Mahasura Arya memutuskan pergi ke Kota Naga Sakti agar terhindar dari pertengkaran lagi.Dia tidak ingin hubungannya dengan Frisanti berakhir gara-gara kemarahan gadis ini terhadapnya.Frisanti banyak membantunya dari kecil, jadi wajar saja kalau gadis ini terus memarahinya."Kamu hendak kemana, Mahasura?" tanya Ki Seno."Aku hendak ke kota dahulu, Kek! Aku janji mulai besok akan membantu kakek!" sahut Mahasura."Jangan diambil hati perkataan Frisanti! Dia begitu karena peduli terhadapmu! Kalau tidak ada dia, hidupmu pasti lebih kacau lagi daripada sekarang!" ujar Ki Seno mengingatkan Mahasura."Aku tahu, Kek! Tapi kan capek juga Kek kalau dimarahi terus-terusan tanpa bertanya dahulu!" seru Mahasura tidak mau kalah."Ya sudah, kamu ke kota saja dahulu! Besok pagi kita mulai latihan Kitab Dewa Naga, bagaimana?" tawar Ki Seno.Mahasura langsung tersenyum yang langsung menghilangkan kekesalan di wajahnya."Benar Kek?" tanya Mahasura memastikan."Iya, asal kamu jangan menjauhi Frisanti! G
Mahasura akhirnya mengambil keputusan nekad untuk menunggu pengemis cantik yang berjanji akan menemuinya di kedai makanan laut dekat pantai.Selain penasaran dengan nama pengemis cantik yang dia yakin bukan pengemis ini, Mahasura juga menginginkan koinnya kembali karena hanya itu satu-satunya koin yang dimilikinya.Sudah satu jam Mahasura menunggu gadis idamannyaini, tapi yang ditunggu tidak kunjung datang juga."Huh! Bisa-bisanya aku tertipu oleh pengemis itu!" ujar Mahasura penuh kekesalan.Mahasura sudah bermaksud pergi dari kedai makanan ini karena pelayan kedai makanan ini sedari tadi terus menawarkan menu makanan terhadapnya, tapi suasana di sekitar kedai makanan laut ini mendadak berubah."Selamat datang di kedai makanan laut kami ini, Tuan Putri! Sungguh suatu kehormatan Tuan Putri datang ke kedai makanan kami ini!" sambut pemilik kedai makanan terhadap seorang gadis cantik yang dikawal beberapa pengawal kerajaan.Mahasura sudah hendak beranjak pergi ketika Putri Kerajaan ini
Putri Chandani terus tersenyum melihat Mahasura yang terus makan dengan lahap setiap makanan yang disuguhkan kepadanya."Kamu tidak pernah makan di sini ya?" tanya Chandani penasaran.'Aku mana sanggup Tuan Putri, eh ... Chandani!" seru Mahasura dengan mulut penuh makanan.'Hihihi ... telan dahulu baru bicara!" tawa Chandani manis sekali memperlihatan deretan giginya yang putih dan rapi.Glek!Mahasura menelan ludah melihat kecantikan yang terpancar dari dalam diri Chandani, apalagi saat gadis ini tersenyum dengan bibirnya yang merah."Kamu kenapa, Arya?" tanya Chandani melihat Mahasura yang tiba-tiba berhenti makan dan menatapnya.Mahasura baru sadar kalau dia telah bertindak lancang terhadap Putri Raja."Maaf, Chandani!" ujar Mahasura."Kenapa meminta maaf?" tanya Chandani. "Kamu tidak perlu meminta maaf apabila kamu menyukaiku! Aku juga menyukaimu, Arya!"Putri Chandani langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Mahasura, yang membuat pemuda ini menjadi gugup.Bibir Chandani yang basah
"Selamat datang, Tuan Muda!" sambut pemilik penginapan langsung, begitu Mahasura menginjakan kakinya di penginapan mewah ini."Apa paman tidak salah orang?' tanya Mahasura heran."Anda ini Tuan Muda Mahasura Arya bukan?" tanya pemilik penginapan lagi."Benar sekali, paman!" ujar Mahasura."Berarti kami tidak salah menyambut Tuan Muda!"Plook!Plook!Plook!Pemilik penginapan bertepuk tangan tiga kali, kemudian muncul beberapa gadis yang sangat cantik dengan tubuh yang ideal."Apa maksudnya ini, paman?" tanya Mahasura."Putri Chandani memesan tiga gadis muda ini untuk Tuan Muda. Silahkan Tuan Muda pilih, mana yang akan Tuan Muda minta untuk mengurus semua keperluan Tuan Muda selama menginap di penginapan kami ini.""Aku bisa memilihnya?" tanya Mahasura heran."Benar sekali, Tuan Muda!" ujar pemilik penginapan."Gadis-gadis ini termasuk gadis penghibur atau bukan?" tanya Mahasura berhati-hati."Gadis ini semuanya pilihan Tuan Putri, jadi Tuan Muda bisa pilih 3 gadis yang Tuan Muda suka!
Mahasura benar-benar merasakan pengalaman baru yang tidak bisa dilupakannya. Apalagi gadis-gadis yang menemaninya cukup sabar membimbingnya yang tidak tahu apa-apa. Selain menemaninya, gadis-gadis muda ini juga menyiapkan makanan untuknya, membantunya mengganti pakaian, bahkan juga bisa memandikannya. "Apa maksud Chandani dengan semua ini? Kenapa dia menyiapkan gadis-gadis ini untuk melayaniku dan mengajariku?" pikir Mahasura penuh tanda tanya. "Bagaimana, Tuan Muda? Apa Tuan Muda sudah mengerti semuanya?" tanya Afriani, salah satu gadis yang dipilih Mahasura yag putih mulus. "Mengerti tentang apa?' tanya Mahasura. "Tentang permainan sensasi yang kita mainkan tadi!" ujar Chitra, gadis yang berambut panjang. "Kenapa kalian bertanya padaku?' "Karena , kalau Tuan Muda tidak mengerti maka kami akan dihukum oleh Tuan Putri!" seru Dahayu yang berwajah sangat eksotik. "Kok bisa begitu?" tanya Mahasura lagi heran. "Tuan Muda ini pura-pura tidak mengerti, atau memang tidak menegrti
"Selamat datang, Tuan Putri!" sambut ketiga gadis ini serempak, saat Chandani masuk ke dalam kamar mewah Mahasura."Kalian sudah mengajari Tuan Muda?" tanya Chandani kepada tiga gadis ini."Maafkan kami Tuan Putri! Kami sudah berusaha sebaik-baiknya agar Tuan Muda mengerti semuanya!' ujar Afriani."Aku tidak menyalahkan kalian! Sekarang kalian semua bisa keluar dan biarkan aku berdua dengan Tuan Muda!" perintah Chandani."Baik, Tuan Putri!" sahut tiga gadis ini serempak.Mahasura masih tidak mengerti dengan semua yang dia alami."Aku tidak mengerti ... kenapa kamu tugaskan gadis-gadis tadi melayaniku?" tanya Mahasura."Kamu masih tidak mengerti, Arya?" Putri Chandani malahan bertanya balik kepadanya."Aku benar-benar tidak mengerti tentang apa yang terjasdi sebenarnya!' ujar Mahasura."Aku ingin bersamamu, Arya! Tapi aku ingin kamu mengetahui terlebih dahulu apa yang hendak kita lakukan nanti!' seru Chandani."Maksudmu ... aku dan kamu melakukan seperti yang kulakukan dengan tiga gad
"Pedang Dewa Naga ini jadi bagus sekali, Kek!" ujar Mahasura saat Ki Seno menyerahkan pedang ini kepadanya."Sudah kakek bersihkan sarungnya! Kalau pedangnya sendiri masih mengkilap, jadi sangat tajam. Hati-hati saat menggunakannya!" ujar Ki Seno."Bagaimana caraku belajar, Kek? Aku kan tidak punya dasar ilmu bela diri! Aku kira awalnya kakek juga orang biasa saja!" kata Mahasura dengan wajah bingung."Benar juga katamu! Kamu harus melatih tenaga dalam dahulu agar jurus ini berarti dan bertenaga!" ujar Ki Seno.Ki Seno kemudian menyiapkan pikulan air dengan dua tong berisi air di kiri dan kanannya."Kamu harus menahan pikulan air ini agar tidak bertumpahan airnya, Mahasura! Kamu bisa melakukannya?" tanya Ki Seno."Aku akan mencobanya, Kek!" ujar Mahasura.*****Mahasura bertekad kuat menjadi pendekar, mengingat dia harus menunjukkan kepada Raja kalau dia bukan hanya orang biasa saja.Percobaan pertama gagal, karena air langsung tumpah begitu Mahasura mencoba mengangkat pikulan air ini
Mahasura yang dalam kondisi kelelahan hampir saja terjatuh, tapi terjadi suatu keajaiban yang membuat Mahasura tetap tegak kembali.Alam bawah sadar Mahasura mengambil alih tubuhnya dan menahan jatuhnya tubuhnya dengan tenaga dalam bercahaya yang sudah dimiliki pemuda ini sejak lahir.Mahasura yang hampir pingsan dan terjatuh ini, langsung merasa segar kembali dan berdiri di atas tiang kayu ini dengan sangat stabil."Tidak kusangka kamu ternyata sangat berbakat, Mahasura!" puji Ki Seno.Mahasura ternyata telah memiliki tenaga dalam alami, latihan dari Ki Seno hanya membangkitkan tenaga dalam yang tersembunyinya saja."Aku juga tidak menyangka kalau aku memiliki tenaga dalam yang besar, Kek!' ujar Mahasura."Makanya jangan malas-malasan melulu!" teriak Frisanti, tapi kali ini sambil tersenyum."Aku tahu, Fris! Maafkan aku ya kemarin!" seru Mahasura."Tidak apa-apa, Arya! Aku senang kalau kamu mengalami kemajuan!" ujar Frisanti."Sekarang kita bisa belajar ilmu pedang, Kek?" tanya Mahas