu pergi.

Lacey sangat murka hingga kabut merah bertepian hitam mulai tampak di penglihatannya, tetapi bertransformasi di rumah dilarang oleh peraturan kawanan. Dia menarik napas dalam untuk menenangkan diri, dan segera saja getaran di lengan dan seluruh tubuhnya berkurang. "Ugh!" Lacey menghambur menuju pintu, tetapi terkunci. "Biarkan aku keluar! Kau tidak bisa melakukan ini padaku!"

Namun, tidak ada yang datang. Tidak juga ibunya.

Lacey yakin Julien telah memberikan semua orang perintah tegas untuk tidak melepaskannya. Dia melihat ke luar jendela dan, tiga tingkat di bawahnya, para manusia serigala berpakaian indah mendongak menatapnya dan tertawa. Beberapa di antara mereka adalah saudara-saudaranya.

Lacey menarik tirai hingga tertutup dan duduk di tepi ranjang, tidak dapat percaya hari ini berakhir begitu buruk. Ketika dia menenangkan diri, air mata mengalir turun ke pipinya, bertanya-tanya apa yang akan Wyatt pikirkan tentang ini semua. Tapi di sisi lain, Wyatt sudah menemukan pasangannya... Lacey baru saja ditunangkan dengan pasangannya sendiri. Dan, sama seperti keluarganya, Julien juga tidak menginginkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 100: Belahan Jiwa

    Setahun kemudian ...."Siap?" Ibu Lacey bertanya sambil tersenyum bangga ketika menatap mata Lacey. Setelah Perang Antar Kawanan, Lacey telah menawarkan ibunya untuk tinggal bersamanya, tetapi karena sekarang Camari benar-benar bebas melakukan apa pun yang dia inginkan, dia memutuskan untuk menjadi anggota Kawanan Bayangan, kawanan milik Arkin. Lacey bersyukur ibunya dan Arkin telah saling menemukan kembali ... setelah bertahun-tahun ini. Dan rasanya aneh. Thorn dan Camari selalu khawatir akan mati jika salah satu di antara mereka pergi, tetapi ketika berdiri di hadapannya sekarang, Camari tampak baik-baik saja. Lacey menebak itu karena Ikatan Pasangan di antara mereka telah memudar bertahun-tahun yang lalu. Ada begitu banyak hal yang telah terjadi di antara mereka sebelum Thorn wafat.Namun, Lacey menyingkirkan pikiran tersebut, bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun mengacaukan hari ini. Lacey mengangguk. "Ya. Aku siap."Salah satu sudut bibir Camari menyunggingkan senyum. "

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 99: Para Pengawal Ratu Alpha

    Malamnya setelah para Alpha dan keluarganya telah meninggalkan kastel atau beristirahat untuk malam itu, Lacey mempersiapkan diri untuk membicarakan kematian Thorn dan Lynessa pada ibunya."Apa kau ingin aku ikut denganmu?" tanya Julien ketika mereka menuruni tangga. Lacey menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin segera menyelesaikan ini."Julien menariknya hingga berhenti di landasan tangga menuju kamar mereka dan meletakkan kedua tangannya di bahu Lacey, menatap matanya. "Lacey, itu tidak dapat dihindari. Mereka menyerangmu. Ingat itu." Kemudian pria itu menghela napas panjang. "Kalau kau tidak melawan mereka, mereka akan membunuhmu. Itu adalah perlindungan diri."Lacey mengangguk. "Ya, aku tahu. Namun, itu tidak membuatnya menjadi lebih mudah."Julien mengangguk paham. "Beri tahu aku kalau kau membutuhkanku."Namun, Lacey menarik pria itu mendekat. "Julien, aku bangga padamu malam ini. Kau adalah Alpha Tertinggi yang luar biasa. Kau bukan hanya memikirkan kawananmu, tapi jug

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 98: Keluarga, Bagian 2

    Lacey menghela napas, berpikir. "Julien, aku akan jujur padamu."Pria itu mengelus tangannya dengan ibu jarinya. "Ya, silakan."Lacey mengangguk, lalu menatap matanya. "Roth sangat jahat padaku ketika kami tumbuh bersama. Bukan hanya dia, tapi juga seluruh saudaraku dari Thorn dan ibuku. Kau sudah tahu itu." Dia menggigit bibir bawahnya lalu melepaskannya. "Namun, menurutku satu tahun bukanlah permintaan yang besar untuk membuktikan kesetiaannya padamu, dan padaku." Dia meletakkan tangannya di atas tangan Julien, menggenggamnya. "Setahun adalah waktu yang cukup untuk membuktikan loyalitas dan kesetiaannya. Lalu setelah setahun, jika dia terbukti tidak pantas, kau bisa mencabut jabatan itu darinya." Lacey menepuk tangan Julien dan menatap matanya. "Beri dia kesempatan. Menurutku dia akan menjadi Alpha yang kuat dan setia, jika diberi kesempatan untuk melakukannya. Terutama karena sekarang Thorn telah tiada."Julien mengangguk dan mengecup tangannya juga. "Kau adalah wanita yang bi

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 97: Keluarga, Bagian 1

    "Terima kasih telah tinggal untuk berbicara denganku," kata Julien pada Roth, Arkin, Seth, dan Chris setelah Alpha-Alpha pergi. Lacey juga tetap tinggal. Sejak pertempuran itu, Julien selalu menyertakannya dalam semua keputusan kawanan, dan mereka telah memimpin Kawanan Bulan Panen bersama-sama sebagai tim. Mereka telah menjadi partner sejati, yang saling menghormati satu sama lain.Julien menghela napas dalam sambil mengambil tempat duduknya. "Aku tidak ingin Alpha-Alpha tahu, jadi aku memutuskan untuk melakukan ini secara pribadi." Kemudian dia menatap Roth. "Roth, aku tahu kau tidak membuat keputusan untuk berpihak pada para serigala rogue dan Rex melawan aku." Jelas sekali, Julien berusaha berprasangka baik kepadanya. "Thorn yang melakukan itu. Namun, kini kau punya kesempatan untuk melakukan hal yang benar."Roth mencondongkan tubuhnya, melipat tangannya di atas meja. "Dan bagaimana Anda ingin saya melakukannya?"Julien menghela napas, kemudian menatap matanya. "Kau harus

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 96: Majelis Para Alpha Kawanan

    Sekitar seminggu kemudian, setelah semuanya telah diatur, Julien mengadakan pertemuan majelis pertama bagi seluruh kawanan di area itu. Dan pertemuan itu mewajibkan seluruh Alpha hadir mengikutinya. Julien menyelenggarakannya di ruang makan kecil yang dihiasi lukisan-lukisan Julien. Meskipun ruang itu jauh lebih kecil daripada aula makan utama, ruangan itu akan cukup untuk pertemuan ini. Lacey telah memastikan bahwa menu makanannya telah disiapkan dengan layak untuk pertemuan itu dan seluruh kawanan diberi ruangan jika mereka memilih untuk menginap. Ketika Chris serta Seth berjalan masuk bersama Arkin, keduanya menjabat tangan Julien ketika pria itu dan Lacey menyambut para Alpha dan pemimpin kawanan di pintu."Julien, aku sangat senang kau melakukan ini," kata Arkin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelompok yang berbeda-beda. "Sudah waktunya kita semua bekerja sama.""Tepat sekali," Julien menyetujui. "Aku benar-benar mengapresiasi kehadiranmu. Ada beberapa hal yan

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 95: Dampak

    Lacey menunggu di dalam bangunan bersama seluruh anggota Kawanan Bulan Panen yang lain, semuanya kelelahan akibat pertempuran. "Siapa pun yang memerlukan penanganan medis, segera pergi ke klinik!" "Siap!" teriak seluruh kawanan bersamaan. Mantel-mantel disodorkan ketika mereka berjalan masuk, dalam wujud manusia mereka, juga sebotol air."Biar aku yang menanganinya." Misty berdiri di pintu dan mengecek lengan seorang manusia serigala yang sedang masuk. "Kau. Pergilah ke klinik." Kemudian dia berhenti pada tiga orang manusia serigala muda. "Kalian bertiga terlihat sangat lelah. Apa kalian terluka?""Tidak, Bu," jawab ketiganya kompak. Misty mengangguk. "Bagus. Kalau begitu naiklah ke atas untuk mandi dan beristirahat. Makanan akan segera disajikan di aula makan.""Ya, Bu." Kemudian ketiganya menaiki tangga.Misty menghabiskan waktunya mengarahkan yang lain alih-alih mengurus dirinya sendiri. "Julien!" Lacey berteriak ketika pria itu berjalan memasuki pintu. Dia berda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status