Share

274.Hantu Ganjang(2)

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-05-03 17:28:07

Hantu Ganjang terlihat gemetar setelah melihat akar Subali yang sangat kuat itu terpotong oleh serangan jarak jauh yang sangat cepat. Bahkan sinar tebasan itu juga menghancurkan akar-akar yang lain saat meledak di tanah.

Tujuh murid itu terlempar di udara dan jatuh ke tanah dalam keadaan tak sadarkan diri. Bima yang merasa tak bisa mengendalikan kekuatan nya merasa bersalah.

"Untung saja mereka tidak mati... Bisa jadi masalah kalau mereka mati karena Pedang Pemotong Roh milikku tadi..." batin Bima.

Ratu Azalea menatap mata Hantu Ganjang dengan tajam. Mata Ratu berkilat kuning. Semakin Hantu Ganjang itu menatap mata Ratu, semakin dia tertekan oleh aura kuat yang keluar dari tubuh sang Ratu.

"Bagaimana ada manusia yang sekuat ini... Pemuda itu sangat kuat. Hanya satu tebasan mampu menghancurkan akar-akar Subali. Dan wanita itu, tidak lebih lemah dari pemuda ini... Sialan... Siapa mereka sebenarnya...? Aku penasaran pada dua manusia ini, bagaimana negara Angin ini mempunyai pendekar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    275.Ilusi Pengalihan Jiwa

    Bima tersenyum lebar melihat Hantu Ganjang yang kebingungan. "Hei, apa yang sedang kau pikirkan Hantu jelek?" tanya Bima membuat Hantu Ganjang merasa di permainkan. "Bajingan! Kau gunakan jurus ilusi padaku bukan!? Kembali kan tubuhku!" teriak Hantu Ganjang marah. Bima tertawa terbahak-bahak. "Sudah terlambat untuk menyadarinya Hantu bodoh. Tubuhmu sedang aku jadikan boneka baru ku. Harusnya kau bersyukur aku menjadikan dirimu boneka. Karena itu lebih bermanfaat bukan? Daripada kamu hidup mengenaskan di tempat ini," ucap Bima lalu tertawa terbahak-bahak. "Biadab! Beraninya kau mengecoh diriku...! Aku tak akan memaafkan mu!" teriak Hantu Ganjang lalu melesat ke arah Bima. Matanya bersinar hijau terang. Tinjunya melayang. Namun dia tak sampai ke tempat Bima berada. Karena kakinya telah di tarik oleh Gerbang Hitam dan di banting ke tanah dengan sangat keras. Brraaaakkk! Tubuh Hantu Ganjang menghantam tanah dengan keras hingga tanah hancur. Bima tertawa melihat hal tersebut. "Kon

    Last Updated : 2025-05-03
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    276.Wujud Sempurna Subali

    Subali menyerang dengan semua akar pohon miliknya. Bima berkelebat cepat menebas semua akar tersebut hingga terpotong menjadi beberapa bagian. Namun secara aneh, potongan akar-akar tersebut berubah menjadi sosok makhluk berwujud seram. Bima cukup terkejut melihatnya. Namun dia segera bergerak cepat menebas semua yang ada di hadapannya. "Kau tak akan bisa membunuhnya! Hahaha!" teriak Subali sambil tertawa. Bima menatap tak percaya. Makhluk-makhluk aneh yang baru saja dia tebas itu bangkit berdiri. Bahkan yang terpotong menjadi dua tumbuh menjadi dua makhluk. "Jadi setiap kali di tebas maka dia akan berubah menjadi dua... Jurus yang unik," batin Bima. Subali menyeringai. "Mati saja kau makhluk lemah!" teriak Subali lalu dari tubuhnya melesat ratusan tombak hitam yang menyerang ke arah Bima. "Bima! Hati-hati dengan tombak itu! Dia bisa menembus semua benda!" teriak Gerbang Hitam. Bima tersenyum. Pedang Darahnya berkiblat ke arah ratusan tombak tersebut. "Seribu Pedang Pemotong Ro

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

    Last Updated : 2025-05-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    281.Kesatria Sejati

    Panah petir itu melesat ke arah akar raksasa yang tengah berusaha masuk ke medan es. Dengan telak anak panah dengan aura petir kuning itu menghantam akar tersebut. Blaaarrrrr! Ledakan dahsyat terjadi. Akar tersebut hancur di beberapa bagian namun masih bertahan. Bahkan memulihkan diri dengan cepat. Bima menatap dengan penuh kekaguman. "Tidak menyerah sampai akhir ya," batinnya. Busur kembali di tarik. Kali ini dengan empat anak panah sekaligus. Itu memakan tenaga dalam yang cukup banyak. Anak panah pun kembali di lepaskan. Wuuuttt! Blaaarrrrr! Kembali terjadi ledakan di atas benteng pedang es tersebut. Kali ini ledakannya lebih besar. Akar tersebut pun hancur dan berjatuhan ke bawah dalam keadaan menjadi serpihan-serpihan es. Subali memuntahkan darah dari mulutnya. Dia jatuh berlutut dan muntah darah beberapa kali. Dia sudah mencapai batasnya. Akar raksasa yang dia keluarkan dari luar benteng pedang es tersebut memakan hampir seluruh tenaga dalamnya. Subali berharap itu adal

    Last Updated : 2025-05-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    282.Pengikut Baru

    "Kenapa... Kenapa kamu memilih aku sebagai pengikut mu?" tanya Subali. Bima melangkah mendekati Subali yang tengah di obati oleh Wulan. "Musuhku adalah kerajaan besar. Mereka mempunyai banyak Pendekar kelas atas, dan tidak sedikit dari mereka rata-rata adalah petarung ranah Tulang Dewa. Aku butuh kekuatan untuk menghancurkan mereka," jawab Bima. "Apakah ada dendam yang membuat mu ingin menghancurkan mereka?" tanya Subali. Bima mengangguk. "Dosa mereka sangat banyak, Dewa menutup mata. Itu artinya Iblis lah yang harus menjadi hakimnya, bukan begitu?" jawab Bima. Subali tidak tahu dendam apa yang Bima emban hingga menginginkan kehancuran pada kerajaan Angin. Tapi dia paham, dendam itu pasti sangat dalam dan menyakitkan. "Apakah hanya beberapa Pendekar ini cukup untuk melawan mereka? Aku mendengar kabar mereka mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ada beberapa tetua kerajaan yang pernah melewati tempat ini, dan mereka berada di Ranah Cakrawala tahap Tengah." kata Subali. "Ranah Cakraw

    Last Updated : 2025-05-05

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    290.Kekalahan Dua Tetua

    Tangan Darah mencoba bangkit berdiri. Meski dengan gontai dia berhasil berdiri kembali. Sekujur tubuhnya melepuh terkena serangan Petir Semesta milik Ki Romo.Sedangkan Ki Romo tak lebih baik dari Tangan Darah, setelah terpental keras tubuhnya malah justru melesat ke arah perisai emas milik Ratu Azalea.Saat tubuhnya menghantam perisai emas milik Ratu Azalea, Ki Romo merasa tubuhnya remuk dan terbakar.Beberapa saat lamanya dia tak bisa bangkit berdiri kerena tubuhnya tak bisa dia gerakan.Tangan Darah berjalan kearah Ki Romo dengan langkah perlahan. Wujudnya yang terlihat hancur menambah keangkeran sosok pengikut Bima tersebut."Harus dibunuh...harus dibunuh..." gumam Tangan darah.Ki Romo mencoba mengangkat tubuhnya. Namun tidak bisa. Kakinya telah patah setelah menghantam perisai emas milik Ratu Azalea."Bagaimana bisa disini terpasang sebuah perisai yang sangat kuat...?bahkan lukaku justru aku dapat karena menghantam perisai aneh ini...!" batin Ki Romo masih mencoba untuk bangkit

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    289.Masa Lalu Tangan Darah

    Tangan Darah terpental setelah menangkis serangan beruntun dari Ki Romo,salah satu dari Tiga Setan Emas.Ki Romo yang dibantu oleh enam pengikutnya berhasil sedikit mendesak Tangan Darah."Siapa makhluk menyeramkan ini? kalau melihat serangan yang dia lancarkan aku tidak merasa asing. Pukulan itu seperti milik seorang pemburu Harta Karun yang pernah ramai dibicarakan oleh Yang Mulia. Dia adalah Datuk Manggala! Orang yang pernah mengalahkan Ketua Pemburu Senyap, Panglima Kerajaan!" batin Ki Romo dengan wajah berubah sedikit pucat.Kejadian Datuk Manggala mengalahkan panglima Kerajaan adalah sebuah cerita lama. Sebelum para pendekar kerajaan berkembang pesat seperti sekarang.Datuk Manggala pernah di ajak oleh kerajaan untuk bekerjasama dalam mencari sebuah harta karun yang konon bisa membawa mereka keluar dari pulau kutukan tersebut.Namun seperti yang di duga,Datuk Manggala tidak mau bergabung dan memilih untuk mencarinya sendiri.Panglima kerajaan mengancam akan mengurung Datuk Mangg

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    288.Mempermainkan

    Wujud Bima saat ini telah berubah menjadi wujud Balaraja. Sosok iblis dengan tanduk berwarna emas.Ki Sutan yang melihat perubahan wujud Bima terkejut. Dia tak pernah menduga jika lawannya dari tadi adalah manusia setengah iblis.''Jadi kau manusia setengah iblis? Tak disangka sama sekali ada manusia selain tuan Anggoro yang juga mempunyai kekuatan ibis,huh! tapi kau berbeda dengannya. Aku tak takut sama sekali pada iblis sepertimu!" umpat Ki Sutan.Bima tersenyum sinis. Matanya menatap tajam ke arah Ki Sutan."Aku tak peduli dengan ocehan mu itu! ayo kita lanjutkan lagi pertarungan kita!" teriak Bima lalu menancapkan Pedang Darah ke tanah. 'Jurus Bayangan Ganda!" seru Bima dalam hati.Pedang Darah miliknya bersinar emas.Dari dalam pedang itu muncul dua sosok yang menyerupai Bima. Keduanya langsung menyerang dengan cepat ke arah Ki Sutan. Terkejut dengan serangan dua bayangan yang menyerupai Bima tak membuat Ki Sutan lengah. Dengan jurus Tinju Semesta, Ki Sutan menyongsong serangan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    287.Tinju Semesta

    Bima bangkit berdiri. Dia merasakan dadanya sesak setelah terpental jauh karena ledakan Tinju Semesta milik Ki Sutan. "Kekuatan yang sangat dahsyat, apakah ini kekuatan khusus miliknya?" batin Bima sambil menatap ke depan. Ki Sutan berjalan dengan seringai di bibirnya. Tubuhnya terlihat lebih besar dari saat pertama Bima melihatnya. "Bisa bertahan dari serangan Tinju Semesta milikku, aku akui, kau satu-satunya pendekar kelas atas yang bisa melakukannya," kata Ki Sutan memuji. Bima tak menyahut. Dia berusaha mengembalikan jalan napasnya yang sempat sesak. "Tapi, kau hanya beruntung karena tinju ku ini tidak mengenai wajahmu secara langsung... Jika tinjuku berhasil mengenai wajahmu, mungkin kepalamu sudah hilang..." Ucap Ki Sutan lagi. Bima menyeringai. "Jangan banyak membual, coba saja kau buktikan, apakah benar tinju mu itu sesakit yang kau katakan?" tantang Bima. Ki Sutan menggeram marah. Dia melebarkan kedua kakinya lalu mengeluarkan kekuatan sejati miliknya hingga tanah ber

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    286.Ki Sutan

    Dengan Pedang Hantu Biru Bima melesat ke langit lalu terbang mengitari desa. Matanya menyapu sekeliling desa dan dia menemukan tiga kelompok yang terpisah seperti yang Kalabunta katakan. Dengan perlahan Bima terbang rendah mengintai kelompok Ki Sutan dari belakang. "Satu Ranah Puncak Tulang Dewa, lima ranah Tulang Dewa tahap tengah. Tidak buruk," batin Bima. Diambilnya beberapa jarum senjata rahasia. Lalu dengan menggunakan Kekuatan Ruang dan Waktu, Bima menghentikan waktu sesaat. Tubuhnya melesat cepat dan melempar tiga jarum ke arah mereka. Saat jarum itu tepar berada di dekat tubuh mereka, Bima kembali menghilang lalu melepas Waktu kembali. Clep! Clep! Clep! Tanpa suara tiga pemburu Senyap tewas setelah leher mereka di tembus jarum milik Bima. Ki Sutan yang mendengar suara benda menancap di leher anak buahnya segera menoleh. Dia sangat terkejut melihat tiga anak buahnya mati tanpa tahu siapa yang membunuh. "Gawat! Ada yang mengintai kita!" ucap Ki Sutan perlahan. Dia menata

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    285.Pemburu Senyap

    Matahari mulai tenggelam. Cahaya emas yang bersinar dari ufuk barat perlahan mulai menghilang digantikan kegelapan malam. Suara lolongan anjing hutan pun mulai terdengar. Dari balik pohon besar yang ada di pinggir desa, berdiri beberapa sosok berpakaian hitam. Wajah mereka mengenakan topeng. "Kau yakin mereka adalah orang yang berhasil mengalahkan dua tim yang seharusnya menjemput ketua Anjani?" tanya satu sosok dengan topeng bergaris biru. Melihat yang lain semuanya memakai topeng bergaris merah, agaknya orang dengan topeng bergaris biru itu adalah ketua kelompok tersebut. "Benar tak salah lagi, pemuda dengan kekuatan es itu ada di rombongan tersebut. Hanya saja ciri-cirinya tidak begitu jelas," kata sosok lain. "Apakah kau yakin dia bukan murid Perguruan Harimau Perak?" tanya sosok bertopeng garis biru. "Pasti salah satu tetua mereka yang melakukan serangan kepada tim Nyai Anjani. Hanya saja tidak ada berita mengenai ciri-ciri khusus dari pendekar tersebut. Hanya dikatakan pe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    284.Masa Depan

    Bima memejamkan matanya. Dia pun mulai merasa tidak nyaman setelah mendengar cerita dari Ratu Azalea. "Jadi, selama ini kamu sudah tahu jika kita akan bersama... Kamu juga tahu kita akan menyerang kerajaan, kenapa dari awal kamu tidak melarang ku untuk pergi ke kerajaan?" tanya Bima. "Itu jelas tidak mungkin, kau sudah tahu, hukuman yang akan ku Terima jika aku melawan takdir. Seratus tahun. Aku tak mau dihukum seperti itu lagi. Aku hanya ingin bisa di samping dirimu selama mungkin, baik dalam keadaan senang maupun duka, aku tak akan peduli..." kata Ratu Azalea. Bima mengecup kening istrinya dengan lembut. "Apa yang akan terjadi di masa depan jika kamu ikut membantuku menghancurkan mereka?" tanya Bima. "Kakang akan kehilangan diriku, hanya itu yang aku tahu, kita akan berpisah...dan aku tidak tahu karena apa," jawab Ratu singkat namun membuat Bima seperti dihantam palu raksasa. "Bagaimana bisa aku akan kehilangan dirimu? Apakah tidak ada petunjuk apa yang membuat kita berpisah?"

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    283.Firasat

    Bima terdiam setelah Ratu Azalea menjawab pertanyaan nya. "Untuk apa kamu melakukan itu Ratu?" tanya Bima. Ratu Azalea tersenyum. Dia membelai pipi suaminya dengan lembut. "Untuk menjagamu, Sinar Pengikat Jiwa ini juga aku pasangkan pada Tangan Darah. Sebelumnya mereka berdua adalah musuh, ketika kamu menjadikan mereka pengikut, mereka akan mengikuti mu karena kamu lebih kuat. Namun, tak ada yang namanya kesetiaan abadi. Kakang, ingat pemberontakan Lesmana kepadaku?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. "Dia adalah orang yang paling ku percaya dalam banyak hal setelah Pamannya. Tapi dengan mudah dia membuang kepercayaan itu, dan menusuk dari belakang setelah aku dalam keadaan lemah. Jika bukan karena pertolongan mu, mungkin aku sedang di permainkan olehnya," kata Ratu Azalea. Kini Bima paham apa tujuan istrinya menaruh Sinar Pengikat Jiwa kepada dua pengikut nya itu. Namun sebenarnya, tanpa Sinar Pengikat Jiwa sekalipun, Tangan Darah tak akan mampu berkhianat. Karena sekali Bima

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    282.Pengikut Baru

    "Kenapa... Kenapa kamu memilih aku sebagai pengikut mu?" tanya Subali. Bima melangkah mendekati Subali yang tengah di obati oleh Wulan. "Musuhku adalah kerajaan besar. Mereka mempunyai banyak Pendekar kelas atas, dan tidak sedikit dari mereka rata-rata adalah petarung ranah Tulang Dewa. Aku butuh kekuatan untuk menghancurkan mereka," jawab Bima. "Apakah ada dendam yang membuat mu ingin menghancurkan mereka?" tanya Subali. Bima mengangguk. "Dosa mereka sangat banyak, Dewa menutup mata. Itu artinya Iblis lah yang harus menjadi hakimnya, bukan begitu?" jawab Bima. Subali tidak tahu dendam apa yang Bima emban hingga menginginkan kehancuran pada kerajaan Angin. Tapi dia paham, dendam itu pasti sangat dalam dan menyakitkan. "Apakah hanya beberapa Pendekar ini cukup untuk melawan mereka? Aku mendengar kabar mereka mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ada beberapa tetua kerajaan yang pernah melewati tempat ini, dan mereka berada di Ranah Cakrawala tahap Tengah." kata Subali. "Ranah Cakraw

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status