Share

272.Dua Makhluk Gaib

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-05-03 17:26:54

Gerbang Hitam melesat ke arah empat muridnya yang tengah berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan pada leher mereka.

Gerbang Hitam melompat sambil melepas pukulan sakti miliknya. Namun anehnya tangan-tangan itu seperti tembus jika terkena serangan.

Meski tembus, cengkraman tangan itu juga terlepas. Gerbang Hitam menatap arah hilangnya tangan-tangan panjang tersebut.

"Semuanya mengarah pada rumah butut itu. Apakah ini nyata atau hanya ilusi?" batin Gerbang Hitam.

"Kalian sebaiknya tetap waspada. Keluarkan senjata roh kalian, kita akan mencoba menangkap mereka," kata Gerbang Hitam.

Delapan murid itu mengangguk. Mereka segera mengeluarkan senjata mereka. Perlahan-lahan mereka berjalan mendekati pohon besar dan rumah kecil yang sudah bobrok di bawah pohon tersebut.

"Setiap aku menyerang tangan-tangan panjang itu, serangan ku selalu tembus seolah hanya melewati tempat kosong. Apakah kalian punya cara untuk membuatnya terluka?" tanya Gerbang Hitam yang biasa di panggil Ki Ireng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    273.Hantu Ganjang?

    "Apa ini!? Bagaimana sisik naga ku bisa meleleh!?" seru Gerbang Hitam dengan wajah panik. Dia panik karena sisik Naga yang dia pelajari dari leluhurnya adalah pertahanan terkuat klan Naga. Namun hanya dengan ludah Hantu Ganjang, sisik Naga miliknya meleleh seperti lilin. "Hahaha! Apa kau terkejut? Itu adalah cairan yang ada di dalam tubuhku. Semua benda padat sekuat apapun akan meleleh setelah terkena ludahku, hikhikhik!" ucap Hantu Ganjang di iringi suara tawanya yang mengerikan. "Makhluk apa kau sebenarnya...!?" tanya Gerbang Hitam mencoba mengulur waktu. Namun sayangnya Hantu Ganjang tahu Gerbang Hitam sedang mengulur waktu. Dia mendekati Gerbang Hitam lalu menyentuh dagu manusia Naga itu dan menatap matanya. "Kau pikir kau akan selamat meski kau mencoba mengulur waktu? Subali, bawa bocah itu kesini!" ucap Hantu Ganjang. Akar Subali bergerak ke belakang dan membawa tubuh murid yang sebelumnya Gerbang Hitam suruh pergi untuk melapor kepada tetua yang lain. "Sayang sekali... D

    Last Updated : 2025-05-03
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    274.Hantu Ganjang(2)

    Hantu Ganjang terlihat gemetar setelah melihat akar Subali yang sangat kuat itu terpotong oleh serangan jarak jauh yang sangat cepat. Bahkan sinar tebasan itu juga menghancurkan akar-akar yang lain saat meledak di tanah. Tujuh murid itu terlempar di udara dan jatuh ke tanah dalam keadaan tak sadarkan diri. Bima yang merasa tak bisa mengendalikan kekuatan nya merasa bersalah. "Untung saja mereka tidak mati... Bisa jadi masalah kalau mereka mati karena Pedang Pemotong Roh milikku tadi..." batin Bima. Ratu Azalea menatap mata Hantu Ganjang dengan tajam. Mata Ratu berkilat kuning. Semakin Hantu Ganjang itu menatap mata Ratu, semakin dia tertekan oleh aura kuat yang keluar dari tubuh sang Ratu. "Bagaimana ada manusia yang sekuat ini... Pemuda itu sangat kuat. Hanya satu tebasan mampu menghancurkan akar-akar Subali. Dan wanita itu, tidak lebih lemah dari pemuda ini... Sialan... Siapa mereka sebenarnya...? Aku penasaran pada dua manusia ini, bagaimana negara Angin ini mempunyai pendekar

    Last Updated : 2025-05-03
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    275.Ilusi Pengalihan Jiwa

    Bima tersenyum lebar melihat Hantu Ganjang yang kebingungan. "Hei, apa yang sedang kau pikirkan Hantu jelek?" tanya Bima membuat Hantu Ganjang merasa di permainkan. "Bajingan! Kau gunakan jurus ilusi padaku bukan!? Kembali kan tubuhku!" teriak Hantu Ganjang marah. Bima tertawa terbahak-bahak. "Sudah terlambat untuk menyadarinya Hantu bodoh. Tubuhmu sedang aku jadikan boneka baru ku. Harusnya kau bersyukur aku menjadikan dirimu boneka. Karena itu lebih bermanfaat bukan? Daripada kamu hidup mengenaskan di tempat ini," ucap Bima lalu tertawa terbahak-bahak. "Biadab! Beraninya kau mengecoh diriku...! Aku tak akan memaafkan mu!" teriak Hantu Ganjang lalu melesat ke arah Bima. Matanya bersinar hijau terang. Tinjunya melayang. Namun dia tak sampai ke tempat Bima berada. Karena kakinya telah di tarik oleh Gerbang Hitam dan di banting ke tanah dengan sangat keras. Brraaaakkk! Tubuh Hantu Ganjang menghantam tanah dengan keras hingga tanah hancur. Bima tertawa melihat hal tersebut. "Kon

    Last Updated : 2025-05-03
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    276.Wujud Sempurna Subali

    Subali menyerang dengan semua akar pohon miliknya. Bima berkelebat cepat menebas semua akar tersebut hingga terpotong menjadi beberapa bagian. Namun secara aneh, potongan akar-akar tersebut berubah menjadi sosok makhluk berwujud seram. Bima cukup terkejut melihatnya. Namun dia segera bergerak cepat menebas semua yang ada di hadapannya. "Kau tak akan bisa membunuhnya! Hahaha!" teriak Subali sambil tertawa. Bima menatap tak percaya. Makhluk-makhluk aneh yang baru saja dia tebas itu bangkit berdiri. Bahkan yang terpotong menjadi dua tumbuh menjadi dua makhluk. "Jadi setiap kali di tebas maka dia akan berubah menjadi dua... Jurus yang unik," batin Bima. Subali menyeringai. "Mati saja kau makhluk lemah!" teriak Subali lalu dari tubuhnya melesat ratusan tombak hitam yang menyerang ke arah Bima. "Bima! Hati-hati dengan tombak itu! Dia bisa menembus semua benda!" teriak Gerbang Hitam. Bima tersenyum. Pedang Darahnya berkiblat ke arah ratusan tombak tersebut. "Seribu Pedang Pemotong Ro

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

    Last Updated : 2025-05-04

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    305.Turnamen Kerajaan

    "Apa kau pikir aku tidak mampu untuk menjadi lawan mu? Kau terlalu merendahkan orang lain," sahut Suryo. Leksono tersenyum sinis. Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat dia langsung menyerang Suryo. Terkejut, Suryo segera menghindari serangan dengan menundukkan tubuhnya. Kaki Leksono lewat di atas kepalanya. Jika Suryo tidak cepat menghindar, pasti dia akan terkena serangan mematikan itu. Suryo melihat celah pada kaki kanan Leksono yang masih berpijak di atas lantai sedangkan kaki kirinya baru saja melayang di atasnya. Dengan cepat dan tanpa menyia-nyiakan waktu, Suryo langsung menendang kaki kanan Leksono. Namun Suryo kecele, kaki kiri Leksono yang baru saja melayang langsung bergerak turun dan... Bugh!Tumit Leksono menghantam bahu Suryo dengan keras. Tubuh pemuda itu langsung tersungkur di lantai arena. Suryo berteriak keras menahan sakit. Kaki kanan Leksono langsung menyambar kepalanya se

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    303.Ki Mangkubumi

    Malam itu Bima menyerap Pil Hijau dan berlatih hingga dini hari. Kekuatannya meningkat pesat. Bahkan saat ini dia sudah mencapai Ranah Cakrawala tahap Akhir. Namun masih cukup lama baginya mencapai Ranah Batara. Iblis Es di dalam tubuh Bima pun telah di bangkit kan kembali dengan pil merah. Bahkan yang lebih mengejutkan, Iblis Es mempunyai kekuatan Ranah Batara setelah menyerap pil merah yang tercipta dari tubuh Nyai Wingit dan Ki Romo tersebut. Setelah berlatih semalaman, Bima berhasil menguasai satu jurus hebat yang dia dapat dari kekuatan Ki Suran. Yaitu tubuh Baja dan Tinju Semesta! Tinju Bima saat ini bisa menghancurkan benteng selebar dua tombak dengan satu kali pukulan. Kekuatan yang luar biasa. Ratu Azalea meski tidak naik ranah karena tidak mau menyerap pil yang Bima buat, dia mengalami kenaikan tingkat kecepatan. Dengan tingkatan baru, Ratu Azalea hanya butuh satu gerakan untuk membuat musuh tewas seketika.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    304.Dua Belas Perguruan

    "Selamat datang di Arena Kerajaan Angin yang megah ini para kesatria muda, hari ini juga turnamen besar ini telah di buka!" sambut moderator dengan suara lantang.Gemuruh suara para penonton terdengar menggetarkan arena. Bima menoleh ke arah Ratu Azalea. Mereka berdua saling tersenyum."Undian akan segera di lakukan! Sesuai nomer acak," Nomer undian dari pasangan kandidat pun mulai di undi oleh moderator. Bima menyadari, ada sesuatu yang aneh dengan cara moderator mengundi. Namun Bima hanya tersenyum tenang. Karena siapa pun lawannya, tidak akan ada yang bisa mengalahkan dirinya.Pada turnamen kali ini seharusnya ada lima belas perguruan yang ikut dalam turnamen kerajaan. Namun kandidat dari Perguruan Banteng Api telah terbunuh sehingga tidak bisa mengikuti turnamen.Perguruan Naga Air pun tidak bisa karena kandidat mereka pun telah terbunuh oleh para pendekar dari Klan Kelelawar Merah. Meng Sui pun memutuskan untuk bersekutu d

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    302.Sebuah Rencana Besar

    Bima melepaskan beberapa ekor merpati ke langit. Di kaki merpati itu sebuah gulungan kertas terikat. Senyum lebar terlihat di bibir Bima. Sebuah rencana besar telah dia tulis di dalam surat tersebut. "Kali ini, sekuat apapun Kerajaan ini, apakah mereka bisa menghadapi dua Kerajaan sekaligus? Hahaha!" ucap Bima senang. Ratu Azalea tersenyum. Dia merasa takdir yang dia lihat di masa lalu bergeser sedikit dengan sendirinya. "Apakah takdir ini tergeser oleh kakang Bima atau Dewa sedang mempermainkan takdir seseorang?" batin Ratu Azalea. Merpati itu terbang tinggi ke langit dan menembus awan. Terbang dengan kecepatan tinggi ke arah selatan dan ke arah barat Kerajaan Angin Timur. Malam itu para kandidat berkumpul di kamar masing-masing. Bima dan Ratu Azalea menyendiri dengan menyegel kamar mereka dari dunia luar.Dengan perisai emas milik Ratu, kekuatan sebesar apapun yang ada di dalam perisai tidak akan tembus

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    301.Ketua Perguruan Serigala Hitam

    Mendengar perkataan sinis Bima, pemuda berpakaian biru itu meradang."Siapa kau sampah bau!? Beraninya kau membalas ucapan tuan muda ini! Apa kau tidak tahu siapa aku!?" hardik pemuda itu dengan suara keras.Bima merasa kesal dengan pemuda congkak di depan nya. Ingin rasanya dia langsung membunuhnya."Siapa kau? Itu bukan hal penting bagiku!" jawab Bima sinis.Pemuda itu tidak tahan dengan apa yang Bima katakan. Dia langsung mengambil gerakan memukul ke arah wajah Bima. Namun sebuah tangan menangkapnya. Pemuda itu merasa sangat kesal. Dia menoleh dan ingin mendamprat orang tersebut. Namun saat dia tahu siapa yang ada di depannya, wajahnya langsung pucat seketika.Bima cukup terkejut dengan kedatangan orang tersebut yang tidak dia rasakan hawa kehadirannya. Saat dia menoleh, dia mendapati satu wajah yang tak asing lagi baginya. Mata Bima merah seketika, darahnya tiba--tiba mendidih hingga terasa naik ke ubun-ubun."Tuan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    300 Kerajaan Angin Timur

    Bima melotot ke arah Tangan Darah."Ada apa dengan senyuman sinis di bibirmu Tangan Darah?" tanya Bima dengan perasaan geram.Birawa dan Meng Sui melirik ke arah Tangan Darah."Kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuhnya...Siapa orang ini dan bagaimana bisa dia berlutut kepada pendekar muda ini? Apakah pendekar muda ini lebih kuat darinya?" batin Birawa.Tangan Darah menghentikan senyuman di bibirnya."Maaf tuanku, saya hanya meniru gaya tuan saat tersenyum..." jawab Tangan Darah membuat beberapa orang yang sudah mengenalnya menahan tawa.Bima menepuk jidatnya sendiri.""Baiklah, jika kamu bertemu Nona Wulan dan Subali, kamu minta mereka berdua mengajari cara tersenyum yang benar," kata Bima."Siap tuan! Perintah tuan akan saya laksanakan," kata Tangan Darah dengan tegas.Bima segera memasukkan Tangan Darah ke dalam sabuk penyimpanan.Huh...sangat kaku," batin Bima.Iblis Tanduk Emas tertawa tergelak-gelak."Bagaimana tidak kaku, dia belum mempunyai jiwanya secara utuh," kata Ibl

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    299 Birawa & Meng Sui

    Bima mempunyai sebuah akal untuk mengalahkan pertahanan dari Jaring Laba-Laba. Setelah mendengar perkataan Iblis Tanduk Emas, Bima hampir melupakan sesuatu yang dia punya."Bodoh sekali kenapa aku tak memikirkan hal ini sejak awal," kata Bima dalam hati.Dia mendarat di atas tanah dengan tenang pendekar yang masih mengitari dirinya merasa ada yang aneh dengan Bima yang terlihat sangat tenang. Melihat ketenangan Bima membuat kelima pendekar itu merasa gelisah.Bima tersenyum kecil."Waktu Berhenti," ucap Bima perlahan. Waktu pun berhenti dan ke lima pendekar itu pun berhenti bergerak. kelimanya terlihat seperti patung. Bima hanya bisa menghentikan waktu selama beberapa detik saja di setiap jurusnya. Dan itu pun sudah memakan kekuatan yang sangat banyak.Setelah waktu berhenti Bima langsung mengerahkan pedang Es miliknya. Lima pedang es melesat ke arah lima orang tersebut. Craaaass!Kelima tubuh yang tersambar pedang es milik Bima. Di saat yang sama, waktu kembali berputar seperti se

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    298.Pertarungan Di Perbatasan

    Dua rombongan itu adalah rombongan dari Perguruan Naga Air dan Kuda Putih. Mereka terlihat sangat kacau. Saat sampai di perbatasan, mereka langsung roboh di atas tanah.Bima menatap ke arah belakang para rombongan tersebut. Ternyata mereka di kejar-kejar oleh musuh."Itu orang-orang dari kerajaan atau dari Klan Kelelawar Darah?" batin Bima.Musuh yang berkuda dengan cepat ke arah perbatasan tersebut mengenakan pakaian serba merah dan menggunakan cadar hitam di wajah mereka. Bima menghitung ada lebih dari sembilan orang dari arah selatan dan lima orang dari arah barat."Anjing-anjing ini memanfaatkan turnamen untuk membantai perguruan-perguruan yang melakukan perjalanan jauh. Benar-benar tidak bisa di maafkan," Bima melesat dengan cepat ke arah lima pendekar berpakaian merah tersebut. "Tangan Darah, aku serahkan mereka padamu, bunuh semuanya tanpa tersisa!" kata Bima sambil mengeluarkan Tangan Darah dari dalam sabuk penyimpanan.Tangan Darah meluncur turun ke atas tanah dan mendarat

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    297.Perbatasan Kerajaan

    Bima tertegun mendengar Ratu Azalea berkata seperti itu."Maksudmu apa istriku?" tanya Bima dengan perasaan yang mulai tidak menentu.Sebelumnya dia sudah di beri tahu oleh Ratu Azalea bahwa mereka berdua kelak ditakdirkan berpisah.Bima sejauh ini belum percaya sepenuhnya kepada penglihatan sang Ratu. Bima masih percaya bahwa takdir adalah pilihan sendiri. Bukan kehendak Dewa yang jelas masih kalah melawan iblis jika duel satu lawan satu.Ratu Azalea tak menjawab pertanyaan Bima. Dia hanya menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda itu. Membiarkan pemuda itu membelai rambutnya yang panjang.Karena Ratu Azalea tak menyahut, Bima pun diam tak bersuara.Keduanya sama-sama larut dalam keheningan.***Beberapa hari pun berlalu.Aryo dan Abinyana telah pulih sepenuhnya. Akhirnya mereka kembali meneruskan perjalanan mereka menuju Kerajaan Angin Timur.Putri Ling Xia duduk di kereta depan bersama Qing Long. Sedangkan Bima dan Ratu Azalea duduk di kereta yang ada di barisan belakang.Aryo da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status