Share

Tara

Rombongan regu prajurit Sriwijaya telah sampai di muka kedai tuak Pak Cik. Mereka terdiri atas lima orang prajurit. Kelimanya berhenti persis di depan pintu masuk kedai. Menariknya, salah satu dari kelimanya adalah seorang perempuan. Jika dilihat dari tanda kepangkatan, ia bahkan memiliki pangkat tertinggi di antara keempat prajurit lainnya.

Candra, Aditya, dan Pak Cik dengan malas langsung berdiri begitu kelima prajurit Sriwijaya tersebut turun dari kuda dan menuju pintu kedai. Dalam situasi dominasi militer Sriwijaya sekarang, tetap duduk sambil menenggak tuak akan dianggap sebagai sikap tak sopan. Bahkan bisa dianggap sebagai sikap melawan.

Gadis muda berusia dua puluh tahunan itu lalu berjalan mendahului keempat rekannya. Dengan langkah tegap ia berjalan paling depan.

"Tara," desis Pak Cik nyaris tak terdengar. Aditya yang berdiri paling dekat dengan Pak Cik cepat mengarahkan pandangannya pada lelaki paruh baya tersebut.

"Siapa dia Pak Cik?" tanya Aditya.

"Aku tak bisa jelaskan se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status